Satrya Devano Atmaja adalah seorang CEO muda,memiliki rahang tegas serta pahatan wajah yang nyaris sempurna. Sifat dingin ,tegas dan sedikit kasar mungkin itu yang membuat para kaum hawa mundur teratur,kalah sebelum berperang mungkin itu adalah kata kata yang cocok untuk para kaum hawa.
Namun dibalik sifat seseorang pasti memiliki alasan bukan?, apakah alasan orang itu kita tidak ada yang tau,hanya mereka dan Tuhan yang tau,mungkin Devano juga salah satu nya? tapi apakah alasan nya kita pun tidak ada yang tau.
Stefani Putri seorang gadis cantik,hidup sederhana bersama ibu dan adik nya membuat dia menjadi pekerja keras,setalah sang ayah meninggal membuat nya menjadi tulang punggung membantu ibu nya. sifat nya yang periang membuat seolah olah tidak memiliki beban hidup,mudah berbaur,cerewet adalah sifat nya yang sudah mendarah daging.
Satu insiden membuat nya harus bertemu dengan seorang pria yang sangat menyebalkan menurut nya,siapa kah pria itu? kalau penasaran silahkan mampir
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dinzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Gimana enak gak,jadi asisten pak bos?" tanya Fira kepada Fani memulai pembicaraan.
Saat ini kedua gadis itu sedang di kantin kantor untuk makan siang.
"Lagian ya tadi,gue kira lo gak bakal di bolehin ke kantin karena makan bareng di ruangan pak bos berdua" ujar nya lagi padahal pertanyaan nya yang sebelum nya juga belum di jawab Fani.
Fani menarik nafas dan membuang nya,dia melakukan hal itu sebanyak tiga kali,untuk mengurangi emosi nya yang di ubun-ubun,kenapa sahabat nya ini harus membicarakan manusia yang tidak jelas itu.
"Gue jelasin satu satu ya,yang pertama gak ada enak-enak nya jadi asisten laki-laki itu."tarik nafas buang,habis itu dia memasukkan makanan nya ke mulut nya.
"yang kedua,tidak ada adegan seperti yang ada di otak lo,dan untuk ke depan nya tidak usah membahas dia lagi apalagi hari ini karena itu bisa membuat mood gue hancur lebur, paham?!" Fani berbicara sambil mengunyah makanan yang ada di mulut nya dan memasukkan lagi sembari melihat ke arah Fira yang mungkin bingung entah karena apa.
"Kenapa sih lo sensi banget kayak masker hari ini,ada apa jelasin dong! "
Fira memang sedari tadi melihat raut wajah sahabatnya itu yang masam seperti jeruk nipis sangat kecut,entah karena apa,apa dia marah karena berangkat bareng sama pak bos?.
"Pasti karena tadi pagi kan,saat lo berangkat bareng sama pak bos? ,ada adegan uwu-awuan antara lo sama pak bos kan?,cie cie yang bentar lagi sold out piwit" selidik Fira sambil menggoda Fani dan tidak lupa mencolek dagu sahabat nya itu , yang mampu membuat wajah Fani memerah tapi bukan baper melainkan emosi,jika tidak salah membunuh orang mungkin dia akan mencabut nyawa sahabat nya itu.
"Mata lo uwu-awuan,bukan itu" kesal Fani ,jika sekali lagi sahabat nya bertingkah seperti tarzan butuh belaian dia tidak akan segan-segan untuk mencekiknya.
"Terus?,maka nya lo cerita dong ,biar gue gak membuat spekulasi yang tidak-tidak"
"Jadi gini-" Fani menyuapkan makanan kemulut nya dan mulai bercerita kepada Fira tentang tadi pagi saat dia berangkat sama Devano.
~flash back on
Setelah mobil mulai menjauh dari mansion dan bergabung dengan kendaraan lain nya di jalan besar,tidak ada pembicaraan diantara kedua nya, hening itu lah yang terjadi.
Fani yang tidak terlalu suka dengan keheningan karena menurutnya agak canggung merasa tidak nyaman, ingin memulai pembicaraan dia tidak tau topik apa yang akan dia bicarakan,jika biasanya dia akan membahas hal yang tidak penting sekalipun asalkan ada yang di bahas,tapi kali ini berbeda,hal yang penting saja di tanggapi seadanya saja oleh manusia yang di samping nya ini, apalagi yang tidak penting,bisa bisa dia akan seperti orang gila bertanya sendiri dan menjawab nya sendiri.
Dari pada mati beku karena karena sifat dingin manusia yang di samping nya ini,Fani mengalihkan perhatian nya ke arah gedung gedung tinggi di pinggir jalan yang dia lihat dari kaca mobil.
Damian melirik ke samping tempat duduk Fani, kenapa dengan gadis itu? apa ada hal yang mengganggu pikiran nya?,tapi pertanyaan 'an itu hanya tersimpan di kepala nya tanpa bisa dia tanyakan langsung,bukan tidak bisa hanya saja dia takut gadis itu akan merasa tidak nyaman,syukur - syukur jika pertanyakan nya mendapatkan jawaban jika tidak,kan buat malu sendiri,udah tau dia punya rasa gengsi yang sangat tinggi.
Damian sebenarnya juga merasa hal yang sama kali ini dia tidak suka keheningan seperti sebelum - sebelum nya,entah karena apa dia lebih suka melihat gadis di sampingnya ini berceloteh daripada membisu seperti sekarang.
"Kamu kenapa dari tadi diam?" suara Devano memecah keheningan diantara mereka,Fani membisu mendengar pertanyaan itu,kenapa dengan bos nya itu akhir-akhir ini?
"Ha? maksudnya saya pak?" bukan nya menjawab Fani malah betisnya balik.
"Aku kamu Fani,bukan saya,bapak atau anda ,lo dan jajarannya atau gak panggil nama aja" jujur Devano masih belum tau dengan apa yang dia lakukan sekarang ini dan entah rasa apa yang dia punya kepada gadis di sampingnya ini tapi yang jelas semua nya akan terjawab seiring berjalan nya waktu.
"Tapi kan,ini jam kerja bukan kah seharusnya berbicara formal?" Bukan karena apa hanya saja dia tidak terlalu nyaman menggunakan aku kamu apalagi kepada bos nya,jika ada karyawan lain ataupun orang lain yang mendengar nya maka akan terjadi kesalahpahaman.
"Pokok nya aku tidak terima bantahan" bisik Devano disamping telinga Fani,saat ini sedang lampu merah itu lah kenapa dia bisa berbisik ke telinga Fani,Devano menjauhkan tubuhnya dari Fani dan dia bisa melihat raut terkejut Fani sangat menggemaskan.
"Bapak jangan gini dong, bersikap seenak nya, kalau kerja itu harus profesional,lagian kenapa juga bapak aneh begini?" Fani berbicara dan memicingkan mata nya ke arah Devano.
"Aneh bagaimana,biasa kok orang berbicara santai saat kerja,apalagi kalau udah dekat" ucap Devano yang tetap fokus memperhatikan jalanan di depan nya.
"Perlu bapak garis bawahi itu terjadi jika sudah dekat, sedangkan kita gak sedekat itu dan juga ya aku kamu,omg hellow pak yang benar aja, canggung tau gak,kesan nya itu kayak nano nano tidak bisa di jabarkan" jelas Fani panjang kali lebar.
"Dan kita udah dekat buktinya kamu ada di samping aku begitu juga sebaliknya ".
sungguh bukan seperti itu maksud Fani dan kenapa manusia arogan ini jadi aneh begini, pikir Fani.
"Bukan gitu konsep Dave,ta-"Devano yang mendengar gadis di samping nya ini memanggil nama nya membuat bibir nya tersenyum tipis.
Dan membuat Devano tidak ingin pembicaraan ini berhenti jadi sebelum gadis itu melanjutkan ucapan nya dia sudah memotong nya terlebih dahulu.
"Tapi seperti apa? sudah jelaskan kita dekat begini"
"Bodoh ah terserah" Devano bisa melihat ekspresi gadis itu yang menahan kesal dengan bibirnya yang dia majukan.
"Deg,,,deg,,,deg" jantung Devano memacu dengan cepat dia tidak tau apa yang dia rasakan ,kenapa detak jantung nya seperti orang yang maraton,jika rasa ini seperti rasa yang dulu pernah dia rasakan ,tidak mungkin karena hal ini lebih besar dari yang dulu.
"Jangan ngambek dong" ujar Devano dengan senyum tipis yang dia berikan kepada Fani, sebenarnya dia ingin mengusap pipi yang sedikit chubby itu saking gemas nya tapi mengingat kedekatan hubungan mereka jadi dia urungkan kan.
"Ihhh,bapak kayak biasanya aja deh gak usah kayak sekarang" Fani mengalihkan pandangannya menatap ke arah luar jendela mobil,tidak ingin menatap ke arah Devano bisa bisa pipinya akan memerah,hanya karena mereka menggunakan aku kamu tau lah Fani iman nya masih kurang ,jadi mudah goyah para pemisa
'soalnya gak baik untuk kesehatan jantung gue' lanjut nya dalam hati.
"Emang suka yang mana,dulu apa sekarang?" tanya Devano santai,dia bertanya itu karena ingin menjahili gadis itu karena dia bisa melihat pipi gadis itu yang memerah entah karena apa.
"Bodo ah" ucap Fani yang tidak tau mau mengatakan apa lagi.
Tidak terasa perjalanan yang mereka tempuh,mereka sudah sampai di parkiran khusus para petinggi kantor.
Fani yang tersadar langsung melayangkan protesan nya" kamu kok bawa aku sampai kesini sih,harus nya tadi berhentiin di dekat halte depan kantor aja"bisik Fani karena takut ada orang lain di parkiran ini yang bisa mendengar suara nya kan bahaya,maksud nya jadi salah paham.
"Kenapa emang?" menatap ke arah Fani yang yang ada di bawah wajah nya,Fani tadi mendekatkan tubuh nya ke Devano agar bisikan nya bisa di dengar.
Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Devano,dia senang dengan hal ini kalau bisa seperti ini saja terus , modus.
"Bisa salah paham entar" setelah mengatakan itu Fani menjauhkan tubuhnya nya karena dia bisa mati karena gugup nanti.
"Gak ada orang,turun cepat" suruh Devano sembari membuka pintu mobil untuk keluar.
Disusul Fani dan gadis itu bisa bernafas lega karena parkiran tidak ada orang lain selain mereka.
Mereka melangkah masuk kekantor "Meja saya masih tetap di ruangan saya kan ?" tanya Fani dengan formal bagaimana pun ini kantor dan dia belum terbiasa dengan menggunakan aku kamu saat berbicara.
"Hm" hanya di balas deheman saja oleh Devano karena dia kesal dengan keras kepala gadis disampingnya ini udah dibilangin berkali kali tapi tetap batu.
Fani memutar bolamata nya malas,masuk ke lift dan menekan angka ruangan nya,mereka berpisah dengan Fani yang tiba lebih dulu di lantai yang dia tuju,dia keluar dari lift dan menunduk hormat ke arah Devano,ingat ini masih area kantor,jadi cari aman lebih baik.
~falsh back off
" jadi lo kesal karena itu?, turutin aja kali,nanti terbiasa juga" saran Fira setelah mendengar penjelasan Fani,ya walaupun bakal ada insiden baper-baperan entar.
'bukan kesal sih lebih kemalu tapi tidak tau malu karena apa' batin Fani.
"derrt"
Saat kedua nya sibuk dengan kegiatan gosip menggosip ,tiba tiba getaran handphone Fani membuat kedua nya berhenti,Fani melihat pesan dari Devano yang menyuruh nya keruangan laki-laki itu.
Dia mendengus dan pamit duluan ke pada Fani,"bareng aja gue juga mau balik ke ruangan"jawab nya dan kedua nya melangkah keluar dari kantin.
"Kenapa lagi sih " gerutu Fani sambil menyusul langkah Fani.
**Halo semua semoga suka ,jangan lupa kasih vote komen yang mendukung dan kritikan serta saran ya guys.
kalau ada typo aku minta maaf dan kalau ceritanya agak gaje dan juga agak gak nyambung aku minta maaf soal nya ini pengalaman pertama aku buat nulis jadi masih banyak kekurangan nya apalagi dalam menggunakan tanda baca,mohon pengertiannya ya ,see you the next chapter,sok Inggris kali aku haha.
semoga kalian suka ya,thanks all lop yu 🤗