S1~ BAB 1- BAB 66
.
Karena sebuah perjodohan menyatukan dua manusia yang tidak saling kenal, sang wanita yang cantik dan ceria harus di pasangkan dengan pria tampan namun sangat dingin dan cuek dan juga seorang dokter sekaligus direktur rumah sakit milik keluarganya.
Dengan merahasiakan pernikahan mereka apakah semuanya akan baik-baik saja?
🥕🥕🥕
S2 ~ BAB 67 - BAB 117
.
Mencintai pria dengan perbedaan kasta yang tinggi membuat Thea harus memendamnya dan tak boleh membiarkan perasaannya menghancurkannya tetapi pria tersebut terus terbayang di benaknya, bagaimanakah perasaan mereka berdua apakah saling mencintai atau tidak.
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PR S1 BAB 18_Bimbang
Raka pun membawa Vania masuk ke kamar dan mendudukkan sang istri di ranjang empuk mereka, sebagai dokter Raka sudah biasa minat orang kesakitan tetapi dia tak tega jika harus melihat Vania kesakitan karena itu adalah ulahnya.
"Kamu beneran udah gak papa?" tanya Raka lagi.
"Ih aku gak papa kok, udah ah mending balik aja ke bawah," ucap Vania namun Raka langsung menghentikan nya.
"Aku mau mandi siapin airnya aja dan jangan turun tunggu aku di kamar aja," ucap Raka entah mengapa sikapnya kepada Vania sekarang lebih aneh.
"Kamu kenapa sih?" tanya Vania merasa sedikit aneh.
"Aku kenapa? Aku gak papa kok," jawab Raka.
Mendapat jawaban seperti itu Vania pun langsung pergi untuk menyiapkan air untuk Raka, dia malas untuk berdebat dengan sang suami.
Setelah Vania menyiapkan air untuk Raka dia lun segera menuju kamar mandi sedangkan Vania meskipun dengan gerutuan tetapi dia tetap menunggu sang suami keluar dari kamar mandi.
Tak lama Raka sudah keluar dengan tubuh gang lebih segar dan juga pakaian hang lebih santai lagi terus mendekat ke arah sang istri.
"Yuk ke bawah!" ajaknya.
Mereka berdua turun ke bawah dengan Raka hang terus menggengam tangan sang istri membuat mama Aida dan papa Bagas yang melihat itu pun senang atas perubahan sang anak yang setidaknya ada sedikit senyuman darinya dari pada harus bersikap dingin terus.
Mereka pun makan malam bersama dengan tenang bahkan sesekali Raka mengambilkan lauk untuk sang istri membuat Vania tak enak karena di depan mereka ada mama dan papa mertuanya.
Sampai setelah makan malam pun mereka saling mengobrol apa lagi dia pria beda generasi itu.
"Ka, bagaimana dengan rumah sakit dan juga perusahaan?" tanya papa Bagas dan Raka pun menjelaskan kondisi terkini dari perusahaan dan juga rumah sakit.
Sangat berat memang sudah menjadi seorang dokter tetapi tetapi harus mengurus perusahaan sehingga terkadang papa Bagas cemas dengan kondisi terkini anaknya dan juga perusahaan tetapi untungnya saja semuanya bisa di handle oleh Raka sehingga papa Bagas tidak perlu khawatir.
"Aman kok pa, papa tenang aja selama Raka yang menanganinya maka semuanya akan beres." tutur Raka dengan sombongnya.
"Oh ya Raka, kamu gak mau bulan madu gitu biar kalian ada quality time berdua aja gitu," saran mama Aida dan Vania hanya diam saja tak menanggapi biarkan saja sang suami hang memberi jawaban.
"Raka gak bisa soalnya dalam beberapa minggu ini bakalan banyak operasi dan juga beberapa acara perusahaan," sahut Raka hang bahkan tidak mempertimbangkan terlebih dahulu dan langsung menolak ide honeymoon tersebut.
Ada sedikit rasa kecewa dari diri Vania karena bagaimana pun Vania juga ingin lebih mengenal sang suami lebih dalam apa lagi mereka sudah pernah melakukan hubungan intim berdua itu bisa di artikan bahwa Raka dan Vania sudah membuka satu satu sama lain bukan.
"Kamu ya ka, kerja sih kerja tapi waktu sama istri kamu juga harus ada jangan karena kerja kamu jadi menunda banyak hal contohnya momongan!" tegas papa Bagas.
Setelah perbincangan itu Vania hanya bisa diam karena saat mereka membahas soal momongan dia akan dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
"Udah oh, gak usah bahas bahas itu dulu. Aku sama Vania mau fokus ke pekerjaan dulu baru kalau dirasa kami udah siap pasti bakalan berfikir ke arah sana kok," jelas Raka.
"Terserah kamu lah," papa Bagas sudah bingung dengan anaknya ini.
Malam harinya Vania sudah berbaring membelakangi sang suami yang dari tadi melihat punggung sang istri yang tak berniat untuk membalikkan tubuhnya.
"Ada apa?" tanya Raka yang seperti nya tahu kalau istrinya ini sedang ada yang tidak beres.
Melihat sang istri tak menjawab Raka pun membalikkan tubuh Vania dengan pelan hingga dia bisa melihat wajah sang istri yang sudah mengeluarkan air mata.
Segera Raka menghapus air mata tersebut dan mencium bibir sang istri dengan mesra setelah beberapa saat dia pun memeluk Vania dari belakang membuat Vania merasa sangat nyaman apalagi Raka membenamkan wajahnya di cekungan leher sang istri menghirup aroma wangi dari tubuh sang istri yang menjadi candu baginya.
#
Pagi harinya Vania sudah bangun sedang Raka masih tertidur dengan lelapnya, karena sekarang adalah hari weekend sehingga baik Raka atau pun Vania tidak ada pekerjaan.
"Raka, Raka bangun ih!" ucap Vania membangunkan sang suami.
"Ada apaan sih," gumam Raka dengan suara serak khas orang bangun tidur sambil mengucek matanya.
"Sekarangkan hari weekend, aku mau izin ke rumah mama sama papa aku boleh gak?" izin Vania karena bagaimana pun dia sekarang ini sudah menikah dah harus dapat persetujuan dari sang suami.
"Iya boleh, tapi harus sama aku." sahut Raka.
"Okey siap."
Setelah itu mereka mulai bersiap untuk pergi ke rumah mama Devi dan papa Wildan, Vania ingin ke sana karena dia dapat kabar dari kakaknya kalau kakak iparnya kalau kemarin kak Indri baru saja melahirkan seorang putri cantik.
Sampai di rumah Vania yang dulu mereka berdua segera masuk dan yang pasti dengan membawa beberapa bingkisan ucapan selamat atas kelahiran bayi mungil tersebut.
"Kak Indri!" pekik Vania seperti anak manja yang baru saja bertemu dengan orang tuanya.
"Dek bisa diem gak! Nanti anak kakak bangun nih!" tutur kak Danar karena pekikan adek nya tadi.
"Ih kak Danar mah sinis aja deh, bairin ngapa sih aku kan juga pingin lihat Danar junior versi perempuan," balas Vania.
"Makanya buruan buat sana biar ada Raka junior juga," ledek kak Danar.
"Ih kak Danar kok Mala ngekek aku sih," sahut Vania seraya menuju ke arah kak Indri yang sedang berada di dekat sang anak.
"Wah cantik banget kayak kak Indri untung aja gak kayak kak Danar bisa gawat kak soalnya kak Danar itu jelek," bisik Vania namun masih bisa di dengar oleh sang kakak.
"Apa kamu bilang," pekik kak Danar.
"shutt mas bisa diem gak sih ini anaknya sedang tidur kok malah teriak teriak itu loh," tutur kak Indri serasa Vania ada yang membelanya.
Sedangkan Raka masuk dan duduk bersama papa mertuanya sambil bersalaman dan juga memberikan bingkisan ucapan selamat kepada Danar sang sahabat.
"Wah thank ya bro," ucap kak Danar.
"Selamat ya udah jadi ayah aja," sahut Raka.
"Elo bentar lagi juga gue doain semoga segera tapi kalau tuh manusia cerewet satu itu bisa elo tenangin sih," ucap kak Danar.
Para laki-laki pun saling berbincang banyak hal sedangkan mama Devi membuat cemilan untuk menantunya yang baru saja sampai untuk Vania sendiri terus saja berada di dekat Alina anak dari kakaknya membuat ia serasa ingin segera memiliki anak tapi dia juga tidak bisa secepatnya apa lagi sekarang ini kariernya masih bagus bagus nya di kantor.
Hal tersebut membuat Vania bimbang di sisi lain ia ingin menyenangkan orang tua orang tuanya tetapi di sisi lain dia juga masih ingin bekerja karena sangat sulit untuk mencapai di posisinya yang sekarang ini.
.
.
.
TBC