Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Raffa tak menjawab pertanyaan Kayla.
“Mama turun di sini,” ujar Arumi lalu bersiap-siap untuk turun dari mobil putranya.
Kayla menautkan alisya meminta penjelasan.
“Mama ada urusan sama papa,” ujar Arumi yang memahami tanda tanya di wajah sang menantu.
“Ini perusahaan Papa,” tambah Arumi memberi penjelasan pada Kayla.
“Oh!” Kayla ber-oh-ria paham.
“Kamu nggak turun dulu?” tawar Arumi pada Raffa.
“Nggak usah, Ma. Aku mau ngajak Kayla menyiapkan beberapa keperluan yang akan kami butuhkan untuk besok,” jawab Raffa.
“Ya udah, see you,” ujar mama melambaikan tangannya setelah turun dari mobil.
“See you,” balas Raffa.
Raffa pun kembali melajukan mobilnya meninggalkan kawasan perusahaan milik sang Papa, yang mana kelak perusahaan ini akan menjadi miliknya.
Di perjalanan Kayla hanya diam, dia masih kesal pada Raffa. Tak berapa lama Raffa kembali menghentikan mobilnya di sebuah super market besar di kota Padang.
“Yuk, turun!” perintah Raffa.
Kayla pun mengikuti perintah Raffa, mereka telah berdiri di depan super market. Raffa meraih tangan Kayla, sekarang baginya merupakan suatu kewajiban untuk menggenggam tangan sang istri jika mereka melangkah bersama.
Sang istri hanya mengikuti langkah sang suami masuk ke dalam super market tersebut.
Raffa mengambil sebuah troli lalu mendorongnya tanpa melepas genggaman tangan Kayla. Dia asyik memilih-milih barang-barang yang dirasanya perlu, mulai dari sabun, shampo, parfum dan lain-lain.
“Kamu mau beli apa?” tanya Raffa pada Kayla.
Kayla hanya diam, dia sendiri bingung harus membeli apa.
“Ambil saja apa yang kamu butuhkan!” perintah Raffa.
Kayla masih dia mengikuti langkah sang suami. Tak berapa lama mereka berkeliling, Raffa berhenti lalu menatap Kayla heran.
“Apakah kamu tidak membutuhkan apa-apa?” tanya Raffa heran.
“Bagaimana aku bisa memilih apa yang aku butuhkan, kamu menggenggam erat tanganku,” jawab Kayla sambil melirik ke tangannya.
“Eh, maaf. Kenapa kau tidak bilang sedari tadi?” Raffa berkilah.
Akhirnya Raffa melepaskan genggaman tangannya, dia membiarkan Kayla memilih apa yang dibutuhkannya. Raffa mendampingi Kayla dan menjaga Kayla dengan sangat hati-hati.
Saat Kayla tengah memilih deterjen. Beberapa kotak deterjen jatuh dari rak karena letaknya yang tidak rapi. Raffa langsung mengangkat tangannya lalu melindungi tubuh Kayla dari barang-barang yang berjatuhan.
Beberapa kotak yang jatuh tepat di lengan Raffa, posisi mereka saat ini sangat dekat. Raffa berdiri di samping Kayla dengan mengangkat lengannya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Raffa pada Kayla yang terlihat sangat cemas.
Kayla yang awalnya menunduk, dia mulai mengangkat wajahnya. Dia menatap dalam pada sang suami. Kini mata mereka beradu pandang. Mereka tenggelam dalam rasa yang mereka sendiri tak mengerti dengan rasa itu.
Kayla hanya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dar sang suami.
“Maaf, Tuan. Kami memang hendak memperbaiki posisi kotak-kotak itu.” Seorang karyawan datang menghampiri mereka.
“Apakah ada yang terluka?” tanya karyawan tersebut.
“Tidak ada,” jawab Raffa.
“Lain kali, kalian harus hati-hati memposisikan barang-barang itu. Untung saja saya tidak berniat melaporkan kecerobohan kalian,” ancam Raffa pada karyawan tersebut.
Raffa menarik lengan Kayla.
“Lain kali, kalau berbelanja harus hati-hati dan perhatikan sekelilingmu!” omel Raffa pada Kayla.
“Untung saja aku ada di sampingmu, bagaimana kalau nanti sudah kuliah kamu masih ceroboh. Siapa yang akan menjagamu,” Raffa terus mengomel kesal pada Kayla.
Kayla hanya diam, dia tidak menggubris perkataan Raffa sedikit pun. Raffa tampak kesal dengan sikap Kayla yang sedari tadi hanya diam. Akhirnya Raffa memutuskan untuk menyelesaikan belanjanya.Dia melangkah menuju kasir tanpa meminta persetujuan pada Kayla.
Beruntung di kasir tidak antri, Raffa dapat membayar semua belanjaannya secara langsung. Setelah dia selesai membayar, Raffa membawa semua barang-barang belanjaannya.
Kayla masih diam dan mengikuti langkah Raffa dari belakang, sesampai di parkiran super market Raffa memasukkan barang-barang belanjaannya di bagasi mobil. Lalu dia membukakan pintu mobil untuk Kayla. Setelah memastikan Kayla masuk ke dalam mobil, dia pun masuk mobil melalui pintu kemudi.
“Kamu marah sama aku?” tanya Raffa pada Kayla yang masih diam.
Tiba-tiba Raffa merasa bersalah telah mengomeli istrinya tadi. Emosinya tiba-tiba tidak bisa dikendalikannya. Dia sangat cemas terjadi sesuatu pada Kayla.
“Nggak,” jawab Kayla.
“Lalu kenapa kamu diam saja sedari tadi?” tanya Raffa heran.
“Aku masih syok dengan apa yang baru saja terjadi,” jawab Kayla berbohong.
Saat ini dia masih mengingat bagaimana Raffa menyelamatkan dirinya dan memarahinya. Dari sikap itu Kayla dapat merasakan perhatian Raffa padanya. Kayla takut hatinya jatuh cinta pada Raffa jika Raffa terus bersikap perhatian padanya.
“Bagaimana caraku bisa menutup hatiku untukmu jika kamu terus bersikap baik padaku?” gumam Kayla di dalam hati.
“Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Aku minta maaf sudah marah-marah padamu,”ujar Raffa memohon pada Kayla.
Kayla menoleh ke arah Raffa, “Kamu tidak salah, aku seharusnya berterima kasih padamu,” ujar Kayla.
“Sudah gelap, kita pulang.” Raffa mulai melajukan mobilnya.
Di tengah perjalanan terdengar suara azan maghrib. Raffa memilih berhenti di sebuah masjid untuk melaksanakan shalat maghrib. Dia tak ingin ketinggalan shalat maghribnya karena waktunya yang pendek.
Raffa turun dari mobil, begitu juga dengan Kayla mereka pun memasuki masjid lalu melaksanakan kewajibannya.
Kayla berdiri di samping mobil Raffa menunggu Raffa yang masih berada di dalam masjid. Beberapa menit menunggu terlihat Raffa keluar dari masjid. Raffa menekan tombol pembuka pintu mobil saat melihat Kayla berdiri di samping mobilnya, agar Kayla dapat masuk mobil terlebih dahulu.
Kayla yang menyadari pintu mobil sudah terbuka, dia langsung masuk ke dalam mobil dan menunggu Raffa di sana.
“Kita makan dulu, yuk!” ajak Raffa saat dia sudah berada di dalam mobil.
“Terserah,” jawab Kayla menanggapi.
“Aku mau ngajakin kamu makan pecel ayam yang paling enak di kota ini,” ujar Raffa bersemangat.
“Terserah kamu aja, kan kamu yang bawa mobilnya,” ujar Kayla.
“Ya udah,” ujar Raffa.
Raffa melajukan mobilnya, membelah jalanan raya yang mulai ramai.
Lampu-lampu terlihat bercahaya setelah langit berubah menjadi gelap. Tak jauh dari masjid tempat mereka shalat Raffa menghentikan mobilnya di sebuah lesehan pecel ayam yang terlihat sangat sederhana.
“Ayo!” ajak Raffa.
Raffa turun dari mobil, Kayla hanya mengikuti langkah sang suami. Dia mulai merasa lelah, sedari tadi Raffa sering membawanya berhenti.
Raffa duduk di sebuah lesehan lalu memesan dua porsi pecel ayam pada pelayan yang datang mengantarkan segelas air putih untuk mereka.
“Kamu mau minum apa?” tanya Raffa pada Kayla.
“Juz buah naga,” jawab Kayla setelah melihat menu yang tertera di atas meja.
Di lesehan pecel ayam ini hanya tersedia menu makan pecel ayam, sedangkan untuk minuman, mereka menyediakan berbagai menu yang sengaja mereka tulis di atas meja.
Saat menunggu pesanan mereka datang. Kayla melihat seseorang yang sangat dikenalnya.
“Irene!” panggil Kayla.
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏