Nindy adalah siswi yang slalu bermasalah di sekolah dan Bryan adalah ketua OSIS yang tegas dari dari permasalahan yang selalu melibatkan keduanya di sekolah hingga perjodohan yang memaksa mereka bersama menumbuhkan benih cinta
tapi banyak masalah dan ujian yang harus mereka hadapi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ai laelasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 19
Bryan memacu mobilnya dengan kencang ingin segera menemui Nindy
sesampainya di apartemen Bryan mencari kesetiap ruangan tapi Nindy tidak kunjung di temukan
dia menelpon teman temannya dan mereka mengatakan Nindy sudah pulang dari sore
Bryan mengingat ibu Dessy lalu Bryan melajukan kendaraannya ke rumah ibu Dessy
sampai di halaman rumah Bryan segera berlari kedalam rumah yang tidak di kunci
setelah masuk Bryan mengucap salam dan memanggil penghuni rumah tapi tidak ada satupun orang yang menjawab
Bryan berlari ke kamar Nindy yang berada di lantai atas
saat Bryan akan membuka pintu kebetulan ibu Dessy baru keluar dari kamar Nindy
" Bu apa Nindy ada disini?" ucap Bryan selesai menyalami mertuanya
" stsstt, ada dia sedang tidur" ibu Dessy mengisyaratkan agar diam dengan menaruh telunjuk di bibirnya
" aku masuk dulu ya Bu" pamit Bryan
" iya, udah makan belum?" tanya Bu Dessy
"nanti saja Bu" ucap Bryan
" ya sudah istirahat saja" ucap Bu Dessy seraya pergi
Bryan menatap wajah Nindy ada perasaan bersalah dalam dirinya kini dia juga belum bisa menjauhi Maria setelah apa yang dia lakukan untuk Bryan
perlahan Bryan membelai lembut wajah Nindy dan memberi kecupan di keningnya
Nindy yang merasa terusik menggeliat serta mengucek matanya
terlihat di hadapannya seorang lelaki dengan senyum tampannyaaa membuat Nindy seperti sedang bermimpi
" kamu ganteng banget" ucap Nindy kembali memejamkan matanya dengan kedua tangan yang di tindih kepalanya
" ohh ya? apa kamu gak mau cium orang ganteng ini?" tanya Bryan membuat Nindy terkesiap mengerjapkan matanya berkali kali membuat Bryan gemas
cup cup cup
Bryan menangkup wajah Nindy dan menciumi seluruh wajahnya
Nindy hanya menjauhkan Bryan dari dekatnya
dia menatap Bryan seakan akan sedang ingin menerkam Bryan
" kenapa mau lagi? " tanya Bryan melihat ekspresi wajah Nindy
" kamu tadi kemana?" tanya Nindy
" ya.. ya ngampus lah" ucap Bryan seperti mencari alasan
" bohong" ucap Nindy penuh selidik
" beneran yang emang aku kemana lagi coba?" ucap Bryan
" tapi tadi kak Reno nanyain kamu karena gak masuk" ucap Nindy dengan nada tinggi
duuaaarrrr
Bryan menjadi diam seribu bahasa setelah Nindy mengatakan semuanya
Bryan mencoba mengumpulkan kata agar tidak salah berbicara
" itu yang..." ucap Bryan terhenti saat Nindy mengisyaratkan berhenti dengan tangannya
" cukup, aku tau kamu kemana... aku kecewa sama kamu segitu gak mau ketahuannya sampe harus bohong?" ucap Nindy
" bukan gitu yang aku cuma gak mau kamu sakit" jawab Bryan
"gak mau aku sakit kamu bilang? aku udah sakit dari dulu Bryan dari kamu yang mau balikan sama Maria, dari dulu waktu kamu Deket sama Maria dan Meira.. bukan sekali Bryan kamu bohongin aku" ucap Nindy yang mulai berderai air mata
" hey maafin aku jangan nangis aku gak bisa liat kamu nangis gini" ucap Bryan seraya menghapus air mata Nindy tapi di tepisnya
" jangan jelasin apa apa lagi, aku gak percaya sama kamu lagi kamu tukang bohong" ucap Nindy lalu berbaring menutup seluruh tubuhnya dengan selimut
Bryan menghela nafas kasar entah bagaimana lagi harus membuat Nindy memaafkannya
dia merutuki kebodohannya karena telah berbohong
Bryan mengacak rambutnya frustasi
"sayang maafin aku ya? kan kamu yang bilang harus bantu Maria agar mengingat semuanya" ucap Bryan
"tapi gak seharusnya kan kamu bohong, kamu bisa kesana sama aku gak perlu bohong kayak gini" ucap Nindy
" iya.. iya aku minta maaf ya sayang" ucap Bryan seraya memeluk Nindy dari luar selimut
" nanti kalo aku kesana aku janji sama kamu, oke?" ucap Bryan mengecup kepala Nindy dari selimut
" bener ya? gak bohong lagi? kalo kamu bohong aku udah gak mau ngomong sama kamu lagi" ucap Nindy membuka wajahnya menyingkirkan selimut lalu memeluk Bryan
" kamu kayak beruang sayang lucu tapi kalo marah menyeramkan" ucap Bryan yang mendapat cubitan di perutnya oleh Nindy
"iiiihh nyebelin banget sih baru juga baikan" ucap Nindy dengan wajah cemberut
" kamu makin manis kalo lagi manyun gini" ucap Bryan mengecup bahu Nindy hingga meninggalkan bekas merah
" kamu apaan sih nanti kalo keliatan orang gimana?" ucap Nindy
" gak bakal sayang kan bukan di leher" ucap Bryan
" atau mau tambah disini?" tanya Bryan seraya
" diem ahh aku mau tidur " ucap Nindy membalikkan tubuhnya
saat Nindy akan berbaring Bryan menahannya dia memeluk perut Nindy dan memberi kecupan di tengkuk Nindy memberi tanda merah yang lumayan banyak disana
" yang kemaren gak jadi Mulu" ucap Bryan sudah mengendus seperti kucing
" lakukan, tapi jangan lama lama" ucap Nindy membuat mata Bryan berbinar dengan senyum yang mengembang
"oke baby" ucap Bryan
pagi pagi sekali Nindy sudah bangun menyiapkan sarapan dan sedikit beres beres rumah
sebelum berangkat sekolah
" Bu Nindy udah masakin sarapan Nindy berangkat dulu ya" ucap Nindy pada ibunya yang masih di kamar
"iya nak hati hati ya, kalian gak berangkat bareng?" tanya ibu Dessy
"gak Bu , ya udah assalamualaikum" ucap Nindy dan Bryan lalu menyalami ibunya
sebelum ke sekolahnya Nindy harus menunggu di depan universitas untuk menyebrang
Nindy melihat Meira berjalan membelakanginya membuat otak nakalnya seperti mengeluarkan ide cemerlang
tiiiiiiidddddddddd
Meira yang terkejut pun sedikit melompat dan menumpahkan minuman yang di pegangnya mengenai baju
dia juga tersandung dan jatuh membuatnya di tertawakan
" Lo cari masalah sama gue?" tanya Meira seraya berdiri
" maaf kak saya gak sengaja" ucap Nindy mengatupkan tangan di dada
" Lo pasti sengaja kan, dasar brengsek " umpat Meira hendak melayangkan pukulan ke wajah Nindy
tapi sebuah tangan kekar menahannya
lalu membuang tangan Meira dengan kasar
mereka sudah di kerubungi banyak orang
" jangan pernah Lo sentuh pipi Nindy , tangan Lo gak pantes" ucap Bryan membelai pipi Nindy
" udah malu di liatin orang" bisik Nindy yang mulai jadi pusat perhatian
" dia yang duluan Bryan , liat baju gue basah" ucap Meira manja
" diihh jijik tau gak Lo sok manja gitu" ucap Bryan dan mendapat sorakan dari mereka mengerubungi nya
"huuuuuuuuuuuu'' ucap mereka serempak
Leo membelah kerumunan dia melihat apa yang sedang terjadi
dia tidak mau ada keributan karena melihat murid SMA dan universitasnya berkerumun di pinggir jalan
" ini ada apa sih rame rame?" ucap Leo
" ini nih kak anak SMA songong gara gara dia baju gue jadi kotor" ucap Meira sedikit merengek
" maaf kak bukan nya niat aku mau bikin ribut kakak ini jalan di tengah jalan ngalangin gitu ya aku klaksonin lah" ucap Nindy
" tapi kamu gak apa apa kan" ucap Leo menyentuh lengan Nindy
Bryan melihat itu semakin geram Leo berani menyentuh Nindy
Leo seakan tidak menghiraukan kehadiran Bryan di sisi Nindy
" kurang ngajar, Lo jangan pernah sentuh cewek gue" ucap Bryan menepis kasar tangan Leo
" wiihhh junior udah berani bentak bentak " ucap Leo tidak terima
" gue gak takut sama Lo, kalo Lo coba gangguin Nindy liat aja gue bikin perhitungan sama Lo" ucap Bryan
"gue gak akan mundur, sebelum janur kuning melengkung masih bisa di tikung iya gak?" jawaban tengil Leo semakin membuat Bryan marah
Bryan mencengkram baju Leo tapi Leo hanya diam dengan tangan bersidekap di dada
" udah... udah, please gue pergi" ucap Nindy menarik pelan tangan Bryan
"kakak kakak maaf ya aku bikin keributan di depan kampus kalian, dan untuk kak Meira maaf udah bikin bajunya kotor" ucap Nindy
" iya cantik di maafin kok" ucap anak laki-laki yang berkerumun membuat wajah Nindy memerah karena malu
" enak aja maen maaf maaf bersihin nih baju gue" ucap Meira
" ehh tunggu tunggu Lo kayak cewek yang ngunci Nindy waktu di cafe itu kan?" tanya Leo menunjuk Meira
" aah mungkin kakak salah orang saya permisi" ucap Meira langsung pergi dengan seribu langkah
" huuuuuuuuuuuu''" semua orang menyoraki Meira
"sekarang bubar ke kelas masing masing ya" ucap Leo membubarkan mereka
" geser" ucap Bryan mengambil alih kemudi Nindy lalu pergi ke sekolahnya
Leo menatap mereka yang sudah berada di halaman sekolah
dia menyeringai melihat Bryan begitu takut Nindy di dekati lelaki lain
Leo semakin merasa tertantang
" kenapa Leo tau kamu di kunci di kamar mandi sementara kamu gak bilang apa pun sama aku?" tanya Bryan
" udahlah gak usah di bahas, udah lewat juga" ucap Nindy hendak melengos pergi
" jawab aku Nindy " ucap Bryan dengan nada tinggi membuat Nindy terpaku disana
" oke, dia yang nolongin aku waktu itu dia liat Meira ngunci aku dari luar dia juga antar aku ke rumah sakit, kalo gak ada dia aku udah semaleman di kamar mandi nunggu kamu yang lagi khawatir sama mantan kamu itu, apa susahnya sih kasih kabar? seberat itu atau kamu sekalut itu sampe gak inget aku nunggu semalaman" ucap Nindy lalu pergi meninggalkan Bryan sendiri di parkiran
"bukan gitu nin, Nindy" teriak Bryan tapi tak di dengar
Bryan kembali ke kampusnya dia mencari Meira yang ternyata ada di kelasnya
Bryan datang ke meja Meira yang sedang mengobrol dengan sahabatnya
brrraaakkkkkk
Bryan menggebrak meja Meira membuat semua yang ada di kelas diam dan memperhatikan nya
" Lo ngunci Nindy di kamar mandi? Lo tau perbuatan Lo hampir membunuh seseorang? Nindy sampe harus kedokter karena luka di kepalanya" bentak Bryan
" gu... gguu.. gue cuma iseng Bryan" ucap Meira terbata
" iseng Lo bilang? Lo aja yang kena tumpahan minuman segitu marahnya tapi Lo liat dia apa dia marah sama lo, apa dia minta Lo buat minta maaf ? gakkan?" ucap Bryan yang tidak habis pikir dengan kelakuannya Meira
Bryan hendak melayangkan tangannya tapi Reno segera menahannya
" sabar bro gak usah pake kekerasan dia cewek man" ucap Reno
" dia pantes di gituin" ucap Bryan menepis tangan Reno kasar
Bryan yang sudah duduk di kursinya hanya diam karena kekesalannya
wanita yang ada di sana kasak kusuk membicarakan Meira yang sok cantik dan sok ratu itu memiliki sifat yang buruk
meira hanya bisa mengepalkan tangan serta memejamkan matanya
dia begitu semakin membenci Nindy
kini Bryan sedang menunggu Nindy pulang di gerbang sekolah
saat Nindy baru keluar untuk mengambil motor Bryan di buat geram kembali Melihat Nindy tertawa bersama Damar dan dua sahabatnya
Bryan pun menghampiri Nindy dan menarik tangannya
" pulang sekarang" tekan Bryan pada Nindy
" kak jangan kasar dong kasian Nindy" ucap Damar tapi malah bahunya di dorong oleh Bryan
" stop oke kita pulang, tapi motor " ucap Nindy mengisyaratkan Damar agar diam
" Reno nanti yang bawa" Bryan lalu menarik Nindy menuju mobilnya
" kayaknya pemarah banget ya?" tanya Damar pada Dara dan Wina
" dulu gak gitu, setelah sama Nindy kayak nya dia takut kehilangan Nindy deh" ucap Wina yang di angguki dara
" wow menantang" gumam Damar masih bisa di dengar mereka
" jangan cari penyakit deh Lo, udah ahh kita pulang dulu bye" ucap Dara lalu pergi dengan Wina
tok tok tok
pintu apartemen di ketuk membuat Bryan kesal
dia melepaskan Nindy dan menuju pintu untuk membukanya
" ngapain sih Lo kesini?" tanya Bryan dengan mata merah dan penampilan acak acakan menahan sesuatu dan rambutnya remas Nindy
" wiihhh gila Lo Bray, ngapain Lo bawa anak orang kesini? mau khilaf lo?" ucap Reno yang mendongakkan kepalanya kedalam melihat Nindy yang bringsut dan merapihkan rambut dan pakaiannya
" Lo bukan Bryan yang gue kenal dulu, Lo liar sekarang bro" lanjut Reno menepuk bahu Bryan seraya menggeleng
" dia milik gue, jangan banyak ngomong udah sana pergi" ucap Bryan mendorong tubuh Reno
" awas jangan sampe bunting tuh anak orang" ucap Reno lalu pergi berlari
" kenapa kamu gak jujur aja kalo kita udah nikah?" tanya Nindy
" tenang aja dia bisa jaga rahasia" ucap Bryan kembali mencu**ui Nindy
" udah ya aku laper" ucap Nindy menjauhkan Bryan dari tubuhnya
" sorry aku lupa kamu belum makan" lalu Bryan memesan makanan
baru saja selesai makan handphone Bryan berbunyi Nindy melirik siapa nama penelponnya
membuat Nindy mencebikkan bibirnya malas
" angkat aja" ucap Bryan kembali menyuap makanannya
" ogah" singkat Nindy
Bryan menjawab telponnya lalu loud speaker
Nindy menatap malas Bryan membuat Bryan mendekat dan mencium bibirnya
" eemmhh udah aku gak sanggup badan aku sakit semua" ucap Nindy
"kalian lagi ngapain?" tanya Maria di sebrang telepon
" gue sama Nindy lagi asyik....." ucapan Bryan terhenti saat Nindy membekap mulutnya
" lagi fitnes kak" ucap Nindy
"kalian lagi di rumah?" tanya Maria
"iya kak, eemmhhh " Nindy berdesis kecil saat Bryan menyusuri lehernya
" Bryan kalian lagi pada ngapain sih? jangan macem macem ya kalian" ucap Maria
" macem macem apaan sih Lo lebay banget, udah gue mau tidur" ketus Bryan
"Bryan please kesini kalo Lo gak kesini gue bakal nyakitin diri gue sendiri" ucap Maria
Bryan menatap Nindy dan Nindy hanya mengangguk
dengan malas Bryan mengiyakan perkataan Maria
Bryan lalu mematikan teleponnya
'' cepetan ganti baju" ucap Bryan
" gak ah aku gak ikut nanti cuma jadi obat nyamuk" ucap Nindy
" ya udah kalo kamu gak ikut aku gak pergi biarin aja dia bunuh diri dari pada nanti salah paham lagi gak bisa dapet jatah aku" ucap Bryan membuat Nindy hanya mendelik
" ya udah bentar" ketus Nindy lalu berganti pakaian
Nindy memakai baju berbahan sweater crop dengan bagian pundak yang terekspos lebar dan bawahan rok pendek
dia lupa banyak tanda di bahu dan tengkuknya karena memakai baju tidak bercermin
" yakin pake itu?" tanya Bryan
" udah ayo berangkat aku males ganti lagi" ucap Nindy menarik tangan Bryan
di dalam mobil sepanjang perjalanan Bryan mencuri pandang pada Nindy yang sedang memainkan ponselnya
Bryan menelan salivanya dengan susah payah
melihat leher jenjang dan bahu mulus Nindy rambutnya yang di kuncir ke atas dengan sedikit amburadul membuat kesan manis pada penampilannya
" jangan di kuncir gini ya kalo sama cowok lain" ucap Bryan membuat Nindy menatapnya
" emang kenapa?" Nindy balik bertanya
" kamu keliatan lebih seksi" ucap Bryan menghentikan mobilnya lalu menyambar bibir Nindy
seperti tidak ada puasnya Bryan bermain disana
semua bagian tubuh Nindy menjadi candu baginya
Bryan melepaskan ciumannya membersihkan bibir Nindy dengan ibu jarinya
" ayo masuk" ajak Bryan
mereka melangkah ke dalam rumah sakit ....
tinggalkan dukungan kalian like komen dan jangan lupa vote
Kunjungi juga cerita othor yang lain 😍😍
seru ceritanya.
dan tak favorit juga.