Dijodohkan Dengan Ketos Galak
Nindy pramudita adalah gadis yang ceria, tidak pernah mengeluh namun dia adalah siswi yang selalu bermasalah dan kurang pintar dalam pelajaran, hidup Nindy tidak sebahagia kelihatannya Ibu dan Ayahnya bercerai sejak dia mulai masuk SMA
Bryan Sebastian adalah ketua OSIS yang tegas menghukum tidak pandang bulu siapapun yang salah akan mendapatkan hukuman meskipun itu orang terdekatnya, dia juga pintar dan tampan dari keluarga terpandang slalu di puja di sekolah
Desy ibu Nindy yang sangat menyayangi anaknya rela berkorban demi anaknya asalkan dia bahagia, hidup Desy tidak seberuntung wanita lain dia di cerai setelah suaminya selingkuh dan lebih memilih selingkuhannya kini dia hidup sederhana dengan anak semata wayangnya yaitu Nindy
Tamara wanita licik yang menghalalkan segala cara demi tujuannya, dia adalah selingkuhan suami Desy yang tidak lain adalah ibu tiri Nindy. hubungan mereka tidak pernah akur karena Nindy tidak suka pada Tamara yang menghancurkan keluarganya, begitu pun dengan Tamara tidak suka pada anak tirinya yang menurutnya sangat arogan
Meira satu angkatan dengan Bryan dia ketua OSIS yang suka mengatur, tidak pernah mau di salahkan dia merasa paling cantik dan selalu benar, meira selalu mendekati Bryan meski kadang di abaikan tapi meira tidak pernah menyerah bahkan meira akan melabrak siapa pun yang berani mendekati Bryan
Hendrico teman sekelas Bryan dan Meira yang sangat Menyukai Nindy selalu mendekati Nindy yang membuatnya semakin muak, sama seperti meira dia akan menimbulkan masalah pada orang yang akan mendekati Nindy
Winaa dan dara adalah sahabat Nindy mereka selalu ada satu sama lain saling support dan saling berbagi suka maupun duka
Winaa
si lemot
Dara
si tomboi
...Di siang yang begitu terik 3orang siswi sedang berdiri menghormat ke tiang bendera dengan satu kaki terangkat dan tangan menjewer telinga...
"Ampun deh ini panas ngapa sih GK mendung aja bisa gosong ni kulit gue" ucap Wina yang sudah sempoyongan
"Gue haus banget nih, tuh OSIS masih ada ya?" sahut Dara
" Kayaknya dimasih liatin kita deh, ahaa gue ada ide.." ucap Nindy membisikan sesuatu ke teman temannya
Meira yang melihat mereka berbisik bisik akhirnya menghampiri mereka karena ingin terlihat tegas oleh Bryan Meira selalu turun tangan sendiri menghadapi siswa siswi yang bermasalah.
Meira mencekal lengan Nindy lalu menariknya kebelakang, lalu bbrruukkkk
"Nindy" teriak dua sahabatnya
sontak membuat Bryan dan Reno teman sesama OSIS menoleh, melihat Nindy tergeletak di lapangan Bryan dan Reno berlari menghampiri
" kenapa dia" tanya Bryan
"dia di tarik kak Meira kak" jawab dDara yang diangguki Winaa
"GK kok, beneran aku GK tarik dia aku cuma mau negur mereka karena bisik bisik dari tadi" ucap Meira
"iya tapi GK usah tarik tarik dong kalo terjadi apa apa sama Nindy gimana?" ucap Dara setengah teriak
" GK usah teriak teriak dong Lo mau hukumannya gue tambahin?" Meira tak mau kalah
"udah udah kalian kok malah berantem ayo angkat kasian " ucap Reno
belum sempat mereka menyentuh Nindy tubuhnya sudah diangkat oleh Bryan dan di bawa ke UKS, Bryan menidurkan Nindy memberi minyak kayu putih di kening dan hidung
tidak lama sahabat nya muncul di ikuti Reno dan Meira
"Eemmhh.. gue ada dimana?" ucap Nindy perlahan membuka matanya
"Lo ada di UKS , kenapa Lo bisa pingsan" tanya Bryan
"Gue laper dari pagi belum sarapan terus panas banget gue juga kaget tiba tiba di tarik terus gue gak ingat apa apa lagi" ucap Nindy seraya memijat pelipisnya
" Yaudah sekarang kan udah ada kalian gue mau masuk kelas dulu" ucap Brayn pada Dara dan Winaa
" Iya kak makasih" jawab mereka
Setelah para OSIS keluar di ruangan Nindy berjoget dengan sahabatnya merayakan kemenangannya berhasil mengelabui OSIS
"Yeeesssss, gue bilang apa pasti berhasil" ucap Nindy berbangga diri
" Iya deh iya berkat ide konyol Lo kita jadi bebas hukuman hari ini" ucap Dara
Mereka masuk ke kelas untuk lanjutkan pelajaran berikutnya.
bel istirahat pun berbunyi
" Yuk ah ke kantin udah waktunya istirahat nih" *ajak Winaa
Setelah mereka* ke kantin sekolah semua tempat duduk sudah penuh Nindy dan sahabatnya celingukan mencari tempat duduk kosong sampai ada satu meja siswa sudah selesai Nindy bermaksud untuk duduk di sana tapi baru saja melangkah sebuah kaki menyandungnya dan Nindy pun jatuh dengan makanan yang tumpah kebajunya
"Uupppsss sorry makanya kalo jalan tuh pake mata" kata Meira
"Iihh apaan sih, jahat banget deh. Lo GK apa apakan nin?" ucap Wina seraya membangunkan Nindy
"Itu pelajaran buat orang yang udah kecentilan sama my Bryan, pake acara di gendong segala lagi" ucap Meira
"Sirik aja ya nih Mak lampir kalo orang pingsan mana mungkin jalan sendiri, lagian kita juga udah niat mau angkat Nindy tapi kak Bryan yang duluan. mungkin kak Bryan juga mau pegang tubuh wanita cantik" ucap Wina lalu menjulurkan lidah, Nindy hanya terkekeh melihat 2 sahabatnya membelanya bahkan berani melawan kakak kelas
" Apa Lo hah berani ya Lo lawan gue" ucap meira seraya mendorong tubuh Wina tapi tidak sampai terjatuh karena di tahan oleh Nindy,
Dara yang sedari tadi hanya menonton pun tersulut emosi
byuuurrrrrrr satu mangkuk bakso dan segelas teh manis Dara tuang di kepala meira sontak membuatnya menjerit
"Sialan berani ya Lo sama gue sini Lo" ucap Meira lalu terjadi keributan antara kubu Nindy dan kubu Meira
" Stooppppppp" suara itu menghentikan perkelahian mereka
"Brayn liat nih mereka berani guyur aku pake kuah bakso" ucap Meira pada Brayn dibuat semanja mungkin
"Dia duluan kak yang buat Nindy jatuh sampe luka kena pecahan piring" ucap Dara
"Gak kok mereka yang du...." ucapan Meira terpotong karena Bryan membentak mereka
" Lo kenapa sih gak ada habisnya buat masalah?" tanya Bryan pada Nindy membuat Meira tersenyum puas
"Bukan gue..." ucap Nindy
" Udah diem, Lo juga harusnya Lo jadi contoh yang baik buat adik kelas, Lo berenam ikut gue keruang BK " ucap Bryan yang membuat Meira tadi tersenyum sekarang menunduk lesu
Setibanya di ruang BK orang tua mereka di panggil dan membahas kelakuan buruk mereka terutama Nindy dan temannya.
setelah selesai Desy keluar tanpa bicara sepatah kata pun pada Nindy yang sekarang berada di hadapannya
" Nak tolong bimbing Nindy Ibu sudah tidak sanggup lagi" hanya kata itu yang terucap sebelum Ibunya pergi itu pun berbicara pada Brayn bukan pada Nindy
"Lo udah kenal sama nyokap gue?" tanya Nindy
" Kepo" hanya itu yg di ucapkan brayn lalu pergi
" Diihh manusia pada nyebelin banget sih" ucap nindy menghentak hentakkan. kakinya
Tiba waktunya pulang sekolah Nindy bergegas pulang takut kalau pulang telat karena tadi sudah membuat Onar di sekolah
"Assalamualaikum buuuu Nindy pulang" ucap nindi
beberapa kali nindi mengucap salam dan menggedor pintu tidak ada jawaban dari ibunya.
"Bu buka Bu Nindy pulang" Nindy terus berteriak akhirnya dia memutuskan untuk mengintip ibu di kamarnya karena tidak ada jawaban
betapa terkejutnya Nindy melihat ibunya tergeletak di teras di bawah kasur
"Bu ibu tunggu nindi cari jalan masuk dulu" ucap Nindy panik mencari akal supaya dapat masuk
Nindy melihat jendela kamarnya terbuka di lantai 2 Nindy memutuskan untuk naik perlahan melalui pohon dan melompat ke balkon
" Bu sadar Bu Nindy panggilin dulu dokter ya" ucap Nindy
Setelah dokter memeriksa Ibu Desy dan memberikan resep obat dokter pun pulang tidak lama ibu Desi akhirnya siuman
" Bu ibu GK apa apa kan, apa yang sakit, mana yang sakit bu ?" tanya Nindy
" Tidak ada ini hanya sedikit pusing" jawab Desy seraya membelai wajah anaknya
"'Bu maafin Nindy ya ini semua pasti gara gara Nindy " ucap Nindy seraya tertunduk tidak lama kemudian tetes demi tetes air mata nya jatuh
"Sayang ibu GK apa apa, ibu cuma mau kamu jadi anak yang baik, anak yang penurut, yang pintar jangan seperti Ibu" ucap Ibu memeluk Nindy
Nindy menggeleng dia terus menyeka air matanya, dia merasa bersalah karena selalu menjadi beban untuk ibunya
" GK Bu, ibu adalah ibu terbaik Nindy mau seperti ibu, maafin Nindy bu" ucap Nindy seraya mengangkat wajahnya menatap wajah ibunya
" Ibu mau maafin kamu tapi kamu harus janji mau mendengarkan apapun perkataan ibu jangan membantah dan sekolah yang benar" ucap Desy mencium kening Nindy lalu memeluknya lagi
" Nindy janji Bu" ucap Nindy
"Ya sudah sekarang mandi terus makan" ucap ibu melepas pelukannya
Nindy terus memikirkan perkataan ibunya selalu terbersit penyesalan di hatinya karena kelakuannya selalu merepotkan ibunya
" Semoga aja gue bisa dan GK ada masalah di sekolah, gue mau berubah" tekad Nindy
Waktu menunjukkan pukul 20:00 Nindy baru saja mengerjakan PR nya ini kali pertama setelah perceraian orang tuanya Nindy mengerjakan tugas sekolah.
"Huuhhhh selesai untung jari gue gak keriting banyak banget tugas besok, bodo amat mau salah kek mau bener kek yang penting gue udah ngerjain ini awal yang baik" gumam Nindy seraya tertawa menertawakan dirinya sendiri
Di kediaman Brayn orang tuanya sedang membicarakan perjodohan, Bryan dengan malas mendengarkan orang tuanya sebenarnya Bryan tidak ingin di jodohkan mengingat usianya masih sangat muda
"Bun yah apa ini GK kecepatan aku masih sekolah yah" ucap Bryan
"Memang nak tapi bunda sama ayah ingin membalas kebaikan ibunya yang sudah menyelamatkan nyawa ayah" ucap bunda Brayn
..."Dengar nak ibunya sudah baik dia tidak ingin harta dia hanya ingin anaknya bahagia dia ingin kita menjaga anaknya, jadi bunda mohon setelah perjodohan ini kamu harus janji jaga dia cintai dia, lagian anaknya cantik kok" lanjut bunda...
" Terserah bunda saja aku ngantuk mau tidur" ucap Bryan lalu pergi ke kamarnya tanpa mendengarkan panggilan bundanya
"Brayn..... Brayn...... dasar anak jaman sekarang tidak tau sopan santun" kesal Bunda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
kak UPe
kak UPe udah masukan fav.. Semangat!!
2022-01-07
5
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Semangat thor 💪
2021-12-27
3