Nikah Menjadi Pengantin Pengganti

Deg

Arvan menoleh ke arah Grea dan begitu juga dengan Grea yang ternyata menoleh ke arahnya.

" Daddy maaf, tadi Gre kesal dan marah sama mas Arvan karena mas Arvannya sibuk terus dengan pekerjaannya dan Grea merasa di abaikan seperti di duakan sama pekerjaan yang gak tahu kapan selesainya jadi yaudah Gre pergi aja dan langsung kesini." ucap Grea membuat Arvan merasa sangat lega karena ternyata Grea tidak mengatakan yang sebenarnya.

" Ya ampun sayang jadi karena merasa di duakan dengan pekerjaan kamu sampai semarah itu?" tanya Alex yang tidak menyangka putrinya akan berubah semanja itu kepada Arvan pikirannya.

" Maaf dad!" ucap Grea sambil menunduk membuat Arvan merasa sangat bersalah.

" Tidak apa-apa sayang, tapi ingat jangan di ulangi lagi kalau ada apa-apa itu dibicarakan dan kamu juga Van jangan terus menerus asik dengan pekerjaan saja isteri kamu juga butuh perhatian dari kamu" ucap Alex

" Iya dad, maaf!" ucap Arvan yang merasa bersalah kepada Grea

" Ya udah sebaiknya kalian pulang sekarang, jangan marahan lagi dan selesaikan pekerjaan kamu dengan baik setelah itu luangkan waktu kamu untuk putri kesayangan Daddy dan jangan lupa cepat buatkan kami cucu yang lucu ya" ucap daddy membuat Grea memberengut.

" Daddy ih apaan sih!" ucap Grea mengerucutkan bibirnya

" Kenapa sayang, salah memang jika daddy meminta cucu dari putri daddy yang sudah menikah?" tanya Alex sambil tersenyum

" Iya Grea buatkan mama cucu ya!" pinta Risma penuh harap.

" Ma Grea_" ucap Grea terpotong

" Sayang, kamu itu kan tahu kalau kesehatan mama ini semakin hari semakin menurun dan mama tidak tahu apakah mama bisa melihat cucu-cucu mama kelak?" ucap Risma dengan wajah sendu

" Ma, kok mama bicaranya seperti itu sih!" ucap Grea yang sudah memeluk Risma sang mertua

" Ma, mama pasti akan kembali sehat seperti sedia kala kok ma, dan mama juga pasti bisa melihat cucu-cucu mama yang cantik dan tampan" ucap Grea membuat Arvan merasa terharu

" Tapi kapan Grea, mama hanya takut sebelum waktu itu tiba mama sudah_"

" Mah, jangan bicara seperti itu. Gre dan mas Arvan akan berusaha untuk memberikan mama cucu yang lucu asalkan mama juga harus tetap semangat untuk menjalani pengobatan dan tidak boleh menyerah" ucap Grea membuat Risma tersenyum lega karena Grea tidak menolak memiliki anak dari putranya, dia berpikir Grea dan Arvan sulit menjalani dan menerima pernikahan yang terbilang mendadak itu tapi tanpa mereka duga keduanya dengan sangat cepat sudah saling jatuh cinta.

" Terima kasih sayang!" ucap Risma dengan menitikkan air mata yang langsung di usap oleh Grea.

...🌠🌠🌠...

Saat ini Grea dan Arvan tengah berada di dalam mobil, keduanya sama-sama terdiam tidak ada yang memulai pembicaraan.

Arvan yang merasa hatinya dihujam dengan perasaan bersalah langsung membanting stir mobilnya ke kiri.

Grea tersentak kaget karena mobil tiba-tiba berhenti, Grea menoleh ke arah Arvan yang nampak menatap lurus ke depan, sedetik kemudian Arvan membuka seatbeltnya dan langsung memeluk Grea membuat Grea langsung mematung.

" Maaf!" ucap Arvan lirih

" Apa yang kamu lihat tadi di kantor tidak seperti apa yang kamu pikirkan, jika kamu tidak percaya kamu bisa melihat rekaman CCTV di ruangan ku. aku mohon jangan marah lagi aku tidak bisa jika diamkan terus seperti ini rasanya sungguh sakit sayang" ucap Arvan yang ternyata sudah menitikkan air mata didalam pelukan Grea

" Dan Terim kasih karena tadi kamu tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada daddy. dan juga terima kasih karena sudah membuat mama tersenyum bahagia meskipun mungkin itu hanyalah janji yang entah kapan bisa aku penuhi untuk mama" ucap Arvan dengan suara sendu.

Grea yang awalnya ingin memberontak langsung terdiam setelah mendengarkan semua penuturan yang diungkapkan oleh Arvan. ada rasa lega setelah Arvan mengungkapkan perasaannya Grea pun tersenyum tipis di dalam pelukan sang suami.

" Sudah bicaranya?" tanya Grea yang langsung membuat Arvan mengurai pelukannya dan menatap lekat wajah Grea yang nampak datar dan biasa saja

" Dira!" ucap Arvan lirih.

" Cepat nyalakan mesinnya, aku ingin segera sampai rumah" pinta Grea dengan suara datar

Arvan hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar lalu kembali menyalakan mesin mobilnya dan langsung melajukan mobilnya menuju apartemennya.

Tidak ada lagi percakapan, Arvan sesekali menoleh ke arah Grea yang tengah membuang pandangannya ke arah jendela.

Tidak lama kemudian mobil mereka sudah sampai di apartemen miliknya. Grea langsung turun dari dalam mobil tanpa menunggu Arvan terlebih dahulu, Arvan mendengus kesal karena usahanya ternyata sia-sia Grea termasuk wanita yang sulit untuk ditaklukkan.

Grea sudah masuk ke dalam kamarnya Arvan yang baru saja masuk ke dalam apartemen menatap sendu ke arah pintu kamar Grea.

" Apa dia benar-benar semarah itu?" gumam Arvan.

Arvan memilih duduk di ruang TV sambil memejamkan matanya dan tidak lama Grea keluar dari kamarnya setelah selesai mandi.

Grea melihat ke arah Arvan yang nampak memperihatinkan, Grea tersenyum tipis sebelum beranjak pergi ke dapur untuk membuatkan minuman dan cemilan ringan untuk Arvan.

" Jika mau tidur sebaiknya mandi terlebih dahulu" ucap Grea yang langsung membuat Arvan tersentak dan membuka matanya.

" Sayang!" panggil Arvan

" Katamu gara-gara aku pekerjaan kantormu jadi terabaikan, sekarang cepat selesaikan pekerjaanmu dan ini teman untukmu menyelesaikan pekerjaanmu yang sempat tertunda" ucap Grea yang sudah meletakkan secangkir kopi panas dan cemilan ringan untuk teman kopi.

" Ini!" ucap Arvan nampak berbunga meskipun Grea mengatakannya dengan ketus tapi setidaknya Grea sudah mau membuatkan dia minuman dan makanan itu sudah jauh lebih dari cukup.

" Terima kasih!" ucap Arvan

" Hemm!" Grea langsung beranjak dari duduknya dan masuk kembali ke dalam kamarnya.

Sementara di ruang nonton TV Arvan setelah mandi langsung mengerjakan pekerjaan kantornya yang sempat tertunda.

Arvan menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri mengendorkan otot-ototnya yang terasa kaku dan semua itu tidak luput dari perhatian seorang gadis yang berdiri di balik pintu kamarnya.

Grea sejak masuk kedalam kamarnya tidak juga bisa memejamkan matanya entah kenapa pikirannya terus tertuju kepada seseorang yang tengah bergelut dengan pekerjaannya walaupun waktu sudah cukup larut malam.

Grea keluar dari kamar dan senyumnya tiba-tiba terukir begitu saja dibibir tipisnya melihat Arvan yang tertidur sambil memangku laptopnya.

Grea menghampiri Arvan meletakkan laptopnya ke atas meja. Grea menatap lekat wajah tampan yang tengah tertidur sambil terduduk di sofa.

" Tampan!" ucap Grea pelan. " Tapi nyebelin!" lanjutnya lagi.

" Nyebelin kenapa hem?" tanya Arvan yang masih memejamkan matanya membuat Grea tersentak dan hampir terjungkal kebelakang jika tidak dengan cepat tangan kekar Arvan menarik Grea hingga membuat Grea terjatuh menindih tubuh Arvan.

Mata Grea melotot tepat pada saat Arvan membuka matanya sehingga mata keduanya bertemu tatap dan saling mengunci.

Cup

Arvan mengecup singkat bibir Grea membuat Grea membulatkan matanya sempurna.

" Maafkan aku" ucap Arvan lirih menatap lekat mata Grea membuat Grea menjadi salah tingkah.

Grea beranjak dari tubuh Arvan dan langsung pergi ke kamarnya namun baru sampai depan pintu tubuh Grea dibuat menegang saat Arvan melingkarkan tangannya ke pinggang Grea dari belakang.

" Jangan seperti ini, aku mohon sayang. jangan diamkan aku lagi!" pinta Arvan meletakkan dagunya di bahu Grea membuat Grea semakin merasa tidak karuan ada desiran aliran listrik yang menyetrum menjalar ke seluruh tubuhnya.

" Ja... jangan seperti ini, a.. aku _" ucap Grea yang semakin gugup membuat Arvan memutar tubuh Grea sehingga mereka saling berhadapan.

" Maafkan aku" ucap Arvan

" Jangan minta maaf terus" sahut Grea

" Kamu tidak mau memaafkan aku!" protes Arvan

" Siapa bilang, aku sudah memaafkan" ucap Grea

" Belum buktinya masih cemberut"

" Aku tersenyum ni. iiiiiiiii!" ucap Grea lalu menyengir kuda.

" Jelek sekali" ejek Arvan sambil tertawa

" Kamu mengatai aku jelek" ucap Grea tidak terima

" Iya, jelek tapi aku cinta"

Blusshh

Wajah Grea langsung memerah. " Dasar gombal!" ucap Grea yang langsung beranjak pergi masuk ke dalam kamarnya dan tanpa diduga Arvan ternyata ikut masuk ke dalam kamarnya.

" Eh?" ucap Grea kaget saat melihat Arvan berada di belakangnya.

" Mau apalagi sih?" tanya Grea dengan wajah tidak bersahabat karena waktu yang sudah cukup larut membuat Grea sudah sangat mengantuk.

" Aku mau tidur, sebaiknya kamu cepat pergi kekamarmu sekarang!" pinta Grea namun tidak digubris oleh Arvan yang malah naik ke atas tempat tidur dan merebahkan dirinya.

" Kau!" kesal Grea

" Sudah malam sebaiknya kita tidur sekarang, aku tidak mau bangun kesiangan lagi ya" ucap Arvan dengan santainya bukannya pergi Arvan malah memejamkan matanya.

" Hei, cepat sana pergi!" ucap Grea dengan kesal

" Aku sudah mengantuk tidak bisakah marah-marahnya di tunda dulu sampai besok" ucap Arvan membuat Grea semakin kesal

" Cepat keluar!" sentak Grea membuat Arvan langsung terperanjat dan duduk

" Kau ini apa-apaan sih? aku ini suami kamu ingat ya suami dosa jika isteri mengusir suaminya sendiri" ucap Arvan membuat Grea menghentakkan kakinya merasa kesal.

" Ya sudah kalau begitu aku yang keluar!" ucap Grea dan belum sempat Grea melangkah tangan kekar Arvan sudah jauh lebih dulu menarik Grea kedalam pelukannya. Arvan langsung merebahkan Grea ke atas kasur dan memeluknya dari belakang dengan sangat erat. Grea yang berusaha untuk memberontak langsung terdiam saat Arvan membisikkan sesuatu yang membuat bulu kuduk Grea Seketika berdiri.

" Lepas!" ucap Grea memberontak

" Diam atau kau akan merasakan sesuatu yang tidak biasa dibawah sana. jadi jangan banyak bergerak dan cepatlah tidur atau kau ingin aku menerkammu sekarang juga, Hem?" ancam Arvan membuat Grea langsung mematung dan tidak lagi memberontak.

Arvan tersenyum tipis dibalik punggung Grea sementara Grea berusaha untuk memejamkan matanya walaupun jantungnya tengah olahraga malam.