Galaksi si cowok super galak yang menjadi dambaan para kaum hawa SMA Bhakty Jaya. Tampan, tubuh semampai, hobi menyakiti hati Orzie, dan satu lagi, otak encer gak main-main yang membuat namanya terkenal di mana-mana sebagai siswa paling pintar di kalangan guru-guru.
Saat ratusan hati bertekuk lutut di hadapannya, tidak bagi Orzie. Si cewek berpenampilan super sengak dengan title 'Rembes Style'!
Menjadi babu Galaksi udah biasa. Tapi uangnya habis diporotin cowok itu, yah, si roh jahat–sebutannya pada Galaksi.
Geng Legion yang membawa mereka dalam pusaran maut terpaksa merampas nyawa salah satu sahabat Gamaliel, kembaran Galaksi. Hingga dalam keterpurukan itu, Orzie datang membawa harapan. Perhatiannya membuat Gamaliel egois dan melakukan segala cara merebut Orzie dari jeratan Galaksi!
Galaksi started!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blackblue_re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19 | Dilema Seorang Missqueen
Sejak tadi pagi Orzie terus-terusan diam, kayak monyet kebelet berak. Kadang matanya melirik Galaksi lalu buang muka, gak biasanya cowok itu ngambek. Atau paling gak, abis marah-marah dia bakal ngejemur Orzie di lapangan sepak bola.
Bel istirahat berbunyi nyaring, guru keluar dari kelas. Hingga rombongan murid bersusul pergi ke kantin.
"Oji!! Lo ikut ke kantin gak?" sahut Audrey dari pintu kelas, Orzie menggeleng pelan seraya menggelosor malas di meja. "Enggak."
"Ayo lah, Ji."
"Gak ada duit, nyed," ujarnya kesal. Oxy menarik lengan cewek itu supaya bangun. "Ayo Ji, gue traktir deh!"
"Oke, kalo lo maksa. Gue bisa apa." Orzie ketawa bahagia, ternyata hidup itu gak susah kalau punya strategi jitu morotin uang temen. Ia menghampiri Audrey yang menunggu di depan pintu hingga dari samping Galaksi melewatinya.
Terjadi kecanggungan sesaat.
Audrey dan Oxy tidak begitu peduli, mereka terus berjalan penuh kegembiraan. Orzie menatap kedua sahabatnya, Oxy yang termasuk kaum elit dan Audrey yang termasuk most wanted di sekolahan. Dia masih begitu ingat kenapa kedua orang populer itu mau berteman orang sepertinya.
Karena pembullyan. Orzie dibully oleh para senior saat kelas satu dulu, karena mendekati GG Brothers, julukan pada kembar Galaksi dan Gamaliel. Tidak ada yang berani membelanya, tapi orang kaya seperti Oxy bisa, ditambah wajah menyeramkan milik Audrey yang kalo lagi marah.
"Kenapa lo Ji melamun mulu? Kerasukan arwah kang sapu apa gimana?" celutuk Audrey memulai obrolan. "Enak aja congor lu ngejeplak!"
"Habisnya sih lo... Melamun mulu! Gue tahu! Pasti lo lagi mikirin strategi ngerebut Mang Aden dari istrinya, kan?"
"Eh, taik! Ngapain amat gue ngerebutin laki orang? Mending gue manjat tiang listrik lagi!" Oxy ketawa ngakak. "Jadi kang PLN lu?"
"Bukan! Mau jadi Mimi Peri lonpat dari situ!"
"Hahaha!"
"Eh, eh, Kak Mike euy!" seru Audrey bahagia, Mike tersenyum manis ke arahnya. Orzie tersenyum kusut.
Yeee...orang cantik mah bebas, kalo Kak Mike liatin gue mah langsung bedah mata kali.
"Sumpaah, Kak Mike ganteng banget!" jerit Audrey salting, wajahnya memerah malu. Mungkin saat-saat kayak gini, Orzie harus berlapang pantat-wets, berlapang dada.
Sedangkan Oxy sibuk memerhatikan keramaian kantin yang dipenuhi oleh pelajar Bhakty Jaya.
"Gue pesen aja deh," ujar Orzie kemudian.
"Ngapa jadi elo?"
"Lah, kan gue nebeng makan sama lo Ci, berarti gue beliin lah!"
"Kok bisa gitu?"
"Ini nih kalo pas kecilnya dikasih makan ketombe! Yah, secara gak langsung gue balas budi lah geble!!!" teriak Orzie pas di telinga Oxy, cewek itu mengelus telinganya pelan.
"Ngamuknya rusuh! Kek tukang gali kuburan nyungsep ke liang lahat lo!"
"Yah, makanya dengerin gue dong. Elo mah, gak liat gue lagi kesel?"
"Ngapain amat gue lihat muka lo Ji! Bikin hipertensi, gangguan janin dan mandul tujuh turunan!"
"PALELU MAU GUE TABURIN BUMBU RACIK TEMPE APA GIMANA NYEET?!"
"HAHAHAHA!" mereka tertawa puas-puas, wajah Orzie memerah padam dengan emosi meletup-letup. Banyak masalah menghantui pikirannya, belum lagi semalam dapat kabar dari Emaknya kalau Ayahnya sedang sakit.
"Ku! Teuku!" panggil Oxy membuat cowok berpeci itu mendekat dengan senyum melebar.
"Assalamu'alaikum, Wa'alaikumsalam!" begitu ucapnya ketika sampai, katanya biar pahala yang dia dapat jadi ganda.
"Si Udin makan cabe!"
"Tjakep!!"
"Ngapain lu manggil gue?" tanya Teuku lempeng, seketika Audrey dan Oxy jadi pengen menimpuk wajahnya, entah di mana letak salah tuh cowok.
"Beliin!"
"Kek biasa, kan?"
"Iya."
"Mau aja lo Ku, dibabuin dua kampret!" seru Orzie menahan Teuku berjalan menuju gerai Mang Aden. "Yah, kalo lu jadi gue pasti mau juga nyet. Gue beliin lo bertiga bakso, uang lebih dia bisa gue beli sepuluh mangkok bakso!"
Teuku tertawa jahat sambil berlalu pergi. Oxy mendengus melihat tingkah cowok itu.
"Cocok dia tuh ama lo Ci!" komentar Orzie. Oci adalah sebutan Orzie pada Oxy, katanya karena nama cewek itu susah banget disebut. Lah, gak mirror dia.
"Kere bat dia, beli rokok aja masih ketengan."
"Kan ada lo!" timpal Audrey ketawa ngakak. "Amit-amit hih, mending gue dilamar ama kang sapu lagi!"
Audrey tertawa-tawa kecil, sedangkan Orzie berubah kesal ketika melihat Galaksi di ujung kantin sana. Membuang matanya malas seraya mendengus pelan.
"Lo sama Galaksi gimana, Ji?" tanya Oxy membuat cewek itu tersedak ludah sendiri, Orzie belum memberi tahu pada mereka kalau dia punya masalah dengan Galaksi.
"Yah, gitu..."
"Gitu gimanaa??" tanya keduanya kepo. Jiwa menggosip mereka mulai menghimpit Orzie. Ia menarik napas frustrasi lalu membuka mulutnya lambat.
"Kepo yaaa?"
"Ah si kampret!"
"Yaiyalah! Lo tahu? Hubungan lo sama Galaksi jadi top trending tahu di grup sekolah kita! Dari kelas satu sampe kelas tiga!" Audrey yang memiliki suara cempreng itu menimpali.
"Kasih tahu lah... Atau baksonya kagak jadi gue bayarin nih!" desak Oxy lagi.
"Apaan sih lo berdua? Gini nih, kalo pas lahirnya gak diadzanin, malah dighibahin! Hobinya gosip muluuu!" maki Orzie sewot.
"Lo mah, ditanyain bawaannya ngegas mulu. Pengen gue tampol!"
"Yaudah Rey... Tumbuklah... Tumbuklah, dapat duit aku..."
Geplak!
"Anjir! Sakit euy!"
"Lo nyuruh tumbuk lah tadi, wahai setan."
"Yah gak beneran juga lah kampret, benjol nih... Benjol!" sewot Orzie mengelus-elus kepalanya jengkel. Dua temannya ketawa puas. "Elo sih, nyebelin."
"Ji, ntar kita jalan-jalan ke mall yuk?" ajak Oxy mulai kumat kebiasaan hambur-hamburin duitnya.
"Gak mau! Gak ada duit!" selaknya dongkol.
Audrey memasang wajah cemberut, "Yah lo tiap hari gak ada uang mulu!" ujarnya ikutan sewot, bukan sekali ini aja, bahkan tiap hari Orzie menolak semua ajakan mereka, nonton bioskop, hangout di cafe, sampai travel ke luar kota ditolak mentah-mentah.
"Tittle lu doang jalan-jalan, Ci! Aslinya belanja kek orang gila! Semua yang lo sentuh langsung dibungkusin! Beda ama gue, Ayah gue aja satpam di PT orang, belom lagi nanggung uang kuliah abang gue!" ketus Orzie akhirnya.
"Lo punya abang? Siapa namanya?" tanya Audrey antusias.
"Gak akan gue kenalin! Kalo abang gue kepincut ama lo bisa abis gue, lo jadi kakak ipar gue belum sehari aja bisa teleng nih kepala!"
"Hahahahahaha," tawa Audrey berderai. Beberapa detik kemudian berhenti sembari bertanya serius. "Beneran... Nama abang lo siapa?"
"Ramadhan Adikia Putra. Biasa gue panggil Bang Rama, atau paling keren anak encuk."
"Ih, ganteng gak?"
"Ganteng."
"Kayak siapa?"
Orzie memiringkan wajah menatap Audrey dengan senyum laknatnya. "Kayak Andhika Kangen Band, hehehe," jawabnya nyengir lebar.
Mata ketiga cewek itu beralih mengarah ke sumber suara kegaduhan, di lapangan utama dekat pintu gerbang terdengar riuh rendah keberisikan serta jejeritan para siswi dan teriakan lancang seorang pria tua.
Wajah semua murid di kantin saat itu menegang, mungkin sesuatu yang buruk kembali terjadi pada Gamaliel.
<><><><>
ada yg tau ga sih authornya pindah kemana?
semangat terus Thor, sukses selalu di tunggu karya-karyanya 🥰🥰🥰🥰