Season 1-2
Fega Mellya itulah nama kepanjangannya, nama cantik yang disematkan padanya sejak lahir. Tapi nasibnya tak secantik namanya, dia terpaksa harus menanggung pahitnya kehidupan sejak umur 12 tahun saat ibunya yang sangat dia sayangi dan dia cintai meninggalkan dirinya bersama sang ayah tiri. ibunya meninggal saat tengah bertengkar dengan ayah tirinya yang memukul dan menendangnya hingga tewas kemudian mengatakan pada orang-orang ibunya meninggal karena sakit.
Saat menginjak umur 17 tahun, ayah tirinya menjualnya kepada seorang pengusaha kaya raya yang bernama Agra Bionior Griff untuk dijadikan sebagai rahim sewaan, pengusaha itu sudah menikah tetapi istri dari pengusaha itu tidak mau hamil karena akan merusak tubuhnya yang sebagai model, makanya pengusaha itu menyewa rahim seseorang untuk mengandung keturunannya.
So, bagaimana kelanjutan ceritanya? ikuti saja ya gengs untuk membacanya.
riri-Chan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri-can, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RASA SAKIT YANG MENYAKITKAN
Sudah dua hari Fega berbaring di atas ranjang kumuh itu, tubuhnya masih terasa sakit mengingat kejadian hari itu.
Fega merasa hidupnya kembali dipermainkan, bahkan dia merasa tidak ada gunanya hidup di dunia ini lagi.
Air matanya mengalir deras mengingat apa yang sudah terjadi padanya dari dulu, dia tidak punya harapan lagi sekarang, harapan itu menurutnya hanya omong kosong belaka saat dia dulu begitu bo*dohnya berharap agar tuan Agra menyayangi dan mencintainya, tetapi tuan Agra hanya menginginkan bayi yang ada dalam kandungan nya itu.
'Ibu...u..uu... hisk..hiks.. apa salahku sebenarnya? Mengapa semua begitu membenci ku?" Isak Fega
Fega mencoba duduk tetapi tubuhnya serasa remuk semua, apalagi akhir-akhir ini perutnya sering sekali kram membuatnya merasa sakit.
Tatapan sayu itu menatap langit-langit kamar dan menghirup udara sedalam-dalamnya dan menghembuskan nya dengan pelan, berharap rasa sakit pada tubuhnya berkurang.
Fega tau bahwa hari masih belum pagi, tetapi dia harus segera bangun dan ikut bersih-bersih mengingat pergerakan nya begitu lambat karena kehamilannya itu.
Dengan gerakan pelan Fega turun dari ranjang, saat kedua kakinya menyentuh lantai, kedua kakinya gemetar tidak bisa menopang berat tubuhnya sendiri.
'Sakittt" ringis Fega menahan rasa sakit dan pedih pada area ************ nya
Dengan pelan Fega melangkah menuju pintu dan untungnya usahanya berhasil meski memakan waktu.
Fega mengambil sapu dan membersihkan lantai satu, sejauh mata memandang belum ada satupun orang yang terlihat, maklum saja sekarang masih jam 3 pagi, siapa yang mau bangun sepagi itu.
'Huff.. akhirnya selesai juga" Fega kembali meletakkan sapu pada tempatnya dan menuju dapur untuk melihat apakah peralatan dapur masih belum di bersihkan.
'Ehemmm!"
Deheman seseorang membuat Fega kaget dan membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa pemilik suara itu.
'Ny.. nyonya Mary" cicit Fega takut
'Apa yang kamu lakukan di pagi buta begini?" nyonya Mary menatap Fega menelisik
'S..saya bersih-bersih ny.. nyonya" jujur Fega
'Buatkan saya teh melati" perintah nyonya Mary
'T..teh melati nyonya?" ulang Fega berharap tidak salah dengar
'Apa kamu budek! cepat buatkan, dan antar ke kamar saya" nyonya Mary beranjak pergi meninggalkan Fega yang masih terkejut karena di bentak
Fega segera melaksanakan perintah nyonya Mary agar tidak kena damprat lagi.
Setelah teh melati buatannya selesai, buru-buru Fega mengantarkannya ke kamar nyonya Mary yang berada di lantai bawah.
Tok...Tok...Tok...
Setelah mengetuk pintu kamar nyonya Mary, Fega segera membukanya dan menunduk hormat pada nyonya Mary yang duduk di ranjang dengan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang.
'Ini teh nya nyonya" Fega meletakkan teh itu di atas meja tepat di samping nyonya Mary
'S...saya permisi nyonya" pamit Fega
'Siapa yang menyuruh kamu untuk pergi?!" nyonya Mary menatap tajam Fega
'Maaf nyonya" cicit Fega mulai takut
'Pijit kaki saya" perintah nyonya Mary
'B..baik nyonya" patuh Fega segera berjongkok tetapi kedua kakinya sangat sakit untuk berjongkok akibat selangkangannya yang lecet
Dengan sedikit memaksa Fega berhasil jongkok sehingga menghasilkan suara desisan kesakitan dari bibir mungilnya yang bengkak dan sudutnya yang terluka, semua itu tidak luput dari pandangan nyonya Mary.
Dengan pelan dan hati-hati Fega memijit kaki nyonya Mary agar tidak mendapat kesalahan.
'Kerasan sedikit" nyonya Mary menatap wajah Fega dengan tajam
Fega mengeras sedikit pijitannya dan tetap Fokus pada pijitannya, tiba-tiba ingatannya tertuju pada mendiang ibunya.
Perlahan air matanya mengalir tanpa dia sadari, hatinya terasa sakit mengingat semua kenangan nya dengan mendiang ibunya.
Seandainya ibunya masih hidup dia tidak akan mendapatkan kehidupan menyakitkan ini.
'Ibu" cicit Fega
'Siapa yang menyuruh kamu menangis!" bentak nyonya Mary
'Ma..maaf nyonya" Fega dengan cepat menghapus air matanya meski dadanya terasa sesak
'Sudahlah, hentikan sekarang. aku sudah tidak mood lagi, pergi sana" nyonya Mary menatap Fega dengan tatapan yang sulit di artikan
'I.. iya nyonya, saya permisi" Fega pamit seraya membungkukkan badannya dan keluar dari kamar nyonya Mary
🥀🥀🥀
Sangat sakit apabila kita sudah kehilangan ibu kita sendiri😭😭
Apalagi saat kita sakit dan tidak ada sosok ibu, pasti rasanya seperti kita gak ada gunanya, gak bisa bayangin kalau berada di posisi Fega ya gaess ☹️
Jangan lupa ya untuk Like, Vote dan Komen mau itu masukan atau apapun yang penting sifatnya membantu.
riri-Chan
pdhal ceritanya bagus bgttttt plisss lanjut woi udah nungguin lama nih