Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hantu blau
letta baru saja pulang dari sekolah. rambutnya sudah acak-acakan. seragam sekolah nya sudah kusut. wajahnya terlihat lelah tapi masih terlihat cantik.
setelah istirahat selama dua jam. sore ini letta memutuskan untuk memasak makan malam. ia tidak tahu apakah suaminya sedang dinas atau tidak. biarkan saja dia, pikir letta.
letta mencepol rambut panjang nya asal. ia berjalan menuju lemari pendingin. membuka dan melihat isi dalam kulkas tersebut yang diisi oleh sang mama ketika berkunjung waktu itu.
hanya ada ayam, sayuran hijau dan juga beberapa buah-buahan. akhirnya ia memutuskan untuk membuat ayam rica-rica saja.
"sepertinya kebutuhan dapur sudah mulai habis. sebaiknya nanti aku pergi ke supermarket, " ujarnya.
letta pun dengan lihai memotong dan mengiris ayam dan bumbu. ia menggiling nya hingga halus. kemudian mulai mengolah masakannya.
"Cukuplah dengan ini saja dulu. yang penting perut terisi, " cicitnya pelan.
setelah matang. ia memasukkan ayam rica-rica itu ke dalam wadah. membawa ke meja makan.
"nasi sudah matang. lauk juga ada. sekarang waktunya aku mandi, " letta menyapu pandangan ke arah tembok. menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima sore.
......................
pukul tujuh malam. Lucien baru saja pulang. ia masih mengenakan seragam dinasnya lengkap.
kemudian berjalan ke dapur. membuka lemari pendingin. ia mengambil sekaleng minuman rasa buah dan meneguk nya perlahan.
Lucien berjalan ke arah meja makan. tangannya terjulur dan mencomot satu ayam rica-rica. ia memasukkan ke dalam mulutnya dengan hati-hati.
tiba-tiba, matanya membola.
"enak banget. bumbunya banyak. rasanya juga pas. apa letta sendiri yang memasaknya atau beli di restaurant? " gumamnya.
Lucien pun menarik kursi. kemudian mengambil sepiring nasi dan juga lauk. ia makan dengan lahap. lupa diri dengan letta yang sudah capek-capek memasak.
setelah Lucien puas dan kenyang. ia beranjak menuju kamarnya hendak beristirahat.
sementara letta yang baru saja selesai mengerjakan PR nya langsung bergegas keluar kamar.
"sabar ya bayi cacing. sebentar lagi mama kasih makan, " ucapnya seraya mengelus elus perutnya yang sudah berdemo. ia berjalan menuju meja makan.
tiba disana, wajahnya pias.
"akhhh..... ayamku!! " teriaknya dengan wajah panik.
"siapa yang udah makan. kenapa habis semua?!" wajahnya menatap cengo ke arah meja makan.
letta melihat ada piring kotor di atas meja. dan pikirannya sudah bisa menebak.
"DASAR HANTU BELAU!"
"JIN IFRID! "
"SETAN ALASSS! "
letta menjerit keras. meluapkan semua emosinya.
Lucien yang berada dikamar. rebahan dengan santai tiba-tiba terlonjak kaget. "ngapain dia teriak teriak kayak orang kesurupan, " gumam Lucien pelan.
ia bangkit. berjalan ke luar kamar. Lucien menyapu pandangan ke arah dapur. melihat seorang gadis remaja yang sedang menopang tubuhnya dipinggiran meja.
"heh... bocah, " panggilnya.
letta menoleh, " heh.... jin dasim... lu kemanain ayam-ayam gue! " protes nya pada Lucien dengan amarah yang menggebu. panggilannya pun sudah tidak sopan.
"didalem perut, " tunjuk Lucien pada perutnya.
letta menjatuhkan tubuhnya ke lantai dengan dramatis. "tega banget sih lo kak. gue belum makan! laper tau! " wajah nya memelas.
Lucien menatap wajah itu dengan sedikit kasihan. ia merasa bersalah karena sudah menghabiskan semua makanan.
'Salah siapa masak terlalu enak' batin Lucien.
"ganti! " ujar Letta dengan wajah cemberut tapi masih selonjoran di lantai.
"iya. nih gue pesen grabfood dulu, " Lucien langsung memesan makanan dari aplikasi.
"bangun lo. jangan kayak bocah, " sahut Lucien menatap Letta.
"emang masih bocah. wleee..." sahut Letta yang menjulurkan lidahnya pada Lucien.
selang lima belas menit. bel apartemen berbunyi.
Lucien dan Letta sedang menonton TV tiba-tiba saling pandang. "buka! " titah Lucien.
"gak mau! " balas Letta yang masih setia dengan siaran TV yang lebih menarik menurutnya.
lucien mendesah. ia pun mengalah. Lucien berjalan menuju pintu, tapi Letta diam-diam menatap kebelakang.
memandangi sosok suaminya yang tinggi, gagah perkasa membuka pintu.
cek lek...
"sayangg!! "
lupita langsung memeluk Lucien erat.
Lucien yang terkejut masih terdiam.
"sayang...., " rengek lupita setelah melepaskan pelukan nya. "kamu gak kangen aku? " wajahnya cemberut.
Lucien terkekeh. "Aku cuma kaget aja tadi. tadi kan kita udah ketemu ditempat kerja. apa masih rindu, hm? "
lupita yang melirik melalui ekor matanya ke dalam. melihat Letta sedang memandangi mereka berdua dengan tatapan tanpa arti.
lupita merasa tertantang. ia berniat membuat Aletta cemburu. ia pun memajukan wajahnya dan mengecup bibir ranum nan merah menggoda Lucien.
Lucien yang awalnya kaget, ntah kenapa ia tergoda dan malah menikmati dan membalas pagutan kekasihnya.
Letta yang menatap dari kejauhan, ntah kenapa merasa dadanya sesak. pasokan oksigen disekitarnya terasa menipis. ia pun membuang muka.
"perasaan apa ini Tuhan?" ia memukul dadanya pelan.
"kenapa hatiku rasanya seperti diremas-remas, " bisik nya dengan wajah muram.
"apakah aku sudah jatuh cinta pada suamiku?! tidak-tidak. itu tidak boleh terjadi! "gumamnya lirih.
'mereka saja bisa dengan mesra seperti itu didepanku. bagaimana kalau dibelakang. mereka juga sudah sama-sama dewasa. pasti bisa melakukan yang lebih dari ini' pikiran letta berkecamuk.
rasa laparnya pun hilang berganti dengan kesal. ia kembali ke kamarnya dengan langkah gontai.
lupita tersenyum miring disela-sela ciumannya. menatap kepergian Aletta.
'ternyata kau bisa panas juga' batin lupita tertawa mengejek.
setelah pagutan itu terlepas. Lucien menghapus jejak nya tadi dengan lembut seraya tersenyum, "nakal! " ucap lucien.
"hehehe.. "
"sayang... kita keluar yuk, " ajak lucien yang tak mau sang mama mengetahui aksinya barusan. baru tadi, ia diperingatkan sang mama dan sekarang sudah melanggarnya.
'haish... kalau mama tahu, bisa dipenggal kepalaku' batin lucien yang meratapi nasipnya setelah ini.
"boleh, " balas lupita dengan senang hati seraya merangkul lengan kekasihnya. mereka pun keluar dari apartemen dan berjalan menuju lift dengan bergandengan tangan. meninggalkan seseorang yang sedang galau di dalam gedung mewah yang mereka tinggalkan.
sedangkan, Aletta merasa aneh dengan hati dan tubuhnya. ntah kenapa melihat suaminya berdekatan dengan kekasihnya membuatnya tidak suka.
"ya ampun... gara-gara tadi, perutku sampai lupa diisi. " ia menggerutu di dalam kamar.
"katanya pesen grabfood tapi belum datang juga, " keluh Letta.
dan tak lama terdengarlah suara bel apart berbunyi lagi.
Letta langsung berlari keluar. sebelum mencapai pintu, ia menyapu pandangan ke sekitar ruangan.
"sepi! "
"kemana mereka? tapi... bodoh lah. aku urus dulu bayi-bayi cacing ku ini, " sahutnya yang langsung membuka pintu.
ketika pintu terbuka, letta pun terkejut. tubuhnya menegang kaku melihat siapa yang datang.
"hai.... sayang! " ia menyapa Letta dengan lembut.
********************
