Arkendra Zivan Mahendra seorang laki-laki yang berhati dingin dan terkenal dengan sikapnya yang anti perempuan. Bukan tanpa alasan laki-laki sukses dan kaya raya itu di juluki anti perempuan. Hal itu karena di masalalu, dia pernah di kecewakan oleh seorang perempuan yang berstatus calon istrinya.
Di hari pernikahan Kendra harus menelan pil pahit jika calon istrinya memilih meninggalkan dirinya dengan pria lain. Hal itu menjadikan Kendra trauma akan pernikahan dan malas berdekatan dengan perempuan.
Sampai di mana dia bertemu dengan seorang seorang perempuan yang menarik hatinya. Siapakah perempuan yang berhasil membuat Kendra berani untuk mengambil hatinya?
ikuti kisahnya ...
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kendra Oh Kendra
"Ka_kalau begitu saya keluar dulu tuan, air nya sudah siap!" dengan segala kegugupan Dania pun langsung melangkah keluar.
Kendra yang melihat kegugupan di wajah Dania hanya bisa tersenyum simpul.
Kendra pun melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan mulai merilekskan tubuh nya yang merasa otot-otot nya terasa pegal dan lelah karena perjalanan yang lumayan lama tadi.
"CK..kenapa aku jadi begini. Kenapa kalau aku dekat Dania selalu saja tak bisa bersikap tak biasa seperti dengan perempuan lainnya. Apa aku sudah hilang akal?" Kendra bergumam dan memikirkan tentang sikapnya yang selalu ingin jahil pada Dania. Saat menatap wajah malu-malu Dania ,atau sikap gugup Dania yang membuat Kendra selalu ingin menggoda gadis manis itu.
Kendra keluar dari kamar mandi setelah berendam dalam bathtub kurang lebih tiga puluh menit. Saat Kendra keluar dari kamar mandi matanya menatap kearah sofa yang ada di samping tempat tidurnya.
Dia mengernyitkan dahinya saat melihat sosok perempuan cantik yang tertidur di sofa kamarnya.
Dania. Yah, dia menunggu Kendra keluar dari kamar mandi. Terlihat baju ganti sudah gadis itu siapkan. Bahkan segelas coklat panas dan sepiring nasi dan beberapa lauk sudah siap tersaji di meja kamarnya.
Kendra tersenyum tipis melihat gadis itu terlelap di sofa kamarnya. Mungkin karena terlalu lama menunggu dirinya yang mandi tadi. Membuat Dania ketiduran di sana.
"Nia, heiii... Dania!!" Kendra menepuk-nepuk pelan pipi Dania yang saat ini terlelap tidur di atas sofa kamar pribadinya.
"Eeehhhh.." suara lenguhan terdengar dari gadis cantik yang saat ini mulai berusaha membuka matanya.
Dania yang sedang mencoba mengembalikan kesadaran nya, di buat terkejut dan langsung membuka matanya sepenuhnya saat dia sadar jika saat ini orang yang ada di hadapannya dengan jarak yang begitu dekat dengan nya. Bahkan wajah mereka hanya berjarak dua jengkal membuat harum nafas Kendra tercium di penciuman Dania.
"Tu_tuan, maaf... Astaghfirullah!! Dania yang gugup langsung terkejut saat melihat sosok di depannya masih dalam keadaan tel*njang dada hanya menggunakan handuk yang dia lilit id pinggangnya. Hal itu membuat Dania langsung istighfar dan langsung mendorong tubuh Kendra menjauh dari nya dan kemudian dia pun langsung melangkah cepat keluar dari kamar Kendra.
"Tuan, semuanya sudah saya siapkan, besok pagi saja saya rapikan!" sebelum benar-benar keluar dari kamar itu, tanpa menatap ke arah Kendra Dania memesan jika bekas makan dan minum Kendra akan dia bersihkan besok pagi.
Setelah mengatakan itu, Dania pun langsung menutup pintu kamar Kendra dan kembali ke kamar nya. Dalam hati Dania benar-benar dirinya sedang di uji dengan kehadiran taun mudanya yang suka sekali menggodanya dan sekaligus membuat jantung nya merasa tak aman.
...----------------...
"Nia, nanti kamu tolong bawakan Kendra makan siang yaa.."
Siang ini, Dania di minta untuk membawakan makan siang untuk Kendra oleh Yunita.
"Bukannya biasanya pak Anto nyonya?"
"Pak Anto nanti saya minta antarkan saya ke Panti. Kamu nanti naik taxi saja dari sini yaa..?"
"Oh, baik nyonya..nanti saya antarkan."
"Ya sudah, terimakasih ya Nia..kalau gitu saya siap-siap dulu.." Dania mengangguk dan setelah melihat Yunita keluar dari area dapur, Dania terduduk lesu mengingat jika dirinyalah yang di tugaskan untuk mengantar makan siang untuk Kendra.
"Kenapa lemes gitu, karena tugas nyonya?" Dania menatap ke arah mba Minah yang saat ini berdiri di sampingnya.
"Iya mba, rasanya kalau sudah di kantor tuan rasanya minder sendiri. Apalagi lihat karyawan-karyawan nya kan cakep-cakep. Lah, saya kesana rasanya dekil sendiri."
"Lah..kamu kan sudah punya baju baru, sesekali pakai baju yang di beli sama non Gita." mendengar ucapan Minah, Dania baru ingat jika kemarin dia dapat hadiah banyak baju dari Gita. Dia juga cerita pada Minah dan bi Sumi, sebenarnya Dania tak enak hati menerima pemberian Gita yang dia rasa terlalu berlebihan tapi, bagi Sumi dan Minah apa yang di dapatkan Dania adalah rejeki buat dia. Lagi pula untuk pekerja yang lain juga pernah merasakan walaupun dapet bonus berupa uang dari Gita atau Angga. Mereka semua tahu anggota rumah itu semuanya dermawan.
"Ah..iya juga sih mb, nanti aku coba deh.." Dania pun menyiapkan makanan yang akan di bawa ke kantor Kendra di bantu oleh Minah.
Setelah siap, Dania pun langsung melangkah ke kamarnya untuk bersiap-siap ke kantor Kendra.
Setelah beberapa saat, Dania sudah rapi dengan tampilan sederhana nya tapi terlihat cantik.
Dania berangkat ke kantor Kendra menggunakan taxi seperti arahan Yunita. Tiga puluh menitan dia sampai di depan pintu lobby kantor Kendra. Setelah selesai membuat ongkos taxi, Dania pun masuk ke dalam gedung tinggi tempat dimana Kendra berada.

Ilustrasi penampilan Dania siang ini.
Setelah berbicara pada resepsionis, Dania pun di berikan akses untuk ke lantai dimana ruangan Kendra berada.
Terlihat banyak para karyawan yang ada di lantai yang sama dengan Kendra terlihat curi pandang padanya. Walaupun memang ruangan mereka di batasi sebuah kaca bening yang melihat lalu lalang orang yang melintas di lorong lantai itu.
"Selamat siang mba, maaf..tuan Kendra nya ada?"
Sekertaris Kendra yang bernama Hana, dia pun langsung tersenyum melihat kedatangan Dania.
"Mba Dania ya?"
"Iya mba, maaf panggil saja Dania atau Nia." dengan tak enak hati Dania pun meminta Hana untuk memanggil dirinya dengan namanya saja tanpa embel-embel lainnya.
"Ah ..baiklah, sepertinya kamu memang lebih muda dari saya. Saya Hana, sekertaris taun Kendra. Salam kenal ya Dania , kita baru bertemu hari ini. Tuan ada di dalam, ayo saya antarkan." Dania mengangguk dan mengekori Hana.
Sampai di depan pintu ruangan Kendra, Hana mengetuk pintu beberapa kali.
"Masuk !!" suara nyaring terdengar dari dalam ruangan.
Hana pun membuka pintu ruangan itu dengan hati-hati.
"Ada apa Hana, kamu tahu kan kalau saya sedang sibuk!" dengan nada kesal Kendra membentak keras Hana.
"Maaf tuan, saya cuma sebentar. Saya hanya mau kasih makan siang tuan.." bukan Hana yang menjawab tapi Dania yang menjawab dan posisinya gadis itu ada di belakang Hana.
Kendra mengernyitkan dahinya mendengar suara yang terdengar familiar itu. Hana pun perlahan membuka akses Dania untuk masuk ke dalam ruangan Kendra.
Kendra yang melihat kehadiran Dania langsung merubah mimik wajahnya. " Kalian boleh keluar, setelah makan siang saya minta dokumen itu di revisi." Dengan suara yang lebih bersahabat, Kendra meminta tiga orang yang ada di dalam ruangan nya itu untuk keluar. Gading yang mengerti dan paham akan situasi itu pun langsung mengisyaratkan pada tiga orang lainnya yang ada di dalam ruangan itu untuk segera pergi dari ruangan itu.
"Maaf tuan, saya sudah ganggu waktu penting tuan. Saya cuma mau...
"Masuk, duduk!!"
"Hahh..!!"
Dania yang masih dekat dengan pintu, sedikit blank dengan Kendra yang tiba-tiba saja memintanya untuk masuk ke ruangannya.
Hana yang posisinya di belakang Dania, langsung mendorong pelan tubuh Dania untuk masuk ke dalam ruangan bosnya itu.
Gading yang akan ikut keluar pun sedikit lebih dekat dengan Dania dan membisikkan sesuatu pada Dania. " Untung kamu datang, kalau nggak...habis sudah kursi sama meja di ruangan ini!!"
"Gading, potong bonus bulan ini atau cepat tutup pintu ruangan saya!!"
Gading yang mendengar teriakan Kendra langsung terbirit-birit pergi.
Bersambung
Tunduk deh...