Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.
Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling Memaafkan
"Hm... maaf kak, aku hanya berpikir seperti itu saja." ucap Resa pada akhirnya mengakui kesalahannya.
"Hm..." ucap Misel.
Sementara di kamar ibu dan ayahnya Misel. Kini ibu Misel mulai membujuk dan mencoba meredakan kekecewaan ayahnya Misel pada Misel.
"Yah, apa ayah begitu kecewa sama Misel?" ucap Ibu yang saat ini berada tepat di samping ayah.
Tak ada respon sedikit pun dari ayah Misel, karena saat ini ia sedang terdiam.
Berbicaralah kembali ibu Misel, mencoba untuk yang ke dua kalinya.
"Yah, ayah yakin akan mendiamkan nya?" ucap Ibu Misel lagi.
Detik berikutnya ayah Misel mulai tertarik untuk menjawab, sehingga saat ini pandangan nya ia alihkan pada ibu Misel.
Namun, harapan untuk menjawab itu hilang saat ayah Andi mengalihkan pandangannya tanpa berucap sedikit pun.
Menghela nafas lah ibu Misel sebelum ia mengeluarkan suaranya lagi.
"Hem... ya sudah, jika itu keputusan ayah. Aku harap ayah tak akan mengabaikan nya begitu lama. Lihat lah betapa sesaknya aku saat melihat putri kita menangis histeris untuk pertama kalinya. Apa kamu tau yah, aku sebagai ibu sangatlah sedih melihat nya. Walau aku pun juga ikut kecewa seperti mu karena putri ku tak memberitahu ku mengenai hubungan nya dengan seseorang. Tapi, mau gimana lagi. Ini sudah terjadi bahkan ia sudah di lamar sama seseorang itu. Kalau ayah tanya seperti apa perasaan ku, perasaan ku sangatlah kecewa. Tapi demi kebahagiaan putri ku, aku rela menghilangkan rasa kecewa ini. Setidaknya ia tak melakukan hal yang tak seharusnya terjadi sebelum pernikahan. Namun, jika itu terjadi aku yang akan menjadi seperti mu. Dingin, tak tersentuh sama sekali. Bahkan untuk melihatnya pun aku tak akan mau." ucap Ibu Misel memberitahu ayah Misel tentang apa yang ia rasakan saat ini.
Setelah mendengar ucapan ibu Misel, ayah Misel pun langsung bergegas keluar dari kamar tanpa berniat menjawab ucapan ibu Misel.
Ketika ayah Misel sudah berada di luar kamarnya, ia bergegas melangkah kan kaki menuju kamar Misel.
Dengan sekali dorongan, kamar itu pun langsung terbuka. Setelah pintu terbuka ia langsung masuk ke dalam kamar itu. Lalu ia pun mulai memeluk Misel.
"Nak, maafkan ayah. Ayah salah sudah mengabaikan kamu dan maaf ayah sudah membuat mu kecewa." ucap ayah Andi dengan tulis.
"A... yah, apa ayah memaafkan aku?" ucap Misel yang sudah berkaca-kaca.
"Iya sayang, ayah sudah memaafkan mu. Maaf sudah membuat kamu kecewa dengan sikap ayah." ucap ayah Andi lagi.
"Tidak ayah, ayah tidak salah. Di sini Misel pantas menerima semua itu dari ayah. Maafkan Misel yang sudah menyembunyikan hubungan Misel. Ayah maaf... hiks... hiks..." ucap Misel yang sudah tak bisa menahan lagi air matanya, hingga tak terasa air mata itu sudah membasahi pipinya.
Ayah Misel yang mendengar tangisan Misel, mulai melepas pelukannya, lalu ia bergegas menghapus air mata Misel dengan tangannya sambil berkata.
"Sayang jangan kamu meneteskan air mata mu ini. Rasanya sakit, ayah tak mampu melihatnya. Ayo tersenyum, ayah ingin melihat putri kesayangan ayah tersenyum." ucap ayah Misel.
"Hehehe... ayah, aku sayang ayah." ucap Misel yang langsung memeluk ayahnya dengan erat.
Sementara ibu Misel yang ternyata sedari tadi sudah berada di depan pintu kamar Misel melihat percakapan ayah dan putrinya itu. Tanpa ia sadari air matanya pun menetes yang sebenarnya sedari tadi ia mencoba menahan tangis itu. Namun, di momen ini. Ia sudah tak bisa menahan tangisnya itu, sehingga air mata itu pun menetes.
Beruntung tak ada yang melihatnya, sehingga ia leluasa meneteskan air matanya tersebut. Karena itulah seorang ibu, jika menangis ia pasti tak ingin dilihat oleh siapapun termasuk oleh putrinya.
Karena jika ia menangis di depan putrinya, ia tak sanggup jika putrinya ikut menangis juga dengannya.
Sehingga momen ini, ia manfaatkan untuk sepuasnya menangis. Ternyata tak hanya ibu Misel yang ikut menangis, Resa yang berada di samping Misel dan menyaksikan percakapan itu juga.
Kini ikut menangis karena terharu melihat momen ini. Momen ayah dan anak yang saling memaafkan. Tak ada hal yang membahagiakan ketika satu kesalahan mampu di atasi dengan meminta maaf.
"Hiks... hiks... senangnya aku melihat kakak sudah berbaikan dengan ayah. Hiks... hiks..." ucap Resa.
Perkataannya ini pun yang akhirnya membuat Misel dan ayahnya langsung melepas pelukannya dan melihat ke arahnya.
"Resa... kok kamu nangis?" ucap Misel.
"A...ku... a... ku... senang sekali kak, ini tangis bahagia. Kakak sama ayah sudah berbaikan bukannya itu momen bahagia. Makannya aku jadi nangis seperti ini. Hiks... hiks..." ucap Resa menjawab pertanyaan Misel.
"Hm... aku jadi ikut terharu kamu... terimakasih sudah ada untuk ku." ucap Misel yang segera memeluk Resa.
"Ah... iya kak, aku pasti akan terus bersama mu jika aku mampu untuk itu. Ku pastikan aku akan menemani setiap langkah mu baik senang maupun sedih. aku sayang sama sahabat sekaligus kakak ku ini." ucap Resa ketika berada dalam pelukan Misel.
"Aku pun juga sayang sama kamu." ucap Misel.
Ayah yang melihat mereka berpelukan pun sangat lah terharu. Namun, ia tak meneteskan air mata, melainkan tersenyum melihat itu semua.
Disaat ia sibuk melihat mereka berdua yang berpelukan, kini ia yang di peluk dari arah belakang.
"Terimakasih ayah, kamu sudah menjadi ayah yang terbaik buat putri kita." ucap Ibu Misel yang ternyata seseorang yang tiba-tiba memeluk tubuh ayahnya Misel dari arah belakang.
ayah yang mendengar suara istrinya pun bergegas meraih tangan ibu Misel lalu beberapa detik kemudian ia pun mulai memeluk istrinya.
"Aku yang harusnya berterima kasih sama kamu. Terimakasih sayang telah menyadarkan aku betapa salahnya aku telah mengabaikan putri kesayangan kita. Putri yang kita rawat selama ini dengan penuh kasih sayang. Tanpa kamu menyadarkan aku, mungkin saat ini aku akan terus menyiksa diri ku dan putri ku. Terimakasih sudah menyadarkan aku sayang. Aku beruntung punya istri seperti mu. Jangan pernah lelah untuk selalu mengingatkan aku, di saat aku melakukan kesalahan seperti ini. Karena jika kamu lelah, maka aku yang akan kehilangan arah. Tolong, tetap lah menjadi istri ku yang selalu mengingatkan aku akan kesalahan ku." ucap ayah Misel ketika ia mengubah pelukan istrinya menjadi ia yang menekuk istri nya.
"Iya sayang tanpa kamu minta pun aku akan tetap seperti ini. Aku pun sayang sama kamu. Kamu ayah yang terbaik, selalu menyayangi aku dan putri kita. Terimakasih sayang." ucap Ibu Misel menjawab ucapan ayah Misel.
Susana di sana pun, kini mulai membaik. Mereka sudah mulai memaafkan. Hingga misi selanjutnya adalah menggagalkan rencana pernikahan.
Bersambung...