NovelToon NovelToon
SUSAN

SUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Susan tak pernah menyangka dirinya di timpa begitu banyak masalah.

Kematian, menghianatan, dan perselingkuhan. Bagaiamana kah dia menghadapi ini semua?
Dua orang pria yang menemaninya bahkan menyulitkan hidupnya dengan kesepakatan-kesepatan yang gila!

Akan kah Susan dapat melewati masalah hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18

Edward masih penuh gairah walaupun sudah mencapai pelepasannya berkali-kali. Dia seakan sulit di puaskan. Hingga dini hari dia masih meneruskan permainannya.

Susan berkali-kali meminta ampun pada Edward. Meminta agar pria itu berhenti atau sekedar memberinya waktu untuk istirahat. Namun Edward seakan semakin terbakar gairah mendengar jeritan-jeritan Susan.

Sampai jam menunjukkan pukul 3 dini hari, Edward masih dengan permainannya. Bagaimana bisa pria itu sekuat itu? Susan sudah sangat kacau bahkan tak sanggup lagi mendes*h. Kesadarannya mulai hilang sedikit demi sedikit. Sampai akhirnya dia pingsan karena tak sanggup lagi.

Kakinya kram. Air matanya surut. Tenggorokannya kering dan miliknya sudah mati rasa. Barulah Edward menghentikan permainannya saat melihat Susan tak sadarkan diri.

Dia mencium kening Susan dan memeluk tubuh indah itu.

Di ruangan lain. Peter tergeletak lemah dan tak berdaya. Darah dari kepalanya terus mengalir. Sudut bibirnya robek. Dan mata kanannya bengkak. Sekujur tubuhnya penuh lebam dan darah. Sepertinya Martin sudah menyiksanya dengan membabi buta.

Namun, James berhasil membawanya pergi dari hadapan Martin dengan membayar semua hutang milik Peter. Martin pun tak berkutik, dia tau siapa yang ada di hadapannya.

Lagipula, siapa yang tak mengenal James. Dia adalah psikopat kepercayaan Edward. Martin tak mau mati sia-sia di tangan James. Karena James tak mungkin membunuhnya begitu saja, bisa jadi pria itu akan mengulitinya lebih dulu. Menyayat saraf-sarafnya hingga tak berdaya.

Membayangkannya saja, Martin tak mampu. Dia setuju melepaskan Peter. Lagipula seluruh hutangnya sudah di lunasi oleh Edward. Mau apa lagi?

Walaupun sebenarnya dia masih menginginkan Susan. Namun, apalah daya. Sepertinya Edward ada di pihak Susan. Membuatnya sadar akan keinginannya itu akan membawa maut.

James membawa Peter ke rumah sakit yang sama dimana Tuan Sanders di rawat. Dia segera di tangani oleh Dokter Joshua dan beberapa perawat.

Joshua melihat tubuh Peter tak berdaya seketika menerka-nerka apa yang terjadi. Dia juga mencari Sudan namun tak terlihat. Dia merasa ada yang aneh disini.

"Pasti sudah terjadi sesuatu." Batin Joshua sambil memeriksa tubuh Peter.

Sedangkan James pergi dari sana. Hendak menemui tuannya.

*******

Flashback On

Saat Susan masih berada di dalam kamar mandi. Peter menerima telpon dari Traver lagi. Wajahnya terlihat panik dan keringat sebiji jagung mulai muncul di dahinya.

"Apa kau yakin?" Tanya Peter di telpon.

"Ya, Tuan. Saya sudah cek CCTV di sekitar kejadian namun semua sudah terhapus. Saya akhirnya mengancam seorang pemilik toko untuk mengatakan sesuatu. Akhirnya dia mengatakan, bahwa ada seseorang yang memberinya sejumlah uang untuk menghapus rekaman CCTV nya."

"Siapa orang itu?" Tanya Peter lagi.

"Dia bilang tidak tau, Tuan. Tapi saya menemukan seorang remaja yang menjadi saksi mata saat kejadian, dia melihat Nona Anna di bawa sekelompok orang berjas naik mobil mewah dengan paksa. Dia juga mendengar Nona Anna berteriak menyebut nama anda, Tuan."

"Jadi itu benar Anna? Tapi siapa yang menculiknya?"

"Saya masih mencari informasi lagi mengenai itu Tuan. Sekarang saya sedang berada di kamar motel bekas Nona Anna sebelum dia di culik."

"Kirim alamatnya, aku akan kesana sekarang!" Kata Peter.

Dia menutup telpon dan buru-buru memasukkan ponsel itu ke dalam saku jasnya. Dia berjalan tergesa-gesa meninggalkan kamar.

"Alice, aku akan pergi sebentar, tolong kau jaga Susan!" Perintah Peter saat melihat Alice berjaga di depan pintu kamar pasien yang di tempati ayahnya.

"Baik, Tuan." Jawab Alice.

Di situlah Alice memberitahu Edward bahwa Peter sedang pergi dan Edward tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu untuk bertemu dengan Susan.

Dia bisa beralasan menjenguk Tuan Sanders yang sedang sakit. Bukankah itu alasan yang tepat untuk sekarang?

Saat itu juga Edward menuju ke rumah sakit untuk bertemu dengan Susan. Karena sudah dua bulan ini dia tidak bisa bertemu dengan Susan. Susan terlalu sibuk merawat ayah mertuanya yang sakit.

Sedangkan Peter yang mengendarai mobil sedan mewahnya melaju dengan kencang menuju motel yang di maksud Traver.

Ternyata motel itu berada di daerah terpencil. Bukan di Pulau Malaraja. Anna cukup cekatan dan cerdik untuk melarikan diri.

Belum sampai setengah jam Peter mengendarai mobilnya. Dia di ikuti oleh beberapa mobil lain dari belakang. Memepet mobilnya hingga oleng dan menabrak trotoar. Beruntung dia selamat.

Beberapa orang keluar dari dalam mobil. Membuka pintu mobil Peter dengan keras. Menariknya hingga terjatuh dan membawa Peter dengan paksa masuk ke dalam mobil mereka.

Mereka juga membius Peter hingga tak sadarkan diri agar tidak bisa melawan.

Saat sampai di sebuah gudang tua yang terletak di dalam hutan. Peter di ikat di sebuah kursi kayu yang usang. Menguncinya disana agar tidak dapat bergerak.

Martin yang sedari tadi menunggu kedatangan Peter sudah tidak sabar untuk menganiaya pria di hadapannya ini.

Dia menyiramkan air ke wajah Peter yang masih tak sadarkan diri. Sontak Peter terkejut dan membuka matanya perlahan. Mengumpulkan kesadaran. Matanya melihat sekeliling mencari informasi.

Dia melihat Martin tengah berdiri tegak sambil menyilangkan kedua tangannya. Ada banyak pengawalnya disini. Gudang tua tempat penyimpanan barang barang milik Martin yang biasanya di jual di pasar gelap.

"Kau tak perlu melakukan ini!" Kata Peter.

"Kenapa tidak? Kau sudah menunggak selama 3 bulan, Peter. Bahkan saat aku melihat Alpha Group mulai kembali bangkit, kau masih enggan untuk membayar hutang mu!" Kata Martin.

"Aku sudah bilang, beri aku waktu!"

"Waktu, waktu, waktuuu terus! Kau mau membayar hutang mu dengan waktu, huh?" Martin menampar Peter.

Peter meringis kesakitan. Sudut bibirnya terlihat robek karena tamparan keras dari Martin.

"Aku akan mengakuisisi perusahaan mu, sekarang Alpha Group jadi milik ku!" Kata Martin.

"Tidak! Kau tidak boleh melakukan itu. Alpha Group itu bukan hanya milik ku, tapi juga milik Susan!" Kata Peter.

"Ohh ya, kau benar. Wanita itu ya, dia cantik sekali, bagaimana rasanya?" Kata Martin berpikiran jorok mengenai Susan.

Peter terlihat marah mendengar perkataan Martin yang melecehkan istrinya. Ternyata benar, Peter sudah jatuh cinta sepenuhnya pada Susan.

"Hmm.." Martin terlihat berpikir sejenak. "Kau butuh waktu kan? Aku akan memberimu waktu lebih dengan syarat istri mu itu harus melayani ku malam ini!" Kata Martin.

Peter terlihat terkejut mendengar persyaratan dari Martin. Matanya membulat sempurna. Dia tidak mungkin menyetujui persyaratan bodoh itu. Mana mungkin dia mau berbagi istri dengan pria macam Martin yang suka tidur dengan banyak wanita.

"Tidak! Kau jangan berani-berani menyentuhnya!" Kata Peter geram.

Martin tertawa getir. Membuat perut buncitnya bergetar.

"Kau tidak memperbolehkan aku mengambil alih Alpha Group dan juga tidak setuju dengan persyaratan yang telah aku berikan? Kau sepertinya memang ingin mati ya!"

Martin mengambil sebotol wine, membukanya dan menuangkan isinya ke kepala Peter. Tiba-tiba dia memukulkan botol wine yang terbuat dari kaca itu ke kepala Peter dengan keras.

Pyarrr!!

Botol kaca itu pecah mengenai kepala Peter. Membuat darah segar mengalir dari kepalanya. Peter bahkan merasa penglihatannya gelap sekejap. Dia buru-buru menyadarkan dirinya lagi.

"Katakan pada istri mu, aku akan menunggunya malam ini!" Kata Martin lagi.

Peter masih menahan rasa sakit di kepalanya. Meringis kesakitan. Menggelengkan kepalanya.

Peter mencoba mencari cara agar Martin tidak menyentuh Susan.

"Jika kau menyentuhnya, kau bukan hanya berurusan dengan ku, Martin. Tapi kau juga berurusan dengan Edward!" Kata Peter menahan rasa sakit di kepalanya.

Martin tertawa ketir. Menyepelekan Peter. "Edward hanya mantan kekasihnya, kan? Mana mungkin dia masih perduli!"

"Edward adalah investor terbesar di Alpha Group! Dia tidak akan membiarkan mu mengambil alih perusahaan itu, Martin! Apalagi jika kau menyentuh Susan!"

Martin terlihat goyah. Dia memikirkan perkataan Peter. Membayangkan sosok Edward yang begitu di takuti di dunia mafia. Sosok yang akan membunuh siapapun yang dia anggap menganggu. Apalagi jika dia tau Martin menyentuh Susan.

Gosip tentang putusnya hubungan Edward dan Susan dulu sempat booming dimana-mana. Bahkan di kabarkan di banyak media televisi. Siapa yang tak mengenal mereka berdua. Pasangan yang begitu serasi. Sosok Edward yang dingin berdampingan dengan Susan yang cantik bak malaikat. Sukses menarik perhatian masyarakat untuk mengidolakan mereka berdua.

Saat mereka memutuskan hubungan dan Susan menikah dengan Peter. Banyak orang yang mengira Susan terpaksa menikah dengan Peter hanya untuk urusan bisnis.

Namun, Susan enggan menanggapi semua gosip yang beredar tentangnya. Edward dan Peter juga tidak ada yang menanggapi.

Para musuh Edward juga bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mengira ini adalah salah satu siasat Edward. Namun jika di pikir lagi, Edward tak mungkin membiarkan wanita di sentuh pria lain.

Dunia mafia di buat kebingungan saat itu. Apalagi Edward semakin ganas dan bringas jika berhadapan dengan lawannya. Dia seakan meluapkan semua amarahnya terhadap Susan ke para musuhnya. Tak ada yang tubuh musuh yang utuh saat di hadapan Edward.

Martin terlihat marah mengingat hal itu. Dia seakan di buat buntu oleh Peter. Padahal pria itu sedang berhutang puluhan triliun padanya.

Dia memukuli wajah Peter berkali-kali hingga pria itu tumbang dari kursinya. Bersimbah darah. Menendang perutnya dengan keras. Hingga Peter benar-benar tak sadarkan diri.

"Jadi kau ini benar-benar tidak berguna! Dasar bodoh!" Kata Martin menendang perut Peter.

Martin Luther memikirkan soal Susan. Masih menginginkan wanita itu melayani dirinya. Dia mencoba menyingkirkan bayangan Edward sejenak. Mencoba keberuntungannya kali ini. Dia menelpon Susan dan meminta wanita itu melayaninya dengan imbalan akan memberikan waktu lebih untuk Peter melunasi hutangnya.

Namun, ternyata keberuntungan itu sejatinya milik Edward. Saat anak buahnya yang di minta untuk mengikuti Peter memberi tahu jika pria itu sedang di tahan oleh Martin. Edward memilih membiarkannya karena tak tau apa niat Martin sebenarnya. Dia masih ingin memastikan situasinya.

Setelah mengetahui alurnya, Edward mengambil keputusan besar. Memberi pilihan yang amat sulit bagi Susan. Pilihan yang akan membuat Susan mati karena gairah.

Edward beruntung sekali malam itu. Karena kebetulan dia bersama dengan Susan saat Martin sedang menelpon.

Edward sangat tau kondisinya. Susan tak mungkin membiarkan Alpha Group yang di bangun oleh ayahnya di rebut begitu saja oleh Martin. Dia juga tidak mungkin mau melayani Martin walau hanya sekali.

Lagipula Martin hanya akan memberikan waktu lebih untuk Peter melunasi hutangnya. Hanya waktu. Bukan memotong hutang atau sebagainya. Jadi jelas, Susan tidak akan memilih keduanya.

Edward yang menanti kesempatan ini sangat bersemangat. Bagaimana tidak, selama menjalani hubungan dengan Susan. Dia sangat menjaga kesucian Susan. Membatasi dirinya sendiri untuk tidak menyentuh Susan berlebihan.

Dia ingin menikmati keperawanan Susan setelah menikahinya. Tapi hubungannya dengan Susan harus putus karena video editan murahan itu.

Tiap malam Edward mengutuki sosok Peter yang menikmati keperawanan Susan. Hal yang sangat dia jaga selama ini. Dia jadi menyesal tak menikmati hal itu dulu.

Edward hanya bisa memuaskan hasratnya dengan menyentuh dirinya sambil membayangkan bermain dengan Susan.

Jadi, saat kesempatan emas ini datang. Edward seperti mendapat bintang jatuh. Dia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia melimpahkan semua hasrat gairahnya pada Susan. Berkali-kali hingga akhirnya Susan tak mampu lagi melayaninya dan pingsan.

Edward merasa puas sekali. Akhirnya dia bisa menikmati tubuh mantan kekasihnya itu. Dia bahkan rela jika harus membayar puluhan triliun lagi untuk menikmati tubuh Susan.

Bersambung...

1
Adi Putra
ku tunggu janda mu🤣
Adi Putra
dalam batin Edward, akhirnyaaaa🤣
Adi Putra
menggatal🤣
Riska Rosiana
🥲🥲🥲
Riska Rosiana
auto trauma🤣
Andreee
kesempatan🤣
Andreee
mampus kouu ana
Andreee
pokol teros peterr, jan kasih amponn
Andreee
🤣🤣🤣🤣
Andreee
amunisi gk tuu
Adi Putra
kasi napas eddd🤣
Riska Rosiana
🤣🤣🤣🤣
Olivia
susan bakal plh pa y
Adi Putra
Edward ini katanya cinta, tp nyusain susan mulu y
Olivia
Peter bangs*t bgt ya, benci bgt gue
Olivia
Peter ma Anna jodoh keknya, sama2 gk ada otak
Riska Rosiana
Wait waittt Peter bisa menggila jg ye
Riska Rosiana
Oh jadi si Peter yg selingkuh..aku kira susan yg bakalan selingkuh ama edward
Riska Rosiana
kayaknya Susan ini masih ada perasaan ya sm si edward
Adi Putra
si Edward bener bener lu ye
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!