sebut saja nama nya erika eka putri pradipta seorang wanita karier beranak 1 berjuang untuk merawat putri tercintanya.
erika eka putri memiliki dendam yang sangat bergejolak terhadap seorang lelaki bernama kenzi arya prawira.
namun dibalik dendam yang menguasai ada cinta yang masih tersimpan dalam lubuk hati erika untuk kenzi.
bagaimana keseruan kisah erika selengkap nya apakah cinta bisa mengalahkan dengan rasa dendam atau malah sebalik nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon baby face syaila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Butuh tranfusi darah
Di sisi lain, kenzi masih di belakang taman dan tiba tiba saja jantung nya berdegup kencang, keringat dingin, dan gelisah.
"ada apa ini?, kenapa tiba tiba aku gelisah gini? Dan perasaan ku juga gak enak?"gumam kenz
...----------------...
Di Rumah sakit.
sesampai di rumah sakit, mama Amara berlari sambil menggendong Alya.
"dokterrr..!!, dokter..!!, suster.. Tolong cucu saya Alya."teriak mama Amara memanggil dokter
kemudian datang lah beberapa suster membawa dorongan ranjang, lalu mama Amara membaringkan nya disitu.
"tolong selamat kan Alya cucu saya dokter."ucap mama amara memohon kepada dokter
"tenang buk, kami akan menyelamatkan cucu ibu se maksimal mungkin."ucap dokter
lalu dokter masuk ke ruang igd untuk memeriksa keadaan Alya, mama Amara ingin masuk tapi suster melarang nya.
"maaf bu, ibu tunggu disini dulu ya, kami yang akan periksa kondisi cucu ibu."jelas seorang suster
beberapa menit kemudian.
aku sampai dirumah sakit, dan aku bertanya kepada resepsionis dimana ruangan alya.
"permisi suster, ruangan alya pradipta dimana ya?"tanya ku pada suster
"sebentar ya buk saya cek dulu."sahut suster
suster cek ngecek ruangan alya.
"Ruangan Alya pradipta ada di sebelah kiri, ada di ruang IGD."ucap suster
"baik sus, terimakasih."ucap ku
Aku dan Ariana bergegas ke ruang IGD,dan di depat pintu ku lihat ada mama Amara yang sedang menunggu kabar Alya.
"mama"aku memanggil mama Amara
"Erika?, Ariana?"sahut mama Amara
"ma bagaimana kondisi Alya sekarang."ucap ku sambil menangis
"Alya masih di tangani oleh dokter nak"ucap mama Amara.
Tak lama keluarlah dokter
"keluarga pasien dari Alya pradipta?"ucap dokter memanggil keluarga pasien
"saya mama nya dok, bagaimana keadaan Alya putri saya?"tanya ku pada dokter
"eeh, begini buk berdasarkan hasil pemeriksaan Alya terkena demam berdarah dan Hb nya rendah hingga membuat kondisi alya menurun drastis."ucap dokter menjelaskan penyakit Alya
"jadi tindakan apa yang harus dilakukan untuk selamatin alya."tanya ku kepada dokter
""tranfusi darah."ucap dokter
"hah? Tranfusi darah dok, ngomong ngomong golongan darah Alya apa ya? Ucap ku
"AB+ buk, apakah memiliki darah tersebut."tanya dokter kepada ku
"tidak ada dok, golongan darah saya A+."ucap ku
"papa nya alya mungkin? Tanya dokter
seketika aku terdiam.
"papa nya lagi gak disini dok, lagi keluar negeri."ucap ku
"dokter apakah di sini tidak ada stok darah AB+?." tanya Ariana
"mohon maaf buk, kebetulan stok darah itu sudah habis dan kalau bisa secepat nya kalian harus bisa mendapatkan darah itu."ucap dokter
"baik dok saya akan usahakan mencari darah AB+."ucap ku
"kalau gitu, saya permisi dulu ya bu."ucap dokter
"dokter sebentar."ucap ku
"ya?, ada yang bisa saya bantu?"tanya dokter
"apakah saya boleh melihat alya?."tanya ku kepada dokter
"ya boleh,tapi jangan sampai mengganggu ketenangan pasien ya buk."ucap dokter
Lalu dokter melangkah pergi, sementara aku langsung masuk kedalam melihat langsung kondisi alya
ibu mana yang tidak hancur melihat anak perempuan tercinta nya terbaring lemah ditempat tidur rumah sakit.
ibu mana yang tidak hancur melihat hidung putri nya yang terpasang oksigen, dan tangan nya yang kecil dan imut ditusuk oleh jarum infus.
pelan pelan langkah kaki ku mendekati Alya sambil terisak nangis, aku menggenggam tangan putri ku lalu mencium nya.
"sayang, anak mama, kesayangan mama bangun nak ini mama "ucap lirih ku yang masih menggenggam erat tangan kiri Alya
"Alya maafin mama ya nak, belum bisa jadi ibu yang baik untuk kamu."lirih ku
aku menghapus air mata ku dan berusaha untuk tegar dan kuat demi alya, lalu aku melangkah keluar dari ruang IGD.
"Er bagaimana nak kondisi alya?"tanya mama Amara penuh cemas
"masih belum sadar ma, ma aku titip Alya ya, aku mau mencari donor darah yang cocok untuk alya."ucap ku
"Erika aku mau bicara sama kamu sebentar."ucap Ariana
"ya, sudah ayo."ucap ku
......................
Lobi rumah sakit.
"kamu sebenar nya mau ngomong apa Ar?"tanya ku dengan penuh selidik
"Erika apakah kenzi mempunyai darah yang sama dengan Alya?."tanya Ariana
aku terdiam sejenak.
"iya kamu benar, aku baru ingat kalau golongan darah kenzi AB+."ucap ku
""kenapa gak kamu suruh kenzi untuk mendonorkan darah nya ke alya."saran Ariana
"what!!, jadi maksud kamu, aku minta kenzi untuk donor darah nya ke alya gitu?."ucap ku
"iya er"ucap Ariana
"aku harus bilang apa?, kan gak mungkin aku bilang Alya adalah anak nya."ucap ku
"kita gak ada pilihan lain Er, Alya harus cepat ditangani dan alya sangat butuh darah itu, kamu jangan egois."ucap Ariana
"tapi!?"ucap ku
"gak ada tapi tapi,please demi alya okey."ucap Ariana
"okey aku akan coba."ucap ku
Bersambung...