Karina adalah gadis sederhana yang di besarkan di keluarga yang hangat, namun sesuatu terjadi padanya ketika ia sedang bekerja, kejadian itu tak sengaja mempertemukannya dengan seseorang yang membuatnya terpana, dan jatuh hati. Apakah perjuangan cinta Karina akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18. Cemburu itu tanda Cinta
#Rumah Theo
Pagi itu Kian bersiap untuk pergi bekerja, Ia mulai membawa tasnya dan menghampiri Karina yang sibuk didapur.
Saat Sampai didapur ia tak melihat sarapan yang biasa Karina Siapkan, diatas meja makan hanya ada satu piring Roti.
"Karina," Panggil Kian
"Eo, Hari ini aku hanya membuatkan Roti. Bahan makanan Habis" Ujar Karina
"Habis?"
"Emmhh"
Lalu Karina pun menadahkan tangannya.
"Apa?"
"Kau harus memberiku uang untuk belanja" ujar Karina.
"Ahh oke."
Kian pun mengambil Kartu Hitam di dalam dompetnya dan memberikannya pada Karin. Melihat itu Karina hanya terpaku.
"B-b-Blackcard" Ujar Karina gugup
"Kenapa?" Tanya Theo.
"Tidak" Ujar Karina
"Belilah apa pun yang kau butuhkan" Ujar Kian.
"Baiklah Kalau begitu, Aku akan bersiap pergi kepasar" Ujar Karina seraya tersenyum lebar.
"Emmhh" Ujar Kian.
Saat Kian akan pergi, Theo pun datang ia baru saja pulang.
"Kenapa kau tidak pulang?" Tanya Kian
"A-aku menginap dirumah Yong min" Dusta Theo
"Kau akan pergi kuliah?" tanya Kian
"Hari ini aku libur"
"Kalau begitu, Bisakah kau mengantar Karina kepasar? Bahan makanan sudah Habis"
"Baiklah." Ujar Theo
"Oke, Aku pergi" ujar Kian laku pergi
"Hati-hati Hyung" Ujar Kian
Theo pun pergi kedapur dan mengambil minumnya.
"Kian-ssi Ayo—“ Ucapan Karina terhenti ketika ia tak mendapati Kian.
"Kian Hyung sudah pergi, Aku yang akan mengantarmu kepasar" Ujar Theo
"Baiklah" Ujar Karina yang tiba-tiba Muram
"Ehh Tunggu, Ada apa dengan Ekspresi mu itu?" Tanya Theo
"Tidak"
"Aku tau. Kau sudah mencintai Kian hyung kan" Theo Tebak Theo
"Apa?"
"Tidak apa-apa, Itu sudah wajar jika kau mencintai kakakku. Sudah seharusnya Seorang istri mencintai suaminya" Ujar Theo seraya menyeringai
"Baiklah, Terserah kau saja" Ujar Arin Lalu pergi
"Karina Nuna tunggu aku" Ujar Theo.
...○...
#SuperMarket
Sesampainya di supermarket Karina langsung menuju tempat buah-buahan dan sayur-sayuran.
"Karina Nuna, Aku akan memilih ramen" Ujar Theo
"Oke" ujar Karina.
Setelah memilih sayuran dan buah-buahan Karina pun pergi menuju Tempat Rak bumbu-bumbu.
"ahh itu dia" ujar Karina yang melihat merica hitam yang ada dirak paling Atas.
Arin mencoba untuk berjinjit, Tapi ia masih tidak bisa menggapainya. Saat Karina Mencoba kembali berjinjit tiba-tiba ia kehilangan keseimbangannya, Dan seorang Lelaki dengan cepat memegang pinggang Karina dan Lelaki itu pun mengambil kan barang yang ingin Karina ambil.
"Aroma parfum ini" Batin Karina
Saat Karina Membalikan badannya, dan mendongakan kepalanya, Ia sangat terkejut Jika lelaki itu adalah Moon jin.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Moon Jin yang masih melingkarkan Tanganya di pinggang Karina
"Lepaskan Aku" Ujar Karina seraya melepaskan Tangan Moon jin
"Ini" Ujar Moon Jin seraya memberikan satu toples lada hitam itu.
"Terima kasih" Ujar Karina lalu pergi
"Karina" panggil Moon Jin
Langkah Karina pun terhenti, dan menoleh kepada Moon Jin.
"Aku akan menunggu Jawabanmu" Ujar Moon Jin
Karina pun pergi. Moon Jin hanya tersenyum seraya Melihat Karina pergi.
"Akan Aku pastikan kau akan kembali kepadaku. Aku ingin menjalani hidupku seperti dulu denganmu" Gumam Moon Jin
#Rumah sakit
Pagi itu Kian memeriksa keadaan Dae yi yang mulai berangsur membaik.
"Keadaanmu mulai membaik, Kau harus terus menjaga kesehatanmu. Jika kau melakukan hal yang gila lagi, aku tidak akan menjadi Dokter mu" Ujar Kian
"Baiklah. Oppa?"
"Emmhh?"
"Aku ingin makan siang bersamamu, Besok aku harus pulang" Ujar Dae yi
"Baiklah" ujar Kian langsung mengiyakannya
#Rumah Miya
Miya terlihat sibuk dengan pekerjaannya, dan Moon jin masuk dengan membawa 1 gelas Kopi dan beberpa cemilan.
"Makanlah sesuatu" Ujar Moon jin seraya menyimpan nampan berisi kopi dan cemilan itu dimeja.
"Kenapa kau kembali bersikap baik padaku? Apa kau berubah pikiran untuk bercerai denganku?" Tanya Miya seraya beranjak dan menghampiri Moon Jin
"Tidak" Ujar Moon Jin
"Kau akan menyesal jika bercerai denganku. Kau sudah tidak memiliki harapan apa pun untuk kembali pada Karina" Ujar Miya seraya duduk dan menikmati cemilan
"Apa maksudmu?"
"Kau tidak tau ya, Dokter yang merawatmu dirumah sakit, dia adalah Suami Karina" Ujar Miya
"Omong kosong apa yang kau bicarakan? itu tidak mungkin" Ujar Moon jin terkejut
"Tanyakan sendiri pada orangnya" Ujar Miya
Moon Jin pun pergi, meninggalkan Miya.
"Malang sekali nasib lelaki satu ini" Ujar Miya seraya tertawa kecil
#Rumah Theo
Siang itu Karina bersiap untuk pergi seraya membawa kotak makan siang. Theo yang melihat itu langsung menatap Karina.
"Kau mau pergi kemana?" Tanya Theo
"Aku harus mengantarkan makan siang untuk kakakmu" Ujar Karina
"Baiklah, Hati-hati " Ujar Theo seraya memainkan ponselnya.
"Aku pergi" Ujar Karina
"Iya..."
#Rumah Sakit
Sesampai disana Senyuman Karina terus mengembang ia terlihat sangat senang, Tapi saat akan memasuki pintu rumah sakit, Tiba-tiba seseorang menariknya.
"Lepaskan " Ujar Karina memberontak
"Kita harus bicara." Ujar Moon Jin seraya menarik Karina dan memasukannya kedalam mobilnya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Karina yang kesal
"Katakan padaku, Kau tidak benar-benar menikah dengan Dokter itu kan" Ujar Moon Jin
"Bagaimana kau—Miya" gumam Karina
"Katakan padaku." Ujar Moon Jin memaksa
"Itu benar, Aku sudah menikah dengannya" Ujar Karina
"Tidak mungkin!" Ujar Moon jin Syok
"Kau menyesal karena sudah menghianatiku?" Tanya Karina.
"Aku tidak pernah menghianatimu" Ujar Moon jin
"Aku tidak ingin mendengar apa pun darimu!" Ujar Karina lalu membuka pintu mobil
Tapi tiba-tiba Moon jin menutup pintu mobil kembali dan memegang kedua pipi Karina dengan kedua tangannya dan menatap Karina dengan dalam.
"Tidak, Karina Aku masih mencintaimu. Aku memiliki Alasan kenapa Aku menikah dengan Miya" Ujar Moon Jin
"Apa yang Kau lakukan?" Ujar Karina segera melepaskan Tangan Moon Jin
Karina pun Keluar dari mobil, Tapi Lagi-lagi Moon Jin mengejar Karina dan memeluknya dari belakang.
"Aku mohon kembalilah padaku" Ujar Moon jin
Karina Langsung melepaskan pelukan Moon Jin dan menampar Moon jin.
PLAAKKK
"Aku sudah tidak memiliki harapan apa pun padamu, kau sudah menghianatiku dan sekarang kau memintaku untuk kembali padamu. Aku ini punya Hati Moon Jin-ah. Kau tidak tau bagaimana sakitnya saat kau menghianatiku" Kata Karina terisak
"Maafkan aku Karina" Ujar Moon Jin
"Dengar! Aku sudah menikah dan Aku mencintai suamiku. Jika kau benar-benar mencintaiku, Aku mohon Pergilah jangan ganggu kehidupan baru ku, biarkan aku bahagia" Ujar Karina lalu pergi
Moon jin hanya terdiam melihat Karina yang pergi menjauh darinya.
Karina Langsung pergi menuju kantor Kian, Tapi ia tidak menemukan Kian disana, sampai ada seorang suster yang bertanya padanya.
"Nona anda mencari dokter Kian?" Tanya suster itu
"Nde, dimana dia?" Tanya Karina
"Dia ada dibangsal No 254" Ujar suster itu
"Baik Terima kasih" ujar Karina seraya tersenyum
Karina langsung melangkahkan kakinya menuju bangsal no 254.
"Ayolah, Tersenyumlah" Gumam Karina pada dirinya sendiri
Saat Karina sampai didepan pintu Bangsal No 254, tak sengaja Karina melihat Kian Yang sedang memeluk seorang wanita dari Jendela pintu. Melihat Itu Karina pun langsung berputar balik dan pergi dengan Rasa kecewanya.
#Bangsal no 254
Gadis itu terus memeluk Kian, dan kian pun melepaskan pelukan gadis itu.
"Sekarang kau Istirahatlah, Ada beberapa pasien yang harus aku periksa" Ujar Kian
"Oke, Oppa Fighting " Ujar Dae yi
"Emmh"
Kian pun keluar dari bangsal itu, dan menuju Kantornya.
#Kantor Kian
Saat Kian masuk ia melihat sebuah kotak makan yang tersimpan diatas meja kerjanya.
"Karina?" Gumam Kian
"Dokter Kian, Pasien—“
"Apa kau melihat Karina?" tanya Kian
"Anda tidak bertemu dengannya? Tadi aku melihatnya pergi" ujar suster itu
Mendengar itu Kian pun langsung berlari untuk mengejar Karina, Saat Kian menuruni lantai satu, dari Jauh Kian melihat Karina yang baru menaiki taksi.
Pukul 22.30
Malam itu Kian pulang Lebih Awal. Saat ia sampai dirumah Kian tak menemukan Theo atau pun Karina, Kian hanya melihat sebuah roti yang tersaji diatas piring di meja makan.
"Kenapa tidak ada siapa pun?" Gumam Kian seraya menyimpan kembali piring berisi roti itu.
Kian pun mengambil ponselnya dan menghubungi Theo.
"Hallo? Theo-ya " Ujar Kian
"Eo Hyung?"
"Kau dimana?" Tanya Kian
"Aku sedang bermain basket"
"Basket? Lalu Karina?"Tanya Kian
"Dia ada dirumah" Ujar Theo
"Oke" Ujar Kian Lalu menutup telponnya
Kian pun menyimpan Tasnya dan mulai mencari Karina kesetiap Ruangan.
"Karina-ssi" panggil Kian
Semua ruangan sudah Kian Lihat tapi ia tak menemukan Karina.
"Kemana dia? Apa dia pergi kerumah orang Tuanya" Gumam Kian
Kian sempat terhenti dan langsung pergi ke rooftop rumah.
Benar saja, Disana Kian melihat Karina tengah minum seraya melihat bulan dan bintang. Karina terlihat tengah berbicara dengan seseorang tapi tak ada siapa pun disana.
Kian yang melihat itu sempat ragu untuk menghampiri Karina, tapi dia tidak bisa membiarkan Karina seperti itu.
"..katakan padaku, Kenapa aku merasa sangat kesal, aku sangat marah ketika aku melihatnya berpelukan dengan wanita"
Langkah Kian Tiba-tiba terhenti mendengar perkataan Karina.
"Apa aku cemburu padanya? Itu tidak mungkin, pernikahan kami hanya tersisa 2 bulan lagi, lalu setelah itu kami akan berpisah. Aku tidak boleh mencintainya. Jika aku mencintainya, aku takut saat perpisahan nanti aku tidak bisa melepaskannya" Gumam Karina seraya mabuk.
"Ehhh Bulan, Apa kau pernah mengira jika dia akan mencintaiku? Dia lelaki lembut dan juga dingin tapi entahlah, Aku tidak ingin terlibat lagi dengan Cinta. Aku tidak ingin mencintai siapa pun lagi Aku sudah Lelah----"
"Karina." Panggil Kian seraya menghampirinya
"Sejak kapan kau disini? Apa kau mendengar semua perkataanku?" Tanya Karina yang mabuk
"Tidak"
"Syukurlah" ujar Karina seraya tersenyum manis
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Kian seraya duduk disamping Karina.
"minum."
"Kau mabuk." Ujar Kian
"Tidak dokter." ujar Karina dengan Smirk nya
"Tadi aku melihatmu sedang berbicara. kau berbicara dengan siapa?" Tanya Kian
Karina pun menunjukan jarinya kearah bulan.
"Bulan?" Tanya kian seraya mengerutkan keningnya
"Emm aku seorang Selenophile "Ujar Karina lalu minum
"Selenophile?" ujar Kian kebingungan
"emmh, Selenophile adalah panggilan Untuk Orang yang sangat menyukai Bulan" Ujar Karina
"ahh begitu" Gumam Kian
"Apa yang kau sukai?" Tanya Karina
"Tidak ada"
"Aku tau, Kau hanya menyukai pekerjaanmu" Ujar Karina
"mungkin" Ujar Kian
Karina pun beranjak.
"Kau mau kemana?" Tanya Kian
"Aku lelah" Ujar Karina lalu pergi
"Karina.. "
Langkah Karina terhenti ketika Kian memanggilnya.
"Aku tau kau marah padaku, Kau kesal padaku. Kau boleh menghukumku" Ujar Kian
Karina pun langsung berjalan mendekati Kian dan menatapnya, Lalu menundukan kepalanya dan memukul lengan Kian.
"Jangan memeluk wanita Lain, Jangan tersenyum pada wanita Lain. Aku sangat membencinya" Ujar Karina yang masih terlihat kesal.
Setelah itu Karina pun pergi. Kian Hanya tersenyum lebar seraya melihat Karina yang pergi.
#Kamar Kian
Karina Terlihat sudah tertidur pulas, Kecuali Kian.
"Apa dia benar-benar tidak akan mencintai siapa pun lagi?" Batin Kian seraya melihat Karina
Kian berbaring disebelah Karina seraya menatapnya lekat-lekat.
Kian pun beranjak dan mengambil ponselnya, Ia membuka kalender.
"2 bulan lagi, Apa pernikahan ini akan benar-benar berakhir?" Batin Kian seraya melihat Karina
To Be Countinue...
