NovelToon NovelToon
Manuver Cinta

Manuver Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / CEO / Dark Romance
Popularitas:481
Nilai: 5
Nama Author: _Luvv

Pernikahan tanpa Cinta?

Pernikahan hanyalah strategi, dendam menjadi alasan, cinta datang tanpa di undang. Dalam permainan yang rumit dan siapa yang sebenernya terjebak?

Cinta yang menyelinap di antara luka, apakah mereka masih bisa membedakan antara strategi, luka, dendam dan perasaan yang tulus?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _Luvv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

“Ga, berita itu kerjaan lo?” tanya James terdengar ragu, karena rasanya tidak mungkin Lingga bertindak segegabah itu.

Lingga yang tengah memeriksa tumpukan berkas di meja kerjanya mendongak. Alisnya berkerut, menatap James dengan penuh tanda tanya.

“Berita apa?”

James langsung mengulurkan ponselnya. “Pernikahan lo sama Diandra… tapi anehnya, wajah lo di-blur.”

Sekejap, fokus Lingga teralih. Ia meraih ponsel itu, matanya menelusuri layar. Berbagai portal media memajang headline yang sama: “Diandra, dokter muda di kabarkan menikah dengan salah satu anak konglomerat misterius.” Foto-foto pernikahan mereka terpampang, tapi benar hanya wajah Diandra yang terlihat jelas, namun ada beberapa opini yang menggiring ke identitasnya.

Lingga terhenyak. Jantungnya berdegup lebih cepat. “Kok bisa? Jem, lo udah pastiin kemarin aman, kan?” tanyanya cepat, nyaris mendesak.

James mengangguk meyakinkan. “Udah, Ga. Semua tamu, media, sampai vendor gue periksa. Tapi ini jelas bukan dari luar… keliatan banget, blur-nya cuma di wajah lo. Kayaknya ada yang main dari pihak internal.”

Sebuah desahan panjang lolos dari dada Lingga. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal di atas meja. Rasa kesal dan kecurigaan bercampur jadi satu.

“Take down semua foto dan berita itu, James. Sekarang juga.” Nada suaranya tegas.

James mengerling, ragu. “Gue kira ini emang rencana lo, Ga. Gue sampai mikir ini bagian dari strategi lo nikahin Diandra.”

Lingga menatapnya tajam, ada kilatan frustrasi di sana. “Lo tau gue udah janji sama dia. Gue janji nutupin semua, Jem. Gue gak mau hidup dia jadi bahan konsumsi publik.” Ia mengusap wajahnya kasar, kepalanya sedikit menunduk. Ada beban yang jelas terpampang di rautnya.

Sejenak ruangan itu hening, hanya terdengar napas Lingga yang berat. Ia baru saja menikah, berharap bisa memberi ketenangan pada Diandra. Namun yang datang justru badai yang tak ia duga.

“Cepet take down, Jem. Sebelum Diandra lihat.” Suaranya kali ini lebih rendah, ada kegelisahan yang sulit disembunyikan. Ia takut, bukan pada media, bukan pada publik tapi pada tatapan marah dan kecewa istrinya.

James mengangguk mantap, segera melangkah keluar. Sementara Lingga masih terduduk di kursinya, menatap kosong ke layar ponsel yang kini sudah ia letakkan di meja. Dalam hatinya, ia tahu ini bukan kebocoran biasa. Ada yang sengaja ingin memancing dirinya.

_____

Di sisi lain ponsel Diandra bergetar di atas meja kerja. Ia sempat mengabaikannya karena sedang memeriksa hasil laboratorium pasien, tapi notifikasi yang terus berdenting membuatnya menyerah. Dengan sedikit jengkel, ia meraih ponsel itu.

Saat layar terbuka, matanya langsung membelalak. Deretan headline memenuhi linimasa.

“Dokter muda menikah dengan anak konglomerat misterius.”

“Siapa sosok suami Diandra yang wajahnya disamarkan? Apakah putra sulungnya Wijaya.”

Tangannya refleks bergetar. Foto-foto pernikahannya terpampang jelas. Gaun putih yang ia kenakan, cincin yang melingkar di jarinya, dan senyum canggungnya di pelaminan. Semua terekam. Semua terekspos.

Kecuali… wajah Lingga.

“Tidak mungkin…” bisiknya, napasnya tercekat.

Janjinya langsung teringat. Malam setelah pernikahan, Lingga menatapnya dalam-dalam dan berkata ia akan melindungi privasi mereka. Tak ada publikasi, tak ada sorotan media. Hanya mereka berdua, menjalani awal yang seharusnya tenang.

Tapi kenyataannya? Dunia luar sudah tahu.

Diandra menggigit bibir bawahnya. Ada rasa panas yang merambat dari dadanya ke kepala campuran marah, kecewa, dan takut. Apa ini memang rencana Lingga dari awal? Menjaga nama baiknya sendiri dengan membiarkan dirinya jadi pusat gosip?

Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan diri. Tapi tangannya justru bergerak cepat membuka satu demi satu artikel, membaca komentar netizen yang berseliweran.

“Siapa suaminya? Kenapa identitasnya disembunyikan?”

“Jangan-jangan cuma nikah settingan.”

“Pantesan buru-buru, pasti ada sesuatu.”

Kepalanya mendengung. Jantungnya berdebar tak karuan.

Ponsel itu akhirnya ia letakkan dengan kasar di meja. Napasnya memburu. “Lingga…” desisnya lirih, penuh getir.

“Ra!”

Suara panggilan itu membuat Diandra menoleh. Nafas Kevin masih memburu, keringat menetes di pelipisnya, jelas ia baru saja berlari terburu-buru menghampiri.

Diandra, yang sejak tadi terduduk di kursi ruangannya dengan wajah pucat, hanya bisa menatap kosong. Tubuhnya lemas, pundaknya merosot, seolah semua energi telah terkuras. Harusnya ia sadar dari awal sedang berhadapan dengan siapa. Kenapa lagi-lagi ia harus jadi korban dari kecerobohannya sendiri?

“Jadi kabar itu bener?” tanya Kevin hati-hati.

Diandra tak segera menjawab. Pikirannya sedang kalut sekarang.

“Tolong hubungi Kak Sandra buat take down berita itu, Vin,” pintanya tiba-tiba, nyaris seperti pekikan.

Kevin mengusap tengkuknya gelisah. “Ra… ini media besar. Gak segampang itu buat take down. Butuh proses, butuh tekanan dari pihak yang lebih kuat.” Ujung matanya masih menatap layar ponselnya, melihat berita yang semakin ramai.

Tapi tak lama kemudian, Kevin memekik kecil. “Loh… udah ilang, Ra. Beritanya ilang semua!” Ia segera menunjukkan layar ponselnya. Memang benar, artikel yang baru saja naik, satu per satu lenyap seolah tak pernah ada.

“Gila! Baru tayang beberapa menit terus langsung ditarik. Ini bukan kerjaan orang biasa. Wow…” Kevin berdecak kagum, matanya berbinar penuh takjub.

Diandra justru terdiam. Napasnya sedikit lega, tapi kepalanya dipenuhi pertanyaan. Siapa yang cukup berkuasa untuk menyingkirkan berita sebesar itu dalam hitungan menit?

“Dek!”

Suara itu membuatnya terhenyak. Diandra menoleh cepat, mendapati Sandra berdiri di ambang pintu dengan wajah ngos-ngosan, jelas habis bergegas ke rumah sakit.

“Kak…” suara Diandra tercekat. Ada haru di dadanya kakaknya rela datang sejauh ini hanya karena berita itu.

“Kamu gak papa?” tanya Sandra, mendekat dengan raut cemas.

“Aku baik-baik aja, Kak. Makasih ya, udah take down berita itu.” ujar Diandra memeluk kakak perempuannya, yang selalu pasang badan untuknya.

Sandra tertegun, lalu menggeleng. “Hah? Justru Kakak mau minta maaf karena gak bisa take down berita itu. Makanya Kakak buru-buru datang buat ngamanin kamu dari media.”

Diandra terdiam. Matanya membesar. “Lalu… siapa?”

Sandra menatap adiknya lekat-lekat. Ada keraguan sebelum ia berucap, “Lingga?”

Nama itu langsung membuat dada Diandra sesak. Ia tahu betul, dibandingkan keluarganya, kekuatan Lingga jauh lebih besar.

“Ini pasti kerjaan dia, Kak,” tuduh Diandra cepat, emosinya memuncak.

Sandra menghela napas berat. “Jangan langsung menyimpulkan, Dek. Nanti tanya dulu sama dia.”

Diandra bersedekap, menahan gemetar di tangannya. “Siapa lagi kalau bukan dia?! Yang tahu pernikahan ini cuma dia. Ini jelas rencananya dari awal!”

Kemarahan memuncak di wajahnya. Pandangannya tajam, seolah membakar bayangan Lingga di kepalanya. Seharusnya ia sudah bisa menebak, Lingga bukan pria sembarangan. Dan sekarang, semua semakin jelas di matanya Lingga memang pria licik yang pandai menyusun skenario.

"Jadi berita ini benar, Ra?" tanya Kevin kembali memastikan.

1
Erika Solis
Duh, sakit banget hatiku. Terharu banget sama author!
Isolde
🙌 Suka banget sama buku ini, kayaknya bakal aku baca lagi deh.
Madison UwU
Gak sabar lanjut baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!