NovelToon NovelToon
Menggoda Anak Mantan Tunanganku

Menggoda Anak Mantan Tunanganku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Balas dendam pengganti
Popularitas:36
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Gena Febrian pernah mengambil resiko untuk kehilangan segalanya demi seorang Indri, perempuan yang Ia cintai namun perempuan itu malah meninggalkannya untuk orang lain. Semenjak saat itu Ia bersumpah akan membuat hidup Indri menderita. Dan kesempatan itu tiba, Indri memiliki seorang anak sambung perempuan. Gena c akan menemukannya, membuatnya jatuh cinta padanya, dan kemudian dia akan menghancurkannya.

Sally Purnama seorang staff marketing dan Ia mencintai pekerjannya dan ketika seorang client yang dewasa dan menarik memberi perhatian padanya Ia menaruh hati padanya.

Tak lama kemudian dia menerima ajakan Gena, lalu ajakan lainnya. edikit demi sedikit, Genamengenal perempuan yang ingin ia sakiti, dan ia tidak bisa melakukannya. Dia jatuh cinta padanya, dan Sally jatuh cinta padanya.

Tapi-dia telah berbohong padanya, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia terjebak. Saat Sally menemukan kebenaran, dia patah hati. Pria pertama yang sangat dia cintai telah mengkhianatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Jaka tahu kalau Gena adalah mantan kakaknya. Pria itu benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Gena. Kenapa harus Sally yang ia perlakuan seperti itu, Sally tidak salah apa-apa. Tapi Gena malah membuat Sally hancur.

Indri terus menelepon Jaka untuk mengetahui keadaan Sally. Ibu sambungnya itu takut, akan terjadi apa-apa kepada Sally. Suara dering telepon membuat Jaka keluar dari kamar Sally. Dia tidak ingin menganggu Sally yang sedang tidur dalam masa pengobatannya.

"Jak, gimana Asa?" Tanya Indri dari seberang telepon.

"Kak Indri tenang ya. Dia, baik-baik aja. Jangan panik Kak, Jaka udah urus Asa, Kak." Kata-kata Jaka membuat Indri sedikit tenang.

"Untung kamu Dokter, Jak. Jadi kamu bisa menangani Asa. Syukurlah kalau Asa baik-baik aja." Indri mengusap dadanya, wanita itu sudah tenang.

"Iya, Kak. Jangan khawatir. Jaka pasti akan jaga Asa di sini." Jaka menenangkan Indri lagi.

"Terus kamu mau pulang kapan ke Indonesia, Jak?" Tanya Kakaknya.

"Kalau Asa udah sehat, aku akan bawa dia pulang. Jaka juga masih ada urusan disini, Kak. Kak Indri tunggu saja ya, nanti akan Jaka kabari lagi, sudah dulu Kak Indri. Jaka mau mengurus Asa." Jaka menutup sambungan telepon. Pria itu ingin bertemu dengan Gena untuk membuat perhitungan.

Jaka kembali masuk ke kamar dan mengambil ponsel milik Sally. Dia mencari-cari nomer Gena untuk dihubungi. Jaka menekan panggilan telepon memanggil Gena dengan ponsel miliknya.

"Hallo, siapa?" Suara terdengar dari Gena. Pria itu mengangkat telepon dari Jaka.

"Gua, Jaka, adik Indri." Kata Jaka mengepalkan tangannya erat.

"Ada apa? Mau apa lu telepon gua?" Gena kesal, suaranya menjadi berat.

"Gua tau semua tentang lu sama Asa, kalau lu enggak mau terbongkar. Temui gua di kafe deket penginapan lu." Jaka langsung menutup sambungan teleponnya. Pria itu menghampiri Sally dan membelai rambut wanita yang dia cintai.

"Kasian kamu, Sa. Aku enggak tega." Jaka memeluk Sally.

Jaka sedang menunggu kedatangan Gena di Kafe dekat penginapan Gena. Pria itu mengetuk-ngetuk mejanya berulang kali.

"Is there anything else you want to order?" Tanya pelayan di Kafe pada Jaka.

"No, thank you. I'll order the rest later." Jawab Jaka pada pelayan Kafe.

Akhirnya orang yang ditunggu-tunggu Jaka menampakkan batang hidungnya di hadapan Jaka. Jaka benar-benar ingin langsung memukul Gena, tapi niatnya ia urungkan. Dia tidak mau masuk polisi karena masalah ini.

"Lu kenapa gituin, Asa?" Tanya Jaka menahan emosi.

"Bukan urusan lu." Jawaban Gena membuat Jaka menjadi semakin marah.

"Lu gila ya?! Gara-gara lu, Asa jadi sakit! Lu tau enggak sih, Gen?!" Jaka berteriak ke arah Gena. Para pembeli di kafe itu memandangi Jaka dengan tatapan takut.

"Asa, sakit?" Tanya Gena pada Jaka.

Jaka kembali memelankan suaranya, dia tidak mau mengganggu pengunjung kafe yang sedang bersantai. "Iya, dia sakit! Lu enggak tau hal apa yang bakalan terjadi ke orang. Gua akan kasih tau ke Asa, semuanya." Jaka mengancam Gena.

Gena menahan Jaka yang ingin memberi tahu Sally. "Jangan, please. Gua janji, akan pergi dari kehidupan Asa. Jadi gua mohon, jangan kasih tau Asa. Gua enggak mau dia tau." Gena takut, jika Asa mengetahui semuanya.

"Kenapa lu balas dendamnya ke Asa? Lu enggak punya hati Gen. Kelakuan lu itu kaya sampah, yang enggak pernah di sekolahin. Menyakiti orang lain, demi kepentingan pribadi." Jaka mencengkram erat kerah baju Gena.

"Gua janji, akan pergi ninggalin Asa." Gena melepas cengkraman tangan Jaka.

"Gue pegang kata-kata lu. Lu pergi dari kehidupan Asa. Jangan pernah ketemu Asa lagi." Jaka pergi meninggalkan Gena seorang diri.

Gena mengacak-acak rambutnya kasar. Dia mengingat lagi kejadian sebelum kepergiannya ke Singapura.

Setelah Gena mengantar Sally pulang, dia menghentikan mobilnya di depan kantor milik Gena. Pria itu menatap lurus ke depan. Pikirannya di penuhi oleh Sally.

"Harusnya tadi, aku enggak terima pelukan dan ciuman Asa." Kata Gena tertawa sendiri terhadap dirinya.

Gena merutuki dirinya sendiri, karena ternyata Gena jadi benar-benar mencintai Sally. Seharusnya tidak begitu, karena niat awal Gena adalah balas dendam kepada Sally.

"Harusnya enggak gini. Aku enggak boleh jatuh cinta sama Asa. Ini kesalahan. Aku harus jauhin Asa." Mulai saat itu, Gena pergi ke Singapura untuk menjauhi Sally. Agar dirinya tidak mencintai Sally. Tapi, malah dia tidak bisa melupakan Sally. Dia malah tambah mencintai Sally.

Gena pikir kalau dia menjauhi Sally, akan membuat wanita itu menyerah. Tapi, malah hal itu membuat Sally jatuh sakit. Harusnya Gena tidak melakukan hal itu kepada Sally. Ego Gena yang membuat dirinya tidak mau mengakui jika pria itu mencintai Sally.

"Aku harus ngelakuin apa?" Tanya Gena pada dirinya sendiri. Gena ingin meminta maaf pada Sally, tapi tidak bisa. Dia sudah berjanji kepada Jaka untuk menjauhi Sally dan tidak menemuinya lagi.

"Aku memang harus menjauhi Asa. Jika aku jadi Asa, aku pasti tidak akan memaafkan diriku sendiri." Gena terus mengacak-acak rambutnya.

"Sir, are you okay? Do you need help?" Pelayan Kafe menghampiri Gena. Pelayan itu tadi melihat Gena dan Jaka bertengkar. Tapi karena menggunakan Bahasa Indonesia, jadi pelayan itu tidak mengetahui apa masalahnya.

"I'm confused. Did I do something wrong? I just want justice." Kata Gena pada pelayan.

"Sir, remember what Mahatma Gandhi said about, 'An eye for an eye, Will only make the whole world blind.' So think carefully." Perkataan Pelayan membuat dada Gena tertohok. Ternyata selama ini, Gena melakukan kesalahan.

"Thanks." Gena berlari meninggalkan pelayan, dirinya telah sadar apa yang telah dia lakukan itu suatu kesalahan. Jika dia membalas dendam kepada orang karena masalahnya, itu malah akan membuat yang lain menjadi rusak. Dia seharusnya merelakan semuanya, dan berhenti di dirinya sendiri. Karena kesalahan di masa lalu, malah membuat masa depannya hancur. Gena harus kehilangan orang yang dicintainya itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!