Ketika membuka mata, Dani menemukan dirinya berada di sebuah kamar. Ia tak mengingat apapun tentang dirinya. Di sana dia bertemu dengan pria yang mengaku sebagai bosnya. Pria itu mengatakan kalau Dani merupakan personal trainer di gymnya yang diketahui juga melakukan pekerjaan p|us-p|us.
Namun semua itu tak berlangsung lama, karena ingatan Dani perlahan pulih setelah bertemu wanita yang mengetahui masa lalunya. Saat itulah Dani menggunakan keahlian hipnotisnya dan mengambil alih bisnis gym. Siapa yang menduga? Bisnis itu menjadi sukses besar saat dikelola oleh Dani.
"Layanan trainer-trainer di gym 24 luar biasa. Pokoknya bikin lemas dan banjir lendir. Eh, maksudnya lendir keringat. Hehe..." ucap salah satu tante langganan gym 24.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18 - Mengambil Alih
Deva merasa canggung dengan reaksi Lexy. Gadis itu tampak mematung lama sambil menatap icibosnya.
"Aku rasa sudah cukup," ucap Deva sembari menutupi miliknya dengan handuk.
"Enggak! Jangan!" Lexy menghentikan tindakan Deva. "Apa ini masih bagus?" tanyanya. Dia melihat aset pribadi Deva pendek dan cukup mengkhawatirkan.
"Apa maksudmu masih bagus? Kau pikir ini motor kali!" balas Deva.
"Bukan begitu. Aku hanya penasaran," ungkap Lexy.
"Aku nggak tahu. Udah deh. Aku mau pakai baju," kata Deva.
Lexy tidak mengatakan apa-apa. Dia malah tiba-tiba menindih paha Deva. Tanpa diduga gadis itu memasukkan aset Deva ke dalam mulut.
Mata Deva terbelalak tak percaya. Tubuhnya juga berjengit saat bisa merasakan mulut Lexy yang melahap seperti menikmati es krim.
Deva tak menampik kalau dirinya merasa nikmat. Apalagi saat Lexy melajukan pergerakannya di bawah sana.
"Aaah!" Deva kelepasan mendesah. Membuat Lexy tersenyum puas. Namun tiba-tiba gadis itu berhenti melakukan layanannya.
"Ternyata barangnya masih bagus. Masih bisa berdiri. Kirain loyo," komentar Lexy. "Mau aku lanjut nggak?" sambungnya menggoda.
"Nggak usah deh!" Deva memilih menolak. Dia masih merasa tidak pantas bahkan terlalu malu untuk melanjutkan. Buru-buru dia beranjak dari ranjang dan masuk ke kamar mandi.
Lexy yang ditinggalkan terperangah. Dia merasa kesal karena ditolak. "Dih! Sombong amat. Padahal punyanya pendek!" geramnya. Dengan langkah cepat, dia tinggalkan kamar Deva.
...***...
Terjadi kehebohan di luar gedung gym. Semua orang berhamburan keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Thalia dan trainer lain syok sekali saat melihat Wandi berlumuran darah di aspal. Kata saksi yang melihat kejadian, Wandi lompat sendiri dari atap gedung.
Dari lantai tiga, Dani menengok dari jendela. Semua yang terjadi pada Wandi memang adalah ulahnya. Ia tahu ini salah, namun dirinya merasa tak bisa menemukan cara lain yang lebih cepat untuk menaklukkan Wandi.
Keesokan harinya Dani dan Arin bertemu lagi. Keduanya kali ini bertemu di taman.
"Wandi telah meninggal tadi malam. Aku akan melanjutkan dendamku pada keluarga Alamsyah," ungkap Dani.
"Kita bisa melakukannya pelan-pelan, Sya. Karena kalau salah langkah, kita yang kena batunya. Seperti yang terjadi padamu sebelumnya. Kau diculik dan dijual pada Wandi," sahut Arin.
"Tapi amarahku pada keluarga Alamsyah semakin besar. Mereka sudah merenggut semuanya dariku. Aku bahkan dikeluarkan dari kampus. Mereka merampas masa depanku." Dani mengepalkan tangan di salah satu tangannya.
"Kau tahu kalau aku juga bernasib sama sepertimu. Tapi bedanya kau lebih bebas. Ngomong-ngomong, akan kau apakan bisnis Wandi?"
"Aku akan mengambil alih."
"Termasuk bisnis layanan ranjang?"
"Sepertinya aku tidak akan mempertahankan yang itu."
"Pertahankan saja! Gunakan keahlian hipnotismu untuk mengelabui pelanggan." Arin memberi saran.
"Rasanya aku pernah mendapat saran begini darimu," tanggap Dani sambil mengingat.
"Memang pernah. Tapi kau menolak. Pikirkanlah! Kau mendapatkan bayaran besar dan tak perlu susah payah menggenjot pelanggan. Itu menurutku keuntungan luar biasa. Belul lagi pelatihan trainer," jelas Arin panjang lebar.
"Kalau begitu berarti aku harus mengajari semua orang cara hipnotis dong?" tanya Dani.
"Ya! Tentu saja. Kalau kau setuju, aku juga pengen di ajari olehmu." Arin menggenggam tangan Dani. Dia tampak antusias.
Dani berpikir sejenak. Dia merasa Arin ada benarnya. Lagi pula sekarang Dani sudah tak memiliki harta lagi semenjak dijual pada Wandi.
semoga nanti bisa bersatu dengan Dani .
bahagia bersama anak mereka
jangan-jangan nanti Lexy juga hamil...