Demi untuk mendapatkan pengakuan dari keluarga Tan, Claudia bersedia menikah dengan pria misterius yang penyakitan demi mengganti posisi Pricilia kakak tirinya.
Claudia lahir dari sebuah kesalahan ibunya yang hamil di luar nikah oleh ayahnya Morgan Tan.
Tidak pernah mendapatkan kasih sayang sejak kecil dan kerapkali mendapatkan hinaan, Claudia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan percaya diri.
Takut akan rumor dan kondisi buruk Edward, kelurga Tan sengaja menukar anak gadisnya Pricilia dengan anak haram Morgan Tan yaitu Claudia. Apalagi terdengar rumor pria tersebut memilki penyakit aneh dan istri-istrinya meninggal secara misterius.
Lalu, bagaimana kah nasib Claudia di tangan kelurga Chen?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di permalukan di hari pertunangan (2)
Dari tempat ia berdiri terdengar suara seorang wanita berteriak dan marah-marah. Claudia berjalan kearah panggung dan mulai menerobos orang-orang berkerumun. Alangkah terkejutnya ia saat melihat Marlina, ibu kandungnya sedang di maki-maki oleh seorang wanita cantik, dari penampilannya wanita itu terlihat berkelas dan memiliki aura berkuasa.
Marlina terdiam dengan kepala tertunduk, Morgan ayah Claudia dan Pricilia menatap tajam kearah Marlina dengan kedua tangan mengepal kuat. Sarah menyunggingkan senyuman licik, Nenek Tan menatap benci, Amanda dan Mona melipat kedua tangannya di dada seraya memandang Marlina penuh penghinaan. Sementara yang lain hanya menjadi penonton tanpa ada yang ingin membantu Marlina.
"Ibu...! Seru Claudia, ia memeluk sang ibu yang terlihat ketakutan. Semua orang menatap kearah Claudia penuh tanya.
"Claudia...! Marlina memeluk anak kandungnya lebih erat. Keduanya mengurai pelukan, Claudia menatap wajah ibunya penuh haru "Ada apa bu? Kenapa mereka semua terlihat marah pada ibu?" tanya Claudia sambil mengusap lembut airmata ibunya yang terus berjatuhan.
Tidak mendapatkan jawaban dari sang ibu, ia menoleh dan bertanya pada Morgan
"Yah, ada apa dengan ibu?! Kenapa semua orang berkerumun di sini?"
"Ohh jadi ini anak kandung wanita pelayan itu!" wanita cantik yang berdiri di antara Sarah dan Morgan bersuara lantang, ia melipat kedua tangannya di dada.
"Wanita itu telah mempermalukan kelurga Tan! Tunjuk Morgan kearah Marlina. Nafasnya tersengal menahan amarah yang hampir meledak.
"Ayah! Claudia berseru "Wanita yang ayah tunjuk adalah ibuku dan juga istri ayah!"
Semua orang terkejut mendengar pengakuan Claudia. Bukankah selama ini Morgan hanya memiliki seorang anak gadis. Namun, kenapa sekarang ada yang mengakui anaknya juga. Bisik-bisik mulai terdengar dari para tamu yang hadir, mereka menatap kearah Morgan, Claudia dan Marlina secara bergantian.
Morgan terkejut dan tak menyangka mendapat perlawanan dari anak keduanya. "Diam kau! Bentak Morgan "Kau baru saja datang, dan tidak tahu apa-apa!"
"Justru aku ada disini dan ingin tahu apa yang sudah terjadi!"
"Pak Morgan, saya baru tahu kalau anda memiliki dua istri, dan wanita pelayan ini ternyata istri kedua anda." ucap wanita cantik itu menahan tawa, wanita ini yang tadi memaki Marlina. Dari penampilannya dia seperti seorang pejabat atau orang penting di salah satu perusahaan.
Sarah terlihat malu dengan ucapan wanita di sampingnya, wajahnya memerah seperti terbakar, iapun berkata "Nyonya Bianca, maafkan kami atas kelalaian wanita itu. Dia bukanlah siapa-siapa suami ku Morgan. wanita itu hanya pelayan di rumah kami!" ucap Sarah tanpa melihat perasaan Claudia dan ibunya, ia berbicara untuk menutupi rasa malu dari semua tamu undangan.
Mendengar ucapan ibu tirinya, Claudia tak terima. Ia sangat marah. "Tante! kenapa harus menutupi dari semua orang kalau ibuku juga istri ayah dan sudah bagian dari keluarga Tan!
"PLAKK!"
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Claudia, ia bukan hanya terkejut tapi juga terluka karena sikap ibu tirinya yang tidak mengakui keberadaan ibunya.
"Tutup mulut mu!" tunjuk Sarah ke wajah Claudia, dia berbicara dengan ekspresi murka.
Saat Claudia ingin membalas tamparan Sarah, malah di tahan oleh ibunya. "Jangan nak, tidak perlu membalas nya."
"Tapi bu, Tante Sarah sudah berbohong dan dia telah menghina ibu." ucapnya sedih.
Marlina menarik tubuh Claudia ke belakang punggung nya. Lalu membungkuk hormat di depan wanita bernama Bianca.
"Saya minta maaf atas kesalahan saya tadi. Sungguh saya tidak sengaja menumpahkan kuah sayur ke gaun mahal anda dan menjatuhkan gelang mutiara Nyonya Bianca. Saya janji akan berusaha menggantinya."
Bianca tersenyum pahit "Dengan apa kau akan menggantinya? Harga mutiara itu tidak bisa kau bayar meskipun harus menjual rumah mu." cetus Bianca jumawa.
Kini Claudia tahu masalah yang sebenarnya, kenapa wanita itu telah memaki ibunya. Ternyata Marlina tak sengaja menumpahkan kuah sayur ke gaun wanita itu, dan telah merusak gelang mutiaranya. Claudia harus meluruskan kesalahpahaman ini.
Claudia berdiri di samping ibunya dan berbicara dengan tenang. "Saya yang akan membayar semua kerugian anda, mana bukti mutiara yang telah rusak."
Marlina terkejut, ia menatap wajah sang anak dengan ekspresi tak percaya. Wanita paruh baya itu mengeratkan genggaman tangannya pada Claudia, seakan ingin mengatakan sesuatu.
Wanita angkuh itu menaikkan satu alisnya sambil menatap Claudia dari atas sampai bawah "Apa kau yakin bisa membayarnya?!" tanya Bianca, dengan tatapan merendahkan.
"Berapa jumlahnya!" tanya Claudia, dia tidak ingin terus-menerus di hina. Sebenarnya dia juga tidak tahu akan mendapatkan uang dari mana? Dia sendiri tidak memiliki banyak uang. Yang terpenting sekarang, bisa menyelamatkan dulu harga dirinya dan ibunya.
"Baiklah bila kau memaksa! Bianca membuka resleting tas branded, lalu mengeluarkan mutiara yang sudah putus. "Mutiara ini, pemberian dari leluhur ku. Dan sudah turun-temurun keberadaan nya, bernilai puluhan milyar. Saya memakainya hanya untuk acara tertentu!"
"Bagaimana mungkin ibuku bisa merusak gelang mutiara itu?" tanya Claudia. Dia tidak percaya ibunya bisa merusak barang yang di pakai Bianca.
"Biar ibu jelaskan." kata Marlina menyela.
"Tidak perlu di jelaskan! Semua juga melihat kamu yang merusaknya!" sela Morgan.
"Claudia! Minta maaflah pada nyonya Bianca dan masalah mutiara yang telah rusak oleh ibumu, di bicarakan di rumah saja."
"Aku tidak akan minta maaf, karena wanita ini telah mempermalukan ibuku!" tukas Claudia.
Morgan menggertakkan giginya karena kesal.
"Claudia! Teriak seseorang dari atas panggung, wanita itu turun bersama Joseph.
"Dasar pengacau! PLAKK!!"
"Kau sengaja kan? Ingin buat masalah di acara pertunangan ku dengan Joseph! karena kau iri!"
Claudia memegang pipinya yang sudah dua kali kena tampar. Nafasnya mulai tersengal, ia menatap tajam wajah Pricilia. Tangannya mulai terangkat dan ingin membalas tamparan kakak tirinya, Namun, sebuah tangan kekar menahannya.
"Jangan berani coba-coba ingin menampar wajah tunangan ku!" ucap Joseph dingin, namun nadanya penuh peringatan.
"Kalian semua bersengkokol untuk mempermalukan ibuku di tempat ini. Sungguh kalian semua jahat!" maki Claudia, yang sudah tidak terkontrol emosinya, ia menatap tajam pada pria yang pernah menjadi kekasihnya
"Dan kau Joseph! Jangan harap aku bisa memaafkan mu dengan apa yang sudah kamu perbuat pada kami!' ancamannya.
Pria itu menyeringai sambil tersenyum sinis. "Siapa suruh kau dan ibumu datang ke acara pertunangan ku dan Pricilia? Seharusnya kalian sadar diri, siapa diri kalian, hah? Wanita miskin yang hanya numpang hidup oleh kelurga Tan!" ucap Joseph enteng tanpa beban.
Bagaikan di sambar petir, Claudia benar-benar tidak percaya dengan pengakuan Joseph hari ini. Pria yang sudah menemaninya selama tiga tahun, membuat pengakuan yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.
Bibirnya menganga karena terkejut, dan airmata Claudia mulai berjatuhan. Dia benar-benar tidak pernah menyangka, Joseph akan mengatakan semua itu di depan umum.
Semua orang-orang menatap kearah Claudia dan ibunya dengan ekspresi merendahkan. Ada yang berbisik sambil tertawa cekikikan, ada yang menyindir, ada juga yang melihat jijik.
Sementara kelurga Tan, terlihat senang dengan pembelaan Joseph. Mereka terlihat puas Claudia dan ibunya sudah di permalukan. Sebenarnya ini adalah bagian dari rencana kelurga Tan sendiri.
"Apa kalian berdua masih tidak punya malu, masih berdiri disini!" tukas Amanda, berusaha provokator
Claudia menarik nafas dalam-dalam, ia berusaha tenang meskipun hatinya porak-poranda. "Kalian tidak perlu mengusir kami, aku dan ibu juga akan pergi sekarang!"
Claudia menggandeng tangan ibunya. "Ayo bu, kita pergi."
"kalau kalian ingin pergi, bayar dulu Mutiara yang sudah di rusak oleh wanita ini!" tukas Bianca menunjuk Marlina.
Claudia menghentikan langkahnya, sebenarnya ia bingung harus mencari uang kemana? Sepertinya ia telah terjebak oleh ucapannya sendiri. Uang miliaran bukan lah uang sedikit.
Disaat dirinya sedang dilema, dari arah pintu ballroom, masuk sekelompok orang-orang berjas hitam mendekat kearah Claudia dan Marlina. Mereka semua membungkuk hormat. Claudia dan Marlina tidak bisa menutupi keterkejutannya.
ALL TOLONG BANTU LIKE SETELAH MEMBACA, JANGAN LUPA BERIKAN KOMENTAR KALIAN, KARENA KOMENTAR KALIAN MEMBUAT AUTOR SEMANGAT UNTUK TERUS MENULIS 💜💜
hiks sakit bnget yah Claudia tau kebenaran tentang suamimu yg sabar yah clau