NovelToon NovelToon
Apocalypse: Akhir Dunia Disekolah

Apocalypse: Akhir Dunia Disekolah

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Zombie
Popularitas:517
Nilai: 5
Nama Author: Shuhajar@24

Saat semuanya masih dalam keadaan damai situasi yang tak disangka terjadi.

Virus yang entah datang dari mana menguasai sekolah saat melihat diberita dalam talian rupa-rupanya bukan hanya sekolah tetapi virus itu telah merebak diseluruh dunia saat ini.


Bagaimana caranya untuk mereka bertahan hidup diakhir dunia yang seperti ini?

yuk ikuti kelanjutannya..jangan lupa ninggalin jejak kalian dengan Like dan komen Author ya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shuhajar@24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18

ShuFia menatap Aiden dengan helaan nafas berat sedikit sebanyak merasa terbebani dengan perasaan Aiden terhadapnya sebenarnya sedari dulu ia sudah tahu perasaan Aiden terhadapnya tetapi ia tidak memiliki perasaan yang sama pada Aiden.ia tidak bisa membalasnya Kerna itu ia selalu bersikap cuek dan tidak selalu peduli dengan situasi,tapi sekarang berbeda ia tidak bisa tidak peduli..kerna banyak nyawa yang harus dipertaruhkan untuk bertahan disituasi saat ini dan orang pertama yang harus mengerakkan itu adalah dirinya sendiri.

"Aiden maaf..saya gembira anda selamat tapi kata cinta ini..maaf..saya tidak bisa menerimanya..maafkan saya..Tapi kita bisa berkawan seperti sebelumnya..saya tahu ini mungkin berat buat anda tapi anda harus tahu yang anda inginkan itu tidak selalu yang terbaik buat anda"

Ujar ShuFia menatap Aiden seraya jujur akan perasaan nya pada Aiden.

Terlalu banyak hal yang harus ia tanggung saat ini denagn situasi yang sudah memburuk ini..tak tutup kemungkin diluar akan lebih buruk dari ini,banyak hal yang terfikirkan dibenaknya saat ini jadi ia tidak bisa memasukkan perasaan Aiden kepanya di dalam List itu dalam masa yang sama ia juga merasakan ketertarikan yang berbeza terhadap Takeru walau begitu ia tetap teguh dengan tekadnya yang ingin bertahan hidup disekolah ini tidak akan berubah Kerna itu.

Hati Aiden hancur dengan kata-kata ShuFia dalam masa yang sama terasa menghangat Dia berasa seperti telah ditumbuk di usus, udara terkeluar dari paru-parunya dalam masa yang sama oksigen yang baru terpam kembali ke dalam salurannya.

Dia tersandung ke belakang, matanya melebar kerana terkejut dan sakit yang tidak berdarah ia menyadari hal itu sejak sebelum situasi ini bermula lagi yang ShuFia langsung tidak punya perasaan yang sama dengannya Kerna itu ia takut untuk mengutarakan perasaanya walau didorong beberapa kali oleh Liam sebelum ini.

"Saya... Saya melihat," dia berbisik, suaranya hampir tidak kedengaran. "Saya minta maaf, ShuFia. Saya tidak sepatutnya berkata apa-apa. Saya cuma... Saya fikir mungkin...jika saya memberanikan diri kita memiliki kemungkinan untuk bersama..walau situasi telah berubah diatara kita..saya hanya ingin mempercayai itu..."

ujar Aiden saat itu Dia ketinggalan, tidak dapat menyelesaikan ayat. Air mata menyengat di sudut matanya, tetapi dia berkedip kembali, enggan membiarkannya jatuh.

"Saya faham," kata ShuFia dengan lembut, meletakkan tangan di lengan Aiden. "Aiden, awak kawan baik saya. Tiada apa yang akan mengubahnya. Tetapi sebagai lebih daripada rakan... Saya minta maaf."

Aiden mengangguk kaku, menarik diri dari sentuhannya. "saya tahu. Saya faham." Dia menarik nafas dalam-dalam, cuba menenangkan dirinya. "Kita patut pergi. Takeru sedang menunggu kami."ujar Aiden memaksakan senyum terbaiknya untuk ShuFia.

Dengan itu, dia berpaling dan berjalan ke arah pintu, bahunya merosot dalam kekalahan.walau sejak awal ia tahu bahawa ini tidak akan berhasil tetap saja ia ingin bertaruh dan pas akhirnya tetap sama denagn prediksinya.

Pintu dibuka terlihat sosok Takeru yang bersandar tidak jauh dari ruangan koridor di teras pintu saat itu.

"kalian sudah selesai..jika begitu ayuh kita kembali"ujar Takeru tatapan mata lembut nya mengarah pada ShuFia,Aiden menyadari itu ia menekan rasa iri di dalam dadanya dan mencoba untuk merelakan ShuFia dan hanya akan menganggap ShuFia hanya sebatas temannya mulai sekarang.

Takeru yang berada diluar pintu terus menyambut ShuFia dengan hangat mereka mengangguk dan ingin melangkah pergi

"terdengar suara?"uajr ShuFia langkah mereka langsung terhenti saat suara seorang pelajar wanita menjerit mengalihkan pandangan mereka

"Bukankah mereka?"ujar Takeru membuat ShuFia langsung tersadar,itu adalah dua pelajar yang dilindungi oleh ShuFia terlihat dimata mereka sebelumnya salah satu darinya telah terinfeksi dan akan menyerang gadis berkaca mata itu.

Kepala Takeru tersentak ke arah bunyi jeritan itu, tangannya secara naluriah mencapai katananya. ShuFia membeku, matanya melebar ketakutan apabila dia melihat pelajar yang dijangkiti itu menerjang rakannya.

"tidak!" dia menjerit, menolak melepasi Takeru dan bergegas ke arah gadis-gadis itu.

Pelajar yang dijangkiti, seorang gadis dengan rambut perang panjang dan ekspresi berpintal di wajahnya, mencengkam kerongkong rakannya. Gadis bercermin mata itu menendang dan bergelut, jeritannya menembusi udara.

Aiden berada betul-betul di belakang ShuFia, pistolnya ditarik. Dia menyasarkan kepala pelajar yang dijangkiti, tetapi teragak-agak dia tidak mahu mengambil risiko memukul ShuFia atau rakannya dalam proses itu.

Takeru bergerak pantas, katananya berkelip semasa dia menghiris udara. Bilah itu menguburkan dirinya jauh di dalam tengkorak pelajar yang dijangkiti, menjatuhkannya serta-merta ke lantai.

Gadis berkaca mata itu kaget dengan air mata mengalir saat melihat teman sekelasnya yang tergeletak tidak lagi bernyawa padahal sebelumnya mereka baik-baik sahaja tapi sekarang situasinya berubah sedemikian rupa,ShuFia mendekat kearah gadis itu dan memeluknya erat memberikan usapan dengan menenagkannya saat itu.

"apa ada yang terluka..jangan risau situasi mungkin terlihat mengerikan tapi anda harus yakin untuk hidup demi teman anda dan diri anda sendiri"ujar ShuFia membisikkan kata-kata penuh ketenangan.

Gadis bercermin mata itu tersadar akan bisikan penuh ketenangan ShuFia sebelumya langsung berpaut pada ShuFia, tubuhnya menggeletar kerana menangis. ShuFia langsung memeluk gadis itu erat erat, menggumamkan kata-kata yang menenangkan ke telinganya. Tidak "mengapa, anda selamat sekarang..ayuh kita ketempat yang lebih aman"ujar ShuFia membantu gadis itu untuk bangkit dari duduknya.

Aiden dan Takeru bertukar pandangan muram ke atas kepala gadis itu. Mereka tahu ini hanyalah permulaan lebih banyak yang dijangkiti akan ditarik oleh kekecohan, dan mereka perlu bergerak pantas.

Aiden berjongkok di sebelah mereka, suaranya lembut tetapi mendesak. "ShuFia, kita tidak boleh tinggal di sini. Lebih ramai daripada mereka akan datang. Kita perlu pergi kembaku supaya lebih selamat."

ShuFia mengangguk, mengesat air mata dari wajah gadis itu. "Anda betul," katanya lembut. "Bolehkah anda berjalan? Kita perlu terus bergerak."

Gadis itu menghapus tangisnya dan mengangguk, membenarkan ShuFia membantunya berdiri ia langsung mengikuti langkah ShuFia tidak ingin meninggalkan jejak ShuFia walau sesaat.

Sepanjang perjalanan ShuFia menconteng area koridor untuk meninggalkan tanda yang berbentuk anak panah menghala ke kantin sekolah berharap mereka yang selamat menyadari simbol dan arah anak panah ini..

Kini mereka bertemu dengan Kaori,Hiro dan Takeshi terlihat sangat berantakan denagn darah yang memenuhi tubuh serta pakaian yang mereka kenekan,yang terlihat paling muram adalah Hiro ia jijik dengan bau darah ditubuhnya saat itu tatapan nya langsung teralihkan pada Aiden dan yang lain.

Bersambung

Please support Author ya supaya Author bisa lebih semangat lagi buat update nya..ninggalin jejak kalian dengan Like dan komen ya..please..banget deh..nantikan kelanjutannya ya

1
Shu@08
semangat untuk diri sendiri walau masih tidak jalan juga mahu gimana lagi..tetap semangat ya
Siti sarimas Ar-rashid
malas nk komen banyak, semangat wak cerita ni kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!