NovelToon NovelToon
Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Amy Zahru

Karma? Apa benar itu yang terjadi padaku? Disaat aku benar-benar tidak berdaya seperti ini.

Bagaimana mungkin aku meghadapi sebuah pernikahan tanpa cinta? Pernikahan yang tidak pernah ku impikan. Tapi sekali lagi aku tak berdaya. Tidak mampu menentang takdir yang ditentukan oleh keluarga. Pria yang akan menikahiku...aku tidak tahu siapa dia? Seperti apa sifatnya? Bagaimana karakternya? Aku hanya bisa pasrah atas apa yang terjadi dalam hidupku.

Aku sebenarnya masih menunggu seseorang dari masa laluku. Seorang pria yang sangat ku cintai sekaligus pria yang telah ku lukai hatinya. Nando Saputra, mantan kekasihku yang telah memutuskan pergi dariku setelah aku dengan tega mengusirnya begitu saja.

Sekarang rasa menyesal kembali menghatuiku saat ku tahu sebuah fakta yang lebih mengerikan...dia Nando, pria yang selama ini ku rindukan adalah adik dari pria yang menikahiku. Rasanya aku ingin bunuh diri saat ini juga....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amy Zahru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Siapakah Dirimu?

Aku membuka mataku perlahan, sinar matahari telah meredup dari balik jendela kamar. Aku tanpa sengaja tertidur memeluk buku diaryku.

Jam berapa sekarang?

Aku belum masak makan malam, suamiku pasti sebentar lagi akan pulang. Dengan langkah cepat aku keluar kamar dan setengah berlari menuju dapur.

Kedua mataku tanpa sengaja menangkap sosok Nando di ruang tamu. Aku berhenti mendadak,membeku ditempatku untuk  menatap pria yang ku cintai.

Dia sedang membaca buku sambil mendengarkan musik melalui earphone yang terhubung ke ponselnya.

Wajahnya terlihat segar, rambutnya yang hitam lurus berponi itu juga masih setengah basah. Pasti dia belum lama selesai mandi.

Tanpa terasa bibirku merekah dengan sendirinya. Nando terlihat sangat tampan memakai kaos berwarna putih dipadu dengan celana katun panjang berwarna abu-abu. Wajahnya tampak bersinar. Apalagi sikap seriusnya yang sedang membaca menambah kesan keren pada dirinya dan aku semakin jatuh hati padanya.      

Kedua kakiku melangkah perlahan menuju dirinya. Aku tidak mengerti tapi saat ini aku sedang ingin menyetuhnya dan menatap mata indahnya. 

“Nando!” seruku.

Dia diam saja,aku tahu dia pasti tidak mendengarku karena kedua telinganya sedang mendengarkan musik maka aku memberanikan diri menyentuh pundaknya. Nando mendongak menatapku.

“Eh kak Aura” dia melepaskan handset di telinganya “Ada apa Kak?” lanjutnya.

Aku duduk di sofa yang lain.

“Kamu apa kabar?” tanyaku pelan. 

“Baik!” Nando menjawab dengan singkat. 

“Apa kamu yakin baik-baik ajah?” tanyaku sekali lagi.

Nando mengernyitkan dahi lalu mengangguk “Iya aku baik-baik ajah, emang muka aku keliatan pucat yah?” Nando balik bertanya membuatku tak mengerti ‘ tolong Nando berhentilah berpura-pura’ 

“Kamu masih marah yah sama aku?” 

Wajah Nando semakin berkerut “Marah? Buat apa aku marah sama Kak Aura?”

Aku menghela nafas, menahan rasa sesak di dadaku. Kenapa Nando memperlakukanku seperti ini? Seolah dia tidak mengenalku? Hentikan Nando, tidak ada siapapun di rumah ini jadi ku mohon berterus teranglah. 

“Maafkan aku Nando, aku benar-benar menyesal” air mataku mengalir tanpa intruksi. 

“Kak Aura kenapa minta maaf?” Nando bertanya lagi. Aku menatap wajah polosnya yang seolah menyampaikan bahwa ia tidak tahu apa-apa. 

“Sudah, tidak usah berpura-pura lagi. Kalo kamu mau marah,aku siap kok buat kamu marahin,kamu maki-maki juga boleh. Pokoknya terserah kamu karena...”

“Tunggu-tunggu!” Nando memotong kalimatku dengan buru-buru “Ini maksudnya apa sih kak? Buat apa aku harus marah-marah sama Kakak?”

Kami saling tatap. Aku melihat tidak ada garis kebohongan diwajahnya. Apa mungkin...

“Kamu ga kenal sama aku?”

Nando tertawa “Kak Aura kita kan baru ketemu kemaren malem bahkan kita juga baru ngobrol sekarang kan? Jadi ga ada alasan buat aku marah sama kakak!”

Nando mengakhiri kalimatnya dengan tersenyum manis padaku lalu dia merapihkan buku-bukunya di atas meja dan pergi ke kamarnya.

Meninggalkanku yang masih merenung di ruang tamu. Apa Nando sedang berbohong? Dia pasti sedang bersandiwara. Pura-pura tidak mengenalku atau jangan-jangan Nando memang sudah melupakanku begitu saja tapi seharusnya dia tidak perlu berpura-pura saat kami sedang bersama kan? Nando ada apa denganmu? Setelah sekian lama menghilang, kau kembali bagaikan orang asing. 

Keesokan harinya, aku dan Nando kembali terjebak dirumah bersama. Beruntung hari ini ada bi Ina jadi kami tidak hanya berdua saja.

Aku merasa kerepotan menangani degup jantungku setiap kali tanpa sengaja berpapasan dengan Nando. Seperti saat ini contohnya, aku berdiri kikuk dihadapan Nando yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek untuk berenang.

Aku sempat tak berkedip beberapa detik. Aku belum pernah melihat tubuh pria sesempurna itu, bahkan suamiku sendiri tidak seperti itu.

Otot Perut terbentuk sempurna dengan pundak bidang dan lengan yang kokoh. Nando melewatiku begitu saja tanpa rasa bersalah karena telah membuat jantungku menggebu dengan cepat.

Kesempurnaan yang ingin ku miliki. Aku berdiri mematung di depan pintu menuju kolam renang, menikmati pemandangan di depanku.

Sesaat kemudian terlintas sebuah ide di kepalaku. Aku segera melaksanakan ideku itu tanpa berpikir panjang lagi. Aku ingin mulai mendekati Nando bagaimanapun caranya. Aku ingin mengorek lebih dalam tentangnya, mamaksanya mengingat dan mengakuiku sekali lagi.

Mungkin aku sudah gila tapi tak apa, selama alasanku menjadi gila adalah dirinya.

Aku membiarkan Nando terlepas dari pengawasanku untuk sesaat dan kembali dengan membawa nampan dengan segelas jus jeruk diatasnya.

Nando sedang duduk dipinggir kolam ketika aku kembali dari dapur. Ini adalah waktu yang tepat untuk bisa mengobrol dengannya. 

“Udah berenangnya?” tanyaku, aku tersenyum semanis mungkin. Sewaktu pacaran dulu Nando paling suka melihatku tersenyum, katanya aku menjadi terlihat semakin cantik.

“Eh Kak Aura,lagi istirahat dulu nanti lanjut berenang lagi” jelasnya sambil mendongak menatapku.

“Kalo gitu kamu minum dulu yah, kakak bikinin kamu jus jeruk” aku menaruh nampan di sisi tubuhnya lalu aku ikut duduk di sana. Seperti rencanaku, aku ingin mengorek informasi tentangnya.   

“Aduh jadi ngerepotin”

Selama itu adalah kamu, aku tidak pernah merasa repot sama sekali Nando. Dengan senang hati akan ku buatkan jus setiap hari jika kamu mau.

“Enggak kok, enggak ngerepotin”

“Makasih yah kak” Nando meraih gelas berisi jus jeruk lalu meneguknya. 

“Em...Nando, Aku minta maaf yah soal yang kemaren. Aku ga ada maksud buat kamu malu”

“Yang kemaren? Yang mana?” tanyanya bingung.

“Itu yang aku minta maaf sama kamu”

“Oh yang itu” Nando menaruh gelasnya diatas nampan lagi, dia mengangguk pelan “Udah ga usah dipikirin”

Mendengar jawabannya aku jadi semakin yakin kalo kemarin Nando sedang berpura-pura tidak mengenalku. Aku tersenyum bahagia. 

“Aku tahu, Kak Aura pasti masih canggung sama aku. Makanya kita ngobrolnya jadi ga nyambung!”

“Apa?” 

“Kita kan baru pertama kali ketemu jadi wajar kalo Kak Aura masih kaku sama aku”

Aku terhentak. Bukan itu maksudku Nando. Aku meraih tangan Nando, membuatnya menatapku dengan terkejut.

“Kamu bener-bener ga inget aku?” pertanyaanku meluncur begitu saja. Rasa tak sabar menyeruak dari dalam diriku “Berhenti berpura-pura Nando. Kita sudah  saling kenal sejak lama!” 

Nando menatapku dengan bingung “Masa? Seingatku kita baru kenal kemaren”

Air mataku mengalir. Apa yang sedang terjadi padanya? Kenapa Nando harus bersikap seperti ini padaku? Apa kesalahanku begitu besar hingga dia merasa ingin melupakanku dan terus berusaha berpura-pura tidak mengenalku. Aku sudah lelah Nando. Ku mohon berhentilah menyakitiku.

“Kak Aura kenapa nangis?” tanyanya. Tampang polos membuatnya seperti tak berdosa.

“Ga pa pa!”

Aku bangkit berdiri, rasa sesak di dadaku semakin kuat. Aku segera berlari menuju kamarku dan menangis dengan puas di sana.

Aku mulai bingung dengan sikap Nando terhadapku, apa memang seperti ini pembalasan darinya atas apa yang telah ku lakukan di masa lalu.

Kami saling mengenal bahkan ada sebuah kenangan manis di otakku tapi dia seperti orang asing, menganggapku sebagai orang baru dalam hidupnya.

Permainan apa yang sebenarnya sedang kau lakukan Nando? Aku tahu akting bukan keahlianmu tapi melihatmu bersikap begitu alami dan polos membuatku prustasi.

Sudah lama aku menunggumu dan sekarang, ketika kau datang kembali dalam hidupku kau bertingkah seperti orang asing.

Ragamu adalah Nandoku tapi sifatmu seperti Nando yang baru. Apa yang sebenarnya telah terjadi padamu Nando? 

1
Desi Oktafiani
Aku berharap kisah ini tidak berakhir terlalu cepat, cepat update ya!
Dzakwan Dzakwan
Cerita ini keren banget, susah move on!
Ami Zahru: Terima kasih /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!