Cerita yang memberikan inspirasi untuk wanita diluar sana, yang merasa dunia sedang sangat mengecewakannya.
Dia kehilangan support system,nama baik dan harapan.
Beruntungnya gadis bernama Britania Jasmine ini menjadikan kekecewaan terbesar dalam hidupnya sebagai cambukan untuk meng-upgrade dirinya menjadi wanita yang jauh lebih baik.
Meski dalam prosesnya tidak lah mudah, label janda yang melekat dalam dirinya membuatnya kesulitan untuk mendapat tempat dihati masyarakat. Banyak yang memandangnya sebelah mata, padahal prestasi yang ia raih jauh lebih banyak dan bisa di katakan dia sudah bisa menjadi gadis yang sempurna.
Label buruk itu terus saja mengacaukan mental dan hidupnya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kissing
Selamat membaca...
.
.
.
Rayyan tersenyum miring, mendorong Nathan kasar dan langsung menarik kerah kemejanya tanpa ragu." Dia udah tidur, lo pulang aja nggak usah ganggu diaa. Kasihan dia, gara-gara lo sampai mabuk berat gitu. Gara-gara lo dan seluruh keluarga lo yang selalu gila hormat, yang selalu haus akan kesempurnaan!! Iya kan?" setengah berteriak Rayyan melampiaskan amarahnya.
Briella yang sayup-sayup mendengar percakapan mereka jadi ingin keluar, dengan sempoyongan kini ia sudah berganti baju dengan oversize tshirt sepanjang lutut dan hotpants, datang menghampiri mereka. " Briii,, sayannnggg. Kamu baik-baik aja kan? " seru Nathan. Rayyan melepaskan tangannya namun masih keukeuh menahan pria itu di depan pintu, " Kamu pulang ajaa, aku mau tidur. " Bri tersenyum miris pada pria itu. Meski raut wajah Nathan pun sedang tidak baik-baik saja namun Bri sedang tidak ingin melihatnya sekarang.
" Nggak Brii,, aku temenin yaaa? Yaaa? " pinta Nathan terus memohon di depan pintu.
" Ada Rayyan yang temenin aku, kamu pulang ajaa,, ayok Rayy masukk. " tak ingin lagi Brii mendengar apapun darinya, ia cepat membalikan badan dan berlalu menuju kamar.
" Lo dengar kan? Kak Brii lebih milih sama gue, jadi Lo pergi sana!! Cukup sekali ini lo udah bikin dia nangis!! " bentak Rayyan lengkap dengan senyum penuh kemenangan pada Nathaan yang masih berusaha untuk masuk.
Rayyan menatap nyalang pada kakaknya itu, " Awas lo! Jangan pernah bikin dia nangis lagi. Jangan pernah bawa dia masuk ke kehidupan lo yang perfect itu. Percuma! keluarga lo cuma bisa melihat kemewahan, tahta dan pencitraan doang. Kalian nggak pantes untuk menghakimi Britani, dia jauh lebih baik dari lo semua! "
"Aku bahkan nggak ada maksud bikin Brii nangis. Kamu jangan sok memiliki Britania hanya karena kamu lebih dulu deket sama dia."
Rayyan kembali menyerang Nathan, mendaratkan satu pukulan keras di wajah tampannya sampai jatuh tersungkur. Nathan ingin balas memukulnya, dan Rayyan membiarkan hal itu. "Pukul! Belum pernah kan lo pukul gue! Pukul sekarang!" tantang Rayyan. Tangan Nathan menggantung di udara. Tawa mengejek Rayyan tidak Nathan pedulikan. Ia tidak boleh lepas kontrol, cukup sekali dulu ia disalahkan atas kaburnya Rayyan dari rumah. Dan, bagaimanapun juga saat ini Britania memilih Rayyan, kalau sampai ia main tangan sudah bisa dipastikan akan semakin dibenci olehnya.
"Gue orang pertama yang bakal bunuh lo kalau sampai terjadi hal buruk sama Bri!" Rayyan menghempaskan kasar tangan Nathan yang masih mencengkeram kaosnya.
Brakkk!!
Suara pintu di banting cukup keras, Rayyan mengusir paksa Abangnya.
Tidak lama Rayyan bergegas menyusul Brii di kamar, " Udahh malemm, yukk tiduurr. " ajaknya pelan pada Britania yang masih berdiri di samping jendela, masih tak bosan untuk memandangi kecantikan pemandangan malam yang selalu menenangkannya. " Apa aku salah yaa Rayy kalau ingin mencoba hidup normal seperti wanita pada umumnya? Aku pingin merasakan mencintai dan di cintai juga. Tapi memang lebih baik aku seperti dulu saja yaa yang selalu hidup bebas sendirian,"
" Lo nggak pernah salah kak, dan lo nggak pernah sendirian. Ada Kak Cha, gue, Dev, Zetta, Cherry, Bibim, Bintang sama Lea. Kita akan selalu ada buat lo tanpa syarat kak, kita semua selalu sayang lo dan lo sangat berharga buat kita, " Briella kembali memeluk tubuh Rayyan yang jauh lebih tinggi darinya itu. " Udahh, lo nggak boleh sedih teruss, mau tahu nggak caranya biar pikiran lo jadi jernih lagi dan berhenti bersedih? "
" Caranyaa? " Briella mendongakan kepala menunggu jawaban darinya. Terdiam sejenak kemudian tangan Rayyan meraih tengkuk leher Bri, menariknya cepat untuk dia kecup. Menyadari tidak ada penolakan, Rayyan mulai menggerakan bibirnya pelan untuk melumat bibir atas dan bawah itu bergantian. Britania pun mulai mengimbanginya meski masih sangat amatiran. Akal sehatnya berhasil Ray lumpuhkan. Sembari menyesap bibirnya, tangan Bri bergerak untuk mencengkeram bahunya. Menyalurkan rasa yang mendominasinya kini.
Rasa pahit dari minuman beralkohol yang mereka minum tadi kini saling beradu, lidah mereka saling membelit hingga ciuman lembut itu berubah jadi makin menuntut.
Briella ternyata tidak mati rasa pada Rayyan, sejak lelaki itu mulai menyentuh, tiba-tiba saja jantungnya terpacu cukup kencang dan perutnya tergelitik oleh sebuah rasa yang tak bisa ia definisikan. Apalagi saat Ray terus bermain dengan lihai pada bibirnya. Atau mungkin saja salah satu hormon sedang mendominasi mereka? Britania pasrah saja dengan yang Rayyan lakukan sekarang, justru lebih terkesan menikmatinya.
Sapuan bibir Rayyan beralih pada rahang Britania, mengecup ringan sampai ke lehernya. Ia hirup dalam-dalam aroma memabukkan dari perempuan cantiknya.
Mata keduanya masih terpejam menikmati kelihaian bibir yang makin menggila, namun napas Brii sudah mulai terengah-engahh. " Hufhh,, gimana? Feel better? " Rayyan sedikit menjauhkan bibirnya, napas hangatnya masih bisa Bri rasakan menerpa wajah. " Di sini dingin, yukk ke kamar, udah larut jugaaa. " Rayyan menuntun Brii menuju ranjang, membantunya rebah dengan nyaman, ia ikut berbaring di samping Bri setelah melepas kaosnya.
" Kamu sengaja menggoda aku Ray? Ckk.. " gumam Britania menaikkan alisnya setelah melihat Rayyan bertelanjang dada dengan santai.
Lagi-lagi Rayyan hanya terkekeh padahal dada bidang dan perut sixpacknya cukup membuat perempuan setengah mabuk itu kesusahan menelan udah. " Tutupin selimut gihh.. " pinta Brii. Cepat menarik selimut untuk menutup dada telanjang Rayyan.
" Heii,, lo yang minta gue temenin tidur jadi jangan banyak protes Kak Brii. Gue nggak bisa tidur kalau pakai baju, lo tau kan? Kalau iman lo nggak kuat mau pegang-pegang juga boleh kok, tubuh gue milik lo malam ini. " ujarnya dengan senyum jahil.
Bibirnya kembali menyita fokus Britania, kali ini dia benar-benar mabuk sepertinya, sudah tidak peduli lagi apa yang ia lakukan. Setelah sadar besok pasti dia akan malu setengah mati. " Ray,, can I kiss you? "
Benar kata Rayyan, Britania harusnya lelah, lelah menjadi kuat dan sempurna juga mandiri di hadapan semua orang. Pada akhirnya mereka akan tetap melabelinya dengan perempuan yang memiliki status sosial rendah.
" Sure.. you can do it anytime, I'm yours. " balas Ray dengan senang hati. Bukan ia memanfaatkan kesempatan, tapi Ray sudah terlanjur terbawa emosi karena mengetahui Bri menangisi seseorang yang juga sangat ia benci. Dan sayangnya, setelah sekilan lama, Britania baru kali ini menangiis lagi karena pria.
Dengan gerakan ragu, Britania sedikit mengangkat tubuhnya, menangkup sebelah pipi Rayyan kemudian mengecup bibirnya. Rayyan mengangkat tubuh pulen itu dengan sekali hentakan dan membiiarkannya terus berada di atas untuk mendominasi. " Do it,, whatever what do you want to do. " ucapnya dengan suara berat di sela-sela kecupan yang Bri berikan.
Kembali Britania raih bibir kiss-ablenya, kali ini ia menggerakan bibirnya untuk menghisap bibir atas Ray seperti yang laki-laki itu lakukan. Tubuh Ray sedikit tersentak bereaksi atas yang Bri lakukan di bibirnya.
Gila! Rayyan bisa lepas kendali. Jangan salahkan Rayyan. Tangannya perlahan bergerak menyusuri pinggang mulus yang tengah menindihnya, menyusup ke dalam kaos oversize yang digunakan dan mengusap lembut sampai ke punggungnya.
Bersentuhan langsung dengan kulit mulus Bri membuat Rayyan melenguh pelan, makin liar menghisap bibirnya. Tidak tahan dengan sensasinya, kini Ray berbalik badan untuk mengungkung Bri, nalurinya bekerja sebagaimana mestinya seorang pria. Perlahan ia lanjut mengecupi setiap inchi wajah cantik di bawahnya sampai ke rahang dan leher.
Terima kasih yang sudah baca, boleh minta like dan komennya dong!