wisopati adalah seorang pendekar hebat yang tewas melawan musuh terkuatnya, siapa sangka setelah tewas jiwanya berpindah ke tubuh seorang lelaki pecundang yang bekerja sebagai penyapu jalanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sumanto manunggal pati
Wisopati menatap ke arah kakek ji dengan pandangan mendalam. Tiba-tiba kakek ji merasakan hatinya bergetar, seolah pemuda ini bisa melihat sebuah rahasia yang ada di dalam dirinya.
Sebuah tatapan yang sangat mengerikan.
"Pertama-tama aku harus menyelaraskan prana dan jiwamu terlebih dahulu!" Ucap wisopati yang mengangjat tanganya, kini di sekitar tangan wisopati membentuk aura aneh.
Wisopati langsung menuju ke belakang kakek ji, dan menempelkan tangannya ke punggung kakek ji, seketika itu juga mata kakek ji melebar mulutnya dengan cepat mengeluarkan darah hitam. Namun semakin lama aura dan tubuh kakek ji semakin pulih dengan cepat.
Seolah kakek ji di tarik dari jurang sekarat.
Kemudian wisopati kembali duduk di kursinya.
Kakek ji menatap ke arah wisopati dengan tatapan kagum sekaligus penuh dengan tanda tanya. Mungkin setyo dan Lia tidak mengetahui apa yang terjadi, namun sebagai seseorang yang mengalaminya sendiri, kakek ji tahu betul apa yang terjadi.
Tuan wisopati mencoba membenahi dan menyelaraskan prana dan jiwa miliknya.
Seharusnya hal ini hanya bisa di lakukan oleh tabib yang sudah sangat berpengalaman, kakek ji mulai berfikir bahwa tuan wisopati ini adalah reinkarnasi dari sosok mengerikan yang hidup di zaman dahulu.
"Atau tuan wisopati adalah murid dari seseorang yang sangat hebat?" Kini pikiran kakek ji bertambah.
Wisopati berucap, "teknik yang kamu gunakan adalah teknik yang tidak lengkap dan sampah, sebagai gantinya aku akan memberikanmu sebuah teknik baru!"
"Pilih mana teknik yang bisa meningkatkan visalitas dan umur panjang, atau teknik yang memiliki serangan hebat dan memiliki sifat prana yang eksplosif?" Tanya wisopati memberi dua pilihan.
Mendengar hal ini baik setyo, Lia, dan kakek ji menjatuhkan rahang mereka.
Teknik? Menawari teknik! Ini adalah hal yang sangat tidak terduga.
Yang lebih tidak terduganya lagi tuan wisopati menawari teknik dengan sangat santai, seolah itu adalah sebuah kacang goreng.
Benar-benar hal yang sangat tidak terduga!
Wisopati berucap, "akan aku beri waktu beberapa menit untuk berdiskusi. Dua teknik itu dan kelebihannya masing-masing."
"Oh ya, kalian juga boleh mewariskan teknik ini kepada siapapun, termasuk keturunan kalian!"
Ketiga orang ini makin gemetar ketika mendengar hal ini, berarti tuan wisopati ingin menyerahkan teknik itu secara penuh kepada mereka.
Mereka bertiga tidak bisa untuk tidak mempertanyakan, siapa sebenarnya tuan wisopati?
Dengan cepat ketiganya berkumpul untuk menentukan jawaban mereka.
Akhirnya kakek ji memutuskan, "kami memilih teknik yang bisa meningkatkan vitalitas, tuan.." ucapnya.
Wisopati menganggukan kepalanya, kemudian di ujung jarinya keluar sebuah cahaya perak yang lumayan terang.
"Teknik ini bernama teknik embun kehidupan!" Dengan cepat wisopati menempelkan jarinya ke dahi kakek ji.
Kakek ji terdiam, dia nerasakan gelombang informasi yang memasuki otaknya. Kakek ji benar-benar tidak menyangka tuan wisopati akan mengajarinya dengan cara seperti ini, sangat mudah dan tidak memakan banyak waktu.
Setelah semua informasi itu masuk ke dalam ingatan kakek ji, kakek ji langsung berlutut di lantai menghadap wisopati.
Apa yang di lakukan oleh kakek ji langsung di ikuti oleh Lia dan setyo. Mereka bertiga tampak berterimakasih sekali dengan apa yang di berikan wisopati.
Wisopati terdiam, dia hanya melihat mereka dengan ekspresi tenang.
"Padahal di dunia para pendekar tekbik ini adalah teknik sampah, namun di sini sangat berbeda, mereka bertiga bahkan terlihat sangat bersyukur.." ucap wisopati dalam hati.
Wisopati kemudian berdiri, "aku akan pulang, tidak usah kalian antar!" Ucap wisopati.
***
Waktu berjalan dengan sanbat cepat, beberapa hari berlalu begitu saja, semuanya berjakan seperti biasa dan tidak ada yang istimewa.
Wisopati juga setiap dini hari menyapu jalanan.
Kalau di tanya perubahana apa yang paling mencolok? Maka kakek ji jawabannya.
Sekarang kakek ji mulai mendapatkan kembali vitalitasnya bahkan rambut hitam mulai tumbuh, selain kakek ji, setyo dan Lia juga mengalami hal yang sama setelah belajar teknik embun kehidupan.
Mereka terlihat lebih muda dan memiliki vitalitas yang cukup melimpah.
Sementara itu di pagi hari terlihat wisopati beridir di depan pintu kamarnya, menatap ke arah pintu itu dengan pandangan mendalam.
"Hmm..." wisopati terlihat bergumam.
Besok adalah waktu terakhir sewanya, dia harus membayar lagi agar bisa melanjutkan kamarnya ini, atau dia harus pindah dari tempat ini.
"Lebih baik pergi, mencari suasan yang lebih baik." Ucap wisopati.
***
Waktu berjalan cepat sekali. Di kediaman kakek ji tampak begutu tenang dan hening.
Para penjaga yang ada di sini berjaga seperti biasa.
Apa yang tidak di ketahui oleh semua orang, bahkan kakek ji yang ada di dalam, seorang kakek tua dengab rambut putih terurai sampai ke punggung nampak duduk di atas pohon, mengamati kediaman kakek ji dengan seksama.
"Hehe, sepertinya aku harus menculik satu orang." Kakek tua itu bernama sumanto dia tidak lain tidak bukan adalah anggota dari organisasi manunggal pati, sebuah organisasi misterius yang di tantang wisopati terang-terangan kemarin.
sangat layak untuk di nanti setiap apdetnya