Dark romance dewasa.
Ayahnya yang seorang Adipati, difitnah dan seluruh keluarganya Kirana dibunuh. Kirana berhasil meloloskan diri dari maut bersama dayang kesayangannya yang bernama dayang Sumi. Di dalam pelariannya, Kirana singgah di Dukuh Seti dan Kirana secara tidak sengaja menyembuhkan seorang wanita di dukuh Seti. Wanita itu ternyata seorang ronggeng. Kirana akhirnya tinggal bersama ronggeng itu dan terpilih jadi ronggeng selanjutnya. Kirana terpaksa bersedia karena jika menjadi ronggeng dia diijinkan masuk ke pendopo agung. Dia ingin membunuh orang pertama yang memfitnah ayahnya dan orang itu tinggal di pendopo agung. Namun, dia justru dikejutkan dengan adanya penggerebekan dan dia menjadi tawanannya Mahapatih Lingga yang dingin dan kejam. Bagaimana nasib Kirana selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf
Gandi menutup pintu kamar pengantinnya dengan perlahan lalu melangkah pergi setelah ia mendengar erangan kenikmatannya Lingga dan Kirana menggema di dalam kamar.
Gandi bergegas melangkah ke kamar pribadinya untuk mencari kekasih gelapnya. Saat Gandi menemukan pria gagah perkasa nan rupawan menoleh padanya, Gandi langsung berkata ke kekasih gelapnya itu, "Puaskan aku malam ini sampai aku lupa akan segalanya" Maka ranjangnya Gandi pun tak kalah panasnya dengan ranjang pengantinnya Kirana. Suami istri yang sudah menikah resmi itu justru bergulat panas di atas ranjang bukan dengan pasangannya.
Lingga menggeram puas di pelampiasannya yang ketiga dan Kirana terkulai lemas di dalam pelukannya Lingga. Kirana meneteskan airmata dan Lingga mengusap airmata itu dengan ujung jari telunjuknya dan bergumam, "Maafkan aku sudah menyakitimu. Pesona kamu terlalu manis dan membuatku tidak bisa berhenti. Maaf"
Kirana menyusupkan wajahnya ke dada Lingga dan Lingga tersenyum senang. "Bilangnya benci tapi nempel seperti ini. Bilang aku ini Mahapatih b*J*ng*n tapi memeluk aku seerat ini"
Lingga mengusap lembut rambut Kirana yang lepek karena keringat. Mahapatih gagah dan tampan itu tersenyum lalu mencium kening Kirana dan berucap di dalam hatinya, aku selalu berpikir untuk melindungi negeri dan sahabat-sahabatku di perbatasan. Aku tidak pernah memikirkan cinta ataupun wanita karena akan menjadi batu sandungan. Tapi, saat bertemu denganmu aku tidak berdaya, aku tidak bisa melepaskan mataku dari wajahmu, sehari tidak bertemu saja rasanya hampir mati karena sesak napas. Saat bertemu denganmu, aku rela tersandung dan jatuh berkali-kali asal kamu selamat.
Lingga kemudian memejamkan mata karena lelah. Lalu, ia yang terbiasa tidur di perbatasan terbangun di jam tiga pagi. Pria tampan itu menarik pelan lengannya yang menjadi bantal Kirana sejak semalam dan setelah membaringkan kepala Kirana ke bantal yang sesungguhnya, Lingga mencium kening Kirana. Pria tampan itu menatap wajah Kirana yang tampak sangat cantik saat tidur lelap. "Aku akan pastikan tidak ada yang menyentuh kamu selain aku" Kemudian Mahapatih gagah perkasa itu bergegas memakaikan semua bajunya Kirana dengan hati-hati agar gadisnya tidak terbangun lalu dia bergegas memakai semua bajunya sendiri setelah itu ia pergi meninggalkan kamar pengantinnya Kirana lewat atap sebelum para dayang dari kediaman permaisuri memergoki dirinya tidur bersama dengan Kirana bukannya sang putra mahkota.
Gandi juga melakukan hal yang sama. Dia pergi meninggalkan kekasih gelapnya yang masih tidur lelap setelah pergulatan panas mereka lalu dia bergegas pergi ke kamar pengantinnya. Dia tidur di bangku panjang yang berhadapan dengan ranjang pengantinnya saat dia melihat Kirana masih tidur lelap dengan baju lengkap. "Kakakku benar-benar peduli pada Kirana. Dia bahkan memakaikan bajunya Kirana kembali setelah semalam mereka.........." Gandi meraup wajah tampannya dengan kasar lalu berdecak kesal, "Tidak! Aku tidak boleh mengingat soal semalam. Aku sudah menentukan pilihan dan aku harus menuruti Ibu supaya Deva tidak dihukum mati. Tinggal berdoa saja semoga Kirana cepat hamil dan melahirkan anak laki-laki maka semuanya akan tenang, damai, dan tenteram"
Namun, tidak demikian yanga ada di kepalanya Lingga. Mahapatih itu duduk di tepi ranjang yang ada di kamar pribadinya setelah dia tiba di kediamannya dengan selamat. Lingga bergumam, "Aku harus segera ambil tindakan sebelum Kirana hamil agar nanti pas Kirana hamil, aku sudah menikahinya, merebut tahta, memberinya gelar permaisuri, dan anakku tidak akan menjadi miliknya Gandi. Tidak akan pernah!"
Sementara itu, permaisuri masih belum bisa memejamkan matanya. Dia memikirkan Kirana. Dia sendiri terpana melihat kecantikan putri kandungnya dan ia menyesali perbuatannya karena dulu dia tidak mau menerima kenyataan bahwa ia melahirkan seorang putri. Ketamakan membuatnya kehilangan putri kandungnya sendiri. "Dia sangat cantik dan menyukai ilmu pengobatan seperti Harsa. Tzk! Benar-benar ayah dan putrinya" Gumam permaisuri. "Aku akan jaga putriku dengan baik di sisiku. Semua rencanaku tidak boleh gagal. Aku akan memiliki tahta lewat Gandi dan aku akan memiliki putriku karena Kirana sudah menikah dengan Gandi. Bagus itu sangat bagus"