Perjuangan Seorang Ibu Single Parent

   Sebenarnya kehamilan Lisa yang kedua ini agak berat menurut Lisa dibanding hamil yang pertama. Hampir tiap hari Lisa mual dan muntah. Namun, Lisa tetap semangat menjalaninya, ia tidak mau banyak mengeluh. Lisa sangat bahagia masih diberi anugerah berupa anak dan ia tidak ingin menjadikan ini sebagai beban. Lisa berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi rasa mualnya dengan memakan rujak atau makanan yang bisa menghilangkan mual.

    Hari ini, katanya mamah mertuanya akan datang untuk menemani Lisa selama beberapa hari. Kemungkinan sore beliau datang. Saat ini, Lisa masih berada di sekolah. Siang jam 2 Lisa baru pulang. Namun, sesampainya di rumah Lisa sudah bertemu dengan mamah mertuanya.

"Eh, mantu mamah yang cantik sudah pulang. Gimana kehamilannya, ada masalah nggak? Dani bilang muntah-muntah terus ya?" , tanya mamah mertua Lisa.

"Iya mah, mual terus kadang sampe muntah. Pusing jadinya mah." , jawab Lisa.

"Ya ampun, kalau gitu harus banyak istirahat, nggak usah masak dulu. Biar nggak nyium bau bumbu masakan. Nanti biar mamah aja yang masak buat Dani. Gampang itu mah." , jawab mamah lagi.

"Iya mah, makasih banyak ma. Saya ganti baju dulu ya mah." , jawab Lisa.

"Iya sayang. Tidur dulu sana istirahat yang cukup. Nanti sore baru kita ngobrol-ngobrol lagi." , kata mamah.

"Iya dah mah, saya tidur dulu ya mah." , ucap Lisa akhirnya.

"Iya sayang." , jawab mamah.

Kemudian mamah pergi ke dapur mulai memasak untuk makan malam nanti. Kebetulan bu Sri tadi sudah disuruh pulang oleh mamah. Mamah menyiapkan masakan spesial untuk Dani, anak tersayang nya. Saat sedang asyik memasak sambil menonton sinetron di TV, tiba-tiba Lisa datang.

"Loh, kok belum tidur? Katanya mau tidur." , tanya mamah.

"Nggak bisa tidur mah, mau bantuin mamah masak aja." , jawab Lisa.

"Ya sudah sini anaee...tapi kalau nanti mual, kamu masuk kamar aja ya." , jawab mamah.

"Iya mah. Aku yang kupas-kupas aja dah mah." , jawab Lisa.

"Iya, nie bawang merah nya dikupas. Mamah mau bikin sambal bawang." , jawab mamah.

Saat sedang mengupas bawang. Tiba-tiba Lisa menangis. Mamah mertuanya sampai heran. Kemudian bertanya pada Lisa.

"Inaee....anaeee...kenapa nangis? Siapa yang bikin kamu nangis nie? Apa mamah ada salah ngomong nie?" , tanya mamah.

"Uh..uh..uh.. Nggak ada mah, saya nangis karena pedes mata saya ngupas bawang merah." , jawab Lisa.

"Astagfirullah...kirain mamah ada apa nie...ya sudah biar mamah saja yang ngupas. Sini bawang nya." , jawab mamah.

"Nggak usah ma, tanggung nie tinggal sedikit juga." , jawab Lisa.

"Tapi nanti mata kamu merah nie, dikira Dani mamah pukulin kamu nanti. Sudah sudah sini biar mamah aja." , jawab mamah lagi.

"Iya deh ma, aku nyerah." , jawab Lisa.

"Huh...ada-ada saja kamu nie." , ucap mamah sambil geleng-geleng kepala.

Akhirnya, mamah juga yang melanjutkan mengupas bawang merah nya. Selesai mamah memasak, waktu sudah sore hampir maghrib. Lisa kemudian mandi dan melaksanakan solat. Sambil menunggu suaminya pulang, Lisa dan mamah mertuanya nonton TV sambil berbincang-bincang. Mamah senang sekali mau punya cucu lagi.

"Lisa, kamu sudah periksa ke dokter belum? Mamah pingin tahu, jenis kelamin anak kamu ini." , ucap mamah.

"Sudah ma, tapi belum kelihatan jenis kelaminnya." , jawab Lisa.

"O begitu ya, mungkin tunggu agak besar perut kamu baru kelihatan ya." , tebak mamah.

"Iya mah." , jawab Lisa lagi.

Kemudian, saat mereka sedang asyik mengobrol, Dani pulang. Dia begitu senang mamahnya datang. Setelah bersih-bersih, Dani segera bergabung bersama mamah dan istrinya.