Nurul Aulia seorang gadis dengan tekad kuat kabur dari desa demi menghindari perjodohan dengan juragan tanah di desanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms arka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Di pagi hari di bandar udara internasional di kota B telah berkumpul sejumlah wartawan dari berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik, mereka tengah menunggu kedatangan seorang model yang berasal dari negara B yang sekarang telah berhasil merambah dunia modeling internasional yang di kabarkan pagi ini akan tiba di bandara tersebut. Dia adalah Jenifer diaz seorang modeling multitalenta yang sekarang menetap di Paris Francis.
kedatangannya sangat di nantikan, karena setelah 7 tahun yang lalu dia berangkat dari negara ini, baru sekarang setelah sukses dan terkenal di dunia internasional dia datang kembali ke negaranya.
terdengar gemuruh saat Jenifer diaz keluar dari arah pintu bandara, mereka berebut untuk mendapatkan gambar yang bagus, Jenifer diaz di kawal oleh beberapa bodyguard dan managernya.
"Miss Jenifer gimana kabarnya?" tanya salah seorang wartawan, Jenifer menghentikan jalannya, "baik" jawabnya singkat
"bagaimana perasaannya setelah sampai di negara sendiri?" jawab salah satu wartawan lagi
"saya sangat senang bisa kembali ke negara ini, saya juga sangat merindukan negara ini" jawanya lagi
"apakah anda hanya berkunjung atau menetap di sini?" tanya wartawan lagi
"untuk sekarang saya ke sini memang ada pekerjaan, tapi saya belum bisa memastikannya, mungkin saya akan tinggal agak lama di sini" jawab Jenifer lagi
kemudian Jenifer melanjutkan langkahnya sambil berkata "ok, makasih semuanya"
lalu Jenifer menaiki mobil yang sudah menunggunya dari tadi sambil melambaikan tangannya pada awal media.
"huh.....malas banget aku harus berakting pura pura ramah di depan wartawan wartawan itu, udah gerah di kerubutin mereka pada bau keringat lagi," ucap Jenifer dengan sombongnya.
Jenifer memang model yang sangat sombong, tapi di depan publik dia selalu berpura pura baik untuk membangun image baik demi karir nya.
"ya mau gimana lagi, kamu kan model terkenal dan harus membangun image yang baik di depan mereka" jawab indi sang manager.
"iya kalau bukan karena pekerjaan dan demi ketemu Arjun aku ga mau balik lagi ke negara ini" jawabnya lagi.
memang Jenifer diaz dapat tawaran pekerjaan dari salah satu perusahan fashion terbesar di negara ini untuk jadi brand ambassador nya, dia menerima tawaran tersebut karena perusahaan tersebut masih di bawah naungan wijaya grup milik sang mantan kekasih, Arjun Wijaya.
Tujuh tahun lalu dia mendapatkan tawaran go internasional oleh salah satu perusahaan yang ada di Paris dengan sarat dia harus mau pindah ke Paris, dan dia tidak mau membuang kesempatan yang sangat baik tersebut, demi cita citanya menjadi model internasional jenifer menerima tawaran tersebut dan memutuskan Arjun Wijaya kekasihnya, karena Arjun tidak menyetujuinya kalau Jenifer diaz harus pindah ke Paris.
Tujuh tahun berlalu, Jenifer sudah mendapatkan apa yang diinginkannya yaitu menjadi seorang model internasional yang terkenal, tapi di balik semua itu dia tidak mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya, hatinya hampa, dia selalu saja teringat akan Arjun sang mantan kekasih yang sampai saat ini di cintainya.
di Paris memang banyak lelaki yang menyukainya, Jenifer pun sudah beberapa kali mempunyai kekasih, tapi dalam hatinya yang paling dalam dia tidak bisa melupakan Arjun Wijaya.
Tak terasa mobil yang membawa Jenifer sudah sampai di apartemen mewahnya, ya jenifer memang mempunyai apartemen mewah di negara ini pemberian Arjun sang mantan kekasih, dia selalu menyuruh orang untuk membersihkannya setiap minggunya.
setelah sampai di unitnya Jenifer memasuki dan meneliti dalamnya, "tak ada yang berubah" gumamnya
"sama seperti dahulu, saat kita masih bersama" lanjutnya lagi.
memang dahulu Jenifer dan Arjun sering menghabiskan waktu bersama di apartemen tersebut.
"sayang aku telah kembali" ucapnya lagi sambil mendudukkan tubuhnya di sofa.
sedangkan di rumah Arjun, seperti biasa pagi hari selalu saja ada drama yang di buat oleh Shaka, dia tak mau berangkat sekolah kalau tidak Nurul yang mengantarnya.
berbagai bujuk rayu sudah di lakukan, tapi tetap saja Shaka tidak mau, Arjun yang sudah kehabisan akal pun akhirnya menelfon Nurul untuk minta tolong mengantarkan Shaka ke sekolah.
"tut....tut...tut..." hp ku berbunyi saat ia sedang siap siap berangkat ke kantor.
aku mengambil hp nya dan menekan tombol hijau tanpa melihat siapa yang menelfon nya, "ya halo.... assalamualaikum" ucapku
"waalaikumsalam" jawab dari seberang sana
"maaf dengan siap ya?" tanya Nurul
"apa kamu tidak menyimpan no saya?" bukannya menjawab yang di seberang malah balik bertanya
kemudian aku melihat nomor yang aku beri nama tuan bos tersebut
"maaf tuan saya tidak melihat siapa yang menelfon" jawabku agak terbata
"ya udah sekarang kamu ga usah ke kantor, kamu ke rumah saya saja, Shaka mau berangkat sekolah denganmu" ucapnya
"baik tuan" jawabku singkat
kemudian aku berangkat menuju rumah tuan Arjun mengendarai motor kesayanganku.
sesampainya di rumah tuan Arjun aku langsung masuk karena sudah di persilahkan oleh pak satpam.
"assalamualaikum" ucapku begitu sampai ke dalam rumah
"waalaikumsalam" jawab tuan Arjun yang tengah membujuk anaknya.
"kak Nurul" ucap Shaka sambil berlari menghampiriku.
"Shaka kenapa Lom siap siap?" tanyaku
"aku maunya berangkat sekolahnya di Antarin kak Nurul" jawabnya
"tapi kan kak Nurul nya harus berangkat kerja ke kantor" ucapku lagi
"kak Nurul ga boleh kerja, di sini aja temani shaka" rengeknya lagi
"Shaka kan anak baik, tar kalau udah pulang sekolah, Shaka boleh ke kantor main sama kak Nurul" bujuk ku lagi
"ga mau" Shaka tetap merengek ga mau berangkat sekolah.
"yaudah kamu ga usah ke kantor, kamu antar aja Shaka ke sekolah" ucap tuan Arjun akhirnya
"tapi tuan saya belum ijin ke Bu mira" jawabku
"biar nanti saya bilang ke Bu Mira," ucap tuan Arjun lagi
Akhirnya Shaka mau mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah.
setelah bersiap dan sarapan aku dan Shaka berangkat sekolah diantar supir, ku lihat Shaka sangat bahagia, di dalam mobil Shaka berceloteh menanyakan ini dan itu, dengan sabar aku menjawabnya.
sesampainya di sekolah Shaka langsung masuk ke kelasnya, tapi sebelum masuk aku menasihatinya agar tidak nakal dan berantem dengan temannya.
"Shaka di dalam kelas ga boleh nakal dan ga boleh berantem sama temannya ya" ucapku menasehati
"iya kak, aku ga akan nakal dan berantem, asalkan kakak tungguin di sini yah" jawab Shaka
"oke" ucapku
sepeninggalnya Shaka ke kelas, aku duduk di bangku kecil dekat taman sambil memainkan hp ku, ada seorang ibu ibu menghampiriku
"mba pengasuh baru nya Shaka ya?" tanyanya
"iya Bu" jawab ku singkat
"emangnya bi ina
nya udah berhenti yah?, emang Shaka itu anaknya nakal, makanya pengasuhnya ga ada yang bertahan lama" ucap ibu ibu itu agak sinis
"ga Bu, bi Ina nya ada di rumah kebetulan hari ini jadwalku yang mengantar Shaka sekolah" jawabku, agak malas juga sih sebetulnya meladeni ibu ibu ini.
"oh gitu yah" ucapnya sambil permisi meninggalkan ku
tak terasa waktu pun berlalu, sekarang sudah waktunya Shaka pulang, pintu kelas terbuka, satu persatu anak anak keluar di ikuti oleh gurunya, lalu Shaka menghampiriku
"kak hari ini Shaka baik dan berantem" ucapnya bangga
"wah hebatnya" ucapku sambil mengelus kepalanya.
Guru Shaka dan ibu ibu yang ada di sana pun ikut heran kenapa hari ini Shaka begitu baik dan ga bikin ulah.