"Sekarang kita memang sudah menikah, tapi bukan berarti kamu berhak atas diriku! Semua ini aku lakukan atas kemauan kakek dan Putri ku. Karena bagiku kau tetaplah baby sitter putri ku! Camkan itu!" ucap Revan dingin.
Deg
Sakit itulah yang di rasakan oleh Anin, mendengar ucapan mantan majikannya barusan yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. Kalau memang tidak suka dengan perjodohan ini kenapa lelaki itu harus menerimanya.
"Saya tahu tuan, saya sadar diri siapa saya." balas Anin.
Bagaimana dengan kisah mereka berdua? jangan lupa mampir ya ke novel baru Author.. hanya di Novel Toon 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18
"Pagi papa..!" sapa Yuna yang baru saja tiba di ruang meja makan.
"Pagi sayang..!" balas Revan sembari tersenyum menatap putrinya.
Biasanya mereka sarapan atau makan malam selalu bertiga di meja makan. Tapi sekarang anggota keluarga Maherza bertambah satu, yaitu Anin yang sudah menikah dengan Revan. Jadi dimeja makan itu sekarang sudah berempat. Tadinya Anin mau menyiapkan sarapan untuk Revan, karena Anin sudah menjadi istri dari lelaki itu. Jadi Anin berinisiatif untuk melayani Revan, meskipun pernikahan mereka tidak seperti pernikahan orang lain di luar sana. Anin tetap ingin menjadi seorang istri yang baik. Namun sayang apa yang di lakukan oleh Anin, di tolak langsung oleh Revan yang selalu bersikap datar dan menatap Anin dengan sinis. Kakek Ray dan Yuna yang melihat itu hanya bisa menghela nafas. Sepertinya butuh waktu lama untuk menyatukan cucu dari kakek Ray dan papa dari Yuna kepada Anin.
"Papa..!" panggil Yuna sembari mengunyah sandwich buatan Anin yang dia sukai.
"Lagi makan tidak boleh bicara Princess..!" tegur Revan. Yuna langsung diam dan tidak melanjutkan apa yang mau ia katakan pada Revan.
"Princess tadi panggil papa, apa ada yang mau putri papa dikatakan pada papa?!" tanya Revan ketika mereka sudah selesai sarapan.
"Iya papa, ada yang mau Yuna kata kan. Pada papa." jawab Yuna.
"apa sayang?"
"papa, hari ini Yuna mau pergi sekolah dia antar sama papa dan bunda." pinta Yuna.
"Tapi sayang, papa hari ini ada meeting." bohong Revan. Tidak mungkin ia mengantar putrinya bersama Anin.
"Sayang, biar bunda aja yang nganter Yuna ke sekolah seperti biasa.." tawar Anin. Dia tahu pasti Revan tidak akan suka mereka pergi bersama atau tepatnya Revan suka dirinya menaiki mobil milik lelaki itu.
"Yuna tidak mau bunda..! Yuna maunya papa sama bunda yang anter Yuna ke sekolah. Yuna mau kayak teman-teman Yuna juga yang di antar sama kedua orang tuanya." ucap Yuna sedih.
Anin sebenarnya tidak tega, tapi mau gimana lagi dia yakin pasti Revan benar-benar tidak akan mau kalau menganter Yuna bersamanya.
Revan menghela nafasnya sembari menatap putrinya,
"Sudahlah Van anter saja."Ucap Kakek menimpali.
"Begini saja, biar papa yang antar princess sekalian papa jalan pergi ke kantor, gimana?!" tawar Revan.
"Ya udah kalau papa gak mau anter Yuna sama dengan bunda. Yuna gak mau ke sekolah!" Rajuk Yuna yang langsung lari masuk kedalam kamarnya.
"Kamu tega pada putri mu Van?! Apa salahnya kamu dan Anin mengantar Yuna ke sekolah bersama-sama. Dia juga ingin seperti temannya yang lain yang selalu di antar oleh kedua orangtunya. Sementara Yuna apa pernah di antar oleh kedua orangtunya,.gak kan?! Kamu sendiri saja jarang mengantar Yuna ke sekolah. Malahan yang sering mengantar Yuna adalah Anin.
"Hahhh! Baiklah." Juna pun berjalan menuju kamar Yuna untuk membujuknya.
*
*
Didalam mobil Yuna terus saja mengajak Anin bercerita. Ada saja yang di katakan maupun pertanyaan dari gadis kecil itu. Anin dengan sabar menanggapinya dan dengan sabar menjawab pertanyaan dari Yuna. Semua itu tak luput dari pendangan Revan yang sesekali menatap kedua wanita yang berbeda usia itu. Revan sempat kagum dengan Anin yang begitu sabar menanggapi ucapan dan menjawab setiap pertanyaan yang Yuna berikan. Tanpa sadar bibirnya membentuk bulan sabit .
Dua puluh menit akhirnya mobil Revan sampai di sekolahan Yuna. Dengan senang dan bahagia, Yun dan Anin turun dari mobil Revan, dan di susul Revan yang juga keluar dari mobil.
"Jangan nakal ya sayang, dan yay rajin belajarnya." ucap Revan sembari mengelus rambut Yuna.
"Oke papa.." sahut Yuna. "Papa, bunda Yuna masuk dulu ya..?"Pamit Yuna pada papa dan bundanya.
"Iya sayang.." balas Keduanya.
Setelah salaman dengan papa dan Bundanya. Yuna langsung masuk ke dalam kelasnya.
"Ini!" Revan memberikan beberapa lembar uang kepada Anin.
"Maksudnya apa ini apa tuan?!" tanya Anin bingung Revan memberikan uang padanya.
"CK! Itu uang buat kamu pulang kerumah."
"Tapi tuan_-"
"Apa?! Kamu pikir saya mau mengantar kamu pulang kerumah, gitu?! Yang ada saya terlambat ke kantor. Lagian saya ogah mengantar kamu pulang. Jika bukan keinginan Yuna saya tidak akan pernah mau pergi bersama kamu." ucap Revan. "Itu uang, terserah kamu mau pulang dengan menggunakan apa, saya tidak perduli!" lanjut Revan lagi.
Kemudian Revan masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobil mewahnya meninggalkan Anin begitu saja.