NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Yang Di Anggap Bodoh

Pembalasan Istri Yang Di Anggap Bodoh

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas Dendam
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nurhikmah

Thalita, 25 thn seorang dosen sekaligus pengusaha membalaskan sakit hatinya kepada suami dan keluarga suaminya yang sudah menggelapkan uang restoran milik nya hanya karena ia sibuk mengurus ibunya yang sedang sakit.

Ia dianggap miskin oleh keluarga suaminya, karena sewaktu menikah ia di wali kan kepada wali hakim karena ayahnya sudah meninggal ketika ia berusia 17 tahun. Dan ia juga di anggap bodoh, karena selama restoran di handel Dika suaminya, ia tidak pernah menanyakan laporan keuangan restoran tersebut sehingga membuat Dika dan keluarganya besar kepala dan menggelapkan uang restoran untuk gaya hidup mereka.

Hanya Alana lah yang menyukai Thalita dan dialah yang mengirim video Dika dan keluarga nya merayakan pesta ulang tahun selingkuhan Dika di restoran milik Thalita.

Berhasilkah Thalita membalas perlakuan Dika dan keluarga nya? Adakah nanti seseorang yang mencintai Thalita setulus hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Rencana menggugat cerai

Nyonya Retno terus-terusan menggedor pintu rumah hingga tangan nya memerah. Dika juga melakukan hal yang sama, namun tidak ada hasilnya sama sekali.

Tidak berapa lama, datang truk barang-barang milik pemilik rumah yang ia bawa dari rumah mereka yang lama. Para pekerja menurunkan barang-barang tersebut di depan teras di hadapan Dika dan Mama nya.

"Kalian lagi! Mau apa kalian datang ke sini bawa-bawa barang rongsokan itu! " teriak Nyonya Retno dengan menunjuk-nunjuk sepasang suami-istri pemilik rumah.

Istri pemilik rumah berang dan menghardik nya dengan keras dengan kata-kata yang kasar juga.

"Heh! Tutup mulut mu yang bau dan beracun itu! Kau lah yang harus pergi dari sini! Bawa barang-barang rongsokan mu itu dari sini! Ini adalah rumah ku! Kalian tidak berhak di rumah ini karena rumah ini sudah menjadi milik ku secara hukum! " hardik istri pemilik rumah juga dengan keras.

"A-apa?? Gak, ini gak mungkin! Ini gak mungkin kan Dika! Mama gak mau keluar dari rumah ini! Hei, kau pasti bohong? Ini rumah anakku! Anakku lah pemilik rumah ini! " pekik Nyonya Retno sambil mengguncang badan Dika.

"Kalau kalian tidak percaya ya sudah! Silahkan tunggu di luar gerbang! Gak sudi aku jika rumah ku ini berkeliaran gembel-gembel yang mencari makan!. " ucap istri pemilik rumah dengan mencibir mereka.

"Kurang ajar istrimu itu Dika! Ayo kita temui dia di restoran! Mama mau bikin perhitungan dengan perempuan sialan itu! " ucap Nyonya Retno dengan mengebu-ngebu.

"Dia gak ada di restoran Ma, hanya perempuan yang selalu bersamanya itu yang ada di restoran. " jawab Dika jujur.

"Pencuri! Kembalikan rumah kami! Dasar pencuri kalian! " ucap Nyonya Retno lagi dengan menuduh pemilik rumah.

"Heh Nyonya tua! Jangan sembarangan kalau bicara! Aku dan suamiku membeli rumah ini secara sah di hadapan pengacara dengan pemilik rumah yang asli, yang mempunyai sertifikat asli rumah ini! Benalu seperti kalian memang tidak pantas di kasih hati. Sudah enak di biarkan menumpang di rumah ini, eh malah bertingkah lagak nya yang punya rumah. Cepat kalian pergi dari sini! Bawa barang-barang kalian itu! " teriak istri pemilik rumah dengan berang.

"Hei kalian! Usir para parasit ini dari rumah ku! Lempar barang-barang mereka keluar! Kalau masih tidak mau, seret saja mereka dari sini! " teriak istri pemilik rumah kepada para bodyguard yang berdiri di dekat pintu.

Setelah meneriaki para bodyguard yang berjaga, sepasang suami-istri itu segera masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan teriakan Nyonya Retno yang koper-kopernya di bawa keluar pagar rumah ini.

Dika mau tidak mau mengalah karena ia tidak bisa mengelak jika rumah ini bukan menjadi miliknya lagi. Ia tidak bisa melakukan apa-apa apalagi rumah itu di jaga para bodyguard yang badannya besar-besar kayak kingkong.

Nyonya Retno masih tidak rela keluar dari rumah itu, ia terus menerus mengomel merutuki Tata dan menyumpahi nya dengan kata-kata kasar tanpa henti.

Seseorang dari jauh memakai kacamata duduk di dalam mobil tersenyum sinis melihat adegan pengusiran tadi dan segera melajukan kendaraannya meninggalkan area itu tak lama kemudian.

"Kita mau kemana Dika? Mama gak mau tidur di jalanan! " rengek Nyonya Retno dengan suara serak hampir menangis.

"Entahlah Ma, Dika juga bingung. Mau nyari kontrakan sudah sore banget lagi. Mana bentar lagi sudah mau gelap. " jawab Dika juga dengan bingung.

"Dika, lebih baik jual aja mobil kamu itu, biar kita bisa mengontrak rumah! " usul Nyonya Retno tiba-tiba.

"Gak segampang itu juga kali Ma, kalau mau jual mobil? Emangnya jualan kacang goreng, di jual langsung laku. Jual mobil itu butuh proses dan Dika gak mau gara-gara mau cepat-cepat kita jual dengan harga murah. Emangnya Mama mau? " jawab Dika dengan panjang lebar.

"Ya gak mau lah kalau di beli dengan harga murah! " sahut Nyonya Retno dengan keras.

"Makanya itu, sebaiknya sekarang ini kita cari hotel aja yang murah, untuk kita istirahat malam ini. Dika masih punya uang 300ribu di tangan. " usul Dika kepada Mama nya.

"Terserah kamu lah! Mama ngikut aja. " jawab Nyonya Retno dengan pasrah.

"Em Mas, gimana malam ini kamu sama Tante nginap di rumah aku aja! Dari pada cari hotel uang segitu, mending uangnya untuk beli makanan saja. Kalau cari hotel, memangnya Mas dan Tante gak makan gitu? " ucap Dian ikut bicara juga akhirnya.

"Iya juga ya Dika ucapan Dian. Kalau kita sewa hotel untuk istirahat, terus malam ini kita mau makan apa? " jawab Nyonya Retno membenarkan ucapan Dian.

"Gimana Mas?? " tanya Dian sekali lagi.

Dika tampak berpikir dengan usulan dari Dian, dia juga berpikir demikian, tapi dia masih segan untuk memintanya langsung dengan Dian walaupun mereka sudah menjadi sepasang kekasih.

"Ya udah.. Kalau kamu ngizinin kami nginap di sana. Mama mau ikut mobil Dika apa mobil Dian? " jawab Dika dengan mengiyakan ajakan Dian.

" Kamu sendiri aja lah! Mama mau ikut mobil Dian aja! " jwab Nyonya Retno sambil masuk mengikuti Dian masuk ke dalam mobilnya.

Dika juga masuk ke dalam mobilnya setelah menaruh kopernya di dalam bagasi mobil. Ia mengikuti mobil Dian dari arah belakang dengan kecepatan sedang.

🎍🎍🎍

Tata memarkirkan kendaraan nya di sebuah cafe yang lagi tren di kalangan anak-anak muda. Ia melepaskan kacamata yang bertengger di wajahnya. Tiba-tiba saja ada yang berlari menyenggol bahunya dari belakang hingga membuat tubuhnya oleng ke depan dan hampir terjatuh, namun sebuah tangan kekar merangkul pinggangnya hingga Tata tidak jadi nyungsep ke bawah.

Ia memejamkan matanya karena ia pikir akan jatuh ke tanah akibat di senggol dengan keras tadi. Tata membuka matanya dan melihat di sekelilingnya yang tidak ada siapa-siapa.

"Perasaan tadi ada yang pegang pinggang aku deh tadi waktu mau jatuh. Tapi kenapa tidak ada siapa-siapa? Gak mungkin setan yang pegang pinggang aku? " gumam Tata dengan heran.

Tidak ingin ambil pusing, ia pun kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam kafe tersebut karena membuat janji dengan seorang pengacara.

Tata mendekati seorang pria paruh baya yang tampak bugar yang sedang duduk santai sambil meminum minuman nya.

"Permisi, dengan Pak Dimas Aditya?" sapa Tata dengan sopan.

"Oh, benar! Silahkan duduk! " jawabnya juga tidak kalah ramah.

"Baiklah Nona Thalita, biar mempersingkat waktu, saya akan memperkenalkan anda dengan junior saya yang akan menangani kasus anda! Anda tidak usah bingung karena junior saya ini kwalitas nya tidak di ragukan lagi di dunia pengacara. Sebentar lagi orang nya datang! " ucap nya tanpa basa basi.

"Saya percaya rekomendasi dari Anda Pak Dimas! " jawab Tata dengan yakin.

"Terimakasih Nona Thalita.. Silahkan pesan sambil menunggu junior saya datang. Beliau lagi di perjalanan ketika saya hubungi tadi. Baru selesai menemui klien nya dia. " ucapnya menjelaskan agar tidak salah paham.

"Baik Pak! " jawab Tata sambil memanggil waiters untuk memesan makanan dan minuman.

Setelah beberapa menit menunggu sambil meminum juice alpukat kesukaannya, akhirnya yang di tunggu datang dengan memakai pakaian formal dengan memakai kacamata hitam.

"Sorry telat! " Ucapnya sambil duduk di sebelah Tata.

Tata yang sedang meminum juice nya langsung mendongakkan kepalanya mendengar suara yang tidak asing di telinga.

"Boneka/Butet!! " pekik mereka berdua berbarengan sambil berdiri.

"Ya ampun Bon-bon... Ini beneran kamu! " teriak Tata sambil menggoyang bahu perempuan itu.

"Iya maemunah, ini gue Susan! Ya Allah mimpi apa gue semalam bisa ketemu ama elu! " jawab perempuan yang bernama Susan jengah.

"Heran gue, udah sekian lama gak ketemu, masih juga elu manggil gue Bon-bon. Nama gue Susan... S-U-S-A-N.. " tukas Susan dengan sewot.

"Ha... Ha.. Ha... " Tata tertawa cekikikan mendengar kekesalan Susan.

"Jadi kalian sudah kenal? " tanya Pak Dimas memotong omongan mereka berdua.

"Jadi yang Bapak rekomendasi sama saya si Boneka ini? " tanya Tata sambil menunjuk Susan.

"Boneka?? " ucap Pak Dimas dengan bingung.

"Iya Pak, Boneka Susan ini! " jawab Tata lagi.

"Gak usah di dengerin Pak, iya Pak kami saling kenal. Malahan lebih kenal lagi luar dalam karena kami sahabatan dari waktu putih biru dulu. " jawab Susan mengalihkan pembicaraan.

"Bagus lah jika kalian berdua sudah saling kenal. Kalau begitu, saya pamit dulu Nona Thalita.. " ucap Pak Dimas dengan lega.

"Iya Pak, terimakasih banyak sudah mau membantu saya! " jawab Tata sambil menyambut jabatan tangan Pak Dimas.

Pak Dimas pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Susan dan Tata pun kembali duduk dan terlibat pembicaraan yang serius.

"Jadi elu Tet, klien yang di Pak Dimas untuk menggugat cerai suaminya? " tanya Susan lagi memastikan.

"Hhmm" jawab Tata hanya berdehem.

"Asem banget nih anak! Panjang-panjang nanyain cuma di jawab deheman. " tukas Susan kesal.

Tata tertawa cengengesan melihat kekesalan sahabat yang baru ia jumpai itu. Setelah reda tawa nya, Tata kemudian menceritakan tentang rumah tangga nya dan perselingkuhan Dika serta perbuatan Dika yang menggelapkan uang restoran miliknya secara detail tanpa di kurangi sedikit pun.

"Gilak.. Kurang ajar banget tuh cowok! Udah kere belagu lagi! Rasanya pengen gue bejek-bejek tuh kepala nya biar jadi perkedel! " teriak Susan dengan penuh emosi.

Bersambung...

Selamat membaca dan selamat beraktivitas ya readers..

Jika kalian dalam perjalanan arus balik hati-hati ya di jalan, biar lambat asal selamat..

1
Efrizal L Candra
cerita sangat la bagus ringan dan juga mendidik, asyik utk di baca. saya tunggu cerita yg lainnya. thorrr
Ida Nengsih
Luar biasa
Ida Nengsih
Biasa
Les Tary
ini org kpn sadarnya udh numpang tp berlagak jd bos
✓™N!NA 💗 MO®O™✓
Lumayan
✓™N!NA 💗 MO®O™✓
Kecewa
Hafizah Putri Nya Hafiz
sakit kali hati ku
tanggung jawab thor 😭
Sri Juliarti Achmad
trimakasih ya Thor saya suka ...tetap semangat .
Hafizah Putri Nya Hafiz
Luar biasa
Junita Junita
kok mati sih Thor gk biasa dong dia mlihat kebahagiaan tata
Junita Junita
spa lgi tuh
Sriati Rahmawati
sebenernya kata2 KOE terlalu kasàr untuk para Ningrat berdarah biru
Veronika Tengker
HA HA HA HA HA
Sriati Rahmawati
grandpa bukan grandfa
Veronika Tengker
saya suka Novel seperti ini apa lagi alur ceritanya
Novriyanto Diaz Angga
bs ngk thor klo nulis ibu jng ibuk...
Lisa Yacoub
ceritanya bagus !
Sumar Sutinah
aq suka karyamu thor, d tunggu yg lebih seru lg
Junita Junita
kasih tau dong Thor ramuan yg d kasih eyang putri ke pda tata biar aku buat juga 😁
Cie Haryati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!