🏆 Novel Lomba Anak Genius 2023 🏆
Kisah seorang anak genius bernama Aaron Lee yang piatu sejak bayinya.
Dia dibesarkan dalam keluarga kaya yang memiliki tambang minyak, ayahnya yang bernama Lee Ryder adalah pria tertampan yang termasuk dari sembilan pria terkaya didunia.
Aaron Lee besar bersama seorang pengasuh yang masih muda bernama Margot Evans, gadis yatim-piatu yang diambil oleh keluarga Lee Ryder dari panti asuhan saat dia masih anak-anak.
Margot Evans menjadi bagian keluarga Lee Ryder yang diberi tugas kepercayaan untuk menemani Aaron Lee.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Aaron Lee tiba-tiba merengek tidak ingin ada sekolah dan mogok makan.
Dikarenakan dia ingin ayahnya untuk menemaninya sekolah.
"Aku tidak ingin masuk sekolah !!!", rengek Aaron Lee.
"Ada apa denganmu, bocah ?", sahut Lee Ryder.
"Aku ingin ayah menemaniku ke sekolah !", rengek Aaron Lee.
"Maksudmu ?", kata Lee Ryder bingung.
Lee Ryder tidak mengerti dengan sikap Aaron Lee, putranya yang mendadak berubah pagi itu.
"Aku ingin pergi ke sekolah dan ayah menemaniku di kelas !", rengek Aaron Lee.
"Aku ?", kata Lee Ryder.
Lee Ryder menunjuk dirinya sendiri seraya membuka kedua matanya lebar-lebar.
"Iya... ! Ayah !", sahut bocah lima tahun itu.
Aaron Lee masih berbaring di tempat tidur sambil berguling-guling di atas kasur.
Merengek manja, tidak ingin masuk sekolah hari itu.
"Bagaimana bisa ayah menemanimu di dalam kelas ? Itu tidak boleh, Aaron !", sahut Lee Ryder.
"Pokoknya aku ingin ayah menemaniku di kelas !!!", teriak Aaron Lee.
Bocah lima tahun itu masih berbaring dengan memakai piyama tidurnya serta memeluk boneka dinosaurus kesukaannya.
Lee Ryder mendadak berubah pucat pasi ketika putra kesayangannya mogok tidak mau masuk sekolah.
"Ayolah, Aaron Lee ! Jangan bersikap seperti itu ! Ayah akan sedih karenanya...", ucap Lee Ryder.
"Tidak, ayah ! Aku tidak mau !!!", jerit Aaron Lee.
Aaron Lee tetap berguling-guling di atas tempat tidurnya sembari mengapit boneka dinosaurusnya.
"Astaga Aaron Lee ! Ayolah ! Menurutlah pada ayah !", kata Lee Ryder.
"TIDAK !!!", teriak Aaron Lee.
"Ya Tuhanku ! Ada apa denganmu hari ini ? Tidak biasanya kamu bersikap seperti ini ?", kata Lee Ryder.
"TIDAK...", jerit Aaron Lee.
Saat Lee Ryder hendak meraihnya, bocah lima tahun itu lalu buru-buru menggulingkan tubuhnya sampai ke dinding kamarnya.
Mencoba menjauh dari ayahnya yang berusaha memaksanya turun dari tempat tidur.
"Aaron Lee !!!", teriak Lee Ryder.
Aaron Lee memandang ayahnya dengan mata berkaca-kaca tanpa melepaskan boneka dinosaurus kesayangannya dari genggaman tangan bocah kecil itu.
"Dengarkan ayah ! Turunlah ! Dan pergilah mandi sekarang !", perintah Lee Ryder.
Namun, bocah lima tahun itu masih diam di atas tempat tidurnya.
"Aaron Lee !!!", teriak Lee Ryder.
"Aku tidak mau mendengar ayah !!!", sahut Aaron Lee.
Bocah kecil itu bersikeras tidak mau masuk sekolah dan tetap ingin tinggal di rumahnya.
Lee Ryder kebingungan karena dia tidak tahu harus menghadapi sikap putra kandungnya yang bersikap lain hari itu.
"Aaron Lee !", panggil Lee Ryder.
Lee Ryder menarik tangan mungil Aaron Lee sehingga membuat bocah kecil itu menangis kencang.
Margot Evans yang sedari tadi memperhatikan dari luar kamar langsung berlari cepat masuk ke dalam kamar.
Memeluk Aaron Lee yang menangis keras dan berusaha memberontak.
Lee Ryder melepaskan tangannya dari Aaron Lee ketika Margot menggendong putranya yang menangis.
"Sssshhh... Jangan menangis !", bisik lembut Margot Evans.
Margot duduk di pinggir tempat tidur lalu menurunkan Aaron Lee dari gendongan tangannya.
"Jangan menangis, Aaron !", ucap Margot.
"Aku tidak mau sekolah !", teriak Aaron Lee.
Terdengar isak tangis bocah lima tahun itu saat Margot Evans memeluknya.
"Uhu... Huuu... Huuu... Huuu... !!!", tangis Aaron Lee.
"Kenapa kamu tidak mau sekolah ?", tanya Margot.
"Aku ingin ditemani ayah ke sekolah...", sahut Aaron Lee.
"Mana mungkin ayahmu menemanimu di kelas, Aaron Lee !? Itu tidak boleh !", kata Margot Evans.
"Tapi aku ingin ayah menemaniku duduk di kelas bersamaku, Margot !", ucap Aaron Lee.
Air mata bocah lima tahun itu basah mengalir di wajah mungilnya yang tampan.
"Sayang...", bisik lembut Margot Evans.
"Aku tidak mau pergi sekolah ! Titik !", teriak Aaron Lee.
Margot menoleh ke arah Lee Ryder lalu berkata pada pria tampan itu.
"Bolehkah Aaron Lee ijin sehari saja ?"
"Sekolah Aaron Lee cukup ketat, akan menyulitkan dia jika dia terus-terusan tidak masuk sekolah", sahut Lee Ryder.
"Apakah pihak sekolah akan mengeluarkannya jika dia tidak masuk hanya satu hari saja ?", tanya Margot.
"Bukan demikian sebenarnya tapi aturan di sekolah memang memiliki aturan yang cukup ketat untuk ditaati dan aku tidak ingin dia mengulang sekolahnya", jawab Lee Ryder.
"Hanya satu hari saja..., dan itu bisa mempengaruhi sekolahnya...", kata Margot.
"Ya Tuhan ! Apa yang terjadi pada anak itu ?", kata Lee Ryder.
Lee Ryder menyisir rambutnya yang berwarna perak dengan kedua tangannya asal.
Ingin rasanya dia menyerah dengan sikap Aaron Lee saat ini yang mendadak berubah drastis dan tidak ingin masuk sekolah.
"Ayolah, Aaron Lee !", ucap Lee Ryder.
"Biarkan dia ijin satu hari tidak masuk sekolah, aku mohon..., tolong ijinkanlah dia !", pinta Margot.
"Apa ?", sahut Lee Ryder.
"Aku mohon...", ucap Margot Evans.
Margot memandang Lee Ryder dengan tatapan memohon kepada pria itu untuk mengijinkan Aaron Lee tidak masuk sekolah hari itu.
Hal itu tentu membuat Lee Ryder kebingungan dengan sikap putranya, dia lalu menghubungi sekolah Aaron Lee untuk menanyakan alasan anak laki-lakinya tidak mau sekolah.
"Maaf, bolehkah saya menanyakan alasan kenapa putra saya tidak ingin sekolah ? Apakah ada yang menyebabkannya berubah seperti itu ?", ucap Lee Ryder.
Terdengar suara dari telepon.
"Anda siapa ?", tanya suara dari dalam telepon itu.
"Saya, ayahnya, Aaron Lee !", sahut Lee Ryder.
Lee Ryder menelpon sekolah Aaron Lee dan bertanya perihal yang membuat bocah lima tahun itu mogok sekolah.
Dua jam kemudian...
Guru sekolahnya datang ke rumah Aaron Lee untuk membujuk bocah kecil lima tahun itu sekolah.
"Aaron Lee...", sapa guru sekolah Aaron Lee.
Aaron Lee tidak mau melihat gurunya dan berdiri memeluk Margot Evans sambil menyembunyikan wajahnya.
"Kenapa tidak mau sekolah ?", tanya guru sekolah Aaron Lee.
"Kami sendiri tidak tahu kenapa tiba-tiba Aaron Lee tidak ingin sekolah", sahut Margot.
"Kalau boleh tahu siapa nona ini ?", tanya guru sekolah itu.
"Dia Margot Evans...", sahut Lee Ryder.
Lee Ryder merangkul erat tubuh Margot Evans yang berdiri menghadap ke arah guru perempuan itu.
"Apakah Aaron Lee mengeluh sakit ?", tanya guru sekolah.
"Kami rasa dia tidak sedang sakit tapi dia bersikeras untuk tidak mau masuk sekolah", sahut Margot Evans.
"Maafkan saya selaku wali kelasnya karena kabar ini juga membuat saya sebagai gurunya ikut merasa bingung dengan sikap Aaron Lee", ucap guru sekolah.
"Entah kenapa hari ini, dia merengek tidak ingin masuk sekolah padahal kemarin sikap dia baik-baik saja", kata Margot.
Guru sekolah Aaron Lee menundukkan pandangannya ke arah Aaron Lee sembari tersenyum pada bocah lima tahun itu.
"Aaron Lee ! Bagaimana kalau kamu ikut bu guru ke sekolah saja ?", bujuk guru perempuan itu.
"Aku ingin ayah yang menemaniku ke sekolah !", sahut Aaron Lee.
"Hmmm, begitu ya !? Tapi peraturan di sekolah melarang kita untuk itu, ada larangan yang tidak memperbolehkan orangtua ikut masuk ke dalam kelas", ucap guru itu.
Guru sekolah mencoba menjelaskan kepada Aaron Lee perihal tata tertib yang ada di sekolah.
Aaron Lee tetap tidak mau masuk sekolah dan bersikeras mogok sekolah.
Margot Evans kemudian berkata pada guru perempuan Aaron Lee.
"Dia ingin ayahnya yang menemaninya ke sekolah dan kami sudah menjelaskanya kepada Aaron Lee akan peraturan sekolah tetap dia tidak mau mendengarnya", sahut Margot.
"Aaron Lee, ke sekolah bersama bu guru saja, ya...", bujuk guru sekolah.
Namun, Aaron Lee tetap tidak mau sekolah.
Semua orang menjadi bingung tak terkecuali Margot Evans karena dia merasa Aaron Lee baik-baik saja.