NovelToon NovelToon
Kamu Yang Aku Mau

Kamu Yang Aku Mau

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:108.8k
Nilai: 5
Nama Author: Taufan kamilah

Harap bijak memilih bacaan banyak ****** ****** dan kekerasan.

jangan lupa tinggalkan jejak like, komen, hadiah, dan vote supaya lebih semangat.

Bercerita Bhumi Mahadewa Mahendra, guru yang didesak menikah oleh ibunya katena ia khawatir putra kebanggannya memiliki penyimpangan orientasi seksual karena di usianya Yang ke 29 tahun Bhumi tidak pernah memiliki kekasih, padahal dinginnya sikap Bhumi karena kisah masa lalu keluarganya.

Disisi lain Shavara Nasution yang dikhianati Tunangannya setelah empat tahun berhubungan enggan memiliki kembali kekasih karena menurutnya cinta itu bullshit yang ada hanya nafsu birahi yang dipaksa Ibunya mencari pengganti mantannya alih-alih mendekam menangis mantannya yang jahanam itu.

Dua pribadi yang berbeda dengan luka masing-masing namun sikap yang apa adanya tanpa mereka sadari mereka saling menyembuhkan.

cover by pinteres

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taufan kamilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Percikan Kecil.

wanita paruh baya yang masih berpenampilan menor dan berpakaian kinclong memasuki ruang rawat Aryo dengan raut marah.

" Kenapa kamu, Deb." tanya Wita pad adik iparnya.

" Aku harus ini kesal, mbak. keponakan mbak hari ini bikin malu " sahut Debi, ibunya Arleta.

" Kenapa dia?" tanya Aryo.

" Dia bikin ulah lagi, kalau mas Bagus gak jadi donatur sekolah itu pasti si Leta udah dikeluarkan."

" hah, separah itu tan? terus leta-nya mana?"

" Sama bapaknya, lagi dimarahin. Tante tinggal aja, udah pusing mikirin tingkah dia.

Wira memberikan air pada Debi agar sedikit menenangkannya." jangan marah-marah terus, cerita kenapa lagi sama Leta."

" Kalian tahu kan Leta suka sama gurunya?" Wita dan Aryo mengangguk.

" Semua orang di keluarga kita tahu, dia kan banyak omong." ucap Aryo yang mendapat lirikan tajam dari Wita.

" Dia hari ini menggoda gurunya sampe acara buka baju, gurunya amarah dan melaporkannya. hal paling memalukan gurunya itu melaporkan Leta dengan pelecehan."

" Apa? serius?" tanya mereka mereka berdua.

" Kenapa Keluarga kita dapat tuduhan yang sama." celtuk Wita.

" Maksud mbak?" Debi bertanya karena bingung.

" Tadi Fena kemari, dia akan menuntut balik dengan tuduhan pelecehan kalau Aryo berani melaporkan Adit, adiknya Vara.

" Apa? kamu Aryo ceroboh banget sih. kamu tahu kan mantan calon ibu mertua kamu tu nakutin banget." omel Debi.

" Ya Giman aku kesel sama mereka, Adit selain mvkul aku, dia jga bakar dokumen perusahaan aku."

" Dan seharusnya sampai di situ aja, gak usah memperpanjang. kalau sudah begini..." ucapan Debi berhenti saat satu ide tercetus di kepalanya.

Gak usah lapor polisi, Tante punya satu cara agar keluarga mereka malu kayak mereka mempermalukan kamu di sosmed. Debi mengeluarkan ponsel dari tas jinjingnya.

Debi memperlihatkan potongan video yangd ia ambil saat Aditya marah-marah di kantor kepala sekolah tadi

" Tadi Tante rekam saat Adit nunjuk-nunjuk om kamu karena gak terima gurunya minta dikeluarkan."

" Terus, guru itu dikeluarkan?" tanya Wita m, Debi menggeleng.

" Enggak, si Adit ini langsung protes, dan mengancam..." meluncurlah cerita hari ini yang terjadi pagi tadi dengan beberapa tambahan dan pengurangan sana sini.

" Kita bikin dia dikenal orang sebagai sosok yang gak punya sopan santun. itu pasti bikin mbak Fena meradang."

" Jangan ngada-ngada, Debi. mereka bukan keluarga bawah yang bakal diem aja." cegah Wita agar putranya tidak bikin masalah baru.

" Tapi udah mbak." Debi memperlihatkan dirinya sudah memposting amukan Aditya ke beberapa sosial media akunnya.

" Astaga, mbak gak mau terlibat kamu tanggung sendiri kalau mbak Fena marah." Wita memilih duduk di sofa.

" Gak bakalan seheboh Aryo dipermalukan di sosmed kok, mbak." Debi mencoba meyakinkan.

" Terserah, mbak gak ikut-ikutan."

Dan itu memang efektif, dalam hitungan jam berita itu langsung menyebar, pasalnya wajah Adit kurang dari 24 jam berseliweran di media Maya dengan dua permasalahan berbeda tapi cukup menyita perhatian.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Setelah berdebat panjang perihal tidak penting akhirnya mereka berdua bisa berpisah dengan empat mahasiswa gabut itu.

Beberapa jam mereka habiskan untuk memutari kota Jakarta dalam cuaca hangat sehangat kembang sayang yang kuncup di hati Shavara untuk pria yang memboncengnya yang dengan sabarnya meladeni kelabilan hatinya.

Shavara bagai putri yang baru terbebas dari sangkar emas, ia banyak tertawa, menertawai apa yang menurutnya lucu yang juga menular pada Bhumi meski Bhumi sendiri terkadang tidak tahu apa yang ditertawainya.

" Kak, udahan yuk muternya, aku laper." ajak Shavara saat langit sore sudah berwarna oranye. Bhumi menjawab mengangguk saja.

" Mau makan apa?"

" Mie, tadi kan udah makan nasi."

Bhumi sesekali mengusap punggung tangan Shavara yang melilit pingganya.

Mereka berhenti di lampu merah, Bhumi tidak membuang waku mengambil tangan Shavara untuk dimainkan.

" Mau mampir di restoran mana?"

" Makan di kaki lima aja, kenyang dan ramah di kantong." Jawab Shavara.

Bhumi sedikit menengok ke kiri untuk melihat Shavara.

" Beneran?"

Shavara juga agak menengok ke Bhumi, jarak mereka begitu dekat." Iya, kak Bhumi bawel."

Matanya yang sedari tadi fokus pada bibir Shavara mengikuti keinginan alam bawah sadarnya tangan besar dengan jemari panjang itu mengusap bibir bawah merah ranum gadisnya tersebut.

Shavara memegang tangan itu berniat menjauhkan dari bibirnya, karena risih yang terjadi Bhumi menggenggam tangannya.

" Jangan pegang-pegang."

" Pegang apa?"

" Pegang aku."

" Pegang yang mana?" Goda Bhumi.

" Semuanya lah." Shavara berusaha melepaskan tangannya yang digenggam Bhumi, namun Bhumi tahan.

Bhumi malah menyimpan tangan Shavara kembali ke pinggangnya lalu ditumpuknya dengan tangannya.

" Maaf, aku gak tahan, aku suka banget nyentuh kamu, ini dari tadi tadi aku nahan banget gak civm kamu." bisiknya.

 Jempol Bhumi memainkan jempol Shavara, " tapi malu dilihatin orang." rengek Shavara menyembunyikan wajahnya di punggung Bhumi.

" Siapa yang Li..." Ucapannya terhenti saat menyadari beberapa pengendara memperhatikan mereka.

" Maaf, maaf banget ya." Bisik Bhumi. Sementara Shavara menyembunyikan wajahnya di balik helm dan lebih mengetatkan pelukannya.

" Jalan, lampunya udah hijau." imbuh Shavara.

" Siap tuan putri." Saat lampu dari kuning berganti hijau Bhumi langsung melesatkan kendaraannya.

Dia tidak ingin gadisnya merasa tidak nyaman.

Motor RX KING keluaran terbaru terparkir di depan angkringan penjual nasi goreng dan kawan-kawan. 

Bhumi merapihkan helaian rambut Shavara yang sedikit acak-acakan karena mengenakan helm.

" Kamu udah izin mama kamu kita pulang malam?" tanya Bhumi.

" Udah, ke papa sama Aa Wisnu juga udah."

" Kamu yakin mau makan di sini?" Bhumi membantu Shavara melepas jaketnya yang dipinjamkaan pada Shavara.

" Kenapa sih gak percaya amat sama aku. aku suka makan di pinggir jalan." Dumel Shavara yang bosen ditanyai terus.

" Iya, maaf. kamu masih marah sama aku ya kar na insiden tadi?"

Tiba-tiba sekelompok suara mengganggu obrolan mereka. " Cie...cie...pak Dewa bolos bolos ngajar....demi si Eneng...." suara bernada ledekan dari beberapa orang menghentikan perdebatan kecil mereka.

" Turun dulu, jangan ngasih mereka tontonan gratis." Bhumi membantu Shavara turun dari motornya.

Kemudian dia langsung menuntun Shavara ke salah satu penjual kaki lima yang ada beberapa pengunjung yang juga memperhatikan mereka.

" Ck, kalian ini...awas jangan iseng, nyonya marah aku yang repot. daritadi udah misuh-misuh, ini." Bhumi menggenggam tangan Shavara yang terasa kaku. Shavara kaget beberapa pemuda menyoraki mereka.

" Kenapa mbak? pak Dewa rese ya? tanya Ajis.

" Pasti pak Dewa lirik yang Laen, padahal itu mah iseng aja. pak Dewa udah mentok di mbaknya." celoteh yang lain.

" Kalian kok di sini?" tanya Shavara mendapati para sahabat adiknya berada di balik gerobak.

" Waktunya kita jaga." ucap Devgan yang menyodorkan nama menu saat mereka sudah duduk lesehan di salah satu meja.

" Maaf ya aku bawa kamu ke sini, tapi ada yang harus aku urus di sini." bisik Dewa, Shavara hanya mengangguk.

" Pak, tadi heboh Lo di sekolah." ucap Leo yang duduk di depan mereka menunggu pesanan dari Shavara.

" Kenapa?"

" Bapak bolos...selama dua tahun kita menunggu itu, akhirnya teraksanakan juga." Ucap Bian mendramatisir seakan mereka mencapai cita-cita.

Shavara langsung menengok ke Bhumi, ia kaget." kamu bolos?" tanya Shavara. Dengan enggan Bhumi mengangguk.

" Karena aku?"

Bhumi menggeleng," gak sepenuhnya, hari ini aku kena musibah di sekolah."

" Apa?"

" Bukan apa-apa."

Shavara menatap Bhumi malas sekaligus kesal. jelas bukan tidak apa-apa." Kamu main rahasiaan, tapi aku gak boleh. pasti ini salah aku. aku telpon kamu minta ketemuan seharusnya kamu bilang gak bisa gak usah maksain." omel Shavara tidak suka.

" Gak maksain, aku memang pengen ketemu kamu. aku ngajar juga gak bakal fokus. mereka aku kasih tugas aku gak ninggalin mereka enggak dengan tangan kosong. tanyain aja mereka."

Shavara langsung menatap Bian yang asik menikmati perdebatan itu." beneran?"

Bian mengangguk." iya, banyak lagi, nyebelin." ucap Bian ketus.

Bhumi mendengkus." jangan alay, mana tugasnya saya periksa sekarang."

" Lha, kenapa? ini kita lagi bisnis Lo pak." Leo ikut gabung.

" Hukuman karena nyinggung ini di sini."

" Gak bisa gitu dong. kita lagi pusing mikirin laporan dagang mana sempat ngisi tugas bapak." Leo protes keras.

" Ya udah kumpulin laporan penghasilan kalian bulan ini."

" Makan dulu pak, supaya tenang." bujuk Devgan.

" nona cantik, mau pesan apa?" Devgan bertanya pada Shavara yang terlihat bingung.

" Eeeh,..aku ..aku mi goreng aja, digorengnya agak kering, banyakin kecapnya terus agak pedas."

Bian mencatat pesanan Shavara." mas-nya?" tanya Bian pada Bhumi.

" Nasi goreng seafood."

" Tunggu ya, gak lama kok. gak lebih lama dari Leo yang nunggu balasan perasaan dari doi." ucap Bian yang mendapat geplakan punggung dari Leo.

" si4lan, gak ngaca dia. sia Aira gimana gantung perasaan dia."

" Hahahahah, baperan Lo. sini jualan, jangan ganggu orang kasmaran."

" Siapa?"

" Tuh, bapak kamu yang lagi dicuekin sama gebetannya." ledek Bian yang menyadari Bhumi diacuhkan Shavara dengan ponselnya sementara dirinya tidak menggubris panggilannya.

" Sayang, aku gak maksud rahasia, tapi kamu sendiri sedang ada masalah." bujuk Bhumi.

Duduk Shavara agak bergeser menjauh dari Bhumi, tapi Bhumi terus mendekat.

" Cie...udah sayang-sayangan...besok mbeb mbeban." ledek Ajis yang mendengar ucapan Bhumi. Shavara melototi Bhumi yang menambah bahan ledek para pemuda itu pada mereka.

Bhumi memejamkan mata menahan kekesalannya pada muridnya yang tidak tahu situasi dan kondisi untuk bercanda.

" Ajis diem. calon nyonya lebih marah nilai kamu tanggungannya." ancam Bhumi.

Ajis langsung memperagakan mulut ditutup lalu dikunci dan kuncinya dibuang. dia kembali melayani pelanggan yang datang.

" Shava, maaf..."

" Cerita ke aku, kamu kenapa bolos ngajar? di sini aku merasa bersalah banget."

" Iya aku cerita. tapi jangan marah."

" Gak marah, cuma tersinggung kamu gak cukup percaya aku buat kamu curhat."

" Gak gitu, aku gak mau membahasnya karena memang gak penting untuk dibahas. aku maunya kalau sama kamu senang-senangin kamu aja, terbukti mood aku membaik pas lihat tawa kamu."

" Sekarang cerita, kalau mood kamu anjlok kita usahain perbaiki kembali."

Bhumi memilih menuruti daripada Shavara ngambek, meski ia sendiri tidak suka.

Bhumi menceritakan dari awal sampai akhir apa yang terjadi, tidak hanya Shavara yang mendengar, tetapi beberapa remaja juga mencuri dengar, mereka adalah para murid Bhumi yang datang untuk melapor hasil penjualan mereka.

Malam ini adalah jadwal mereka melapor bisnis angkringan mereka yang bekerjasama dengan bisnis kuliner Bhumi.

Nyatanya hari ini tanpa sepengetahuan Bhumi di sekolah gempar dengan selentingan rumor mengenai Bhumi dan Arleta yang bertindak tidak senonoh pada guru idola mereka.

" Adit kok gak ada?" tanya Bhumi yang baru menyadari ketidakhardiran muridnya satu itu setelah selesai bercerita.

" Adit? Kenapa dengan dia?" tanya Shavara bingung.

" Dia jga kan ikut bisnis angkringan ini." jawab Bhumi.

" Apa?"

" Kamu gak tahu?" Shavara menggeleng.

" Dia sih bilang, tapi aku ragu. aku pikir itu cuma alasan dia buat main, Habsi kalau pulang dia gak bawa hasil apapun."

Bhumi terkekeh seraya mengacak-acak rambut Shavara." ceritain kenapa bisa merek dagang?"

" Kamu inget penjual yang dagang pecel lele?" Bhumi merapihkan kembali rambut Shavara tidak merasa terganggu tatapan para muridnya yang menatap padanya dengan jenaka.

" Yudi? iya, kenapa memang."

" Awalnya cuma rasa solidaritas kelas mereka sama dia yang hampir dikeluarkan dari sekolah karena amgak bayar SPP selama tiga bulan yang ternyata memang keluarganya sedang mengalami kemerosotan ekonomi. mereka patung buat bayar, tapi gak cukup. terus mereka inisiatif nyari bisnis yang bisa cepat menghasilkan uang.

" Tapi setelah bisa bayar mereka memilih meneruskan bisnis ini, kata mereka hitung-hitung cari tambahan."

" Pantesan Adit pernah minta uang dalam jumlah lumayan."

" Pasti buat modal ini, mereka patungan buat cari modal." Bhumi menyudahi ceritanya.

" Kak, cerita itu banyak yang dipotong." ucap Ajis pada Shavara.

"Bagian mana?"

" Bagian pak Dewa yang nutupin kekurangan iyuran kita. kan SPP sekolah kita lumayan menguras kantong, pas kita kekurangan uang pak Dewa yang membayar sisanya. Bisnis bisa jalan karena bantuan pak Dewa yang mau bekerjasama dengan kami, para pemuda yang awam pengalaman."

Shavara menatap Bhumi dengan tatapan lembut sambil tersenyum, dia merasa bangga pada lelaki tampan satu ini.

" Jangan berlebihan, bukan cuma kau, tapi yang lain juga."

" Cuma bapak sama pak Guntur kok yang lain cuma ngucapin rasa simpati aja." timpal Ajis.

" Jis mending..."

" Jangan marah...dan jangan mengecilkan bantuan kamu. Aku bangga sama kamu" Shavara mengambil lalu menggnggam tangan Bhumi yang bertengger di atas meja.

Bhumi membalas senyum dan genggaman tersebut, ia menatap dalam Shavara yang tidak memujinya berlebihan.

"Dewa." Panggilan dari suara berat berasal dari pria baya yang berdiri tidak jauh dari mereka meruntuhkan senyuman itu, raut tegang Bhumi menggantikan ekspresi lembut menjadi dingin,...

1
Arjuna Pratama Juna
author kemana ni ko gak ada kabar sama sekali
Nara Azka
kenapa lama ya up nya Thor...
Nanik Badriatul 'Aini
ini para mahasiswa tingkat akhir, mau maunya diatur atur anak SMA
Sinta Ariemartha
kira2 drama arleta kapan berakhirnya yaa
Nanik Badriatul 'Aini
shava.... shavaa...
kamu ngapain nyuruh Bhumi baik ma Arleta, klo lihat sikap baik Bhumi ke Leta bikin kamu bengek
Nara Azka
up nya kok lama amat thor.
Nanik Badriatul 'Aini
beneran 'sakit' si Leta. bu Fena panggilin psikiater, biar rumah tangga putrimu aman, damai
Dira Abyudaya
banyak typo gk nyambung jadi bacanya😁
Nanik Badriatul 'Aini
udah siena, bawa kakakmu berobat. jelas" dia 'sakit'. sama seperti Arleta
kasihan Arleta... jiwanya sakit karena perlakuan menyakitkan dari ke2 ortunya yg egois
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk Anak sama emak sama2 GILAnya 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Sinta Ariemartha
bulet...bulet kayak tahu bulet
Ann,
sebenar nya ini favorit ku tapi vara makin késini makin gak masuk akal . jdi agak gimana gtu . sorry
Ida Harry
lama bangettt up nya thorrr
Nanik Badriatul 'Aini
benar sih ma... ngapain nangis" pe mata bengkak klo cuma sebentar dah baikan ( karena masalah sepele )
sava, biar g nangis diledekin mama, bsok lagi jangan mikir yg ngadi ngadi. malu kan... nangis kejer, tnyata salah sangka kamu aj
Nanik Badriatul 'Aini
sabar ya bhum.... sava itu trauma di khianati, jadi suka paranoid sendiri
sava, belajar mengungkap apa yg kau mau dg jelas. saat ini kamu g lagi berhadapan dg aryo. ingat va, bhumi beda dg aryo
Qaisaa Nazarudin
Sebelum menikah aja hubungan mereka udah kejauhan,,,Apalagi saat sekarang mereka sudah menikah..
Ann,
mangka nya var jan ngeyel lagi ..selalu vara terluka terus 😏
Anonymous
Suka dengan ceritanya,terasa jadi muda lagi saya bacanya,hehe lanjutkan
Sinta Ariemartha
thorr kira2 kapan sih aryo sm kinan bener2 jera gak ganggu babang Bhumi sm teh vara,
Ann,: sampe segini jauh nya si cuunguk gada kapok nya elah capek
total 1 replies
Nara Azka
pingin baca cerita tentang kisah cinta wisnu berliana dong thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!