Adeline terpaksa harus menikah dengan pria yang tidak dia cintai yaitu anak dari sahabat Papah nya yang ternyata adalah kekasih Kakak perempuan nya.
Adeline adalah anak ke dua dari dua bersaudara. Dia memiliki kakak perempuan. Adeline yang kerap di panggil Adel masih duduk di kelas 2 SMA, namun dia harus menikah karena permintaan orang tua nya.
Dia tidak bisa menolak permintaan orang tua nya, ada banyak alasan yang membuat dia tidak bisa menolak perjodohan itu.
Apakah Adeline bahagia dengan suami nya? atau justru sebaliknya? Kalau penasaran langsung klik dan baca kelanjutan cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira edianwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
"Istri saya?" tanya Alan. "Iyah Pak. Mbak Adel." ucap Staf. Alan langsung menghela nafas panjang.
"Ngapain dia ke sini?" tanya Alan.
"Mbak Adel meminta bapak Pulang hari ini karena dia sangat mengkhawatirkan bapak." ucap Staf. Alan menghela nafas panjang memasang wajah marah.
"Baiklah, kamu kelu!" ucap Alan.
"Benar-benar itu perempuan yah! Membuat malu saja." ucap Alan dengan sangat kesal.
Dia segera kembali ke rumah karena pekerjaan nya sudah selesai. Tidak beberapa lama akhirnya sampai di rumah.
"Apa maksud kamu datang ke kantor saya?" tanya Alan melempar kan jas nya kepada Adel yang duduk di sofa.
Adel yang tadi nya duduk santai terkejut karena suami nya pulang langsung marah kepada dia.
"Jawab! Apa maksud kamu datang ke kantor saya meminta saya pulang, kamu membuat malu saja!" ucap Alan.
"Maafin aku kak, aku hanya mengkhawatirkan kakak. Kakak juga tidak membalas pesan ku." ucap Adel.
"Kamu tidak lah penting di hidup saya! Kamu tidak perlu mengkhawatirkan saya." ucap Alan.
"Untuk apa saya membalas pesan kamu? saya rasa kamu harus sadar kalau urusan saya tidak perlu kamu tau!" ucap Alan.
"Tapi kak."
"Sudah! Jangan membuat saya semakin marah karena saya bisa berbuat kasar kepada kamu. Kalau kamu tidak ingin saya marah kepada kamu, berhenti mengikut campuri urusan saya!" ucap Alan.
Adel seketika langsung terdiam.
"Apa kamu mendengar saya?" tanya Alan.
"Lalu aku harus apa kak? Aku adalah istri kakak, wajar jika aku seperti ini." ucap Adel.
"Tidak perlu melakukan apapun kepada saya! Kamu hanya membuat saya muak dan tidak ingin kembali ke rumah ini." ucap Alan.
"Saya rasa semua nya sudah jelas bukan? Jangan pernah mengulangi kesalahan itu lagi!" ucap Alan langsung meninggalkan Adel.
Adel duduk di sofa, dia menyentuh dadanya.
"Sabar Adel. Sabar.. Aku harus lebih sabar lagi." ucap Adel menguatkan diri nya sendiri.
Tiba waktunya untuk berangkat menonton. Adel keluar dari kamar nya.
"Sebaiknya aku ijin dulu kepada kak Alan agar dia tidak mencari ku." batin Adel.
Adel mengetuk pintu kamar Alan.
"Kak.. Kak.." panggil Adel dari luar. Alan yang tadi nya enak main game menghela nafas panjang sambil membuka pintu dia menatap Adel dengan tatapan sangat tajam.
"Apa yang kamu lakukan? saya sedang istirahat, kamu bisa tidak jangan mengganggu saya?" tanya Alan.
"Maaf kak, aku mengganggu kakak, tapi aku mau ijin kepada kakak." ucap Adel.
"Saya bukan orang tua kamu! Mau kemana pun kamu pergi lah, jangan ijin kepada saya!" ucap Alan.
"Kakak adalah suami ku, aku tidak mau menjadi istri yang durhaka karena keluar Tampa suami tidak ijin." ucap Adel.
"Ya sudah kalau begitu kamu pergi lah, pergi dari hadapan saya, saya mau istirahat." ucap Alan mendorong Adel keluar dan menutup pintu kamar nya.
Dia berbaring.
"Sialan! Gara-gara dia game ku kalah." ucap Alan dengan kesal.
"Hay Adel.." Ucap Yoga menyapa Adel yang baru saja keluar.
"Hay Juga yoga. Kamu sudah menunggu lama yah? aku minta maaf yah." ucap Adel.
"Gak apa-apa kok, ayo kita berangkat." ucap Yoga, Adel mengangguk.
Alan berjalan ke jendela nya karena merasa gerah, namun dia melihat Mobil lain yang menjemput Adel ke rumah.
"Siapa itu? Kenapa Adel masuk ke dalam mobil itu?" ucap Alan.
"Ah sudahlah aku tidak perduli." ucap nya langsung.
Di dalam mobil Adel dan Yoga menikmati perjalanan yang cukup jauh sambil mendengarkan musik.
"Rumah baru kamu ternyata cukup jauh juga yah." ucap Yoga.
"Kalau sudah terbiasa tidak akan jauh kok." ucap Adel, yoga tersenyum. "Suami kamu tau kalau kamu keluar?" tanya Yoga.
"Tau kok. Aku sudah ijin." ucap Adel. "Oohh bagus deh, sekarang kamu tidak seperti dulu lagi yang bebas kemana saja." ucap Yoga. Adel tersenyum.
"Sekarang aku tidak mau membahas itu, sebaik nya membicarakan yang lain." ucap Adel.
Yoga mengganguk. Mereka pun membicarakan tentang hal yang membuat Adel tertawa, tersenyum dan bahagia..Yoga adalah teman nya yang bisa membuat nya bahagia.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai di tempat menonton.
"Karena kamu yang sudah membeli tiket, aku yang akan mentraktir kamu minum." ucap Adel. Yoga tersenyum.
"Ayo buruan... Flim nya sudah mau mulai." ucap Adel menarik tangan yoga buru-buru masuk ke dalam bioskop.
"Dari dulu sampai sekarang kamu tidak bosan-bosan nya menonton." ucap Yoga. "Hobi ku menonton film. Mana mungkin aku bosan." ucap Adel.
Yoga tersenyum. "Kamu harus selalu siap ada untuk ku menemani aku menonton kalau ada film baru." ucap Adel.
"Baiklah, aku akan menghabiskan waktu ku untuk menemani kamu menonton film." ucap Yoga. Adel tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu fokus kedepan saja, flim nya sudah mulai." ucap Yoga. Adel fokus ke depan. Yoga menyuapi Adel makan popcorn yang mereka beli di depan tadi.
Film sudah mulai sangat tegang. Yoga selalu tertawa melihat wajah Adel yang menggemaskan ketika sudah panik.
Dua jam kemudian Flim pun selesai.. Mereka mencari makan terlebih dahulu sebelum pulang.
Sementara di rumah Alan keluar dari kamar. Dia melihat pintu kamar Adel terbuka. Dia melihat ke dalam tidak ada siapa-siapa.
"Bagus deh kalau dia belum pulang. tidak membuat pemandangan dan suasana hati ku rusak." ucap yoga.
Dia merasa perutnya lapar. Alan berjalan ke dapur dia tidak melihat makanan apapun di atas meja. "Kenapa dia tidak masak? Biasa nya dia selalu masak." ucap Alan karena setiap tengah malam kalau di rumah dia pasti kelaparan dan makan apa yang di masak oleh Adel diam-diam.
"Sial! Kenapa perut ku semakin sakit sekali." Akhirnya dia Memasak Mie instan agar bisa mengganjal di perut nya yang sangat lapar.
"Terimakasih yah Untuk hari ini, aku sangat senang sekali, lain kali kamu harus mengajak ku lagi." ucap Adel kepada Yoga.
"Pasti dong, ya udah kalau begitu kamu masuk gih, aku juga mau pulang." ucap yoga.
"Kamu hati-hati yah." Ucap Adel tersenyum melambaikan tangan nya kepada Yoga. setelah Yoga pergi dia pun masuk ke dalam.
Dia melihat Alan di meja makan. "Kak Alan.." ucap Adel. Alan yang sedang makan mie dengan lahap terkejut melihat istrinya pulang.
Dia menghentikan makan nya.
"Kenapa kakak makan mie instan tengah malam? Kenapa kakak tidak menelpon ku untuk membeli makanan?" tanya Adel.
"Saya sudah sangat lapar." ucap Alan.
"Makan mie sedikit saja tidak akan membuat kakak kenyang, aku akan memasak sebentar untuk kakak." ucap Adel langsung meletakkan tas nya dan Memasak ke dapur.
yg sabr ya kak othor....
sprtiny penulis hnya asl buat novel aj
novel yg buat bngung, emosi dan muak bacany
peran utama ny adel dbuat trlalu bodoh dan mudah ditindas jdi yg membaca pun jadi muak.
perbanyak lgi beljar buat novelny yh Thor jujur saya yg baca jdi emosi dan bukannya mnghibur nih novel kesannya jdi kyk film indosiar istri yg tertindas dan anak yg terzolimi