Shaka Sanjaya seorang CEO muda yang 100% kemampuannya karya nyata dalam keberhasilan perusahaan tapi 0% dalam mengasuh anak anaknya.
Elena Nugroho seorang reporter muda penuh semangat tapi selalu gagal.Dia sengaja masuk ke skandal CEO sebuah perusahaan besar untuk menjaga posisinya agar tidak di pecat.
Mereka terpaksa menikah,dia kemudian tinggal dirumahnya dan menjadi seorang ibu sambung yang sayang kepada anak anaknya.
Akankah mereka saling jatuh cinta? Nantikan Kisah nya hanya di cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eosha_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shaka Marah
Elena sedang berada di dalam kamar. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia bingung harus bagaimana dengan anak-anak.
''Gimana aku mau sabar kalau begini kakunya.'' ucap Elena pada diri sendiri.
Elena berniat untuk menelpon Shaka. tadi waktu mau ijin pun Shaka tidak menjawab panggilannya. Dia berpikir panggilan kali ini akan di jawab oleh Shaka.
Lagi-lagi dia kecewa panggilannya tidak dijawab. dia pun memutuskan untuk menyimpan ponselnya di meja di kamarnya.
Dia menyiapkan cemilan dan minuman untuk di antar ke kamar anak-anak. Setelah mengantar cemilan dia kembali masuk ke kamar Manse. dia hanya bisa menemani Manse bermain.
kali ini mereka bermain sambil membuat katak dari kertas. Elena mengajari Manse bagaimana cara membuatnya.
Terlalu asyik bermain hingga lupa waktu, mereka di sadarkan oleh suara pak Mul.
''Nona , tuan Shaka sudah pulang.''
''hah.., baik pak saya akan ke luar.''
''Kenapa dia cepat sekali pulangnya. apa memang seperti itu biasanya.!''
Elena pun keluar dari kamar Manse, sebelum keluar dia meminta Manse untuk mandi di bantu pak Mul.
''kamu sudah pulang mas.?'' sapa Elena.
''Ikut aku ke kamar.'' ucap Shaka dengan nada kesal
Elena berpikir apa yang salah dengannya sampai melihat raut wajah Shaka menahan amarahnya.
''Kenapa kamu membawa anak-anak keluar tanpa memberitahu ku.?''
''Aku sudah menelpon tapi kamu tidak menjawab panggilanku.''
''Kalau begitu kamu jangan membawa mereka keluar, bagaimana jika terjadi sesuatu. apa kamu mau bertanggung jawab.?'' Shaka membentak Elena.
Tiba-tiba air mata Elena keluar tanpa di sengaja. dia berusaha melakukan yang terbaik tapi salah di mana Shaka.
Dia bahkan tidak tau jika anak-anak nya tidak di perbolehkan untuk keluar rumah seperti itu.
Pantas saja pak Mul terkejut dan bahkan Evan pun melakukan hal yang sama. Dia tidak mampu untuk mengatakan apapun untuk menjelaskan pada Shaka. memang dia terlalu lancang untuk membawa anak-anak keluar.
''Lain kali jangan sampai membawa mereka pergi tanpa ijin dariku.!'' Shaka lalu keluar dari kamar.
Setelah beberapa saat Elena mencoba untuk menenangkan hatinya. Ini akibat salahnya. dia mencoba untuk berpikir positif. mungkin Shaka trauma akan suatu hal.
Elena memutuskan untuk mandi, dia gak mau menunjukkan bahwa dia Baru saja menangis.
Setelah bersiap-siap Elena masih berada di atas kasur sambil melamun. Dia di sadarkan oleh ketukan pintu.
tok..tok..
''Nona, makan malam sudah siap.'' ucap pak Mul.
''Pak Mul tolong temani anak-anak, aku lagi gak enak badan. Aku mau istirahat aja.'' jawab Elena.
Pak Mul pergi ke meja makan, tanpa membawa Elena.
''Tuan, nona sedang tidak enak badan.Nona ingin istirahat.''
''Ayok anak-anak silahkan makan.''
Situasi ini sangat tidak menyenangkan untuk mereka yang ada di situ.
Evan tau betul pasti ada yang tidak beres dengan ayah dan ibu tirinya. Tapi dia hanya diam saja tanpa mengatakan apapun.
Mereka menikmati makan malam tanpa Elena.
...***...
Elena yang masih kesal dengan sikap Shaka yang berlebihan pun memutuskan untuk keluar taman. dia ingin menikmati sejuknya taman yang ada rumah ini.
Dia berjalan pelan-pelan,agar anak-anak tidak melihatnya.
Dia menikmati pemandangan yang ada di sekeliling nya dan menarik nafasnya dalam-dalam lalu melepaskan dengan perlahan.
''Wah.. Nyamannya..'' ucapnya.
Manse selesai makan langsung menemui Elena. Dia berjalan menuju kamar dan mencari Elena tidak ada.
Dia pergi menemui ayahnya, untuk memberitahukan bahwa Elena tidak ada di kantor.
Shaka kaget, dia sadar dia salah marah sama Elena tapi apa mungkin Elena pergi dari rumah dengan diam-diam.
''Manse, ayah akan mencarinya. Dia tidak pergi, dia pasti lagi di kamar mandi.''
''Kamu masuk ke kamar kamu ya, biar ayah mencari Elena.''
Shaka langsung menuju ke kamar melihat lemari pakaian. dia juga berpikir bahwa Elena pergi.
Melihat pakaian nya yang masih utuh berarti dia ada di sekitar rumah ini. Dia lalu mencari ke taman dan benar saja menemukan Elena di sana.
''Apa yang kamu lakukan di sini.?'' Sapaan itu membuat Elena terkejut.
''Mencari udara segar, kamu ngapain ke sini.?'' tanya Elena.
''Manse mencarimu, ntah bagaimana anak itu bisa sangat dekat denganmu.''
''Itu karena dia tau aku tidak akan membahayakan dirinya.'' ucap Elena dengan niat menyindir Shaka.
''Aku akan menemuinya sekarang.'' jawabnya lalu dia berdiri dan hendak pergi.
Jawaban Elena membuat Shaka tersindir. Dia menghentikan Elena.
''Tunggu.''
''Aku minta maaf untuk tadi.'' ucap Shaka.
''Aku bingung harus memaafkan mu atau tidak. Kamu selalu seperti itu, marah tanpa mendengar penjelasan ku.''
''Aku tau kita hanya sementara tapi aku merasa ini tidak adil untukku.''
''Aku sedang berusaha melakukan yang terbaik, tapi kamu bukan membantuku malah membuatku semakin takut untuk melangkah lebih maju.''
''Aku akan menemui Manse sekarang.'' ucap Elena lalu benar-benar pergi meninggalkan Shaka.
Shaka sadar apa yang dia lakukan salah. dia terlalu takut sampai harus melampiaskan amarahnya pada Elena.
Dia pun duduk di taman dan mencoba untuk merenungi apa yang di katakan Elena.
Elena menemui Manse di kamarnya, Manse yang masih bermain akhirnya senang melihat kedatangan Elena.
''Manse sedang apa.?''
''Aku akan membuat katak dari kertas ini. Aku akan memberikannya pada ayah dan paman.''
''Baiklah, aku akan menemanimu.''
Setelah selesai bermain, Elena membawa Manse untuk tidur. Seperti biasa dia akan membacakan cerita anak. Masih setengah di bacakan Manse pun akhirnya tertidur.
Malam ini dia kembali tidur bersama Manse.
Shaka belum tidur, dia lupa ingin memberitahukan sesuatu pada Elena. Dia membuka kamar Manse dan mendapati elena di sana.
''Aku ingin mengatakan sesuatu.''
''Jangan di sini, nanti Manse terbangun.''
ucapnya pelan sambil berjalan menuju kamar.
Elena berdiri dan berjalan mengikuti Shaka ke kamar.
''Tadi Kirana datang ke kantor.''
''Bukannya dia sering datang ke kantor kamu.!'' jawab Elena santai.
''Kali ini beda, dia datang untuk mengatakan kekecewaan nya atas pernikahan kita.?''
''Bukankah kalian tidak ada hubungan apa-apa. Ngapain dia datang .?''
''Dia datang dan mengatakan bahwa selama ini dia menyukai ku.''
''Aku tau dia menyukai mu. lalu masalahnya apa.?''
''Acara ulang tahun perusaan nanti dia akan datang. Aku tidak tau apa yang akan dia lakukan, aku mengingatkanmu untuk berhati-hati.''
''Aku kenal dia adalah wanita yang baik, tapi aku kwatir dia bisa melakukan hal yang nekat.''
''Kamu tenang saja, aku akan berhati-hati.''
''Satu lagi ingat jangan bawa anak-anak ke sana. Biarkan mereka di rumah, aku takut terjadi sesuatu pada mereka.''
''Baik tuan Shaka, aku akan mendengarkan ucapan anda. lagian aku juga tidak ingin di marahi untuk kedua kalinya.''
ucap Elena menekan kata-katanya tanda dia menyinggung Shaka.
''Aku akan kembali ke kamar Manse.'' ucapnya sambil berjalan.
langkahnya terhenti ketika Shaka menyuruhnya untuk tidur di kamar.
''Kamu tidur di sini aja, aku akan di ruang kerjaku.''
Elena pun mengikuti ucapan Shaka. Shaka yang masih ada di meja kerjanya di kamar itu sibuk dengan file-file di mejanya.
Elena melihat kenapa dia harus bekerja terus siang dan malam. Dia menghampiri Shaka.
''Malam harusnya tidur bukan malah kerja lagi.''
''Aku nggak bisa tidur, kamu tidur saja.'' ucapnya.
''Aku lapar.'' ucap Elena tiba-tiba membuat Shaka melihat ke arahnya.
''Makanya kalau jam makan itu makan bukan malah berkeliaran di taman.''
''Aku menenangkan pikiran bukan berkeliaran.'' jawabnya kesal.
''Aku akan meminta pak Mul untuk menyiapkan makanan untukmu.''
''Jangan, aku gak enak kalau pak Mul harus bangun lagi. Temani aku akan buat makanan sendiri.''
Shaka menghentikan kegiatannya.
''Kamu benar-benar merepotkan.'' ucapnya sambil mengikuti Elena.
Elena mencoba mencari bahan bahan makanan yang gampang di buat.
Dia berpikir apakah aku harus masak ramen aja. itu lebih mudah. dia pun memutuskan untuk masak ramen.
''Aku akan masak ramen.''
''Lakukan lah yang kamu mau.'' ucap Shaka malas.
Shaka menemani Elena sampai selesai makan.
Setelah kenyang mereka kembali ke kamar untuk istirahat.
Elena menuju tempat tidur Shaka justru memilih untuk melanjutkan pekerjaannya.
Malam yang indah untuk Elena sampai dia sudah tertidur di sana, beda dengan Shaka masih belum ngantuk dan masih sibuk dengan pekerjaannya.
...****************...
🤝💪