Selena datang terlambat pada hari pertama masuk sekolah, Selena bertemu dengan ketos, Selena meminta ketos itu untuk tidak menghukum Selena. Selena bisa bernafas lega, karena terbebas dengan mudah. Tapi semua bayangan selena hancur ketika nama selena dipanggil menggunakan speaker sekolah. Cerita Selena pun dimula
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dreamalfs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Dokter itu tersenyum kepada anggota keluarga Selena.
“Gimana dok keadaan anak saya?” tanya Bunda Irama.
Dokter itu tersenyum, “keadaan anak ibu tidak parah, cuman kelelahan dan sepertinya hampir terkena hipotermia.” jawab Dokter atas pertanyaan dari bunda irama.
Dokter pamitan dengan Bunda Irama, karena Dokter harus memeriksa pasien yang lainnya.
Bunda Irama langsung menghembuskan nafas lega, untungnya Selena hanya kelelahan. Jangan sampai ada hal parah yang didapat Selena.
Mata Bunda Irama berembun karena menahan tangis.
Setelah diperbolehkan untuk masuk kedalam ruangan, Bunda Irama terlebih dahulu masuk. Bunda Irama langsung memeluk tubuh Selena yang terbaring lemah. Viano dan Bagas menyusul masuk kedalam ruang rawat Selena.
“Sayang maafin Bunda yah, seharusnya pas tau kamu gak enak badan Bunda langsung bawa kerumah sakit, tapi Bunda kurang peka sama keadaan kamu nak.” Bunda Irama menangis dibahu Selena.
Bunda Irama menoleh kearah Bagas dan Viano berada, “Bagas, adek kamu bakal sadar kan?” tanya Bunda Irama kepada Bagas.
Bagas langsung mendekat kearah Bunda Irama dan langsung memeluk tubuh bundanya itu, “tenang aja Bun, Selena kan kuat pasti bakal bangun kok.” Bagas memberi kalimat penenang untuk Bundanya agar tidak terlalu khawatir dengan keadaan adik perempuannya.
Bunda Irama kembali menatap kearah Viano, “Viano kamu pulang aja, kasian kalau disini terus.” ucap Bunda Irama.
Viano menanggapi ucapan Bunda Irama dengan gelengan, “gak bund, biar Viano saja yang menjaga Selena disini. Bunda sama kak Bagas yang pulang aja, kasian Bunda kelihatan lelah banget.” jawab Viano.
Bunda Irama mengangguk. “Bunda emang mau pulang, tapi Bunda gak mau kalau yang jaga Selena malam ini cuman Viano, tengah malam biar Viano gantian sama Bagas.”
“Jangan dong Bund, besok kan Bagas mau kuliah.” Bagas menolak, itu tipu daya dari Bagas, agar Viano bisa berdua sama Selena, jadi masalah mereka berdua akan cepat selesai.
“Emangnya Viano juga gak sekolah. Kamu cuman kuliah sedangkan Viano masih sekolah jadi mending kamu yang bergadang.”
Bagas mencembikan bibirnya. Bagas jadi kesal sendiri, rencananya gatot alias gagal total. Bagas harus menggunakan alasan apa lagi untuk membuat Bunda Irama percaya bahwa Bagas tidak bisa menjaga Selena untuk malam hari.
Merasakan bahwa anaknya akan membuat alasan, Bunda Irama langsung membuat keputusan yang akan mengancam sesuatu yang sangat berharga bagi Bagas. “Kalau kamu gak mau, nanti uang jajan kamu mama potong dua juta untuk sebulan.” ancam Bunda Irama.
Bagas langsung membelalak matanya. “Iya Bund, Bagas bakal gantian sama Viano.”
Bunda Irama langsung berpamitan dengan Viano, Bagas mendekat kearah Viano. Bagas membisikan kalimat didekat telinga Viano, “padahal udah mau buat lo sama Selena buat berduaan, tapi Bunda Irama malah buat semuanya gatot,” Bagas menepuk bahu Viano, “jagain adek gue untuk beberapa jam yah, bye ipar.” Bagas juga meninggalkan ruang rawat Selena.
Kini ruangan terasa sepi dan hampa, yang sadar hanya Viano dan satunya entah sedang berkelana sampai kemana. Rasanya Viano memang ingin berduaan dengan Selena, tapi bukan seperti ini yang diharapkan Viano. Viano memandangi wajah pucat Selena, dalam hati Viano meruntuki dirinya sendirinya yang karena emosi mengusir Selena, gara gara Viano, Selena jadi kelelahan. Semuanya gara gara Viano.
Viano memegang tangan dingin Selena, berusaha untuk menambah kekuatan untuk Selena segera cepat sadar.
Lama menunggu sekitar 15 menit setelah Bunda Irama dan Bagas keluar dari ruang rawat, Viano merasakan gerakan dari tubuh Selena. Viano langsung tersenyum menanggapi gerakan dari tubuh Selena. Perlahan mata cantik yang tadinya tertutup sedikit demi sedikit terbuka. Bola mata milik Selena menjelajah ruang yang terasa asing dinetra Selena.
“Bundaa,” dengan suara lirih Selena berusaha memanggil Bundanya, Selena belum menyadari keberadaan Viano. “Bunda dimana?” lanjut Selena.
“Hay hay, disini gak ada Bunda adanya aku, Viano.” ucap Viano.
Selena langsung menoleh keasal sumber suara, menatap wajah Viano membuat pusing kembali menyerang kepala Selena, karena itu Selena langsung memalingkan wajahnya.
Hening menerpa.
“Lo kenapa disini? bukannya lo gak mau bertanggung jawab kalau ada masalah?” Selena sudah merasa kesal dengan Viano.
Hati Viano merasa sangat sakit setelah Selena mengatakan kata itu, padahal kata itu pertama kali dilontarkan Viano saat emosi dimobil.
Viano berusaha untuk tidak emosi lagi dan akan membuat keadaan untuk kembali seperti semula.
“Yah lu lihat sendiri, tunangan gue sakit, yah gue harus rawat dia dong.” jawab Viano. Setelah mendengar ucapan dari Viano, Selena ingin muntah tapi ternyata perut Selena kosong jadi gak ada yang bisa dikeluarin selain air liur.
“Udah lo pulang aja. daripada disini.” Selena berusaha mengusir Viano.
Viano menggeleng. “Lo jahat banget ngusir tunangan lo sendiri.”
Selena langsung menoleh menatap wajah Viano. “Bukannya kita bukan tunangan lagi yah? karena lo udah memutuskan tali pertunangan itu.” ucap Selena.
“Belum disetujui sama orang tua gue, jadi kita masih jadi calon tunangan dong.” Viano berusaha membuat agar Selena kalah berdebat dengannya.
“Ih lo mau pulang atau gue aja yang pulang dari sini?” Selena berusaha mengancam Viano agar segera pergi darihadapannya sekarang.
Viano memperhatikan jam tangan dipergelangan tangannya. “Gue pulang jam dua belas? kemaleman banget.”
Selena yang mendengar ucapan dari Viano malah kebingungan sendiri, gak mungkinkan kalau Viano takut sama hantu gara gara sudah jam 12 malam?, atau jangan jangan Viano takut diculik om om ganjen ditengah jalan? memang sih Viano ganteng tapi apa om om itu gak takut lihat wajah garang dari Viano?.
“Lah lo ada masalah apa pergi jam dua belas malam?,”
“Lo itu bukan perawan yah yang gak boleh pulang larut, jadi jangan sok takut.” lanjut Selena.
Viano langsung menatap tajam kearah Selena, “emangnya gue gak boleh gitu takut?” Viano malah bertanya balik.
“Lagian lo kenapa takut, lo kan ketua geng gak mungkin takut, kalau lo takut artinya lo bukan laki laki.” Selena tertawa diakhir kalimat.
“Gue jelas laki dong, mau lihat lelaki gue emangnya.” Viano balas menantang Selena.
Mendengar kata itu, Selena langsung menutup matanya.
“Yaelah lu takut juga kenapa ngomong kalau gue bukan laki.” Viano tersenyum.
Selena berusaha untuk mengintip dari celah celah jarinya.
“Yaudah kalau takut pulang jam dua belas, lo pergi jauh dari hadapan gue aja,”
“gue muak ngelihat muka lo.” lanjut Selena.
Yuhu akhirnya author up.
Maaf yah kalau author itu kadang up dan tidak, dimaklumi saja author masih sibuk sama dunia real yang gak bisa ditinggal.
Terima kasih atas dukungan kalian semua untuk author.
Love you semuaaa.
Btw teks ini dibuat tanggal 8 november 2022
selesai jam 19.17