adult romance ❤
Kecantikan Alya Sanjaya yang membuat kaum adam rela bertekuk lutut,bahkan kecantikannya membuat Daffa Rahardian, suami Alyza Putri Pratama, kembar tidak identik dari Alya, mengejarnya untuk mendapatkannya dan menjadikannya istri dan ibu dari anaknya.
"Aku berharap akulah yang dipilih papa Reza dan mama Emy untuk diasuh mereka, tapi mereka malah memilih Alyza dan membuangku..."*Alya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nophie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Fitting (1)
Sontak Alya menjadi malu karena ucapan Daffa itu di lontarkan di meja makan dimana masih ada mama Elza dan papa Andi disana.
“Emang kamu naik puncak apa sih Daff? Kok bisa naklukin baby El?” Tanya papa Andi masih sambil menelan suapan terakhirnya.
“Iya Daff… berguru sama Al dimana? Mama juga mau dong naik ke puncak… Mama kalau gendong baby El selalu aja dia gak mau, sampai mama sedih.” Lanjut mama Elza sambil menatap Alya dengan pandangan memelas.
“Iya anak kamu itu pemilihnya kebangetan… kalau ada ilmu bisa naklukin baby Elena, papa
sebagai opanya akan mendaftar duluan.” Lanjut papa Andi lagi.
“Emangnya naik ke puncak gunung ya, Daf?” Tanya mama Elzza lagi.
“Eh kak Daffa asal ngomong aja nih. Gak ada naik naik ke puncak, emangnya lagu anak
anak?.” Jawab Alya yang wajahnya sudah seperti tomat matang, karena nahan malu.
“Ha ha ha Alya menurunkan kesaktiannya menaklukkan baby El hanya buat aku saja Pa… ma… “ jelas Daffa sambil tertawa terbahak. Papa dan Mama Daffa hanya menggelengkan kepalanya melihat perubahan Daffa, yang dulunya datar, dan cenderung dingin, kini jadi hangat dan tukang menggoda.
Kebahagiaan tampak jelas dimatamu, nak dan kehangatan terpancar jelas di wajahmu, beda
sewaktu kamu menikah dengan Alyza, batin mama Elza.
“Sudah sudah… kasian Alya sudah sangat kelaparan, kamu malah menggodanya terus. Kamu nanti jadi fitting baju kan, udah mama pilihkan sesuai dengan tema yang kamu
mau, Al” kata mama kepada Daffa dan Alya.
“ Iya tadi kak Daffa sudah bilang, Alya ikut saja deh sama mama, kan mama udah pilihin
yang terbaik buat Alya.” Jawab Alya lagi, sambil masih menggendong baby El yang
mulai tertidur dengan satu tangannya, sedang tangan yang lain berusaha
menyuapkan makanan ke mulutnya.
“Yang, itu baby El ditaruh di baby bouncer aja, biar gak terbangun walaupun kamu taruh.
Jadi kamu bisa makan dengan lebih nyaman kan ..” kata Daffa melihat kerepotan
Alya menggendong baby El sambil makan.
“Oh iya ya… aku suka lupa, yang. Soalnya kadang aku suka kalo dia nemplok kayak gini sama aku.” Jawab Alya sambil memandang baby El yang sudah tertidur dengan nyaman
digendongannya.
Pantes aja baby El nyaman banget tidurnya, lha ditidurkan dekat dadanya yang ranum sih.
Bikin tidur jadi pules. Aku aja juga pasti nyenyak tidurnya kalau ditidurin disitu, batin Daffa sambil menatap baby El dengan pandangan iri.
“Daf, papa harus ke kantor dulu, mama nganter papa ke kantor dulu trus ke boutique biasa tempat mama kamu membeli gaun. Disitu juga mama kamu pesen gaun buat pernikahan.kamu. Undangan juga sudah dibuat, karena 3 minggu lagi pesta nya
dilangsungkan.” Jelas papa Andi sambil berdiri.
“Loh pap… papi dan mami juga ikut fitting.?” Tanya Daffa lagi, sambil sibuk mengunyah
sarapannya.
“Iyalah.. semua sudah dipesankan mama kamu disana. Biar yang lain juga bisa kembaran.” Lanjut papa Andi lagi sambil berlalu.
*******************************************
“Keperluan baby El semuanya udah kamu siapkan, mbak?” tanya Alya dengan baby sitter baby El yang rencananya juga diajak, karena sangat tidak mungkin kalau baby El ditinggal dirumah sendiri, bayangkan kalau sampai nangis, bisa bikin pusing para pelayan
yang dirumah.
“Sudah nyonya..” jawab baby sitter itu dengan hormat.
“Bawa baby bouncer juga, mbak… kalau dia gak mau ditaruh di stroller, dia biasanya lebih
milih di bouncer.” Perintah Alya lagi.
“Iya nyonya.” Jawabnya lagi dengan sabar
“Wo wo wo u… ini kamu mau fitting baju apa mau pindahan rumah, kok semuanya dibawa?” tanya
Daffa memandang takjub pada bawaan Alya yang segunung.
“Dad, aku takut nanti Elena rewel kalau hanya sama Mbaknya, biar bouncernya dibawa, biar
dia nyaman. Kamu kan tahu anakmu … dia sangat pemilih kayak daddynya” Jelas Alya
dengan sabar.
“ Ha ha ha, yaudah ayo kita berangkat, biar baby sitter dan barang bawaannya di mobil
pengawal aja, kita di mobil satunya, supaya mobil gak penuh dengan barang
barang milik baby El yang kamu bawa se lemari lemari nya juga.” Canda Daffa
sambil menghindar ketika tangan Alya sudah mau mencubit lengannya.
“Udah jangan manyun lagi… biar kata semua lemari kamu bawa, aku juga gak akan keberatan. Ayok kita berangkat sekarang, keburu mama nyampe ke boutique, ngomel lagi ntar..” ujar Daffa sambil memeluk pundak Alya dan mengajaknya ke mobil untuk
segera berangkat, sedangkan pengawal dan baby sitter baby El, masih sibuk
memasukkan barang bawaan ke mobil
satunya.
“Dad, aku perlu bicara sama kamu.” Kata Alya dengan tampang serius setelah ia duduk di dalam mobil.
“Ada apa sih sayang… kamu kok serius amat.” Sahut Daffa sedikit khawatir.
“Kamu kan tahu kalau Elena sulit ditinggal dalam waktu lama. Gimana kalau kita nikahannya sederhana aja, jadi aku gak harus ninggalin baby El lama lama. Aku takut dia
nangis sampai histeris, aku kan gak tega.” Jelas Alya lagi. Dia trauma kalau
harus meninggalkan baby El dan kemudian baby El nya nangis kayak tadi pagi.
“Iya juga ya… bener bener aku gak kepikir. Yaudah nanti aku bilang ke mama, supaya dibikin simple. Mengingat baby El kalo udah nangis kan histeris banget tuh… kayak gak
bisa lepas dari mommynya yang cantik.” Goda Daffa lagi, sambil mencubit hidung
mancung Shania.
“Iyalah.. kayak daddynya banget kan? Kalo nemplok ama mommy udah gak mau lepas kayak ada lem nya aja.” Jawab Alya dengan sewot.
“Ihhh, mommy kalo ngomong itu suka bener deh. Kamu emang paling tahu kalau daddy itu gak pernah bisa lepas dari mommy, mungkin mommy udah pakai pellet supaya daddy
nempel terus sama mommy kayak ada lem nya gitu. “ kata Daffa lagi sambil
berusaha mengecup bibir ranum milik Alya, tapi Alya berusaha menghindar karena
ada orang lain disitu, yaitu sopir pribadi Daffa, sekaligus asisten pribadinya.
“Dad, malu tau… kan ada Tyo, main nyerang nyerang aja.” Bisik Alya lirih. Perkataan polos
Alya membuat Daffa terbahak.
“Jadi kalau gak ada orang gak apa gitu? Bukannya semalam lebih hot dari ini?” tanya Daffa dengan nada menggoda. Gak tau sejak kapan, menggoda Alya merupakan hobby yang sulit untuk ditinggalkan. Rasanya menyenangkan banget bisa menggoda wanita itu.
“Semalam itu dikamar… kamu gak tau tempat ya… ini di jalanan… di dalam mobil.” Bisik Alya
lagi sedikit sewot.
“Tyo itu asisten pribadi aku, yang… masa kamu malu?” tanya Daffa masih dengan nada
santai.
“Ya iyaalahh, jangan jangan dia juga yang sering lihat kalo kamu lagi modusin dan godain cewek cewek selain aku?” tanya Alya dengan sorot mata penuh selidik bak detektip
terkenal.
“Ya ampun sayanggg…” seru Daffa sambil menepuk jidatnya.
.
.
.
TBC
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
jangan luap like like like ya gengssss
Thanks and God blessss
mudah banget muve on...bedalah sama perempuan suka mikir 2x
mksih byk
maap
:)