NovelToon NovelToon
Main Villain System

Main Villain System

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Transmigrasi ke Dalam Novel / Mengubah sejarah
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: ex

Jing an, seorang penulis yang gagal, secara ajaib terlahir kembali sebagai Luo Chen, Tuan Muda lugu di dalam novel xianxia klise yang ia benci. Berbekal 'Main Villain System' yang bejat dan pengetahuan akan alur cerita, misinya sederhana... hancurkan protagonis asli. Ia akan merebut semua haremnya yang semok, mencuri setiap takdir keberuntungannya, dan mengubah kisah heroik sang pahlawan menjadi sebuah lelucon tragis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Iblis dan Seekor Phoenix diatas altar persembahan

Matahari bahkan belum menampakkan sinarnya di ufuk timur, tetapi Floating Cloud City sudah terjaga. Seluruh kota berdenyut dengan energi yang gila dan penuh antisipasi. Arena Akbar, yang biasanya baru terisi menjelang siang, kini telah penuh sesak sejak jam tiga pagi. Orang-orang rela membayar sepuluh kali lipat harga tiket biasa hanya untuk mendapatkan tempat berdiri di lorong.

Kedai-kedai judi di seluruh kota menjalani malam tersibuk dalam sejarah mereka.

"TARUHAN DITUTUP SATU JAM LAGI! PASANG TARUHAN KALIAN!"

"Nona Muda Xiao Linyu menang, 1 banding 1,2! Dia adalah jenius Foundation Establishment yang diakui! Taruhan pasti!"

"Luo Chen menang, 1 banding 50! Taruhan gila untuk si gila! Siapa yang mau buang-buang uang?"

"Ada yang mau bertaruh berapa lama Luo Chen bertahan? Aku pasang di bawah sepuluh detik! 1 banding 2!"

Seluruh kota, 99% dari mereka, bertaruh untuk kemenangan Xiao Linyu. Mereka tidak tahu Luo Chen juga telah menerobos, mereka hanya mengira pembunuhan Wang Li adalah serangan kejutan brutal yang menguras seluruh energinya.

Di kediaman Klan Xiao, Xiao Linyu bermeditasi di ruangan esnya. Tepat saat fajar menyingsing, dia menelan 'Hundred Frost Pill' tanpa ragu-ragu. Energi sedingin es langsung meledak di Dantiannya, meningkatkan kekuatan Frost Qi-nya ke tingkat yang menakutkan. Dia membuka matanya, dan napasnya mengeluarkan uap beku. Hari ini, dia akan memberikan lawannya kematian yang paling dingin dan paling memalukan.

......................

Aku tidak tidur. Aku menghabiskan malam dengan bermeditasi, memoles Demonic Qi di Dantianku. Tetesan cairan iblis itu berputar dengan tenang, menyimpan kekuatan eksplosif yang siap dilepaskan.

Tok, tok.

Pintu kamarku diketuk pelan.

"Masuk."

Ayahku, Luo Tian, melangkah masuk. Dia tidak mengenakan jubah Patriarch-nya yang megah, hanya pakaian sederhana. Wajahnya tampak kuyu, dan ada lingkaran hitam pekat di bawah matanya. Dia jelas tidak tidur sama sekali.

Dia tidak lagi menatapku dengan panik seperti orang yang akan melihat anaknya bunuh diri. Sejak aku menunjukkan kekuatanku semalam, ekspresinya telah berubah. Sekarang... itu adalah ekspresi seorang penjudi yang telah mempertaruhkan segalanya dan sedang menunggu dadu dilempar.

"Chen'er..." suaranya serak. "Seluruh tetua klan telah berkumpul semalaman. Mereka... cemas."

Aku tertawa kecil sambil berdiri dan merapikan jubah hitamku yang bahkan tak kusut sedikit pun.

"Cemas karena aku akan kalah? Atau cemas karena aku akan menang?"

Luo Tian tersentak oleh kata-kataku. Tebakanku tepat sasaran.

"Keduanya!" dia akhirnya mengaku, suaranya meninggi karena frustrasi. "Tentu saja kami cemas kau akan kalah! Kau dan dia sama-sama jenius Foundation Establishment. Dia telah menjadi jenius sepanjang hidupnya, fondasinya stabil. Teknik kultivasimu... kuat, tapi aura itu... itu terasa tidak stabil! Bagaimana jika gagal di tengah pertarungan?!"

Dia berhenti, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih pelan, penuh ketakutan.

"Dan jika kau menang... Chen'er... demi Surga, apa yang telah kau lakukan? Menjadikannya budak? Klan Xiao akan berperang habis-habisan dengan kita! Tidak akan ada jalan kembali!"

Aku berjalan melewatinya. "Aku lapar. Aku ingin sarapan."

"LUO CHEN!" Dia mencengkeram bahuku. "Ini bukan lelucon! Apakah kau mendengarkan?! Tidak ada skenario 'menang' di sini! Hanya ada kematian atau perang! Batalkan taruhan itu! Bertarunglah demi kehormatan, bukan untuk perbudakan!"

Aku berhenti. Aku tidak melepaskan auraku. Aku hanya menoleh sedikit, menatap matanya dengan tatapan dinginku.

"Ayah," kataku pelan, tapi nadaku tegas. "Jika aku bertarung demi 'kehormatan' dan melepaskannya setelah menang, dia akan kembali satu tahun lagi dengan gurunya yang kuat dari Sekte besar dan membantai seluruh Klan Luo. Apakah itu yang kau inginkan?"

Luo Tian membeku. Logika dingin itu jelas tidak terpikirkan olehnya.

"Penghinaan yang kuberikan padanya kemarin hanya bisa dicuci dengan darah atau penaklukan total," lanjutku. "Dia memilih taruhan ini, dia pikir aku lemah. Dia salah. Aku hanya akan melakukan apa yang harus kulakukan untuk mengakhiri ancaman ini secara permanen."

Aku menatapnya dengan tenang.

"Sekarang, apakah Ayah akan terus merengek seperti tetua yang ketakutan, atau Ayah akan bertindak seperti Patriarch dan membawakanku apa yang kuminta?"

Luo Tian menatapku lama, mencari-cari sisa-sisa putranya yang dulu. Dia tidak menemukan apa-apa. Yang dia temukan hanyalah seorang pria dengan keyakinan yang menakutkan.

Dia menghela napas panjang, sebuah napas yang melepaskan semua perlawanannya. Dia terlihat kalah.

Dia merogoh jubahnya dan mengeluarkan sebuah gulungan kuno yang diikat dengan pita emas. Gulungan itu memancarkan fluktuasi energi spiritual yang kuat.

"Ini... ini yang kau minta," katanya, suaranya nyaris tak terdengar. "Supreme Master-Servant Slave Contract. Diikat oleh formasi kuno. Sekali ditandatangani dengan darah dan esensi jiwa... tidak ada manusia ataupun dewa yang bisa mematahkannya."

Aku mengambil gulungan itu, merasakan kekuatannya. Sempurna.

"Siapkan kereta," perintahku sambil menyelipkan gulungan itu ke jubahku. "Seorang pemenang tidak boleh datang terlambat ke pesta penobatannya sendiri."

Kereta kuda roh yang membawaku dan ayahku melaju menembus jalanan Floating Cloud City yang padat. Tidak ada keheningan di luar sana. Jalanan dipenuhi oleh orang-orang yang berlari ke arah yang sama, Arena Akbar. Mereka tidak ingin ketinggalan sedetik pun dari pertunjukan sirkus paling gila dalam sejarah kota ini.

Saat kereta kami yang berlogo Klan Luo tiba di pintu masuk VIP, kerumunan yang menunggu di luar meledak.

" ITU DIA! SI BAJINGAN LUO CHEN!"

"PEMBUNUH! KAU AKAN MATI HARI INI!"

"BERANINYA KAU MENANTANG DEWI XIAO KAMI! SAMPAH CABUL!"

Botol-botol anggur kosong, sayuran busuk, dan bahkan batu-batu kecil dilemparkan ke arah kereta kami. Para penjaga Klan Luo buru-buru membentuk formasi pelindung, wajah mereka tegang dan pucat. Ayahku di sampingku gemetar karena marah dan malu.

Aku, sebaliknya, hanya tersenyum tipis.

'Dengarkan musik yang indah ini, para penonton,' pikirku dalam hati, menikmati setiap teriakan kebencian. 'Ini adalah tepuk tangan yang pantas didapatkan oleh seorang penjahat sejati. Pahlawan mendapatkan cinta, penjahat mendapatkan gairah. Dan gairah mereka... jauh lebih murni.'

[Ding! Gelombang kebencian dan kemarahan murni dari 50.000+ penonton telah terdeteksi!]

[Anda telah berhasil menciptakan histeria massal!]

[Hadiah Bonus: +10.000 Villain Points!]

Aku melangkah keluar dari kereta dengan santai, merapikan jubah hitamku yang bahkan tidak tersentuh debu. Setiap langkahku menuju pintu masuk VIP diiringi oleh cemoohan dan umpatan. Aku berjalan melewati ayahku yang ragu-ragu.

"Ayo, Ayah," kataku pelan. "Jangan membuat budak baruku menunggu."

Kami memasuki tribun VIP Klan Luo. Tempat itu sudah penuh. Para tetua klan duduk di sana dengan wajah sekeras batu, jelas dipaksa hadir untuk menyaksikan apa yang mereka yakini sebagai akhir dari Klan Luo.

Aku mengabaikan mereka dan duduk di kursi barisan depan. Aku memindai arena yang riuh di bawah. Mataku langsung menemukan apa yang kucari.

Di kerumunan penonton biasa, bukan di tribun VIP Klan Lin yang menyedihkan, aku melihatnya. Lin Feng. Si protagonis sampah. Dia berdiri sendirian, mengepalkan tinjunya, wajahnya pucat dan dipenuhi kebencian yang tak berdaya. Pertandingannya bahkan tidak sempat dimulai. Dia hanya seorang penonton. Seorang figuran yang tidak relevan di panggungnya sendiri.

Dia pasti merasakan tatapanku, karena dia mendongak dan mata kami bertemu. Aku memberinya senyuman tipis dan anggukan meremehkan.

Wajahnya memerah karena campuran rasa malu dan amarah yang meluap.

[Ding! Protagonis 'Lin Feng' telah mengalami Pukulan Mental Kritis: "Sindrom Figuran"!]

[Anda telah berhasil membuatnya merasa tidak relevan di klimaksnya sendiri!]

[Keberuntungan Protagonis menurun drastis!] [Hadiah: +20.000 Villain Points!]

[Total VP Saat Ini: 180.035]

Aku tertawa dalam hati. Ini terlalu mudah.

Saat itulah, sorakan di sisi lain arena meledak, menenggelamkan semua cemoohan.

"DEWI XIAO! DEWI XIAO TELAH TIBA!"

"DIA DI SANA! SANG PHOENIX!"

"DIA AKAN MEMBERI KITA KEADILAN! BUNUH BAJINGAN LUO CHEN ITU!"

Aku mengalihkan pandanganku. Klan Xiao telah tiba.

Dan di depan mereka, berjalan sendirian, adalah Xiao Linyu.

Dia mengenakan satu set baju zirah kulit ringan berwarna biru es yang pas di badan, menonjolkan setiap lekuk tubuhnya yang sempurna. Rambut hitamnya diikat ke belakang, dan pedang 'Azure Frost' ada di punggungnya. Auranya sebagai Foundation Establishment Realm terpancar jelas.

Tapi... ada yang aneh.

'Tunggu dulu,' pikirku, seringaiku sedikit memudar. 'Auranya... lebih kuat dari yang seharusnya. Jauh lebih dingin. Udara di sekelilingnya berkilauan dengan kristal-kristal es kecil. Fluktuasinya tidak stabil, seperti didorong oleh kekuatan eksternal. Dia... curang?'

'Sistem, pindai dia. Ada apa dengan auranya?'

[Ding! Memindai target 'Xiao Linyu'...]

[Target terdeteksi berada di bawah pengaruh obat peningkat kekuatan sementara: 'Hundred Frost Pill' (High Grade).]

[Efek: Kekuatan Frost Qi target meningkat 300% selama satu jam. Peringatan: Sangat berbahaya dan tidak stabil.]

Aku hampir tertawa terbahak-bahak saat itu juga.

'Hahaha! Jadi begitu! Si Nona Phoenix yang sombong dan sok suci itu ternyata curang! Dia sangat takut padaku sampai harus menelan pil peningkat kekuatan sebelum pertarungan? Ini... ini lebih baik dari yang kubayangkan. Betapa memalukannya.'

Mata kami bertemu di seberang arena. Jika tatapan bisa membunuh, aku pasti sudah mati seribu kali.

Matahari akhirnya mencapai puncaknya di langit. GONG besar di tengah arena dipukul tiga kali, suaranya membungkam puluhan ribu penonton.

Tuan Kota Huang De melangkah ke Panggung Utama. Wajahnya muram. Dia jelas tidak menganggap ini sebagai perayaan.

"Kalian semua tahu kenapa kita di sini," katanya, suaranya yang diperkuat energi terdengar lelah. "Tidak ada pidato panjang. Tidak ada aturan. Hanya ada taruhan yang telah disepakati."

Dia mengambil napas dalam-dalam.

"Di sisi timur... Kebanggaan Floating Cloud City... perwakilan dari Klan Xiao... Nona Muda, XIAO LINYU!"

Kerumunan meledak dalam sorak-sorai yang memekakkan telinga. Xiao Linyu melompat dari tribunnya, mendarat dengan anggun di atas panggung batu yang luas, embun beku yang lebih pekat dari biasanya langsung menyebar dari kakinya.

Huang De menunggu sorakan mereda.

"Dan di sisi barat... Penantang... dari Klan Luo... Tuan Muda, LUO CHEN!"

Keheningan total. Diikuti oleh gelombang cemoohan dan teriakan "MATI!" yang serempak.

Aku tersenyum. "Waktunya naik panggung."

Aku tidak melompat. Aku hanya berjalan menaiki tangga panggung dengan santai. Aku berdiri di seberang panggung darinya, jarak sekitar tiga puluh meter memisahkan kami.

"Kalian berdua tahu taruhannya," kata Huang De dengan cepat, seolah ingin segera menyelesaikan ini. "Jika Luo Chen kalah, nyawanya menjadi milik Nona Muda Xiao. Jika Nona Muda Xiao kalah..." dia berhenti, menelan ludah, "...dia akan menandatangani Kontrak Budak."

Dia menatap kami berdua. "Ada kata-kata terakhir?"

Xiao Linyu menghunus pedangnya. Udara di seluruh panggung langsung membeku.

"Luo Chen," desisnya, suaranya dipenuhi keyakinan palsu (yang kini aku tahu). "Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Berlututlah sekarang. Hancurkan Dantian-mu sendiri, dan aku akan memberimu kematian yang cepat."

Aku tertawa. Aku merogoh jubah hitamku dan mengeluarkan dua benda.

Yang pertama adalah Netherworld Slaughter Blade-ku, yang kulempar ke batu di sampingku.

Yang kedua adalah gulungan Supreme Master-Servant Slave Contract.

"Kata-kata terakhir?" kataku sambil melempar gulungan itu ke Tuan Kota. "Ya. Tuan Kota, tolong siapkan gulungan ini. Dan Xiao Linyu..."

Aku menatapnya dengan senyum penuh arti.

"Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Berlututlah sekarang, tanda tangani kontrak itu dengan sukarela, dan aku berjanji akan bersikap 'lembut' malam ini. Aku bahkan mungkin... akan memaafkanmu karena telah berbuat curang."

1
ellyna munfasya
update lagi thorr
Xiào Hān ୧⍤⃝🍌
Pake POV 3 harusnya lebih rame sih ini novel.
I'M BLACK: Povnya campur ini btw 🤣
total 1 replies
Aryanti endah
Luar biasa
I'M BLACK: terimakasih kak
total 1 replies
VolChaser
mampir 🙏, wkwkwk sialan, the real anti-protagonis sekali 🤣
Xiào Hān ୧⍤⃝🍌
Jumkat berapa bang?
I'M BLACK: 1000 bab 1, lainnya lebih ada yang 1400, 1500, 1900
total 1 replies
Alnezro
seru
I'M BLACK: makasih 🙏
total 1 replies
Alnezro
mantap uppp lagi thor
Alnezro
Uppp
pembaca gabut
asik gue suka ini 😈
Alnezro
upppp
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!