NovelToon NovelToon
Tunangan Pria Obsesif

Tunangan Pria Obsesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Romansa Fantasi / Transmigrasi / Dark Romance
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: dewisl85

Reina masuk kedalam tubuh sang tokoh antagonis yang merupakan tunangan dari tokoh utama pria yang sangat obsess pada sang tokoh wanita. Takdir dari buku yang dibacanya harus mati dengan keadaan menyedihkan. Tapi Reina tidak ingin takdir buruk itu terjadi. Salah satunya dengan merubah takdirnya dengan memutuskan pertunangannya dengan Nico sang tokoh utama. Sayangnya perubahannya membuat pria gila berbarik tertarik padannya dan berjanji tidak akan melepaskan. Rencana hidup tenangnya harus hancur dengan pria gila yang malah obsesi padanya bukan pada kekasih kakaknya. Tidak sampai disitu saja masalah dalam hidupnya silih berganti. Berbagai karakter muncul yang tak seharusnya ada di cerita.
"Mari kita batalkan pertunangan ini."
"Tidak akan pernah, kamu sudah masuk ke dalam duniaku dan cara untuk keluar hanya dengan kematian. Sayangnya aku tidak akan membiarkan kematian merenggut kelinci kesayangan itu."
"Kenapa alurnya jadi berubah."
"Semua usahaku sudah selesai , mari kita putus."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewisl85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

Reina mencoba menggerakkan tubuhnya tapi terasa sulit. Bahkan dia merasa sebuah batu besar sedang menindih tubuh kecilnya. Dia mencoba untuk menggeserkan sesuatu yang menindih tubuhnya. Tapi bukannya menjauh sesuatu itu malah semakin menindihnya. Rasa kesal menghinggapinya karena waktu tidurnya terganggu. Saat kedua mata terbuka, pertama yang dia lihat adalah dada bidang seseorang yang tak ia ketahui pemiliknya. Bukankah pemandangan di depannya ini terlalu menggoda untuk keimanannya di pagi hari. Bukannya menjauh, wanita itu malah asik menatap dada bidang dihadapannya.

"Mau sampai kapan kamu menatap dada saya, bocah mesum." ucap Nico yang sejak tadi sudah bangun. Tidurnya terganggu saat wanita dalam pelukannya mencoba melepaskan rengkuhannya. Tunangannya benar-benar tidak bisa diam saat tidur. Lebih tepatnya, Reina memang seperti ulat bulu yang tak bisa diam.

Reina menanggahkan kepalannya, saat itu kedua matanya semakin melebar dan saat itu juga ia mencoba melepaskan pelukan antara keduannya. Sayangnya tenagannya tidak sebesar tunangannya itu.

"Berhenti bergerak atau kamu akan membangun sesuatu yang tak pernah terbayangkan di otak kecilmu itu." peringatan Nico. Sayangnya Reina tak pernah peduli dengan peringatan pria itu. Ia masih mencoba meleskan pelukan antara keduannya. Kakinya bergerak untuk mendorong tubuh besar Nico. Tapi usahannya tak sesuai keinginannya. Pelukan itu malah semakin erat, wajah kesal tergambar jelas. Nico merasa gemas dengan tingkah tunangannya. Namun sesuatu hal terbangun akibat pergerakan abstrak Reina.

"Apa yang besar ini?" tanya Reina yang membuat wajah Nico memerah. Sudah ia peringati tunangannya ini. Tapi tetap tak diperdulikan.

"Kamu ingin mencoba memegangnya?" tanya Nico yang mencoba mengarahkan tangan kekasihnya tapi malah ditepis oleh Reina.

"Menjauh dariku dasar tua bangka mesum." teriak Reina yang telah telepas dari Nico. Sedangkan pria itu hanya bisa terkekeh pelan dan meratapi nasibnnya yang terjadi saat ini.

"Apakah kita menikah saja hari ini?"

"Kamu gila, nikah saja sama si Rose. Jangan sama aku dasar pria mesum." ucap Reina yang memilih meninggalkan Nico di kamarnya. Ia masuk ke dalam kamar mandi. Saat pintu kamar mandi di tutup. Wajahnya berbubah menjadi merah merona. Ia mengutuk kebodohannya beberapa saat yang lalu.

"Dasar Nico mesum." umpat wanita itu saat mengingat kejadian yang terjadi beberapa saat lalu. Dia hampir memegang aset pria itu. Hampir saja tangannya tak lagi perawan.

"Jangan terlalu lama dikamar mandi, aku tunggu di meja makan." teriak Nico sebelum pria itu meninggalkan kamar kekasihnya. Dia melangkah menuju kamar sahabatnya. Tanpa permisi, pintu langsung dia buka. Beruntungnya sahabatnya itu tidak mengunci kamarnya.

"Sepertinya, adikmu sedang frustasi dengan tingkah adikku." Sindir Shaka saat melihat wajah sahabatnya yang frustasi di pagi hari.

"Sialan kamu."

"hahahaha, makanya kamu harus segera menikahinya. Kasihan adikmu setiap hari memberontak minta dilepaskan." sindir pria itu.

"Berhenti menggodaku Shaka, kamu tidak kalah menderita dibandingkanku." ucap Nico pada sahabatnya. Walaupun ia tahu seberapa kacau hidup sahabatnya ini. Tidak seperti perawakan yang tenang, pria itu aslinya sangat hancur setelah ditinggal adiknya. Ia tahu pria itu sering menyewa wanita itu melepaskan penatnya. Berbeda dengan tidak akan pernah membiarkan wanita selain kekasihnya menyentuh asetnya.

"Nico, kita berbeda. Kamu masih punya adikku. Jangan sampai kamu menyesal sepertiku." jelas Shaka dengan kedua mata kosongnya. Entah pikirannya sedang berkelana kemana. Satu hal yang pasti, pria itu sangat merindukan kekasih hatinnya.

"Shaka, kamu mengatakan tidak boleh terpuruk. Tapi lihatlah dirimu sekarang." ucap Nico pada sahabatnya.

"Aku baik-baik saja Nico."

"Berhenti berpura-pura, aku sangat tahu seberapa hancur hidupmu. Sekarang rencana hasil selesai dan kamu bisa memulai hidup barumu. Cari pengganti adikku. Dia pasti sedih melihatmu seperti ini." jelas Nico yang sangat tahu seberapa besar cinta seorang Shaka pada adik bungsunya.

"Nico, terkadang aku ingin kembali ke masa lalu dan ikut pergi bersamannya." ucap lirih pria itu saat mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Saat wanita yang dicintainnya mati terluka di hadapannya.

"Kalau hal itu bisa terjadi, aku pastikan kejadian itu tidak pernah terjadi." ucap Nico sebelum meninggalkan sahabatnya. Ia lebih memilih mendinginkan pikirannya dengan air dingin. Berbicara dengan Shaka dalam keadaan seperti ini hanya menghabiskan kesabarannya. Kedua saudara itu selalu menguji kesabarannya yang setipis tisu.

"kalian memang kakak beradik yang menyusahkan." gumam pria itu.

Reina sudah menyelesaikan kegiatan bersih-bersih di pagi hari. Sebenarnya ia masih ingin tidur, tapi mengingat pria itu masih ada kediamannya. Ia yakin, Nico tidak akan membiarkannya bermalas-malasan sepanjang hari. Pria itu memang sangat menyebalkan. Dulu saat Reina asli mengejar-mengerjarnya, pria itu menolak sangat keras. Sekarang saat ia menjauh, pria itu yang selalu memaksannya untuk selalu disekitarnnya.

"Dasar pria labil." umpat Reina sambil menuruni tangga kediamannya.

"Siapa yang kamu sebut pria labil?"tanya Nico yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya dengan tatapan tajam.

"Tentu saja pria yang ada dibelakangku ini. Berhenti bertingkah aneh ." ucap Reina sebelum meninggalkan Nico. Sedangkan pria itu hanya menatap kepergian tunangannya dengan tatapan dingin. sebuah tepukan membuat pria itu menatap pelakunnya.

"Berhenti menatap adikku seperti itu. Dia tidak akan kabur."

"sudah tidak galau lagi."

"Berhenti menggodaku, kamu sangat menyebalkan." ucap Shaka yang malah meninggalkan Nico bergitu saja.

Nico menggelengkan kepala saat melihat tingkah kakak beradik di depannya. Benar-benar seperti pinang dibelah dua.

Sekarang mereka berada di meja makan bersama kedua orang tua Reina dan Shaka. Mereka sedikit terkejut dengan keberadaan Nico di kediaman mereka. Tapi mereka juga tidak terlalu mempermasalahkan itu semua. Karena mereka tahu alasan pria itu berada di kediamannya. Pelakunya tentu anak perempuan semata wayang mereka yang suka kabur dari Nico akhir-akhir ini. Mereka cukup senang melihat hubungan keduannya yang lebih sehat dibandingkan sebelumnya.

"Bagaimana bisnismu nak Nico?"tanya ayah Reina pada calon menantunnya. Tentu saja ia tahu seberapa handal pria muda dihadapannya dalam berbisnis. Seorang Nico terkenal dengan keahlian dalam berbagai bidang bisnis.

"Baik om." ucap Nico dengan santainnya.

"Sok banget dingin." gumam Reina yang mendapatkan tatapan tajam dari kedua orang tuannya.

"Tidak ada yang salah dari perkataanku mom dan dad." ucap Reina dengan santainnya. Mereka berdua tidak habis pikir dengan keberanian anaknya. Walaupun bisnis keluarga Reina tidak kalah besar dibandingkan bisnis keluarga Nico. Tapi tetap saja pria itu sangat berbahaya, sedikit saja menyinggung pria itu makan bisnis mereka akan hancur dengan satu jentikan jari pria itu.

"Tenang saja om, Nico sudah biasa dengan sikap Reina yang baru ini. Bukankah ia terlihat lebih menggemaskan." ucap Nico yang mencoba mencairkan sarapan pagi ini.

"Emang kamu pikir aku hewan menggemaskan." umpat Reina yang membuat mereka tidak bisa menahan tawa saat melihat wajah Reina yang ditekuk.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!