"Apa kabar, istriku? I’m back, Sanaya Sastra."
Suara dingin pria dari balik telepon membuat tubuh Naya membeku.
Ilham Adinata.
Tangannya refleks menahan perut yang sedikit membuncit. Dosen muda yang dulu memaksa menikahinya, menghancurkan hidupnya, hingga membuatnya hamil… kini kembali setelah bebas dari penjara.
Padahal belum ada seumur jagung pria itu ditahan.
Naya tahu, pria itu tidak akan pernah berhenti. Ia bisa lari sejauh apa pun, tapi bayangan Ilham selalu menemukan jalannya.
Bagaimana ia melindungi dirinya… dan bayi yang belum lahir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Regazz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Menikahlah denganku
Bab 17 Menikahlah denganku
•••
Naya begitu gelisah sekali. Ia mengigit bibirnya penuh ketakutan. Meski, ia tidak bersalah atas apa yang terjadi pada Ilham. Namun, pisau itu dipegang oleh dirinya. Ia masih mengingat bayangan Ilham saat pria itu terjatuh. Ia masih tersenyum menyeringai menatap dirinya.
'Dia red flag.' batin Naya.
Karna sudah tidak fokus belajar lagi, Naya akhirnya ijin pulang kepada Dosen. Hayu yang melihat itu juga merasa ada yang aneh dengan Naya.
Naya melewati lorong dengan keringat dingin dibalik jilbab panjangnya. Ia tidak bisa menyembunyikan kegelisahan dirinya. Ia begitu takut.
Jantungnya berdetak kencang.
'Apa aku akan di penjara? Lalu, gimana nasib ibu, adik-adik dan anakku?'
Lagi-lagi Naya mengelus perutnya. Ia menyeka dengan cepat airmatanya yang jatuh.
"Ibu aku takut~" lirih Naya segera berjalan masuk kedalam area parkiran motor.
Namun, saat akan menaiki motornya. Tiba-tiba mulutnya dibekap oleh seseorang dari belakang. Ia berusaha melawan namun sia-sia, karna seketika semuanya jadi gelap.
•••
Naya terbangun diatas sebuah karpet mahal. Kepalanya masih pusing sekali, ia terbangun dan melihat ke sekeliling. Ini sebuah kamar karna ada ranjang besar di sebelahnya. Kamar yang begitu luas sekali. Seketika ia tau ini dimana. Ia ingat dengan karpet ini.
Karpet yang membuat dirinya trauma.
"Akhirnya kau sadarkan diri juga." ujar seorang wanita dengan berpakaian dress satin warna golden berdiri tepat di hadapannya. Naya, masih terduduk diatas karpet tersebut.
Ibu Novi berdiri dengan angkuhnya dengan tangan terlipat dan tatapan sinis pada Naya.
Naya tersadar dengan siapa wanita di hadapannya ini.
"Kenapa aku dibawa disini?!" tanya Naya dengan nada berani, namun juga cemas kedepannya.
Ia langsung bangkit berusaha berdiri. Dan ia lebih kaget lagi saat melihat siapa yang sedang terbaring diatas ranjang tersebut.
Ilham.
Ia terbaring dengan selang infus di tangannya dan perut yang sudah di perban.
"Lihat karna ulahmu putra kesayanganku jadi celaka." Ibu Novi penuh kebencian menatap Naya.
"Itu bukan salahku. Itu salahnya." tegas Naya tak mau disalahkan.
Ibu Novi tersenyum miring, nampak meremehkan Naya. Senyuman yang sangat mirip dengan Ilham.
Naya sekali lagi melihat kondisi Ilham yang tidak sadarkan diri. Ibu Novi langsung duduk di sofa, sembari mengangkat kedua kaki ke atas meja.
"Pengawal!" seru Ibu Novi.
Seorang pengawal meletakkan sebuah koper diatas meja. Dan kemudian membukanya, memperlihatkan isinya yang adalah uang dalam nilai mata uang dollar.
"Ambil ini dan jangan muncul lagi di hadapan Putraku " Perintah Ibu Novi.
"Tanpa nyonya pinta pun, aku tidak akan mau muncul di hadapannya. Bilang padanya jangan ganggu hidup ku lagi." ucap Naya.
"Sombong sekali." ucap Ibu Novi.
"...aku tau gadis sepertimu ini pasti hanya mengincar harta keluarga kami saja, kan. Luarnya terlihat sok alim dan suci, padahal aslinya busuk."
"Terserah apa yang anda bilang. Aku tidak peduli. Jika tidak ada penjelasan lagi, aku akan pergi." kata Naya langsung pergi. Seorang pengawal ingin mencegat Naya, namun di hadang oleh Ibu Novi.
Ibu Novi mengisap batang rokoknya, dan perlahan menghembuskannya ke udara. Ia menatap putranya yang masih dalam efek bius.
"Apa yang harus kita lakukan, Nyonya? Gadis itu memang sudah menjauhi tuan Muda. Tapi, nyonya kan tau sendiri tentang Tuan Muda gimana?" tanya seorang pengawal kepercayaan Ibu Novi.
Wanita paruh baya dengan lipstik merah tersebut hanya terdiam, ia nampak berpikir.
"Kita lihat saja nanti." ujar beliau.
Naya langsung pergi dengan buru-buru, ia pikir Ibu Novi akan minta pertanggung jawabannya dan akan memenjarakan dirinya. Ibu Novi emang sulit ditepat seperti putranya. Namun, putranya lebih gila.
Apa juga heran. Apa yang menarik darinya?
Ia perempuan biasa dan miskin.
Mungkin memang otaknya sudah bergeser, pikir Naya.
Saat akan keluar dari rumah besar bak istana tersebut, ia berpapasan dengan seorang gadis tinggi nan cantik. Namun, Naya tidak peduli ia langsung pergi. Sedangkan gadis itu yang adalah Ariella merasa aneh kenapa ada gadis seperti Naya di kediaman keluarga Adinata.
Ia langsung menaiki anak tangga hingga masuk kedalam sebuah kamar besar.
"Tante, gimana kabar Ilham?" tanya Ariella cemas melihat Ilham yang terbaring belum sadarkan diri diatas ranjang.
"Operasinya berhasil, beberapa jam lagi ia akan siuman." jawab Ibu Novi santai.
Ariella langsung duduk di sebelahnya, "siapa gadis yang pakai cadar tadi, Tante?"
"Dia istri Ilham, Sanaya Sastra. Dia yang menusuk Ilham di kampus."
"APA?!" Ariella begitu shock sekali.
"Kenapa tidak Tante tangkap dia?" tanya Ariella.
"Tidak ada gunanya, saat Ilham sadar ia pasti akan membebaskannya juga." jawab Ibu Novi.
"...jadi, kalau kamu mau membatalkan pernikahan ini. Aku tidak masalah.." Ibu Novi hanya pasrah, apakah Ariella akan tepat menikahi Ilham. Toh, ia bisa cari wanita lainnya.
Wajah Ariella kembali tenang. "Aku tak masalah Ilham punya istri berapapun. Yang terpenting akulah yang akan menjadi Nyonya Ilham Adinata, Tante." ujar Ariella tersenyum manis.
"Tante suka semangatmu." senyum Ibu Novi.
•••
Naya menarik napas lega, sepertinya Ibu Novi tau bahwa dirinya tak bersalah tapi putranya itu. Naya berjalan melewati lorong rumah sakit. Ia akan menjenguk Azzam.
'Setidaknya, Ibunya lebih waras daripada putranya.' batin Naya.
Sampai saat ini, ia masih berpikir. Kenapa Ilham malah menusuk dirinya sendiri. Apa yang dipikirkan oleh pria itu?
Naya begitu tak habis pikir.
"Lupakan, Nay. Dari awal dia memang sudah gila." lirih Naya.
Ia masuk kedalam ruangan, disana ada Ibu Mazaya dan Azzam yang sudah sadarkan diri.
"Naya~" Sapa Azzam tersenyum melihat dirinya disana.
Naya menghampiri Azzam dengan kondisi yang menyedihkan diatas ranjang. "Kamu gak apa-apa, 'kan? " cemas Naya merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Azzam.
Ia merasa bertanggung jawab dengan apa yang terjadi pada Azzam.
"Aku gak apa-apa kok. Justru aku mau tanya, apa kamu gak apa-apa?" tanya Azzam balik.
Naya mengerutkan dahinya.
"Kenapa kamu gak bilang kalau Dosen Ilham itu adalah pria yang dulu menyekapmu?"
Naya seketika terdiam di tempat, ia bahkan sampai melirik Ibu Mazaya yang juga nampak cemas dan menghampiri dirinya.
Naya hanya nyengir, " kamu lupa ya, pria itu kan udah di penjara, Azzam." Ia tak ingin Azzam terikut dalam masalahnya ini.
"Jangan bohong, Naya!" kata Azzam.
Ibu Mazaya menggenggam tangan Naya, mencoba memberikan kekuatan pada wanita itu. " Kamu tau darimana?" tanya Naya balik.
"Saat aku pingsan, aku dengar semuanya. Bahkan, aku sepintas melihat Pak Ilham berdiri di depanku dengan wajah sinis dan menginjak tubuhku lagi." jelas Azzam.
Naya semakin tidak bisa berkata-kata lagi. Ilham benar-benar keterlaluan. Padahal Azzam tidaklah salah.
"Kamu gak boleh ikut campur masalah ini, Zam. Ini masalahku." kata Naya menunduk, ia tidak berani menatap adik sahabatnya itu.
"Tapi, ini bahaya. Jelas-jelas kamu dalam bahaya, Naya." ucap Ibu Mazaya.
"Ummi dan Azzam tidak perlu ikut campur. Aku bisa menghadapinya..."
"Menghadapi apa, Nay? Kita harus lapor polisi." kata Azzam lagi.
"Percuma, Zam. Kamu kan tau sendiri dia orang seperti apa dan pengaruh apa yang dimiliki keluarganya itu. Kita tidak akan bisa menang, Zam." jelas Naya. "Cukup. Jangan membahayakan dirimu lagi." Ia sampai meneteskan airmatanya dan buru-buru menyekanya.
Mereka bertiga nampak hening sejenak, hingga akhirnya Azzam kembali berucap. Hal yang membuat Naya terkejut.
"Menikahlah denganku, aku akan melindungi mu darinya."
To be continue...
aku tunggu up nya dari pagi maa Syaa Allah 🤭 sampai malam ini blm muncul 😁
kira-kira itu pak dosen gila ngapain krmh ibu Yanti 🤔