Ziora Tasya Olyne adalah anak yatim piatu, dan sekarang dia tinggal bersama neneknya di kontrakan...
"Nenek, Ziora sudah siap untuk men.... " ucapan Ziora terhenti saat melihat tangannya neneknya yang penuh dengan darah.
Ziora pun berlari mendekati neneknya dan dia sangat khawatir, Ziora juga menyayangi neneknya seperti orang tuanya yang sudah tiada.
"Nek, kenapa tangan nenek banyak darah?" tanya Ziora.
"Ini hanya pewarna makanan, Ziora." jawab nenek Maya.
Uhuk!
Tiba-tiba saja nenek Maya berbatuk, dan setetes darah segar menodai bibirnya yang keriput.
"Nek, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Ziora berkaca-kaca.
"Ziora, nenek tidak apa apa." jawab nenek Maya berusaha tidak membuat Ziora khawatir.
"Aku mohon nek, Ziora tidak mau kehilangan nenek... hiks." ucap Ziora di selak tangisnya.
Tok! Tok! Tok!
-------------------------------
SETIAP AUTHOR YANG MENULIS NOVEL PENYEMANGAT MEREKA HANYA DUKUNGAN KALIAN... JADI SEMOGA KALIAN MENYUKAI JUGA NOVEL INI...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Jesi pun kembali beraktivitas, sedangkan Raden berjalan menuju ke ruangannya sambil membawa map tersebut. Sesampainya di ruangan, Raden pun duduk di kursinya dan dia pun membuka map tersebut.
Dret! Dret! Dret!
Tiba tiba saja ponsel Raden berbunyi dan dia pun kembali menyimpan map tersebut, Raden yang melihat ponselnya jika ibunya meneleponnya.
"Raden, kakek kamu ada di rumah sakit." ucap ibu Rania di seberang telpon.
"Raden akan ke rumah sakit sekarang." ucap Raden dan dia pun bangkit dari duduknya.
Di saat Raden membuka pintu, dia pun berpapasan dengan Leon yang sedang membawa rujak.
"Pak, ini rujaknya." ucap Leon.
"Hem, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Raden yang sudah mengambil rujak yang di berikan oleh Leon.
Raden pun berjalan keluar dari perusahaan dan di ikuti oleh Leon, sesampainya di parkiran. Raden pun masuk ke mobil begitu pun dengan Leon.
Leon pun melajukan mobil menuju ke rumah sakit, sedangkan Raden sedang asik memakan rujak yang berkuah jeruk nipis. Leon yang melihat tuannya melalui kaca spion tengah, membuatnya menelan salivanya sangat kasar.
"Kenapa pak Raden tiba tiba saja ingin memakan rujak berkuah jeruk nipis, jika aku memakan itu. Pasti... Ah tidak perlu di pikiran, jika di pikiran sangat mengerikan sekali memakan rujak berkuah jeruk nipis." batin Leon.
...----------------...
Sesampainya di rumah sakit Raden pun keluar dari mobil sambil membawa rujak dan di ikuti oleh Leon. di saat Raden Melewati seorang wanita yang baru saja masuk di ruangan kandungan, tiba tiba saja Raden language menoleh.
"Leon, apa kau melihat wanita yang baru saja masuk ke ruangan kandungan?" tanya Raden.
Leon pun mengerutkan dahinya, sebab dia bingung apa yang di katakan oleh tuannya.
"Maksud pak Raden siapa?" tanya Leon lagi.
"Ah... Tidak perlu di pikirkan lagi." ucap Raden.
"Apa aku berhalusinasi wanita yang pernah aku tiduri? Tapi jika aku tidak berhalusinasi, buat apa dia datang ke dokter kandung?" tanya Raden.
Setelah Raden sudah sampai di ruang rawat kakeknya, keluarga Raden pun menatap Raden sangat heran. Mereka penuh bertanya tanya, sejak kapan Raden menyukai rujak.
"Nak Raden, rujak ini untuk siapa?" tanya ibu Raina.
"Punya saya ibu, apa ibu juga mau rujak ini?" tanya Raden.
Ibu Raina pun mencium bau rujak dan dia pun mencium aroma jeruk nipis, ibu Raina pun menatap Leon. Leon yang melihat tatapan nyonya Rania, dia pun langsung menggeleng kepalanya.
"A-aku tidak tau apa apa, nyonya." ucap Leon.
"Kak Raden, kamu kan tidak menyukai rujak dan jeruk nipis. Kenapa kamu tiba tiba menyukai mereka?" tanya David.
"Jika seseorang semakin tumbuh, pasti akan selera mereka akan berbeda." jawab Raden.
"Nak Raden, lebih baik kamu berhenti memakan rujak itu." ucap ibu Raina.
Ibu Raina begitu pun dengan yang lain, mereka hanya bisa menelan salivanya sangat kasar. Saat melihat Raden sangat lahap memakan rujak berkuah jeruk nipis.
"Ibu, kenapa kakak bertambah sangat mengerikan saat di memakan rujak berkuah jeruk nipis." bisik David.
"David, kamu diamlah. Jika kakak kamu dengan berbisik tentang dia, kakakmu pasti akan memblokir black card." jawab ibu Raina.
"Ibu, lihat kakek sudah sadar." ucap David yang melihat kakeknya baru saja membuka matanya.
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
Tinggalkan jejak kalian🙏
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
kalau di anime 😭🤣