Alseana, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku SMA, tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah hanya karena sebuah novel yang ia tulis. Cerita yang awalnya hanya fiksi tentang antagonis penuh obsesi, tiba-tiba menjelma nyata ketika Alseana terjebak ke dalam dunia ciptaannya dan menjadi salah satu tokoh yang berhubungan dengan tokoh antagonis. Saat Alseana masuk kedalam dunia ciptaannya sendiri dia menjadi Auryn Athaya Queensha. Lebih mengejutkan lagi, salah satu tokoh antagonis yang ia tulis menyadari rahasia besar: bahwa dirinya hanyalah karakter fiksi dengan akhir tragis. Demi melawan takdir kematian yang sudah ditentukan, tokoh itu mulai mengejar Alseana, bukan hanya sebagai karakter, tapi sebagai penulis yang mampu mengubah nasibnya. Kini, cinta, kebencian, dan obsesi bercampur menjadi satu, membuat Alseana tak tahu apakah ia sedang menulis cerita atau justru sedang hidup di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Puncak
Sudah hampir satu minggu acara ulang tahun di sekolah Auryn berlangsung, banyak perlombaan yang sudah diadakan membuat semua kelas full berada di luar kelas. Namun sang pemilik acara malah absen dari sekolah karena malas untuk melihat perlombaan yang diadakan dan memilih untuk berdiam diri di rumah dan juga iseng membuat cerita baru agar dia tak bosan.
Namun malam ini adalah malam puncak ulang tahunnya dan ada pesta topeng yang diadakan malam nanti yang membuat dia harus keluar dari zona nyamannya.
"Sayang, gaun untuk malam nanti mama sudah siapkan. Kau mau yang warna hijau sage, navy atau peach? coba kamu lihat dulu." Tanya mama Analise pada anak semata wayangnya itu yang sejak tadi mengetik sesuatu di laptop yang tidak tahu apa yang sedang dikerjakan oleh anaknya.
Auryn yang mendengar itu langsung menatap mamanya tersebut, ia melihat wanita paruh baya tersebut membawa tiga gaun yang sangat cantik-cantik.
Warna itu sangat bagus, ia jadi bingung memilihnya karena warnanya sangat sesuai dengan kesukaannya.
Namun Navy terlihat cocok untuk pesta nanti malam dan terdapat hiasan berlian kecil-kecil seakan seperti malam yang dipenuhi bintang.
"Navy bagus ma." Komentarnya.
"Baiklah, mama akan menyiapkan ini dan perlengkapannya yang lain, jadi putri kesayangan mama tak perlu pusing. Lanjutkan saja pekerjaanmu lagi, mama akan kebawah."
Auryn mengangguk mendengar itu dan mama Analise menutup kamar anaknya kembali.
Ting!
Suara notifikasi ponselnya terdengar, membuat ayana langsung membuka hp miliknya dan langsung membaca notifikasi pesan tersebut.
"Lo sakit? nanti malem lo datangkan ke acara lo sendiri?
Pesan itu dari Erzabell, Auryn segera membalas pesan tersebut dan menutup kembali hp nya kemudian fokus dengan apa yang ia lakukan sekarang.
Ia tak tahu jika seseorang sedang mencarinya dalam waktu satu minggu ini, ia sampai mengancam sahabatnya untuk menghubunginya.
"Gimana?" Tanyanya dengan dingin.
"I-ini d-dia balas, katanya dia dateng." Ucap Erzabell dengan terbata-bata pada sosok yang paling dijauhi di sekolah ini karena auranya yang begitu suram.
Setelah mendengar itu dia pergi meninggalkan Erzabell dan Zamora yang langsung terduduk lemas.
Mereka tak menyangka jika mereka didatangi oleh malaikat maut secepat ini, perasaan hampir pingsan seakan dirasakan oleh kedua sahabat itu.
"Gila, Auryn ada urusan apa dengan tuh cowo. Gua pengen pipis celana rasanya tadi." Ucap Erzabell yang masih terduduk di lantai dengan menyandar tembok.
Mereka masih berada di gudang belakang sekolah, mereka tak berpikir bencana hari ini datang pada mereka.
"Gue gak tau, tapi bukankah saat pertandingan basket ia meminum minuman bekas Auryn? tapi gue gak tau kebenarannya kan lo tau sendiri gue gak fokus ke mereka." Ucap Zamora.
Erzabell juga mengangguk, mereka semua kemarin terlalu fokus dengan orang yang mereka sukai.
"Semoga Auryn selamat deh, lo tau kan rumor yang beredar di kalangan siswa QIHS?"
"Bener, gue kalau jadi Auryn bakal ngeluarin tuh cowo dari sekolah gue." Ucap Zamora dengan bergidik ngeri.
"Tak semudah itu, yu udah deh ayo kita pulang. Udah gada yang menarik lagi acaranya, kita juga belum membeli gaun buat nanti malem kan? gue mau yang paling cantik nanti di acara pesta topeng siapa tau Haizar bisa melirik gue dan sadar ada bidadari yang mencintainya dengan tulus." Ucap Erzabell sambil tersenyum-senyum sendiri membayangkan bagaimana nanti Haizar akan terpesona dengan tampilannya.
Zamora yang mendengar itu hanya memutar matanya malas, namun tak ayal ia menuruti kemauan Erzabell dan mereka pergi dari area sekolah menuju butik yang sudah ayah Erzabell reservasikan untuknya agar bisa bebas untuk membeli gaun yang ia inginkan.
......................
"Gisella kamu pakai baju apa nanti?" Tanya Belleina saat mereka berada di basecamp geng Stofor.
Mereka berdua sudah semakin akrab dengan most wanted sekolah itu bahkan mereka berdua dianggap oleh bagian dari Stofor.
Ketua mereka sudah memberikan titah pada semua anggotanya jika mereka harus menjaga Gisella.
Sebenarnya mereka bingung dengan keputusan ketua mereka, karena tidak seperti biasanya sang ketua peduli dengan seorang wanita.
Mereka mengira sang ketua sedang jatuh cinta pada gadis itu, namun ada kejanggalan yang mereka lihat. Namun mereka hanya diam saja tak berani berkomentar dan mereka juga tak peduli jika Gisella bergabung dengan mereka atau tidak karena menurutnya semua itu tak akan merubah apapun.
"Aku kayaknya gak dateng deh, aku gak punya gaun yang bagus." Ucap Gisella dengan tersenyum manis pada Belleina.
Belleina yang mendengar itu mengangguk mengerti, dia juga tak memiliki gaun bagus untuk dipakai karena akan terlihat mencolok jika dia datang dengan gaun yang sangat kontras dengan semua siswa yang pastinya akan mengenakan gaun indah dan branded untuk datang diacara malam ini.
"Aku juga, ya sudah kita gak usah datang aja."
"Siapa yang menyuruh kalian tidak datang?" suara dingin itu terdengar dari belakang tubuh mereka.
Kedua gadis itu langsung melihat ke arah belakang untuk melihat siapa yang berbicara tadi.
"Naren?" Ucap Gisella dengan terkejut saat melihat Naren dan yang lain berada di belakang mereka.
"Siapa yang suruh lo gak dateng nanti malam?" Tanya Naren lagi dengan dingin.
"E-eh engga ada kok, Aku dan Belleina tidak tertarik dengan pesta kaya gitu, ya ngga Ina?" Gisella menyenggol tubuh Belleina agar ia bisa diajak kompromi dengannya.
"I-iya kak, K-kita ga suka acara seperti itu." Jawab Belleina dengan terbata-bata.
Naren menaikkan alisnya.
"Ayo ikut gue." Ucap Naren yang menarik Gisella dan yang lain mengikuti mereka ke belakang.
Naren mengajak Gisella untuk pergi ke sebuah butik yang terkenal di jakarta, mereka akan membelikan gaun untuk dua gadis itu karena mereka tau jika mereka tak sekaya dan semampu mereka sehingga mereka berkecil hati hingga tak ingin datang diacara pesta topeng nanti malam.
"Pilih." Titah Naren saat mereka sudah sampai di butik tersebut.
Gisella merasa tak enak hati begitupun Belleina.
"T-tapi."
"Pilih gue bilang!" Sentak Naren yang sudah tidak sabar.dengan ini semua.
Gisella yang di bentak langsung terkejut dan terdiam, matanya mulai memanas.
"Ren lo jangan kasar sama cewe." Ucap Haizar yang memperingati Naren.
Naren menghela nafasnya pelan lalu menatap gadis itu lagi.
"Pilih gue yang bayar, ga usah cengeng gue benci cewe cengeng." Ucap Naren dengan dingin lalu duduk di sofa yang disediakan oleh butik tersebut.
Dua gadis itu sedang memilih gaun yang mereka inginkan, namun suara gadis yang sangat dikenali oleh geng Stofor terdengar.
"Haizarrr!' Suara nyaring itu membuat semua orang mengalihkan perhatiannya ke arah gadis cantik dengan seragam yang sama dengan mereka kenakan.
"Haizar, kamu disini?! kamu ingin datang buat lihat aku memilih gaun apa untuk acara nanti malam?" Erzabell sangat antusias dengan kehadiran Haizar disini, ia tak menyangka setelah ia dan Zamora sudah selesai memilih gaun yang akan mereka pilih dan ingin keluar dari butik tersebut.
Haizar melihat Erzabell dengan dingin.
"Apa yang lo lakuin?!" Ucap Haizar dengan dingin karena melihat Erzabell yang tiba-tiba bergelayutan di tangannya.
"Kenapa sih, kamu kan calon tunanganku." Ucap Erzabell dengan cemberut.
"Kak Haizar ini bagus ngga buat aku." Tiba-tiba suara lembut itu mengalihkan perhatian mereka kearah gadis yang sedang membawa satu gaun berwarna putih dengan gradasi biru.
"Hm bagus." Ucap Naren dengan lembut.
Erzabell yang mendengar itu membuka mulutnya dengan terkejut hingga tak sadar melepaskan gandengan tangannya pada cowo itu.
"Benarkan? apa nanti aku akan terlihat cantik?" Tanya Gisella dengan ragu.
"Cantik."
"Haizar k-kamu?" Erzabell tak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut Haizar.
Dia yang lama mengejar bahkan sekarang akan menjadi tunangannya tak pernah diperlakukan lembut seperti itu bahkan cowo itu memuji cewe lain di depan mata kepalanya sendiri.
Haizar melihat kearah Erzabell dengan dingin.
"Pergi, lo ganggu mata gue dengan wajah murahan lo itu." Ucap Haizar dengan menusuk hingga menyingkir menjauh dari Erzabell.
Erzabell yang diperlakukan itu membeku, bahkan kini tak sadar air matanya terjatuh. Ia mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Ayo pergi." ajak Zamora karena ia tak ingin sahabatnya itu semakin dipermalukan oleh cowo brengsek itu.
Erzabell seakan tak bisa mengendalikan tubuhnya hingga ia dengan mudah ditarik oleh Zamora keluar dari sana.
Semua geng Stofor hanya menatap mereka biasa saja karena mereka sudah sering melihat hal ini.
Namun mereka tak menyadari jika ada yang tersenyum miring melihat ini semua.
......................
Malam yang ditunggu para murid QIHS telah tiba, di malam minggu ini mereka semua sudah mempersiapkan jauh-jauh hari tampilan apa yang akan mereka siapkan untuk datang diacara malam puncak ulang tahun Auryn yang ke tujuh belas tahun ini.
Semua murid tampil cantik dan tampan dengan setelan gaun dan jas yang mereka kenakan, di tambah dengan topeng setengah wajah yang membuat semua murid sangat antusias.
Acara malam ini tak akan pernah mereka lewatkan untuk mendekati crush mereka karena wajah mereka yang tertutup dan tampilan yang berbeda dari biasanya membuat mereka berani untuk mengajak dansa nanti di acara tersebut.
Kini satu persatu murid mulai berdatangan, mereka semua masih berada di luar gedung acara karena ingin melihat most wanted sekolah tampil seperti apa malam ini, karena malam ini pasti akan membuat mereka akan semakin terlihat memukau.
Hal pertama yang mereka lihat adalah mobil sport lima yang datang secara bersamaan dan parkir secara rapi.
Mereka bersorak saat melihat geng Stofor dengan balutan jas yang mereka kenakan dan topeng setengah wajah berbentuk senada namun ada satu yang berbeda yang mereka yakini sebagai sang ketua dengan topeng silver dengan ukiran warna hitam dan anggota lainnya yang menggunakan topeng berwarna hitam dengan ukiran silver.
Tak hanya itu mereka dikejutkan dengan Naren dan Angkasa yang membukakan pintu mobil mereka dan mereka tercengang saat dua gadis keluar dari mobil mereka.
"Mereka siapa? apakah itu Erzabell dan Zamora?"
"Ih bukan deh, mereka tak sependek itu. Kayanya mereka anak baru dan anak culun?" Ucap salah satu dari mereka yang bertanya dengan ragu di akhir kata yang ia ucapkan.
"Iya deh, itu anak culun beasiswa itu! gila sih apa geng Stofor sedang buta kali ini?" Cibir mereka.
Cibiran mereka bahkan terdengar di telinga Belleina yang membuat ia menundukkan kepalanya tidak pede.
Gisella yang melihat itu langsung menggandeng tangan Belleina agar dia lebih percaya diri lagi dan berjalan masuk melewati semua orang yang mencibir mereka dengan tak peduli karena ia berpikir jika mereka hanya iri padanya dan Belleina yang tak bisa dekat dengan geng Stofor.
Tatapan sinis semua murid cewe mereka arahkan pada Gisella dan Belleina karena mereka terlihat sombong.
Tak lama setelah itu sebuah mobil sport warna merah dan putih datang bersamaan, kali ini adalah para idola cowo yang datang karena yang keluar dari mobil tersebut merupakan salah satu gadis tercantik di sekolah, siapa lagi kalau bukan Erzabell dan Gisella.
Erzabell datang dengan dress berwarna merah yang sangat kontras dengan kulit putihnya hingga terlihat sangat cantik dan anggun dengan high heels warna hitam yang ia kenakan dan rambut yang di tata dengan cantik ke samping dengan mahkota kecil dan topeng senada dengan gaun yang ia kenakan dengan ukiran warna hitam.
Tak kalah juga, Zamora mengenakan gaun warna hitam yang sangat pas di tubuhnya hingga membentuk lekukan tubuh yang sempurna dengan topeng hitam dengan hiasan bunga mawar merah sebagai pemanis.
Kedua gadis itu masuk ke dalam dengan anggun, semua cowo yang melihat itu langsung mimisan karena tak kuat dengan aura kedua gadis itu yang begitu kuat.
Lima menit kemudian sang tokoh utama malam ini telah datang dengan mobil limousine hitam yang sangat mewah.
Auryn keluar dengan anggun saat sang bodyguardnya membukakan pintu untuknya, semua murid langsung takjub dengan kecantikan Auryn malam ini.
Dengan gaun berwarna navy dengan hiasan permata berlian kecil kecil yang mengelilingi gaun tersebut dengan indah seperti bintang yang bertaburan membuatnya terlihat sangat memukau dan sangat cocok untuk dikenakan oleh pemilik acara malam ini.
Dengan mahkota yang terlihat mengkilap yang mereka sesuai yakini adalah berlian asli dan riasan tipis dan topeng putih bergradasi biru yang sangat senada dengan gaunnya membuat tampilannya sangat memukau.
Banyak penggemar Auryn yang mulai memotret secara diam-diam dan menyebarkan ke grup sekolah mereka yang anggotanya hanya khusus penggemar Auryn.
Auryn datang tak sendiri, ia datang dengan kedua orang tuanya, acara malam ini adalah ulang tahun spesial bagi anak mereka sehingga sesibuk apapun mereka, mereka akan menyempatkan diri untuk datang dan menemani sang putri.
"Ayo masuk." Ucap mama Analise pada suami dan anaknya tersebut.
Ketiga orang tersebut masuk ke dalam dengan aura yang sangat kental akan garis keturunan konglomerat yang sudah mendarah daging di setiap tulang mereka.
Bahkan semua murid yang keluarga itu lewati bisa mencium wangi uang yang sedang berjalan masuk ke gedung yang digunakan untuk acara malam ini.
Auryn segera memisahkan diri dari kedua orang tuanya dan mencari keberadaan sahabatnya yang lama ia tak temui karena membolos sekolah.
Di pojok ruangan, pria yang mengenakan topeng berwarna hitam gelap tersebut tersenyum miring melihat gadis cantik yang selama satu minggu ini ia cari telah muncul di penglihatannya.