NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / PSK / Pernikahan rahasia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: gustikhafida

*** Menjadi pemuas nafsu suami sendiri tetapi mendapat bayaran yang sangat besar. Itulah yang keseharian dilakukan Jesica Lie dan suaminya yang bernama Gavin Alexander. Status pernikahan yang di sembunyikan oleh Gavin, membuat Gavin lebih mudah menaklukan hati wanita manapun yang dia mau sampai tak sadar, jika dirinya sudah menyakiti hati istrinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

"Apa maksud Tuan? Saya tidak mengerti." jawab Jesica.

"Sial, kenapa mereka semakin mesra. Dan kenapa Jesica tidak mengusir Boy!" geram Gavin di dalam kamar.

Jesica menarik tangannya. "Ini sudah malam, Tuan."

"Jes, aku mau mengatakan sesuatu yang mengganjal di hatiku." ucqp Boy.

"Sebentar saja, aku janji."

'Kira-kira, dia mau mengatakan apa? Kenapa wajahnya sangat serius? Tidak mungkin kalau dia mengatakan cinta padaku? Kita kan baru kenal.' gumam Jesica dalam hati.

"Saat aku melihat permainanmu di atas ranjang, tiba-tiba ada sesuatu yang tidak bisa aku tahan dan kendalikan lagi. Maka dari itu, jawab jujur! Apa kamu bekerja sebagai pelacur?" tanya Boy.

Plak!

Akhirnya tangan Jesica mendarat di pipi Boy. "Tuan, sebaiknya anda pergi dari sini." usir Jesica mendorong tubuh Boy keluar rumah.

Jesica menutup dan mengunci pintu rumahnya. Dia bersandar di pintu dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.

'Aku tidak boleh nangis. Tapi ucapan Boy sangat menyakiti hatiku.' ucapnya dalam hati, tangannya sesekali menghapus air matanya dan Jesica memutuskan untuk kembali ke kamar menemui suaminya.

Di dalam mobil.

"Sial, seharusnya aku tidak bicara seperti itu di depan Jesica. Sekarang, dia marah padaku. Dan kecil kemungkinan aku mendapat maaf darinya. Tapi kira-kira siapa pria itu? Postur tubuhnya seperti Gavin. Apa jangan-jangan pria itu Gavin? Tapi dia punya pacar dan pacarnya sedang menunggu di rumahnya. Gavin juga tidak mungkin tertarik dengan pembantu. Tapi Jesica cantik, tidak menutup kemungkinan Gavin menyukai Jesica. Aku harus selidiki semua ini. Jangan sampai, Gavin berhasil merebut hati Jesica. Aku harus mendapatkan hati Jesica lebih dulu." ucap Boy matanya fokus menyetir, dan salah satu tangannya menyentuh bekas tamparan Jesica.

"Tapi aku akui, permainannya diatas ranjang sangat menggugah hasrat pria. Aku harus mendapatkan Jesica." ucapnya lagi.

Ke esokkan hari di meja makan.

"Aku harus pulang ke rumah. Dan ini bayaranmu yang semalam." ucap Gavin memberikan kartu debitnya.

"Tapi itu kartu ATM mu, Mas." jawab Jesica yang meletakkan sendoknya di piring yang berisi makanan. "Berikan saja uang cash atau transfer."

"Peganglah!" pinta Gavin membuat Jesica menerima kartu ATM suaminya.

"Beli keperluan penting untuk mengisi rumah ini seperti bahan makanan." ucap Gavin.

"Tapi kemarin kita sudah belanja ke supermarket, Mas." jawab Jesica.

"Ya—" Gavin mencari alasan yang masuk akal. "Kau bisa beli televisi untuk di kamar atau barang-barang yang kau butuhkan."

"Tapi biasanya kamu yang belikan semua barang-barang penting, Mas." jawab Jesica memandang kartu ATM suaminya.

Gavin menyeruput kopinya.

"Untuk sementara waktu, aku akan menemuimu jika aku membutuhkanmu dan aku akan fokus dengan Blade. Jadi, aku berikan satu kartu ATM ku untuk membeli kebutuhanmu."

'Oh, kenapa aku sedih mendengar ucapan Mas Gavin. Aku seperti tidak rela kalau Mas Gavin bersama Blade.' gumam Jesica dalam hati.

"Apa yang kau pikirkan? Apa uang di ATM itu kurang?" tanya Gavin membuyarkan lamunan sang istri.

"Eh, tidak, Mas. Terimakasih." jawab Jesica lesu.

'Mas Gavin bilang, kalau Blade bukan calon istrinya. Wanita itu hanya mengaku-ngaku saja tapi kenapa Mas Gavin begitu sangat perhatian. ASAL KAMU TAHU, MAS! AKU CEMBURU!' jerit Jesica dalam hati. Dia meremas kartu ATM yang diberikan suaminya.

Gavin bangkit dari tempat duduknya. "Aku ingatkan sekali lagi, jangan ada orang yang boleh masuk ke rumah ini."

"Iya, Mas. Tapi aku boleh menjenguk ibu, kan?" tanya Jesica.

"Terserah." jawab Gavin lalu berjalan keluar rumah di ikuti oleh Jesica di belakangnya.

Setelah di halaman depan rumah, Jesica mengulurkan tangannya ke suami.

"Boleh aku bersalaman denganmu?" pinta Jesica.

Gavin terdiam sejenak lalu menerima uluran tangan sang istri.

"Hati-hati di jalan, Mas." ucap Jesica saat suaminya menyalakan mesin mobil.

Mobil Gavin keluar dari halaman rumah Jesica. Dan berjalan menjauhi rumah Jesica.

Jesica memutar tubuhnya dan masuk kedalam rumah.

"Jes?"

Jantung Jesica seperti berhenti berdetak saat mendengar suara orang yang memanggilnya. Dengan ragu, Jesica menoleh dan melihat orang itu.

"Ada hubungan apa kamu dengan dia?"

"Ta-tania." ucap Jesica lirih.

Tania maju tiga langkah. "Aku sudah melihat semuanya, Jes! Sangat mustahil kalau kamu tidak ada hubungan apapun dengan majikanmu itu!" ucap Tania sembari menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Aku kecewa denganmu, Jes!"

"Tunggu dulu, Tania. Kamu harus mendengarkan semua penjelasanku." pinta Jesica memegang lengan Tania.

"Aku memang butuh penjelasan tapi penjelasan yang sejujurnya. Aku ini sahabatmu, Jes! Aku berusaha ada di sampingmu saat kamu sedih, tapi kenapa kamu berbohong padaku! Kamu bilang, dia majikanmu tapi hari ini, aku melihat kedekatan yang tidak wajar antara kamu dan majikanmu!" ucap Tania lalu menarik Jesica masuk kedalam rumah.

Tubuh Jesica terseret masuk ke rumah.

"Jadi, kamu dan majikanmu itu berpacaran?" tanya Tania setelah masuk ke rumah.

"Jawab, Jes!"

Jesica menundukkan wajahnya. "Em, aku dan dia—"

"Apa susahnya jawab, sih! Aku ini sahabatmu!" kesal Tania.

"Bukan aku tidak mau memberitahukan ke kamu, Tania. Tapi aku dan majikanku sudah terikat perjanjian. Aku tidak bisa seenaknya membocorkan perjanjian ini. Tolong kamu mengerti aku." pinta Jesica memohon. Perlahan mendongakkan wajahnya.

Tania berjalan mondar mandir sembari mengusap wajahnya berulang kali. "Okeh, tolong jawab pertanyaanku dengan jujur! Apa suami mu itu majikanmu?" tanya Tania membuat Jesica semakin menangis histeris.

Tania bisa menyimpulkan dengan cara melihat dan mendengar tangis sahabatnya.

"Astaga, Jesica! Apa yang kamu lakukan, ha! Tindakan bodoh apa yang kamu lakukan selama ini!" teriak Tania tak percaya.

"Aku, aku terpaksa, Tania! Waktu itu, aku tidak ada pilihan lain, hiks … hiks …." ucap Jesica.

Tania memeluk erat sahabatnya. "Maafkan aku, Jes! Aku terlalu sibuk dengan karirku sampai-sampai aku tidak tahu kondisimu."

Jesica membalas pelukan Tania. "Hiks … hiks …."

"Sekarang, kamu ceritakan semuanya. Siapa tahu, aku bisa membantumu. Jangan pendam semuanya sendiri." pinta Tania lalu meminta Jesica duduk di sofa.

Jesica menghapus air matanya. "Mas Gavin bukan majikanku melainkan suamiku. Kita bertemu di club malam. Dia yang membebaskanku dari tempat itu dan dia memintaku untuk menikah dengannya karena alasan yang tidak bisa aku sebutkan karena ini privasinya."

"Apa ibumu tahu?" tanya Tania yang mendapat gelengan dari Jesica.

"Tidak, Tania! Ibuku sudah koma. Dan aku harus mendapatkan uang yang banyak untuk pengobatan ibuku."

"Mas Gavin menawarkan uang yang banyak kalau aku mau jadi istrinya." jawab Jesica.

"Jesica! Aku tidak percaya, jalan hidupmu sangat menyakitkan." ucap Tania.

"Tapi suami mu selalu bersikap baik, kan?"

Jesica mengangguk, "Iya, dia sangat baik kepadaku. Bahkan uang yang diberikan selalu lebih dari yang aku minta."

"Apa sekarang, kau jatuh cinta dengan suami mu?" tanya Tania lirih, dia menatap wajah sahabatnya yang sembab.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!