Nania, seorang wanita pekerja kantoran yang tengah merantau di Kota B, tinggal sendirian di sebuah apartemen. Meski berasal dari keluarga berada di sebuah desa di S, ia memilih hidup mandiri. Namun, kemandirian itu tak menutupi sisi lugu dan cerobohnya.
Suatu pagi, saat bersiap menuju kantor, mood Nania langsung terganggu oleh suara musik metal yang keras dari apartemen sebelah. Kesal, ia memutuskan mengetuk pintu untuk menegur tetangganya. Tapi alih-alih menemukan seseorang yang sopan, yang muncul di depannya,muncul seorang lelaki dengan telanjang dada dan hanya mengenakan boxer membuka pintu dan memandangnya dengan acuh tak acuh.
Akankah pertemuan pertama yang tak terduga ini justru menjadi awal dari sesuatu yang manis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Messan Reinafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkar
"Sayang... kamu lebih suka yang mana? aku pakai baju ini atau yang tadi? " Ucap Hanny manja
Ia melirik Kai memberi isyarat untuk merespon pertanyaannya.
"Terserah kamu" ucapan Kai singkat sambil terus menatap layar ponsel nya membuat Hanny kesal.
Kepala butik yang berdiri disamping Hanny pun menjadi kikuk.
"Aku mau yang ini aja" Hanny mendengus kesal.
"Kalau udah selesai kita pulang" Kai berdiri dari tempat duduknya tanpa menunggu Hanny ia berjalan keluar menuju mobilnya yang terparkir.
Awas saja kau Kai! setelah semua ini berakhir aku benar-benar akan membuat hidupmu hancur! gumamnya dalam hati.
"Kita pengukuran dulu ya kak, silahkan ke ruangan disebelah sana. Kepala butik itu mengarahkan Hanny ke ruangan lain.
Sementara Kai sudah berada dalam mobilnya menunggu laporan lanjutan dari informannya.
"kriing...
Sebuah pesan baru masuk ke ponsel tersembunyi yang ia simpan di dalam jok mobil.
"pak, lapor! setelah saya telusuri ternyata aliran dana perusahaan-perusahaan fiktif mengalir satu rekening yang sama, yaitu Vero Reiner"
Ia terbelalak, seseorang yang familiar baginya.
"Vero Reiner!"
Kai berusaha mengingat dengan jelas nama Reiner. Dua orang yang ia kenal yaitu Levina dan Vero. Setelah papanya memutuskan menikahi Levina. Sejak itu mereka berdua pindah ke rumah keluarga Hanson satu tahun setelah kematian mama Kai, Baila Hanson. Disaat itu Usia nya masih 16 tahun dan Vero anak dari suami Levina sebelumnya Jordan Reiner namun setelah menikahi Devon mereka mengganti nama belakang menjadi Hanson.
Tapi ia tidak mengetahui, apa alasan Vero sampai saat masih menggunakan nama belakang Reiner.
Setelah bukti penyelewengan perusahaan ia dapatkan, maka semakin jelas penyebab dari kondisi keuangan perusahaan Hanson semakin buruk karena
"Rencana busuk Vero dan Levina!" ujarnya.
Dari kejauhan Hanny menyusul Kai diparkiran dengan wajah masam.
"Besok aku mau kerumahku untuk beberapa hari" ucap Kai kepada Hanny
"Terserah kamu!" ucap Hanny jutek.
Kai tidak peduli dan melajukan mobilnya menuju rumah mereka.
...****************...
Besoknya...
"Vero!" turun kamu.
Suasana rumah menjadi mencekam. Semua asisten rumah tangga keluarga Hanson tidak ada yang berani berbicara.
Kai datang bersama dua orang polisi dengan surat penangkapan atas nama Vero Reiner dan Levina Hanson.
Levina turun dari tangga tergopoh-gopoh mendorong kursi roda Devon. Memandang Kai dengan wajah marah
"Ngapain lagi kamu!, setelah waktu itu bikin jantung mas Devon kambuh, sekarang malah bawa-bawa polisi ke rumah dan berteriak memanggil adikmu?"
"Adik?!, Namanya sudah jelas Vero Reiner! bukan Vero Hanson.
Jangan bersandiwara lagi Levina! Kai menyerahkan beberapa print out kertas bukti-bukti kecurangan Vero.
Devon dan Levina melihatnya dengan seksama. Tubuh Levina bergetar, Ia menutup mulut karena syok. Entah karena ketahuan atau karena tidak percaya ini bisa terbongkar
Devon bergidik tidak percaya. " A..ap.. apa ini?" ucapnya terbata.
Tidak menyangka istri dan anak sambung yang dikira selama ini yang bisa dipercayai ternyata merekalah penyebab kebangkrutan beberapa perusahaan Hanson.
"Keluar kamu Vero!" Kai kembali berteriak.
Pemuda itu keluar dengan perasaan cemas, ia mencoba menghampiri dengan tenang, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Ada apa ini Kai?" ucapnya polos
"Vero Reiner, anda di tangkap atas kasus penggelapan dan penipuan" ucap salah seorang polisi.
polisi satunya lagi mendekap tangan Vero dan mengikatnya ke belakang.
"Sial! ucapnya kasar berusaha melawan.
Levina menangis histeris melihat putranya kini ditarik dengan tangan terikat. Polisi menyeretnya keluar.
"Jangan Kai! jangan lakuin ini pada Vero! Levina memohon menjatuhkan dirinya di lutut Pria itu.
"Sudahlah Levina, ini adalah harga yang harus kalian bayar karena sudah mengorbankan aku"
"Kalian bersekongkol dengan keluarga Reiner mengambil alih semua ini!
Kai mengeluarkan semua bukti keterlibatan Vero dan Levina yang masih bertemu dengan mantan suaminya. Ia mengeluarkan foto-foto yang diambil dibeberapa restaurant, mereka berdua tertangkap sedang bersama Jordan Reiner.
Levina tidak bisa mengelak, semua bukti begitu jelas. Ia mengambil langkah mundur dan terlihat syok.
Sedangkan di kursi roda, pria tua yang dikhianati hanya bisa tertunduk meratapi kebodohannya.
Hampir semua perusahaan Hanson benar-benar akan jatuh bangkrut.
"Apa maksudnya ini Levina?" Suara pria tua itu bergetar.
Namun tidak ada jawaban dari Levina, semua bukti tidak dapat ia sangkal. Sekarang yang ia pikirkan bagaimana bisa secepatnya keluar dari rumah ini.
Tapi Kai mengetahui gerak geriknya dan memberi isyarat kepada polisi lainnya untuk menahan Levina. Akhirnya Levina tertangkap. Ia meronta-ronta ketika akan diseret di mobil
"Awas kalian! hidup kalian ga akan tenang! cam kan itu Devon, Kai!"
"Mati saja kau tua bangka" ia memaki keluarga itu dengan keras
Mata Devon berkaca-kaca. Malu pada anaknya karena selama ini termakan bujukan Levina.
Tapi Kai menghampirinya memeluk nya hangat dengan kasih sayang
"Papa jangan khawatir, aku akan kembali ke sini untuk jagain papa" ucapnya lirih
"Devon mengangguk dibalik dekapan hangat anaknya yang selama ini ia acuhkan"
"Maafkan papa Kai, Papa bukan ayah yang baik untuk kamu, bertahun-tahun sejak kematian Baila hingga akhirnya Levina hadir dirumah ini, papa tidak mempedulikan kamu lagi"
suara pria tua itu serak.
Kai melepaskan pelukannya dan membalikkan kursi roda ke arah kamarnya.
"Sekarang papa istirahat dulu, mulai malam ini aku kembali lagi kerumah ini" ucapnya hangat.
Tubuh renta itu ia angkat dan tidurkan di kasur nya. Kai masih mencium aroma kenangan di kamar orang tua nya saat keluarga nya masih lengkap. Perlahan titik air mata membasahi sudut matanya.
Ia menatap pria yang terbaring didepan nya, tubuhnya semakin renta dengan riwayat penyakit yang sering kambuh. Lama ia menatap seraya berpikir untuk mengambil alih perusahaan Hanson secepatnya.
Setelah terlelap, Kai beranjak ke kamarnya. Kamar yang telah lama ia tinggalkan.
masih seperti semula saat beberapa bulan yang lalu pertama kali ia tinggalkan. Masih terpajang foto-foto masa kecil dengan mama dan papa nya.
Ia telusuri setiap sisi ruangan mencium aroma mamanya yang masih tertinggal. Namun nihil, karena Baila telah lama pergi.
Ia pindah ke kamar Vero, ingin mencari bukti baru yang mungkin saja ia tinggalkan sebagai pendukung nya di pengadilan.
Setiap sudut ia telusuri hingga matanya terpaku pada sebuah kotak kecil didalam laci paling bawah. Ia buka kotak itu
Matanya terbelalak, badannya bergetar.
Sebuah foto masa lalu dimana papanya, ia dan Baila ibunya sedang merayakan ulang tahun ke 11 disebuah restaurant cepat saji.
Tapi ada sesuatu yang mengganjal penglihatannya
Nafasnya tercekat, dua orang yang ia kenal.
Levina dan Vero! mereka juga duduk disudut ruangan pesta. Levina menatap dengan tatapan yang tajam ke arah mereka bertiga.
pikirannya kalut dipenuhi rasa curiga. Sejak kapan Levina dan Vero muncul di keluarga mereka?
