NovelToon NovelToon
Two Promises 2

Two Promises 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Romansa
Popularitas:531
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Season kedua dari "Two Promises"

Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.

Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.

Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?

Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 16 - Masa Depan dan Masa Lalu

TIME LINE SEBELUMNYA

Ini adalah kisahku sebelum kembali ke masa lalu.

[12 April — 2016]

Pada malam hari sebelum hari itu, aku baru saja pulang dari Prefektur Fukushima setelah menerima kabar bahwa salah satu teman sekelasku ada yang meninggal.

Karena sudah larut malam, setelah pulang, aku langsung tidur dan pergi ke makamnya di keesokan harinya.

Pada pagi hari itu, langit ditutupi oleh awan kelabu—langit menjadi gelap karenanya.

Aku beranjak dari kasurku dan pergi keluar—ke makam temanku yang meninggal beberapa hari yang lalu.

Saat aku berjalan, jalan masih basah—bekas hujan kemarin.

Aku menghentikan langkahku, menatap ke bawah kakiku—kemudian ke atas langit dan mengatakan.

"Aku merasakan sesuatu akan segera datang."

Setelah itu, aku melanjutkan langkah kakiku sampai ke tempat pemakaman.

[•] Pemakaman

Begitu sampai di pemakaman, aku melihat seorang laki-laki berdiri di depan makam Yoshimoto Sakura, teman sekelasku yang meninggal.

Laki-laki itu berdiri dengan wajah sedih menatap nama yang tertulis di makam itu. Dia seperti merasa kecewa dengan dirinya sendiri.

Mataku terbelalak saat mengingat siapa nama dari laki-laki itu. Bibirku bergetar, mataku pun sama.

"Ha... ruki-chan?!"

Dengan suara terbata-bata aku menyebut nama laki-laki itu—dia teman masa kecilku.

Aku sungguh tak menyadarinya sama sekali, padahal kami ada di kelas yang sama.

Saat melihatnya berdiri tak berdaya seperti itu, aku melangkahkan kakiku, namun—

"Jika saja aku dapat menyelamatkannya... aku ingin menyelamatkannya!"

Suara Haruki menghentikan langkah kakiku. Melihatnya pun aku tahu, sekarang bukanlah saat yang tepat untuk reuni setelah sekian lama.

Kemudian Haruki melanjutkan dengan suara keras—namun serak.

Pada setiap kata yang dia ucapkan—memiliki rasa penyesalan yang begitu dalam.

"Jika saja aku dapat kembali ke masa lalu... aku akan mengubah segalanya!"

"Jika saja aku dapat melihatnya sekali lagi... aku ingin melindunginya!"

Kalimat sumpah yang dia katakan itu sangat berbobot dan berat artinya bagiku yang mendengarkannya.

'Kembali ke masa lalu'. Kalimat itu terus menerus berputar di dalam kepalaku.

Apakah itu bisa dilakukan?—mungkin tidak bisa.

Beberapa menit setelah mengucapkan sumpahnya, Haruki pergi dari pemakaman.

Setelah Haruki pergi, aku berjalan menuju makam tersebut.

Aku berdiri di depan makam itu—melihat tulisan yang tertulis di makam tersebut.

'Yoshimoto Sakura, Lahir: 23 Desember — 1998, Meninggal: 11 April — 2016' itulah yang tertulis di makam tersebut.

"Tak aku sangka kamu akan mati secepat ini, Yoshimoto-san."

Yoshimoto Sakura, teman sekelasku saat tahun ketiga SMA, dan dia merupakan kekasih Haruki.

Aku tak dapat membayangkan seberapa sakit hatinya, saat dia melihat kekasihnya mati lebih dulu darinya.

Aku meletakkan bunga pemakaman yang aku bawa di tangan kananku ke atas tanah makam Sakura.

"Semoga kamu tenang di sana, Yoshimoto-san."

Setelah meletakkan bunga, aku berjalan kembali ke rumahku.

* * *

Sebelum pulang ke rumah, aku pergi ke minimarket terlebih dahulu—membeli bahan masakan untuk sarapan besok.

Setelah selesai di minimarket, aku segera kembali ke rumah dengan membawa satu kantung plastik penuh bahan masakan.

[•] Perjalanan pulang

Srk srk. Bunyi kantung plastik yang kubawa saat bergesekan dengan kakiku.

Aku menghentikan langkahku—membuka kantung plastik yang kubawa dengan kedua tangan.

"Yosh. Semuanya sudah lengkap! sekarang aku tinggal meletakkannya di kulkas."

Aku menutup kembali kantung plastik itu dan melanjutkan langkahku.

Namun saat aku hendak kembali melanjutkan langkahku, kaki dan tanganku tak bisa digerakkan—kenapa ini?

Aku pun melihat ke sekelilingku dan mendapatkan hal yang mengejutkan—waktu terhenti!?

Orang-orang di sekitarku tak bergerak sama sekali—hanya aku yang sadar kalau waktu terhenti.

Sesaat setelah aku sadar kalau waktu terhenti, seseorang dengan jubah putih misterius muncul di hadapanku.

Dia adalah seorang laki-laki dewasa—menutup kepalanya dengan tudung jubah—membawa sebuah jam besar yang jarum jamnya berhenti di belakangnya.

Wajahnya tidak dapat terlihat jelas—siapa orang itu?

Tak lama kemudian, orang itu mengarahkan jari telunjuknya padaku.

Apa... kenapa dia menunjuk ke arahku?

"Aku memerlukan bantuanmu!" ucap orang itu.

Memerlukanku? untuk apa?

Beberapa saat setelah mengatakan itu—dia menghilang tepat di depanku.

Bersamaan dengan menghilangnya orang itu—waktu kembali berjalan dengan normal.

Pikiranku kacau, bibir dan tanganku bergetar setelah mengalami peristiwa seperti itu.

Apa-apaan itu?—apa... yang sebenarnya sedang terjadi?

Aku tak terlalu memikirkan peristiwa yang aku alami itu—menganggapnya tidak pernah terjadi.

Setelahnya, bergegas kembali ke rumah dan langsung tidur di dalam kamarku.

Ketika aku bangun, aku mendapati diriku berada di masa lalu—tepat satu tahun yang lalu.

Dan mulai dari sanalah, aku memulai kembali hidupku di masa lalu.

Mulai dari menemui Haruki, berteman dengan Sakura dan Hana serta Akari, dan mulai membantu Haruki dari balik bayangan.

Aku terus melakukan itu semua sambil terus terpaku memikirkan satu hal—kapan aku harus memberitahu Haruki rahasiaku?

* * *

[1 Oktober — 2015]

[•] SMA Hoshizora

•Gudang

Dan sekarang, di sini, saat ini, aku akan memberitahu Haruki tentang diriku yang berasal dari masa depan.

"Maaf jika tiba-tiba, ya, Haruki. Aku... juga berasal dari masa depan."

Akhirnya terucapkan, dengan lancar aku memberitahunya.

Sekaranglah saatnya, Haruki... jawaban dan reaksimu akan menentukan langkahku yang berikutnya.

Aku berharap kalau Haruki akan menerimaku dengan mudah. Namun...

"Apa... yang kau maksud, Megumi?! aku tidak mengerti sama sekali."

Haruki justru tidak mengerti ucapanku sama sekali—pastinya sih.

Tetapi... setidaknya mengertilah sedikit, Haruki. Sama seperti waktu itu...

"Ya sudah, kalau kamu tidak paham, Haruki. Aku hanya... ingin mengatakan itu padamu."

"Huh?! apa yang kamu katakan, Megumi!?"

Maaf, Haruki... aku hanya ingin kamu mengerti dengan caramu sendiri.

"Kalau kamu sudah mengerti nantinya... datanglah menemuiku, Haruki."

Sambil memaksakan senyumku, aku mengatakan itu padanya.

Ah... maaf karena aku hanya memiliki keberanian sebesar ini, Haruki.

Setelah mengatakan kalimat itu, aku pergi meninggalkan dan kembali ke dalam kelas, seolah tidak terjadi apa-apa.

* * *

[•] Gudang

*POV Haruki

Baru saja, beberapa saat yang lalu, Megumi mengatakan sesuatu yang mengejutkan padaku.

-Aku juga... berasal dari masa depan.

Pengungkapan yang tiba-tiba itu sangat menggetarkanku.

Megumi... berasal dari masa depan?

Aku tak mengerti maksud dari perkataannya. Apakah itu bercanda atau tidak?

"Tetapi... senyuman itu."

Sebelum pergi meninggalkanku di dalam gudang, Megumi menunjukkan senyum yang sangat sedih dan pahit.

-Kalau kamu sudah mengerti nantinya... datanglah menemuiku, Haruki.

Itulah yang dia katakan padaku saat tersenyum seperti itu.

Kalimat yang dia katakan itu, seolah-olah kalau dia akan menghilang dari pandanganku—meninggalkanku yang belum mengerti apa-apa.

"Apa... yang harus aku katakan padanya saat bertemu besok, ya?"

Besok... aku akan bertanya sekali lagi padanya, semoga dia mau menjawab dengan benar kali ini.

Tetapi... hari esok itu masih sangat jauh dari genggamanku.

[2 Oktober — 2015]

[•] SMA Hoshizora

HARI KEEMPAT FESTIVAL SEKOLAH

Aku baru saja sampai di gerbang sekolah dan hendak melangkah masuk.

"Megumi-chan! Megumi! Megumi!"

Saat mendengar seseorang memanggil namanya, aku langsung menoleh.

Dan di dekat loker sepatu, Yoshino-san berlarian ke sana kemari dengan wajah panik.

Beberapa saat kemudian, dia menoleh melihatku—wajah paniknya membuat perasaanku tidak enak.

Sesaat setelah melihat ke arahku—dia berlari menghampiriku sambil memanggilku.

"Minamoto-kun! Minamoto-kun!"

Kenapa Yoshino-san terlihat panik seperti itu. dari tadi dia terus meneriakkan nama Megumi sambil berlarian.

Yoshino-san berhenti tepat di depanku—menghela napas sebelum berbicara.

"Apakah kamu melihat Megumi-chan, Minamoto-kun?"

Kenapa dia bertanya keberadaan Megumi padaku?

"Tidak, aku tidak melihatnya, Yoshino-san," jawabku. "Memangnya ada apa?"

Setelah aku bertanya, Yoshino-san menjawab pertanyaanku secara perlahan.

Saat dia mulai membuka bibirnya, dadaku mendadak terasa sesak.

Setiap kata yang dia ucapkan membuat dadaku semakin sesak. Serta firasat buruk mulai menghampiriku secara perlahan.

"Megumi... dia mengirimkan pesan padaku kalau dia tidak akan tampil di panggung dan memintaku untuk tidak mencarinya!"

"—Eh?"

Megumi... kau...

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!