Tiba-Tiba Hamil Dan Menjadi Ibu Susu Anak CEO Arogan

"Untuk membunuhku." Jawab Adiva datar.

"Asal kamu tahu Arsen, istri tercintamu berusaha membunuh aku dan bayiku dengan racun bukan api. Kebakaran itu hanya pengalihan saja. Karena sebelumnya, aku telah disuntikkan racun yang bisa melumpuhkan saraf. Karena itu, meskipun kebakaran aku tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Sampai akhirnya kamu datang menyelamatkanku."

"Jangan tanya, kenapa aku masih hidup meskipun telah disuntik racun. Karena tanpa kalian tahu, aku sudah menghubungi dokter kenalan lamaku." Ucap Adiva membuat syok Arsen.

"Kamu jangan memfitnahku, OG rendahan. Dan apa kamu tadi bilang? Kamu punya kenalan seorang Dokter? Hahaha... Kalau mau berbohong itu mikir dulu Adiva." Ejek Selly.

Sementara itu, Arsen mulai ragu. Benar kata Selly, mana mungkin Adiva punya kenalan seorang Dokter. Setahunya Adiva hanya perantau miskin, yang beruntung bisa kerja di perusahaannya sebagai OG waktu itu. Jadi sangat aneh jika omongan Adiva benar, Rasanya sulit dipercaya.

"Dokter Haris Ariyanto, apakah kalian tidak mengenal dia." Ucap Adiva.

"Bagaimana mungkin kamu mengenal dia?" Tanya Arsen masih tidak percaya.

"Apanya yang tidak mungkin, sehari setelah kebakaran itu terjadi padaku. Aku bertemu dengan Dokter Haris di Rumah Sakit tempatnya bekerja. Kalian terlalu sibuk untuk menyingkirkanku sehingga lalai menjagaku. Aku pergi dari rumah tanpa sepengetahuan kalian." Ucap Adiva dengan tatapan mengejek.

Flashback On

Hari itu, setelah bermimpi bertemu Adiva pemilik tubuh. Dan setelah mendengar semua kenyataannya, Adiva ingin segera ke Dokter. Beruntung terjadi tragedi nenek gayung, dan pada saat semua orang sibuk mengeluarkan perabot dari kamar utama milik Arsen dan Selly, Adiva menyusup keluar rumah dan pergi ke Rumah Sakit terdekat.

Adiva memegang perutnya yang terasa keras dan sakit saat bergerak. Turun dari Ojek, karena uang yang Adiva temui hanya cukup untuk bayar ojek bukan online. Jalan Adiva cukup kaku membuat sebagian orang yang menatapnya iba.

Pada saat itu seorang Dokter paruh baya terlihat turun dari mobilnya hendak masuk ke dalam.

"Adiva... Kamu Adiva, bagaimana kabarmu?" Tanya Dokter yang bernama Haris.

Adiva bingung, karena belum ada ingatan tentang siapa Dokter ini. Yang dia ingat sekarang adalah harus cek kandungan lalu pulang sebelum para iblis menyadari kepergiannya.

"Tolong saya, perut saya sakit." Ucap Adiva tidak lama kemudian kehilangan kesadaran di tangan Dokter.

Tidak lama kemudian, Adiva sadar dan mendapati dirinya sedang diinfus.

"Tidak, aku tidak boleh di Rumah Sakit terlalu lama." Pikirnya.

"Kamu sudah bangun? Apa yang terjadi? Katakan dengan jujur apa yang sudah kamu alami, kenapa ada racun di dalam tubuhmu." Ucap Dokter yang belum Adiva tahu siapa gerangan pria itu.

Singkat cerita, Adiva diberi obat penguat kandungan supaya tidak keguguran. Dan atas bantuan kekuatan dari Adiva sang pemilik tubuh, akhirnya kandungan Adiva benar-benar selamat.

Semua di luar logika, dan tidak masuk akal sama sekali. Seperti ada misteri tentang siapa Adiva pemilik tubuh yang sebenarnya. Tidak mungkin hanya OG biasa.

"Dokter mengenal saya?" Tanya Adiva.

"Jadi kamu melupakan saya Adiva?" Tanya Dokter itu menatapnya sendu.

"Maaf..." Adiva garuk-garuk kepala bingung mau bercerita apa tentang dirinya yang bukan Adiva asli.

"Saya lelaki tua yang waktu itu kamu tolong saat mobil saya mengalami pecah ban." Ucap Dokter Haris menjelaskan pada Adiva.

"Aduh bagaimana ya saya menjelaskannya, tapi memang saya tidak ingat dengan Anda Dokter." Sesal Adiva.

"Ya sudah mungkin ada kejadian yang membuatmu lupa, tak apa. Tapi sekarang ceritakan tentang kamu. Apa yang terjadi pada dirimu?" Tanya Dokter itu makin penasaran.

Jadi terpaksa Adiva menceritakan tentang kehidupan yang menimpa pemilik tubuh.

Tapi, Adiva tetap merahasiakan tentang perpindahan jiwa yang dia alami. Karena mau bagaimanapun semua yang dia alami tidak masuk akal. Bisa jadi, justru dia dianggap gila atau terlalu tinggi berfantasi.

"Kenapa kamu tidak lapor polisi?" Tanya Dokter Haris geregetan.

"Karena saya ingin membalas dendam terlebih dahulu, Apa dokter bersedia membantu?"

"Bantuan apa yang kamu inginkan?"

"Rahasiakan jika saya mengandung kembar, dan nanti jika diperlukan Dokter bersedia menjadi saksi." Ucap Adiva.

"Saksi bahwa saya sempat keracunan, dan Anda yang telah menolong."

"Hmm... Baiklah." Ucap Dokter Haris.

"Satu lagi Dokter, tolong cabut infusan ini karena saya harus segera pulang." Ucapnya.

Flashback Off

"Sudah selesai aku pergi. Dan Arsen bawa botol itu bersamamu. Kamu harus segera cek ke laboratorium untuk mengetahui isi botolnya. Apa benar racun seperti yang aku katakan tadi atau bukan." Ucap Adiva kemudian keluar kamar.

"Lihat saja Selly, jika apa yang Adiva katakan semuanya benar. Siap-siap kamu menerima hukumanku."

"Sudah jelas semua itu bohong, namanya juga pelakor pasti berusaha menyingkirkan istri sah." Ucap Selly.

"Adiva bukan pelakor, karena aku yang sudah menjeratnya." Kata Arsen.

"Itu artinya kamu mengaku duda? Maksud kamu apa berkata begitu?"

"Entahlah..." Arsen tidak menjawab jujur. Dia ikut keluar kamar dengan membawa serta botol di tangannya.

Sedangkan Adiva tengah membuat sarapan, tentu saja untuk dirinya sendiri.

"Kamu makan sendiri setiap hari, semakin makin lama makin ngelunjak." Ucap Nyonya Yunia menatap sengit.

"Ibu mertua, aku sedang lelah dan kelaparan karena putra Ibu itu tidak melepaskanku semalam suntuk. Katanya tubuhku sudah menjadi candu. Bagaimana dong?" Ucap Adiva menggoda.

"Kamu pasti yang sudah menggodanya? Arsen hanya cinta dengan Selly, sudah pasti hanya dengan Selly dia bisa bercinta semalam suntuk. Sedangkan denganmu itu hanya pelampiasan." Ucap Nyonya Yunia tidak terima.

"Benarkah aku hanya pelampiasan Ibu? Lihat video ini baik-baik, dan siapa di sini yang mengemis untuk disentuh." Ucap Adiva.

Video percintaannya semalam dan suara keributan Selly dan Arsen di kamar mandi tadi terdengar jelas. Tubuh Nyonya Yunia terhuyung lemas. Jadi putranya memiliki rahasia kelam, pernikahannya dengan Selly tidak bahagia. Bagaimana bisa? Nyonya Selly berfikir jika dia harus mencari tahu. Jika semua kenyataan ini benar, berarti ada yang tidak beres.

Di kamarnya terlihat Adiva sedang pumping ASI karena kedua dadanya yang sudah mulai membengkak sakit. Adiva merasa heran dengan tubuhnya, bagaimana bisa wanita hamil baru 3 bulan bisa produksi ASI.

"Apa Arsen memaksa Adiva induksi ASI? Itu sungguh sangat kejam. Selly, kamu wanita keturunan iblis. Demi keuntungan sendiri, menyakiti Adiva."

"Adiva, Lolly sudah menangis terus. Kenapa kamu tidak mau menyusuinya langsung seperti biasanya? Kenapa harus pumping?" Protes Arsen menggendong anaknya.

"Kemarin aku bodoh mau saja kalian manfaatkan, tapi tidak lagi untuk sekarang dan seterusnya. Kalau bukan karena kasihan, aku pun tak sudi ASIku untuk anak kalian. Biar saja mati sekalian."

"CUKUP ADIVA, kamu boleh memakiku. Tapi jangan menyumpahi anakku dengan mulut busukmu itu." Ucap Arsen menatap nyalang Adiva.

"Tidak ada yang cukup Arsen. Kenapa kamu tidak paksa istrimu menyusui anaknya. Kenapa harus aku, Hah?" Teriak keras Adiva tidak mau kalah.

Oeekkk

Oeekkk

Oeekkk

Lolly menangis kejer mendengar suara ribut-ribut.

"Benar kata Ibumu, belikan saja susu formula yang termahal untuknya. Tak apa jadi anak sapi, toh Ibu yang melahirkannya juga bukan manusia." Ucap Adiva mengejek.

"Nih... Sudah ada 10 botol stok ASI untuk anakmu itu. Jangan paksa aku untuk memberikan ASIku lagi padanya, sebelum kamu katakan kebenarannya tentang siapa aku."

"ASI ini hanya cukup untuk tiga hari saja." Ucap Adiva kemudian keluar kamar tanpa merapikan alat pumping dan semua botol-botol yang sudah terisi ASI.

Adiva mengambil kunci motor sportnya dan keluar dari rumah Arsen. Tujuannya adalah ke Rumah Sakit untuk bertemu dengan Dokter Haris. Adiva ingin mengkonsultasikan sesuatu hal.

"Dokter, bagaimana cara menghentikan ASI?" Tanya Adiva berencana mengakhiri ketergantungan Lolly terhadap ASI miliknya itu.

"Maksud kamu bagaimana? Kamu masih hamil 3 bulan, apakah produksi ASImu sudah keluar?" Tanya Dokter.

Akhirnya Adiva menceritakan semua tentangnya, bagaimana dulu dipaksa untuk memberi ASI sejak awal pernikahan dengan dalih ibu Lolly sudah meninggal.

Tapi ternyata semua itu hanya akal-alakan dari Arsen yang ingin memperdaya dan membodohi dirinya.

"Sebaiknya tidak usah dihentikan pemberian ASI untuk anak tirimu itu. Toh nanti juga kamu akan memberi ASI untuk anakmu sendiri. Jadi hitung-hitung latihan dan juga anggap saja kamu bersedekah."

"Masalahnya saya tidak ikhlas bersedekah."