PILIHAN HATI HASYA

Hasya mengusap lembut permukaan kulit ibunya, membasuhnya pelan dengan kain basah,Nadira baru saja berpamitan, karena ibunya menelpon meminta bantu di cafe, tempat usaha satu-satunya milik keluarganya,selain sang ayah yang seorang pegawai negeri sipil.

Hasya tersenyum lembut saat mata lelah sang ibu menatapnya dengan penuh kasih sayang, ibunya belum terlalu lancar untuk berbicara,efek struk dan kerusakan beberapa jaringan saraf motorik nya membuat wanita tersayang nya itu belum bisa aktif bergerak atau bicara.

" Te-li-ma-asih ya sahyang.." ibu hasya mengucapkan terimakasih pada sang putri, dengan suaranya yang masih belum terlalu jelas.

Hasya mengagguk dengan senyuman teduh yang ia tunjukkan pada sang itu" ini belum ada apa-apanya dengan ibu yang mengandung, melahirkan dan merawat Hasya hingga sebesar ini,ibu lebih lelah merawat kami anak-anak ibu di bandingkan kami yang baru satu tahun merawat ibu,itu juga tidak sepenuhnya, bahkan terkadang mbak perawat yang jagain ibu"

Ibu Hasya menggeleng seraya tersenyum lembut,wajah nya yang masih terlihat sedikit pucat dan lemah,berusaha untuk tetap tersenyum di hadapan putri-putri cantik nya.

Sebelah tangan nya sedikit terangkat mengusap lembut wajah cantik sang putri,Hasya memejamkan matanya merasakan kelembutan usapan tangan sang ibu,ia sangat merindukan ibu nya yang seperti dulu, selalu mengusap lembut kepalanya saat ia bermanja.

" Ber-bahagi -alah sayang,ibu sangat menyayangi kalian" ucap ibu Hasya dengan suara terbata-bata.

Hasya mengagguk " Hasya selalu bahagia Bu,kakak juga, kakak nitip salam buat ibu,ibu mau vidio call dengan kakak? Hasya coba ya, siapa tau kakak lagi free" Hasya mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja di samping ranjang pasien dan mencoba menghubungi sang kakak.

Tak menunggu lama, panggilan nya berbalas,sang kakak mengangkat panggilan video dari nya, terlihat wajah cantik sang kakak yang tersenyum menatap nya dengan tatapan teduh dan sayang.

📱-" Assalamualaikum dek,tumben nelpon kakak jam segini?" Hasya memang sangat jarang menelpon kakak nya di jam sore seperti itu.

📱-" Waalaikumsalam.. ganggu ya kak? Cuma mau kasi lihat wajah kakak aja pada ibu,aku di rumah sakit,baru selesai bersihin ibu" Hasya memberikan laporan kepada sang kakak,sudah hal biasa mereka saling bercerita apa yang mereka lakukan saat tak bersama.

📱-" Alhamdulillah..ga ganggu kok, kebetulan baru selesai nih,bentar lagi juga balik ke hotel,ibu apa kabar dek?" Safea pasti akan menanyakan tentang sang ibu,wanita kesayangan nya dan penyemangat hidupnya.

📱-" Alhamdulillah sudah lebih baik,nih ibu.." hasya mengarahkan kamera ponselnya pada sang ibu,membuat kakak nya tersenyum hangat, antara bahagia dan haru.

📱-" Assalamualaikum Bu... doakan Fea baik-baik saja ya dan di lancarkan semuanya,ibu juga cepat sehat ya,kita bisa kumpul bareng lagi" itulah kata-kata yang selalu Safea minta pada sang ibu, seakan ia menyimpan beban dan masalh yang cukup besar.

Safea tersenyum melihat sang ibu mengagguk di sertai senyuman lembut,syurga nya itu begitu sangat menyayangi nya dan sang adik,wanita hebatnya, Safea begitu terharu saat melihat sang ibu berusaha sedikit mengangkat dan melambaikan tangannya.

📱-" Ibu sudah bisa gerakin tangan ya?" Terdengar begitu besar harapan Safea akan kesembuhan sang ibu.

📱-" Alhamdulillah kak,kata mbak perawat mulai pagi tadi, makanya aku ke sini,tadi mbak perawat yang laporan perkembangan ibu,udah bisa bicara pelan-pelan juga" lapor Hasya pada sang kakak.

📱-" Alhamdulillah... kakak insyaallah akan pulang Minggu depan,di peringkat satu Minggu waktunya, karena ada beberapa job lain di Indonesia,tapi di solo sepertinya " Safea melaporkan tentang kepulangan nya yang di percepat.

📱+" Kakak hati-hati ya,ingat jaga kesehatan,salam buat mbak Mira,Hasya sebentar lagi pulang,ga berani terlalu malam,takut di marahin" Hasya memberikan sedikit kode pada kakak nya.

Ya Hasya dan safea selamat untuk tidak dulu mengatakan tentang pernikahan Hasya dengan Ezar, mereka takut sang ibu akan kepikiran karena tiba-tiba Hasya menikah dan akan merasa terpukul jika sampai tau bahwa biaya operasi nya yang begitu besar di tanggung oleh Ezar.

Karena memang uang Safea hanya cukup untuk biaya perawatan dan biaya perawat yang menjaga dan mengurus kebutuhan ibunya ibunya,Hasya sibuk dengan kuliah, sedangkan Safea sibuk dengan pekerjaan nya,jika ia tidak bekerja maka perekonomian keluarga mereka akan hancur dan lebih parahnya lagi,sang ibu tidak akan bisa mendapatkan perawatan terbaik.

Safea menempatkan ibunya di ruang vip,ia tak akan tega ibunya di tempatkan di ruangan biasa saja,bukan satu atau dua hari ibunya harus menjalani perawatan,terlebih hampir satu tahun ibuknya itu dalam keadaan koma dan di tempatkan di ruang ICU,maka jangan di tanya berapa besar biaya yang harus ia keluarkan, untungnya sang adik kuliah dengan beasiswa penuh.

Dan saat belum menikah,Hasya juga sesekali membantu Nadira di cafe ibu sahabat nya itu, dengan menjadi pelayan, seperti saat malam Minggu dan hari Minggu,itu lumayan cukup untuk menambah uang saku yang ia dapatkan dari kampus nya.

Hasya memang memiliki mobil,dan itu adalah hadiah dari Safea,mobil itu juga tidak sepenuhnya dari uang Safea, sebagian uang nya dari hasil penjualan mobil almarhum sang ayah yang sudah rusak parah karena kecelakaan, sehingga Safea memutuskan untuk menjualnya, karena setiap melihat mobil itu, mereka akan terus mengingat betapa sakit nya peristiwa maut itu dan semuanya adalah awal kehancuran keluarga mereka.

" Apakah dia baik pada mu dek?" safea bertanya serius saat Hasya sudah mengalihkan panggilannya ke panggilan biasa.

" Alhamdulillah baik kak, kenapa kakak nanya gitu? Kakak ga perlu khawatir" Hasya berusaha untuk menenangkan hati sang kakak.

" Dek boleh kakak minta satu hal ke kamu?" suara Safea terdengar serius saat mengatakan itu.

" Apa kak?"

" Kalau bisa, usahakan sebisa mungkin kamu jangan dulu hamil ya,bukan apa-apa, pernikahan kalian dadakan dan tersembunyi, sayang kan kalau nanti kamu mendapatkan tawaran beasiswa S2, siapa tau kamu ada kesempatan untuk berkarir lebih baik dek" Safea menyebutkan permintaannya dan segera menjelaskan maksud dari permintaan nya itu,agar sang adik tidak merasa curiga dan khawatir.

" Akan aku usahakan ya kak,kalau dia ga menuntut hal itu" Hasya berusaha untuk tetap tenang walaupun dalam hati ia merasa heran dengan permintaan kakak nya.

Hasya tau sang kakak memiliki alasan lainnya,bukan cuma tentang beasiswa, karena Hasya sudah sangat tau, untuk beasiswa S2,para penerima beasiswa tidak di larang untuk menikah, asalkan mereka bisa mempertahankan kualitas mereka, itu yang Hasya tau tentang beasiswa dari yayasan yang memberinya kesempatan itu.