NovelToon NovelToon
Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang / Fantasi Wanita
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Wan Yurui terbangun kembali saat usianya masih belia. Ingatan di dua kehidupan itu melekat kuat tidak bisa di hilangkan. Satu kehidupan telah mengajarinya banyak hal. Cinta, benci, kehancuran, kehilangan, penghianatan dan luka.

Di kehidupan sebelumnya dia selalu diam di saat takdir menyeretnya dalam kehampaan. Dan sekarang akankah semua berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyergapan di lembah kecil dan lembah besar

Memasuki waktu malam hari Pengawal Hui An baru berani masuk kedalam kamar pengantin setelah mendengar isyarat dari Panglimanya. "Tuan muda, prajurit bayangan telah siap."

"Segara bergerak."

"Baik."

Malam itu juga pergerakan di lakukan sesuai rencana.

Tanpa mengganti gaun pengantin dengan pakaian biasa mereka langsung menyerbu lembah kecil. Sedangkan di lembah besar semua prajurit bayangan juga sudah melakukan pemblokiran. Tidak ada yang bisa melawan ataupun keluar dengan mudah dari lembah itu.

"Kalian siapa?" Yong Lin yang merupakan ketua utama di lembah kecil berdiri tegap di lantai tiga. Dia memperhatikan keadaan di sekitar yang sudah di penuhi penyusup.

Dari arah pintu masuk, dua tamu undangannya berjalan santai di tengah barisan orang-orang berjubah hitam.

"Serang," teriak Yu Xiao kuat.

Ttreenggg...

Sreeenggg...

Pertarungan tidak dapat terhindarkan lagi. Wan Yurui dengan pedang di tangannya juga terus menyerbu tanpa henti.

"Jaga istriku," ujar Yu Xiao memberikan perintah kepada pengawalnya.

"Baik."

Pengawal Hui An segara membantu Wan Yurui.

"Dia bilang apa?" Wanita itu justru terdiam dengan kebingungan. "Dia bilang istriku!" Senyumannya merekat di saat kesadarannya pulih kembali.

"Nyonya."

Ttreenggg...

Sseetttt...

Pengawal Hui An dengan sigap menghabisi penjaga yang hampir saja menyakiti Nyonya mudanya.

Buukkk...

Tendangan kuat di lakukan membuat beberapa pria terpental jauh.

Seeettt...

Setiap sayatan tepat di bagian titik vital.

Brkakak...

Perlawanan dari kedua belah pihak menjadikan tempat itu sebagai kuburan massal.

"Bunuh dia," teriak Yong Lin yang mulai merasakan takut. Sudah banyak penjaga miliknya yang terbunuh. Membuat dirinya tidak lagi bisa bersembunyi dengan tenang.

Sreettttt...

Setiap langkah yang di lakukan Yu Xiao selalu mendapatkan satu nyawa di bawah tebasan pedangnya.

Darah menyiprat kesegala arah membuat dinding dan lantai di lapisi warna merah kental.

Siiingggg...

"Ahhhhh..." Yong Lin tersungkur kelantai dengan pedang menekan lehernya.

"Bawa dia." Tatapan Yu Xiao menajam.

"Baik." Dua prajurit bayangan membawa Yong Lin pergi dari tempat itu.

Di lantai bawah Wan Yurui juga telah duduk santai menikmati kastanye goreng. "Sayang sekali, hanya kastanye ini yang masih bisa di makan." Memperhatikan kekacauan yang ada di sekitarnya.

Semua prajurit bayangan yang ada di sana langsung membersihkan semua mayat.

Yu Xiao melangkah menuruni tangga sembari memperhatikan wanita yang tengah bersantai. Tepat di hadapannya dia berkata, "Kamu memang wanita berbeda."

"Kamu mau?" Wan Yurui menyodorkan kastanye goreng yang ada di tangannya.

Yu Xiao memalingkan wajahnya. Melangkah pergi meninggalkan wanita itu.

"Suamiku tunggu." Dengan cepat menyerbu lengan kekar itu. "Kenapa kamu berubah dingin lagi? Bukankah kamu sendiri yang bilang jika aku adalah istrimu. Pernikahan bahkan sudah kita lakukan bersama." Tatapan manja Wan Yurui membuat Yu Xiao tidak mampu menatap matanya terlalu lama.

"Diam."

"Kamu meminta Hui An untuk menjagaku dan bilang jika aku adalah istrimu. Kamu mengakui pernikahan yang kita lakukan, bukan." Wan Yurui terus bergelayut di lengan kekar itu. "Katakan. Kenapa kamu hanya diam."

"Em."

Gumaman pelan itu membuat Wan Yurui bahagia. "Suamiku, apa kita akan kembali sekarang?"

"Ya."

"Memiliki suami yang hemat kata juga cukup menyenangkan," ujar wanita itu penuh semangat.

Yu Xiao hanya bisa pasrah dengan nasibnya. Harus hidup bersama wanita yang terus menerus berbicara tanpa henti. Tapi dalam hati terdalamnya kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan telah merangkul kuat dirinya. Dia merasa penantian semunya selama ini telah terbayarkan. Kehampaan di hatinya juga terisi kembali. Dan penyesalan yang tidak pernah ia pahami menemui titik temunya.

Hingga detik ini ia masih belum bisa memahami mengapa semua perasaan itu ada dan mengikat dirinya.

Dua hari setelahnya rombongan melakukan perjalanan kembali kebarak militer pasukan Liangyu.

Di dalam kereta yang melaju Wan Yurui duduk di hadapan suaminya. Dia menatap wajah dingin yang selalu memikat hatinya. "Xiao Xiao."

Panggilan itu membuat bulu kuduk Yu Xiao bangkit. Dia membuka kedua matanya menatap dingin kearah istrinya. "Bicara dengan benar."

"Kamu tidak menyukai panggilan ini? Padahal panggilan ini terdengar sangat imut. Bukan kah begitu Xiao Xiao," ujar Wan Yurui menggoda.

"Diam atau keluar."

Dreeekkdaakkk...

"Aaaa..."

Wan Yurui melompat begitu saja menuju pelukan suaminya. Kereta hanya melewati lubang kecil. Namun guncangan kecil itu telah menjadi kesempatan emas bagi wanita itu memanfaatkan situasi yang ada.

"Minggir." Suara Yu Xiao terdengar lirih. Ludah pahit sudah di telan berulang kali.

Wan Yurui mendekatkan wajahnya. "Kita sudah menikah. Tidak perlu malu." Senyuman indahnya membuat jantung Yu Xiao berdetak lebih kencang. Kedua lengan Wan Yurui di kaitkan di leher suaminya. "Suamiku." Mendekatkan wajahnya.

"Panglima, sebentar lagi akan turun hujan. Apa kita akan berhenti atau melanjutkan perjalanan?" Pengawal Hui An membuka pintu kereta tanpa aba-aba. "Maaf." Menutup kembali pintu kereta dengan cepat. Tangannya langsung bergetar menyaksikan kemesraan yang ada di dalam kereta. Dia benar-benar lupa jika saat ini panglimanya telah menikah.

Wan Yurui langsung turun dari pangkuan suaminya. Dia mundur dan duduk kembali dengan tenang. Rasa malu terlalu kuat menekannya.

Yu Xiao menatap dengan senyuman melihat tingkah tidak terduga dari istrinya. Wajah malu wanita itu menghangatkan hatinya.

Sesampainya di barak militer Liangyu. Yu Xiao kembali ke kamar pribadinya. Dia menyiapkan surat nikah agar pernikahan mereka sah secara negara. Dengan begitu tidak akan ada lagi yang meragukan pernikahan mereka. Setelah surat nikah siap pria itu mendatangi istrinya di tenda tamu khusus. "Surat pernikahan sudah jadi. Hanya membutuhkan cap jari dan tanda tanganmu saja." Memberikan surat berwarna merah.

Wan Yurui mengambil surat itu. Dia menatap diam untuk beberapa saat. Senyuman di wajahnya menggambarkan kebahagiaan, kesediaan dan penantian yang sangat lama.

"Jika kamu masih bimbang aku tidak akan memaksa. Pernikahan kita memang terjadi dengan tiba-tiba. Tentu akan membuatmu merasa di rugikan," ujar Yu Xiao menjatuhkan pandangan matanya.

Mendengar itu Wan Yurui segara menandatangani surat nikah itu. Dia menengadahkan wajahnya menatap wajah suaminya. "Aku tidak pernah merasa di rugikan. Bisa menikah dengan dirimu adalah sebuah anugerah terindah untukku." Air matanya menetes.

Yu Xiao menatap dengan senyuman. "Setelah surat nikah di setujui Kekaisaran. Aku akan mengadakan pesta megah untuk pernikahan kita."

"Aku sangat menantikannya."

Meskipun mereka berdua telah menikah secara adat istiadat tapi tanpa surat resmi kekaisaran. Pernikahan belum bisa sepenuhnya di akui. Di tambah identitas Yu Xiao yang merupakan Panglima tinggi juga Raja kecil di Kekaisaran Yun.

Melalui bantuan Pangeran ketujuh yang telah berhasil meyakinkan Kaisar Yun. Surat nikah secara resmi di setujui dan di kirimkan langsung oleh pejabat yang di tunjuk. Beserta dekrit pernikahan untuk Raja kecil Xuanyu.

Di lapangan militer Yu Xiao masih di sibukkan dengan pelatihan prajurit baru. Setiap ada perekrutan prajurit baru dirinya selalu hadir untuk memastikan kestabilan tubuh setiap prajurit.

"Bagaimana?"

"Panglima, semua prajurit baru berjumlah enam ratus orang. Semua memiliki ketahanan tubuh yang kuat. Sangat sesuai dengan yang kita butuhkan."

Wakil Jenderal Shi Dao datang dengan terburu-buru. "Panglima pihak istana telah datang."

Senyuman samar terlihat di wajah Yu Xiao. Meskipun hanya sebentar namun bisa menggambarkan kebahagiaan yang ia rasakan.

1
Datu Zahra
baru bahagia dah dibikin nangis lagi, thor kita gak temenan ya 🗡🗡🗡🗡
Sri wulandari: Waduh.🤧
total 1 replies
Arix Zhufa
kisah percintaan yg selalu tragis
sahabat pena
ya berpisah lagi nangis bombay berjamaah 😭😭😭😭
Imas Fatimah
thor....kenapa dirimu kejam,memisahkan mereka apa tdk ada cara lain???
Mineaa
Ya Ampuuunnn thorrrrrrr....
kenapa jadi begini......😭😭😭😭😭😭
sahabat pena
akhirnya bahagia 😍😍💕
Imas Fatimah
akhirnya....merasa lega🙃
Arix Zhufa
berarti mereka ber 2 sama² mempunyai ingatan kehidupan sebelumnya
Imas Fatimah
ada jalan keluarnya dong pengen happy ending,,
sahabat pena
menegangkan dan terhura😭😭😭😭
Datu Zahra
karyamu selalu keren thor, top
Sri wulandari: Terima kasih sudah setia mengikuti kisah Wan Yurui kk.❤️🌹🤗
total 1 replies
Mineaa
Astaga.......dag...dig...dug..... Thooorr...😶‍🌫️
SaRW
Keren Thor ...Tengkiuuu sdh up date
Sri wulandari: Siap kk.🤗
total 1 replies
Imas Fatimah
lanjut thor,lg seru inih
Sri wulandari: Sedang di usahakan kk.🤗
total 1 replies
Imas Fatimah
semoga bisa ketemu kembali dg istri tercinta🙂
Suci Muji Asih
/Drool//Drool//Ok/
Suci Muji Asih
tanggung amat/Grin/
Imas Fatimah
omg!mudah2an Wan Yurui beserta bayinya selamat.
Imas Fatimah
mudah2 masalah cepat selesai dan ada jalan keluarnya
Imas Fatimah: semangat up lg thor
total 1 replies
Imas Fatimah
aduh...mulai muncul konflik nih🤦‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!