Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 17 Pertemuan tidak Sengaja
Aira nampak berbeda pagi ini, ia terlihat manis dengan dress motif bunga berwarna biru muda yang di padu dengan hijab warna senada. Aira terlihat lebih fresh dan lebih modis dari biasanya. kemarin waktu ia jalan-jalan dengan sahabatnya Aline ia dipaksa Aline untuk membeli beberapa stelan baju termasuk yang kenakan pagi ini.
Aira mematut dirinya di depan cermin. senyum sumringah nampak menghiasi wajahnya. ia lalu turun untuk sarapan.
Yusuf yang sudah lebih dulu duduk di ruang makan sedikit terkejut melirik penampilan Aira pagi ini.
Tumben dia tidak norak! batin Yusuf sembari menikmati makan paginya.
"Mas nanti aku pulang terlambat sedikit. aku mau pergi dengan Aline"
Yusuf hanya diam tidak menggubris ucapan Aira. ia meraih gelas air putih meneguk isinya hingga habis.
"Terserah" kata Yusuf sebelum melangkah pergi.
Aira sudah terbiasa dengan tingkah dingin Yusuf padanya. meski terkadang ia juga sakit hati tapi Aira mencoba untuk tidak memasukan ucapan ketus Yusuf kedalam perasaannya. ia harus tetap waras di tengah pernikahannya yang carut marut.
Aira selesai dengan sarapannya ia bergegas berangkat bekerja.
***
Yusuf duduk di ruang kerjanya di kantor. ia baru selesai meeting dengan koleganya. sekretarisnya datang menghampiri sembari meletakkan dokumen di hadapan Yusuf.
"Ini dokumen yang bapak minta" kata sekretaris Yusuf bernama Tari.
"Apa schedule saya selanjutnya Tari?"
"Ada meeting dengan pengacara yang menangani kontrak kerjasama dengan kolega baru bapak, yaitu dari PT Tecno"
"Di kantor atau di luar meetingnya?"
"Di luar pak, di restoran Padang tempat biasa"
"Oke" kata Yusuf.
Yusuf merapikan jasnya, ia bergegas pergi ke restoran Padang yang menjadi langganan para eksekutif untuk meeting. disana tempatnya menyenangkan dan masakannya juga enak. Yusuf berencana sekalian saja ia makan siang jadi Yusuf menelpon Diandra untuk ikut bersama dirinya.
Sementara itu Alan pergi menemui Aira di kantor percetakan. ia ingin mengucapkan terimakasih sekaligus mengajak Aira makan siang bersama.
"Sebagai ucapan terimakasih bagaimana kalau saya mengajak mu makan siang bersama?" tanya Alan.
Aira terlihat ragu, ia tidak terbiasa pergi berdua saja dengan pria. apa lagi duduk makan siang berduaan rasanya sedikit aneh.
"Hmm kau boleh mengajak teman jika canggung pergi berdua saja dengan ku" kata Alan penuh pengertian.
Alan bisa menebak karakter Aira yang polos dan santun. ia yakin Aira tidak pernah pergi berdua saja dengan pria. dilihat dari penampilannya dan juga gerak geriknya, Alan jadi tertarik dan semakin penasaran dengan Aira. apalagi pagi ini Aira terlihat manis dengan stelan biru muda yang di kenakannya.
"Boleh saya ajak teman?"
"Tentu saja" jawab Alan tersenyum menatap mata Aira yang berbinar polos.
"Aline boleh ikut?" tanya Aira.
"Oke, boleh"
Aira tersenyum pada Alan untuk pertama kalinya setelah beberapa kali mereka bertemu. senyum itu membuat Alan terpesona. baru kali ini ia melihat gadis seperti Aira.
Akhirnya Alan, Aira dan Aline pergi bertiga. Alan mengemudi sembari tertawa mendengar Aline membahas huruf depan dari nama mereka bertiga yang sama. sama-sama berinisial A.
"Apa ini kebetulan?" tanya Alan iseng.
"mungkin bukan kebetulan pak, tapi takdir" sahut Aline yang duduk di kursi belakang.
Aira yang duduk di samping Alan tersenyum, ia jadi ikut geli sendiri dengan pembahasan huruf depan nama mereka.
"Sepertinya kita harus membeli aksesoris yang sama yang berawalan huruf A" kata Aline.
"Boleh juga saya setuju!" sahut Alan.
Aira mengerutkan keningnya, rasanya itu berlebihan. untuk apa membeli barang yang sama secara mereka bertiga bukan teman. jika Aira dan Aline keduanya memang bersahabat tapi Alan, Aira tidak menganggapnya sebagai teman.
"Bagaimana Aira apa kau keberatan jika kita memberi barang dengan awalan huruf A?" tanya Alan.
Aira terdiam berpikir sembari melirik Aline yang senyum-senyum tidak jelas.
"Bagaiman kalau gelang saja?" belum sempat Aira mengiyakan pertanyaan Alan, sahabatnya Aline sudah memberi ide lagi.
"Gelang? wah itu ide bagus"
Aira hanya menggeleng kepala tidak habis pikir dengan Alan dan Aline. harusnya mereka berdua itu berjodoh karena sepemikiran terus sejak tadi.
Alan membelokkan mobilnya di pelataran rumah makan Padang yang terkenal.
"Oh ya maaf ya bisakah kalian menunggu sebentar karena saya mau meeting dulu dengan klien" kata Alan.
Aira mengangguk tidak keberatan begitu juga Aline.
"Terimakasih Aira" kata Alan.
"Oh cuma Aira saja yang di beri ucapan terimakasih?" sindir Aline sembari menggoda Alan dan Aira.
Aira langsung salah tingkah ia mencubit lengan sahabatnya itu.
"Kau juga Aline, terimakasih sudah menemani Aira dan saya" kata Alan sambil memandang wajah Aira yang menghindari tatapannya.
Aira dan Aline menunggu Alan yang sedang meeting di lantai dua. mereka memilih spot di pojok ruangan lantai satu dekat kolam ikan. dari spot itu bisa nampak pemandangan meja lain dan juga halaman samping rumah makan Padang yang asri.
"Selamat siang maaf saya sedikit terlambat" kata Alan mengulurkan tangannya pada kolega yang sudah menunggunya.
"Perkenalkan saya Alan, pengacara yang akan mendampingi PT Tecno" kata Alan.
Seorang pria dengan wajah tidak ramah dan stelan jas rapi berdiri dari duduknya menyambut uluran tangan Alan.
"Saya Yusuf Ibrahim dari PT Sinar Surya"
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong