karena sebuah kesalahan yang sebetulnya kecelakaan membuat elgard harus bertanggung jawab, membuat hidup nya yang damai berubah jungkir balik
kehidupan yang terlalu menyenangkan harus berakhir di tangan sang papa akibat menarik segala yang di punya, yang biasanya elgard selalu bebas melakukan apa saja dan senakal nya elgard tidak pernah membuat papa semarah ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Jee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29.
..
...
"kenapa? " tanya key menatap kelana tajam
"ma.. maaf" kelana langsung berbalik gugup dan takut melihat tatapan key
"kenapa masih berisik sih kel! " ucap ICEL kesal, bukan nya di kecilin omongan nya tapi malah ketawa ketawa.
"takut gua cel banyakan, nanti di keroyok gimana? " ucap kelana dramatis
"kebiasaan" celetuk Mia yang masih rebahan
"lu aja cel sana! " suruh lala
"iya kasihan Anya nanti bangun" ucap Mia lagi
icel bangkit dengan kesal menyingkap kain pembatas itu kasar..
"bisa gak sih suara kalian di kecilin!! " omel ICEL menatap tiga orang yang tengah main game
"kenapa marah marah lu? " ucap Vano sinis,
"kalau mau main game di luar sana ini tempat orang sakit!! lu coba ngertiin orang kek! temen gua lagi sakit dan lu di tegur bukan nya diam malah jadi jadi" omel icel panjang lebar
karena omelan si ICEL alias celia ini membuat nyawa yang sempat melayang kini terkumpul kembali, El duduk karena terganggu mendengar suara ICEL, begitu juga dengan Gio yang hendak marah marah karena telah mengganggu tidur nya.
teman nya ketawa mah udah biasa di tongkrongan tidur dengan suara begitu, nih kalau ngomel ngomel kuping gak tahan
"siapa yang sakit? " tanya El
"Plis bilangin temen lu jangan berisik! kasihan temen gua sakit perut.. awas kalau temen gua ampe bangun gua sunat lu pada!! " ucap ICEL marah marah
"lu berisik gitu bikin teman lu bangun! malah ngajak ribut" bukan El yang jawab tapi Gio
bener kata Gio Anya bangun karena mendengar suara ICEL yang marah marah.
"astaga An, lu kebangun juga jadi nya! " ucap kelana mendekati Anya
"mau kerumah sakit? " tanya lala khawatir
"siapa sih yang berisik ganggu aja, gua butuh tidur ya allah awas aja tuh orang" bukan nya menjawab Anya malah geram, padahal mood nya jelek makin jelek
"si icel negor malah berantem mungkin" ucap Mia yang duduk juga ketika melihat Anya turun dari tempat tidur
"awas aja tuh orang! " omel nya
Anya mendekati mereka dengan perasaan jengkel
"Pada ngapain sih! berisik tau gak!! " ucap Anya menatap mereka dengan kesal
"tuh kan temen gua kebangun" ucap icel kesal
"kan suara lu yang marah marah kegedean" jawab Vano
"diam lu pada! kalau gak bisa diam pergi dari sini!! ganggu orang aja, lagian lu cowok di tegur itu ngerti bukan malah jadi jadi.. Awas lu berisik!! " Anya kesal sungguh, malah melihat wajah songong teman teman El lagi, . sedangkan el yang mendengar suara Anya mendekati mereka memilih berbaring pura pura tidur
"iya neng, jangan marah marah nanti cantik nya ilang lo.. tadi yang negur marah marah ngajak berantem bukan kita.. " ucap bara pelan plus nyengir
siapa yang gak kenal sih Anya, kang roasting bermulut tajam. mending nyari aman dari pada di roasting nanti, El aja yang tadi nya bangun malah baring lagi saking gak mau berurusan sama tuh cewek
Gio melirik El heran,
"ck, emang siscon si El" gumam Gio dari hati
"pergi dari sini! " usir Anya melihat mereka baik baik aja
"gak bisa gitu dong, teman kita habis kecelakaan! " celetuk Gio membuat Anya melirik ke arah nya
"kalau nemenin gak usah berisik, kalau berisik pergi aja! "
"gak apa apa kita pergi tapi mau lu yang nungguin? nanti kalau mati gimana? dia gak sadarkan diri dari tadi" ucap Gio menjaili Anya,
si Anya malah percaya aja, ekspresi Anya berubah, tampak khawatir karena tentu tau siapa yang tidur disana meski ketutup sama mereka
"oh gitu.. jagain aja! " celetuk Anya lalu berbalik mau tidur lagi
"oh iya.. gua denger lu dari binus ya? " tanya Gio . rasa nya gak puas mengerjai anya
"iya, kenapa emang? " tanya anya yang kembali melihat mereka.
"lu pasti kenal kan sama dia? tolong bilang mak nya dong, kasihan gak sadar sadar tadi jatuh" ucap Gio meyakinkan
sedangkan Vano , bara dan key berusaha menahan tawa nya. Gio ada ada aja akal akalan nya
El yang diam dari tadi merutuki Gio yang mempermainkan anya. andai mereka tau anya lah adik nya sudah di hajar Gio sekarang juga
"kenapa gak lu tanya sendiri" jawab anya
"kan dia gak sadar" jawab Gio
"bawa rumah sakit lah, bodoh banget sih! " omel Anya , sebenarnya Anya khawatir juga El kok bisa jatuh sampe gak sadarkan diri
Anya pergi meninggalkan mereka mengambil minyak angin di tas nya, kemudian balik lagi kesana. teman teman Anya hanya mengikuti tampa bertanya
"lu mau apa? " tanya Gio yang tadi nya mau ketawa Anya malah balik lagi
"dia gak sadarkan dirikan? ya bantu sadarin lah!! ini bukan nya usaha malah berisik gangguin orang.. " celetuk Anya mendekati El
seketika Gio terdiam tampa kata kata, Gio gak berekspektasi Anya berinisiatif membantu El
gimana mau di sadarin, orang nya udah sadar. Mau tak mau Gio mundur membiarkan Anya begitu saja, sudah terlanjur
Rasanya rahang ketiga orang di sana pegal menahan tawa, ingin rasanya tawa mereka meledak. padahal El menghindari Anya makanya pilih pura pura tidur, eh Gio malah membuat Anya mendekati El
El yang emang berwajah datar dan tembok hanya diam gak ada ekpresi apa apa, seperti orang tidur beneran . biasa lah wajah El terbiasa tak tau malu kata kata Anya.
Anya membuka minyak angin yang beraroma stroberi mengoleskan ketelapak tangan El, mengoleskan ke leher agar rilex.
sumpah dalam hati El ingin mengumpati Gio, sebenarnya dia juga kangen sih diperhatiin Anya. maklum hampir sebulan Anya cuek, bicara seperlunya, bahkan gak ada lagi notif pengeluaran anya membuat el berpikir keras anya kenapa? seolah ingin membuat jarak dengan nya
minyak angin berpindah kepelipis El, lalu memberikan aroma terapi di hidung El.
El berusaha mati matian manahan diri agar tidak bangun. sekitar 10 menit anya masih di posisi itu, merasa pegal El juga gak bangun bangun anya kembali membasahi leher el lebih lama dengan minyak angin biar semakin rilex dan enakan
El malah merinding saat lehernya kembali di sentuh. akhir nya el mengalah matanya terbuka sempurna, menatap ekspresi serius anya. tangan nya memegang tangan anya yang berada di leher nya
"astaga! " anya kaget bukan main El bangun harusnya bangunnya nanti aja
"lu ngapain? " tanya El datar
"ah itu, bantuin lu doang.. " anya mencoba melepaskan pegangan tangan El tapi seperti nya El enggan melepaskan nya
"kenapa buru buru? " tanya nya pelan,
"padahal enakan loh" imbuh El lagi, anya mendadak meradang merasa di permainkan, mungkin saja El bangun dari tadi
"ck, dasar Sinting!! " ucap anya melepaskan tangan nya dengan kasar
El tak menjawab malah tertawa saja mendengar umpatan Anya.