Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa penasaran angga.
Tepat pukul 23.00 aurel samoai di depan rumahnya, lampu rumah aurel tampak sudah padam.
"apa perlu aku temani kamu masuk."
Tawar yudistira yang ternyata mengikuti aurel dari belakang, dengan segera aurel memalingkan wajahnya menatap yudistira yang ada di belakangnya.
"tidak, lebih baik kamu pulang."
"aku akan pulang jika kamu sudah masuk ke dalam rumah, aku ingin memastikan jika kamu aman."
Aurel yang tidak ingin berdebat segera menghubungi aulia, yang sepertinya sudah lelap tertidur.
Aulia yang sudah berada di dunia mimpi merasa tidur lelapnya terganggu mendengar getaran handphonenya yang berada di atas nakas.
"siapa sih, malam malam ganggu aja."
Aulia melihat sekilas layar handphonenya, melihat nama aurel dengan segera aulia bangkit dari tidur lelapnya.
aurel yang berada di luar bersama yudistira dia memilih memandang ke arah pintu yang masih terlihat tertutup rapat.
"sampai malam begini rel."
Tanya aulia sambil membenarkan tata letak rambutnya yang terlihat berantakan, dia tidak menyadari jika ada yudistira di sana berdiri dibelakang aurel.
"maaf tante, tadi aurel menemani saya sebentar bertemu kakak saya."
Yudistira tak enak hati karena sudah mengganggu waktu istirahat aulia.
"oh... Ternyata sama kamu, iya nggak apa apa. Lain kali pulangnya jangan malam malam ya."
"baik tante." ucap yudistira sambil menatap aulia yang terlihat menggangukan kepalanya perlahan.
"saya permisi pulang dulu tante."
Yudistira segera berpamitan pergi, setelah melihat kepergian yudistira
aurel mengajak masuk kedalam.
"sampai malam gini sih rel, kamu juga nggak hubungi mama kalau mau pulang terlambat."
Aurel bergelayut manja ke lengan aulia, dia selalu melakukannya ketika melihat aulia tampak kesal.
"maaf ma, tadi keasikan ngobrol."
Aulia menghela nafasnya, dia harus bersabar menghadapi anak semata wayangnya ini.
"ya sudah kamu istirahat sana, besok kamu kuliah nggak...?"
"baik ma, aku ada mata kuliah sekitar jam sembilan. jadi aku boleh dong bangun agak siangan besok."
Aulia membenarkan anak rambut yang menutupi wajah cantik aurel.
"baiklah, cuma besok aja ya."
Aurel menggangukan kepalanya, dia segera melepaskan rangkulan tangannya dan segera menuju ke kamarnya.
Sedangkan aulia kembali masuk kedalam kamarnya sendiri.
***********
Pagi harinya angga yang baru saja terbangun menatap plafon di dalam kamar kosnya, dia terlihat masih kesal karena aurel tidak menghubunginya dari kemarin mereka berpisah di kampus, padahal mereka kemarin baru saja jadian alias memulai memasuki hubungan pacaran.
"apa yang kamu lakukan kemarin rel, kenapa sampai sekarang kamu tidak menghubungiku."
Tatapan angga tampak kesal melihat handphonenya yang berisi beberapa chat, tapi tak satupun ada chat dari aurel.
"sengaja aku tidak menghubungimu kemarin, karena aku tidak ingin buat kamu terbebani karena berbagai isi chatku."
Batin angga sambil menaruh handphonenya di atas nakas.
pagi ini angga memutuskan akan berkunjung ke rumah aurel, dia ingin melihat sedang apa aurel sekarang.
Angga bergegas menuju ke kamar mandi, dan dia akan menujukan kesempurnaan tampilannya di depan orang yang baru kemarin menjadi kekasihnya.
Satu jam lebih angga menyelesaikan semuanya, kini angga tampak segar dengan kaos putih dan kemeja kotak kotak warna hitam dan celana levis panjang, tak lupa dia memakai sepatu nya.
Dengan hati hati yang bersemangat angga melajukan motor sportnya ke kediaman aurel, walau angga tahu jika hari ini tidak ada jam mata kuliah pagi.
Tak sampai setengah jam angga sudah sampai di depan kediaman aurel, terlihat pintu rumah aurel yang masih terbuka lebar. Dengan senyum menggembang angga segera turun dan berjalan mendekati pintu rumah aurel, terdengar suara aulia yang sedang mengobrol dengan oma ana.
“Pulang malem di anterin Yudistira ma.” Ucap aulia yang belum menyadari kedatangan angga.
“Tapi mama lihat dia anak baik dan bertanggung jawab, buktinya dia anter sampai rumah.”
Oma ana dan aulia yang bersiap akan ke toko segera berbenah, saat mereka akan keluar aulia di kejutkan dengan angga yang berdiri mematung melihat aulia dan oma ana.
“Angga… sejak kapan kamu datang ke sini.”
“Baru saja datang tant, oma sama tante mau ke toko ya..”
Seperti biasa angga menyalami aulia dan juga oma ana, dengan senang aulia menyambut uluran tangan angga.
“Iya, tapi aurel masih tidur kelihatannya. Bentar tante bangunkan dulu dia ya…”
Aulia segera masuk ke dalam rumah, dia segera membangunkan aurel yang terlihat masih tertidur dengan lelap.
“Rel bangun, di luar ada angga. Mama dan oma mau ke toko, kamu bangun dong, kasian angga nunggu kamu di depan.”
Aurel yang mendengar aulia mengatakan kedatangan angga segera terbangun, sampai aulia mengernyitkan ke dua matanya melihat reaksi berlebihan aurel.
“Tidak biasanya kamu langsung bangun dengar nama angga.”
Aurel yang rasanya seperti orang yang kepergok, hanya tersenyum.
“Eh… anu ma, aku lupa ada janji sama angga hari ini. Ya sudah kalau mama mau ke toko, nanti aku sama angga langung berangkat kuliah ya ma.”
Aulia yang melihat aurel segera masuk ke kamar mandi memilih segera keluar, dia hari ini harus berangkat awal ke toko Karena ada pesanan yang harus di ambil.
“Mama berangkat dulu ya, soalnya orang yang mau ambil pesanan sudah sampi di depan toko.” Teriak aulia agar aurel mendengarnya.
“Oke ma…” seru aurel dari dalam kamar mandi.
Sedangkan angga yang mengobroll bersama oma ana di depan terlihat asik di ruang obrolan mereka, aulia segera mendekati oma ana.
“Kita berangkat sekarang ma, oh iya angga. Aurel lagi mandi kayaknya, kamu tunggu aja di sini.”
Angga menganguk patuh, dia akan memilih menunggu aurel di luar teras.
“Tante dan oma mau berangkat sekarang…?”
“Iya, maaf tante nggak bisa buatin kamu minuman. Soalnya orang yang mau ambil pesanan sudah nunggu di toko.”
“Nggak apa apa tant, nanti kalau perlu saya buat sendiri minumannya.”
Oma menepuk pelan lengan kekar angga.”
Iya ngga apa apa, biasanya aurel nggak buatin kamu minum kalau nggak di paksa mamanya.”
Senyum tawa terlihat dari ketiga orang tersebut, obrolan yang terlihat mengasyikkan harus berhenti saat aulia dan oma ana pergi dari depan angga.
Sedangkan aurel yang baru saja mandi, segera bergegas keluar menemui angga yang terlihat sedang duduk di depan teras menatap ikan peliharaan aurel.
“Ehem… asik bener lihat ikannya cak.”
Mendengar panggilan aurel tatapan angga menjadi berubah tajam, jujur dia sebenarnya suka dengan panggilan aurel untuknya. Tapi itu dulu saat aurel masih menjadi sahabatnya, angga ingin panggilan yang lebih baik dari pada panggilan aurel dulu untuk dirinya.
“Kenapa kamu lihatin aku seperti itu.”
Aurel menatap tajam ke arah angga, dia heran dengan pandangan yang di berikan angga.
“Bisa nggak kamu panggil aku sayang atau ..”
Belum selesai angga berucap aurel tertawa seketika, entah kenapa dia merasa geli sendiri mendengar angga yang tiba tiba menyuruhnya menganti panggilan kesayangan untuk angga.
“Hahaha… trus kamu mau di panggil apa…?”
Angga menatap tajam ke arah aurel yang masih tersenyum, angga sengaja mendekati aurel secara perlahan. Jujur angga gemas dengan aurel saat ini.
“Kamu sengaja menggodaku ya.” Angga menghentikan ucapannya sebelum meneruskan kalimatnya.
“Sayang…” bisik angga di telinga aurel.
Aurel yang mendapat bisikan dari angga di telinganya merasakan ketegangan yang belum dia rasakan, gelengan aneh di tubuh aurel dapat aurel rasakan.
“Eh.. anu.. ngapain kamu dekat dekat.”
Suara aurel terdengar kikuk melihat angga yang sangat dekat wajahnya, jantung aurel berdetak dengan sangat cepat. Angga tahu jika aurel tengah salah tingkah karena mendekatinya, dulu mungkin sebelum mereka menjadi sepasang kekasih aurel akan bersikap arogan dengan angga mungkin dengan memukul lengannya atau mendorongnya.
Tapi sekarang aurel tengah salah tingkah, dan dia seperti bukan aurel yang dulu. Senyuman angga seketika terbit di kedua bibirnya, melihat aurel yang terdiam.
“Ayo…” angga menarik lengan aurel untuk masuk ke dalam rumah aurel, dia tidak ingin aurel dan angga menjadi konsumsi publik. Karena di perumahan yang di tinggali aurel saat ini, banyak orang yang berlalu lalang pagi ini.
“Eh… kamu mau ngapain masuk kedalam rumah.”
Suara aurel terdengar panik, angga tidak mempedulikan ucapan aurel.