NovelToon NovelToon
Sad Wedding

Sad Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Hal yang paling menyakitkan dalam kehidupan kita adalah bertemu dengan orang yang selama ini kita benci akan menjadi seseorang yang menemani hidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Mentari pagi telah berada di peranduannya. Sinar mentari pun telah masuk ke dalam celah kamar pasangan suami istri yang masih tidur dengan tubuh telanjang mereka dan hanya selimut yang mampu menutupinya. Aldi dan Anna masih setia tidur saling memeluk satu sama lain.

"Enghh.." sebuah erangan muncul dari mulut Anna. Anna membuka matanya merasakan sinar mentari pagi yang dengan lancang masuk kedalam kamarnya. "Sudah pagi." ucap Anna dengan suara khas orang bangun tidur.

"Diamlah Anna." ujar Aldi tanpa membuka matanya. Anna baru saja tersadar jika kemarin dia dan Aldi sudah baikan dan mereka telah melakukannya lagi. Dengan wajah merah merona Anna membalikkan tubuhnya dan melihat wajah suami tampannya yang masih setia menutup matanya. "Jangan memperhatikan ku Anna. Aku lelah, aku butuh istirahat." ujar Aldi sambil mengeratkan pelukannya seakan akan dia tak mau kehilangan Anna lagi.

"Al, aku harus mandi lalu memasak. Apa kau tidak lapar?" tanya Anna sambil menyentuh wajah sang suami dengan perlahan.

"Jika Aku lapar, aku bisa memakanmu Anna. Sudahlah kau diam saja. Biarkan aku tidur sambil memelukmu selama 30 menit, setelah itu kau ku lepaskan." ujar Aldi tanpa membuka matanya.

"Baiklah." ucap Anna pasrah dengan keputusan finall Aldi. Anna memeluk Aldi sama eratnya. Dia tak mau Aldi meninggalakannya, berpisah dengan Aldi selama tiga hari membuat Anna sadar jika cinta yang dia punya kepada Aldi selama ini tak pernah padam. Apalagi ketika Vio berkata bahwa selama ini Aldi lah yang lebih dulu mencintainya.

Lagi lagi pipi Anna sudah seperti kepiting rebus, merah merona. Dia mengingat akan setiap ucapan Aldi ketika mereka selesai melakukan aktifitasnya.

Flash Back.

Anna dan Aldi sudah mencapai kepelasannya. Aldi ambruk di atas tubuh Anna. Sedangkan Anna masih setia memeluk Aldi dari bawah. Dia tak perduli jika tubuh suaminya sudah lengket akibat keringat yang mereka hasilkan. Anna mengelus pelan tubuh Aldi lalu menegcup bahu telangjang Aldi.

"Ann.. Hentikan." ucap Aldi dengan mata terpejam.

"Kenapa? Aku menciumi tubuh suamiku sendiri." tanya Anna cuek tanра memikirkan dampaknya.

"Jika kau melakukan itu terus menerus, aku akan memintanya lagi Anna. Hentikan, kau sakit badanmu panas." ujar Aldi yang kini sudah menatap manik mata Anna. Manik mata yang selama ini selalu meneteskan air matanya. Karena kebodohan dirinya. "Maafkan aku Ann.." ujar Aldi lirih dan mencium kelopak mata Anna.

"Sudahlah, Al. Aku tak apa aра." исар Anna dengan senyuman yang masih mengembang di bibirnya. "Akh..." Anna mendesah ketika Aldi menggulingkan badannya ke samping kiri tubuh Anna dan saat benda itu keluar dari inti Anna.

"Anna." ujar Aldi sambil merapikan anak rambut Anna yang dia sisipkan di belakang telinga Anna.

"Hmm.." Anna bergumam menjawabi omongan Aldi.

"Aku ingin minta maaf ma kamu." ujar Aldi lirih. Anna yang mendengar lirihan Aldi kini dia membalikkan tubuhnya dan menatap wajah Aldi. "Aku telah melakukan banyak kesalahan, aku sudah melukai hatimu, aku tahu aku tak pantas mendapatkan maafmu, tapi, aku ingin kita memulai dari awal dan memperbaiki semuanya." Aldi melanjutkan kata katanya dengan menatap serius wajah Anna.

Anna yang tadi terdiam mendengar ucapan Aldi, hanya bisa tersenyum lalu memeluk tubuh suami yang dia sayangi dan dia cintai itu. "Aku sudah memaafkanmu sejak lama Al." ujar Anna tanpa melepas pelukan erat yang ada di tubuh Aldi.

"Anna. Aku serius." ucap Aldi sambil menarik bahu Anna. Hingga pelukan yang Anna berikan di tubuhnya terlepas.

"Aku tahu." ujar Anna dengan senyuman lembut lalu memeluk lagi tubuh suaminya. "Aku tahu Al. Jangan bicara lagi, aku lelah dan aku ingin tidur." ujar Anna dan menghirup erat aroma tubuh Aldi yang telah bercampur menjadi satu dengan aroma tubuhnya. "Aku mencintaimu Al." lirih Anna sambil menutup matanya.

Aldi yang sedari tadi memainkan rambut Anna tersenyum mendengar penuturan Anna. "Aku juga Mencintaimu Anna, Istriku." ujar Aldi membalas pelukan Anna dan menutup matanya hingga membawa dirinya dan Anna ke alam mimpi.

Flashback Off

Wajah Anna sudah merah kembali. Memikirkan permintaan maaf Aldi. Anna yang kini sedang berada di dapur dan memasak makanan yang Aldi sukai kini sedang tersenyum karena perubahan sikap Aldi. "Kamu masak apa?" tanya Aldi sambil melingkarkan tangannya di perut Anna.

"Ah, Al. Kau membuatku terkejut." ujar Anna sambil mengaduk aduk soup yang dia buat.

"Kamu sedang memasak apa?" Aldi kembali bertanya kepada Anna yang tadi tak menjawab pertanyaannya.

"Memasak Soup Ayam, Perkedel, Sambal, dan Ikan Gurame yang aku goreng kering." jawab Anna dengan girang. "Kamu suka?" Anna menanyakan hal yang membuat Aldi tersenyum.

"Tentu saja. Soup dan Ikan Gurame makanan yang aku sukai." ujar Aldi sambil menaruh dagunya di bahu Anna. Mengecupnya sekilas hingga membuat bahu Anna yang putih kini menjadi merah.

"Al, hentikan." ucap Anna sambil memejamkan matanya. "Aldi, apa kau tidak puas dengan tanda yang kau beri ke seluruh tubuhku tadi malam?" tanya Anna bersungut karena kelakuan Aldi.

"Aku masih lapar Anna." Aldi menjawab sekenanya hingga membuat Anna memutar bola matanya malas.

"Ya sudah kalau kamu masih lapar, makan nih." Anna menyodorkan perkedel yang masih panas kedalam mulut Aldi. Hingga membuat Aldi menggigit Perkedel itu dengan mata yang melotot kesal.

"An--pan--ass..." ucapan Aldi tak jelas karena uap panas yang ada di perkedel yang baru saja matang itu. Sedangkan Anna hanya bisa tersenyum melihat tingkah Aldi. Aldi segera meraih air minum yang ada di dalam lemari es dan meneguknya hingga habis. "Hya.. Anna, kau ini sungguh tega." ujar Aldi sambil mengerucutkan bibirnya.

Anna yang gemas dengan bibir Aldi tangannya mematikan kompor lalu berjalan ke arah Aldi.

'Cup'

Sebuah kecupan singkat dia berikan kepada suami yang dia cintai. "Sudah tak panas?" tanya Anna dengan lirikan nakalnya. Aldi yang tadi diam akibat tingkah Anna, kini menarik tubuh Anna dan melumat halus bibir Anna. Lumatan yang awalnya hanya biasa kini sudah menjadi sebuah ciuman panjang di dapur mereka.

"Waahh ... Bagaimana ini mataku sudah ternoda." ujar Vio memulai dramanya.

Aldi melepas ciuman mereka dan tersenyum sambil menyentuh bibir Anna dengan ibu jarinya. "Ada Vio, aku ke Vio sebentar." ujar Aldi lalu berjalan ke arah Vio. "Dasar kau pengganggu. Ikuti Aku" ujar Aldi sambil melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya.

"Anna, aku ke Aldi sebentar ya!" ujar Vio yang kini sudah melangkahkan kakinya. Dan di angguki oleh Anna dengan wajah merah padam.

Aldi Pov

Anna berhasil aku bawa kembali pulang, walau dia ingin tinggal ke apartemen bukan ke penthouse yang sudah aku siapkan untuk Anna. Tapi, biarlah yang terpenting aku sudah kembali lagi dengannya.

"Al,," suara Anna menarik ku ke dunia nyata. Dia berjalan mendekatiku dan duduk di sampingku. Setelah Aku, Vio, dan Anna sarapan pagi bersama Vio aku suruh kembali karena dia harus ke kantor menghandle semuanya. Karena aku masih ingin bersama dengan Anna.

"Kenapa kau disini?" tanyaku. "Kau harusnya istirahat Anna. Badanmu panas." ujarku sambil merengkuh tubuh rampingnya.

"Aku baik baik saja, Al." ucapnya dengan tersenyum. Senyuman hangat yang selama tiga hari ini telah hilang dan kini kembali. Seketika hatiku menjadi hangat akibat senyuman Anna.

"Ya sudah, ayo kita ke kamar." ucapku tanpa ada penolakan dan Anna yang sepertinya tahu akan hal itu hanya bisa tersenyum saat aku menarik tangannya agar mengikutiku ke kamar.

Anna dan Aldi kini berada di balkon kamar apartemen mereka, mereka disini bahagia karena bisa bersama lagi. Sedangkan di kantor, Vio di buat kalang kabut akibat ulah dari Mila, dia yang datang dengan emosi karena tak mengetahui dimana Aldi berada.

"Vio. Aldi dimana?" tanyanya yang sudah ke sekian kali dan hanya di jawab oleh Vio dengan mengangkat bahunya. "Vio, Aku bertanya denganmu sialan!" teriak Mila yang kini sudah di depan wajah Vio.

"Mila, bisakah kau berhenti bertanya? Aku pusing melihat kau yang selalu mengacau di perusahaan ini." ujar Vio geram. Dia sudah tak tahan dengan semua tingkah laku Mila yang datang ke kantor ini dengan seenaknya sendiri. Saat melihat ruang Aldi yang kosong dia malah marah marah di ruang kerja Vio. Dia sangat mengganggu. Ujar Vio dalam hatinya.

"Kalau kau tak mau ku ganggu, kau beritahu kepadaku. Aldi berada dimana?"

Vio meletakkan bulpoin yang tadi dia pegang lalu menatap Mila dengantajam. "Mila, mereka baru saja bersama. Baru saja berbaikan kenapa kau harus mengejar ngejar Aldi terus menerus? Dia sekarang sudah bahagia Mila. Jangan kau ganggu kehidupan mereka lagi." ujar Vio panjang lebar. Vio yang terkenal pendiam di kalangan semua temannya kini memberikan petuah kepadanya dengan panjang lebar.

Mila mengangkat tangan kirinya sebagai tanda dia tak mau mendengar ucapan Vio lagi, dan tanpa alasan dia keluar dari ruangan Vio. "Kenapa jantungku seperti ini?" lirihnya sambil memegang jantungnya. Jantung yang kali ini berdetak sangat cepat saat untuk pertama kalinya mendengar suara Vio.

Apa aku telah jatuh cinta lagi? Tanya Mila pada dirinya sendiri. Dengan cepat dia menggeleng gelengkan kepalanya. Tidak, aku tak mencintai Vio. Tadi aku hanya kagum saja kepadanya. Yah!! Hanya seperti itu. Cintaku tetap ke Aldi, dan akan ku lakukan segala cara agar Aldi kembali lagi kepadaku. Ujar Mila tetap pada pendiriannya yang tak mau goyah karena detakan jantungnya tadi.

Anna Pov

Sudah tiga minggu aku dan Aldi berada di apartemen kami. Jika kalian bertanya kenapa Aldi tak mau masuk kerja jawabannya mungkin akan membuat kalian menghembuskam nafas dengan kasar, "Karena aku tak mau kau menghilang lagi." Padahal, aku selalu bilang dan mengingatkan dia jika aku tak akan pergi lagi dari apartemen ini. Aku sudah menyadari kebodohanku, dan aku tak mau pergi sebelum Aldi yang dengan sendirinya menyuruhku untuk pergi.

Seperti biasa, aku memasak sayuran kesukaan Aldi yah walau beberapa hari ini aku merasa sensitiv atas Indra penciumanku, tapi aku selalu membuatkan masakan yang menurut Aldi pas dilidahnya dan juga selalu membuatnya nambah dengan senyum lebar di bibirnya.

"Anna. Aku berangkat kerja dulu." ujar Aldi yang kini sudah duduk di kursi makan. Aku yang sedari tadi mengaduk-aduk soup itu kini mengecilkan apinya dan membalikkan badan untuk menatap Aldi.

"Iya, nanti kalau pulang jangan lama-lama ya!" ujarku mendekat kearahnya dan membantunya memakaikan dasi yang dia biarkan di lehernya.

"Kau sama seperti yang dulu Ann. Saat dimana kita mau upacara kau selalu menungguku dan membenarkan dasi yang aku pakai." ujarnya dengan senyuman yang merekah di bibirnya. Sedangkan aku hanya tersenyum tipis dengan penuturannya. "Kau tahu? Kala itu aku selalu memperhatikan bibir merahmu itu Ann. Ingin sekali aku menciumnya walau sesaat." imbuhnya yang sukses membuat pipiku panas.

"Hentikan Al, kau membuatku malu." ujarku pelan sambil merapikan baju dan juga rambut suamiku. "Kamu sarapan di rumah apa--"

"Dirumah!!" ujar Aldi memotong pertanyaanku begitu saja.

"Baiklah, duduklah disini. Aku siapkan dulu makanan yang sudah jadi." ujarku lalu kembali ke dapur dan meraih beberapa piring untuk ku bawa ke tempat dimana Aldi berada.

Setelah menata semuanya kini aku dan Aldi makan dengan tenang. Hanya suara dentingan sendok kami yang saling bersahutan. Hingga akhirnya Aldi yang sudah selesai makan membuka suaranya.

"Nanti kamu ke kantor ya? Bawakan aku makan siang." ujar Aldi sambil meneguk air mineralnya sampai tandas.

Aku hanya mengangguk saja menyetujui permintaan Aldi. "Ingat sayang, datang sebelum jam makan siang. Karena aku masih merindukanmu." imbuhnya lagi dengan senyuman nakal.

Aku yang sudah selesai makan dan minum kini mengambil tas kerja dan jas yang biasanya Aldi pakai. Lalu mengantarnya ke depan pintu apartemen kami. "Aku akan datang sebelum jam makan siang." ucapku sambil tersenyum tulus kepadanya.

"Oh, iya. Kamu keluar saja dari tempat kerjamu yang sekarang. Aku nggak mau kamu kecapaian." ujarnya dan akh hanya menganggukkan kepalaku. Menyetujui setiap permintaannya jika itu bisa ku lakukan. "Baiklah, aku kerja dulu ya sayang." imbuhnya sambil mencium keningku. Lalu berjalan pergi dari lorong apartemen ini.

Aku kembali masuk dan membereskan berkas berkas yang mau aku berikan kepada manager ku. Yah, surat pengunduran diri. Berat sih jika aku keluar dari sana, tapi mau bagaimana lagi? Ini kan yang di inginkan oleh Aldi. Jadi aku harus menurut kepadanya.

Aurthor Pov.

Aldi kini sudah kembali ke rutinitasnya, begulat lagi dengan setumpukan dokumen dan juga beberapa berkas yang harus dia baca dan pelajari sebelum dia membubuhkan tanda tangan di atasnya.

Tok..tok..tok..

Ketukan pintu membuatnya mengangkat kepalanya. Ekor matanya melirik jam yang ada di atas meja kerjanya senyumnya mengembang saat dia berfikir jika Anna yang datang. "Baru jam sebelas." gumam Aldi yang masih tersenyum. Dia tak menyangka jika Anna benar-benar datang awal sebelum jam makan siang.

"Masuk." ucapnya dengan keras dan masih tersenyum memgingat istrinya telah datang.

"Aldi.." seketika tubuh Aldi menegang dan senyumannya pun telah pudar, dia tak berharap perempuan ini yang datang. Dia berharap Anna yang datang.

"Ada apa kau datang lagi?" tanya Aldi dengan sinis. Dia tak mau perempuan yang kini telah masuk ke ruangannya datang kepadanya.

"Al, aku merindukanmu." ujar perempuan tadi yang tanpa aba aba langsung memeluk Aldi dengan erat.

"Mila, lepas!"

"Tidak akan!! Aku hanya butuh ini Al. Biarkan seperti ini hanya untuk Lima belas menit saja." lirih Mila dengan mengeratkan pelukan di tubuh Aldi.

Aldi diam mematung mendengar ucapan Mila, dia tak membalas ataupun tak menolak pelukan itu hingga dia sadar jika ada wanita yang sudah melihatnya diambang pintu ruang kerjanya dengan tatapan sedih. "Anna." ucap Aldi dengan lirih, dia tak menyangka jika Anna dan Mila bisa datang seperti ini.

Aldi dengan kasar melepas pelukan Mila lalu keluar dari ruang kerjanya mencari dimana Anna berada. Hingga pandangannya tertuju pada sosok wanita yang sedang menyeka air matanya di depan Lift yang masih tertutup. "Anna tunggu." teriak Aldi yang tak memperdulikan tatapan heran dari semua karyawannya.

Anna memcoba menulikan panggilan Aldi, dia masuk ke Lift itu dan menekan angka 1 dan dengan perlahan pintu itu tertutup. Tapi, sebelum pintu itu tertutup dengan sempurna, tangan Aldi sudah masuk di sela-sela pintu Lift, hingga pintu itu kembali terbuka.

Dengan cepat Aldi menarik tangan Anna, "Lepas Aldi. Aku tak mau ikut denganmu." ujar Anna masih di tempatnya.

"Baiklah jika kamu tak mau keluar, aku yang akan masuk." ujar Aldi dan lalu masuk ke dalam. Saat Anna mau menekan Angka 1 Aldi malah menekan angka 30 dimana di sana adalah atap dari kantor ini.

Tingg...

Bunyi Lift telah terdengar, tapi anak manusia yang ada di dalamnya hanya diam tak membuka mulut mereka, Aldi yang menarik tangan Anna. Dan Anna yang diam saja tak menolak, Anna meremas baju yang dia pakai kuat kuat.

Dia tak menyangka jika dia akan di beri kejutan seperti ini dari Aldi.

"Anna, kau salah faham." ujar Aldi lirih. Tapi sang pemilik suara masih diam.

"Anna, bicaralah." ujar Aldi yang kini sudah menggenggam tangan Anna.

"Al, apa ini alasan kenapa kau menyuruhku untuk datang ke kantormu?" tanya Anna dengan pelan. Dan tak lama cairan bening itu kembali keluar. "Sakit Al, melihat kau dengannya seperti tadi." Anna terisak. "Apa ini balasannya karena aku mencintaimu?" Anna masih terisak, Aldi yang tak tega mencoba memeluk Anna. Tapi dengan segera tangan Aldi dia tepis. "Aku lelah. Aku mau pulang." ujar Anna pelan lalu berbalik untuk berjalan ke arah Lift yang tadi dia naiki.

Aldi tak perduli dengan perkataan Anna, dia meraih tangan Anna dan dengan cepat dia mencium bibir Anna dengan lembut. "Maafkan Aku An, sungguh tadi itu bukan keinginannku untuk memeluk wanita lain di ruanganku." ujar Aldi menjelaskan ketika ciuman mereka terlepas. Anna masih diam tak bereaksi hingga pelukan hangat dan erat yang Aldi ciptakan menyadarkannya ke dunia nyata. Anna tak menjawab apapun, tapi kini dia terisak di dalam dekapan Aldi. "Maafkan Aku Ann, sungguh aku minta maaf." lirih Aldi sambil menyisir anak rambut Anna yang hitam dan panjang itu. Dan dengan perlahan Anna menganggukkan kepalanya. Pertanda jika dia sudah memaafkan Aldi.

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!