Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nembak part 2
Freya menarik napas dalam-dalam saat sudah didalam mobil milik Arvin. Gadis itu terlihat sangat gugup. Ia tidak sabar menanti hal itu.
"Vin, kita akan kemana sih?" tanya Freya sambil tersenyum.
"Kan sudah ku bilang tadi siang, itu rahasia. Aku yakin kamu akan menyukainya" kata Arvin dengan senyum yang misterius sambil menatap gadis disampingnya.
"Tapi jiwa-jiwa penasaran ku membludak Vin," rengek Freya dengan nada yang di buat manja. Arvin yang melihat itu mengelus rambut Freya dan sedikit tertawa. "Sabarlah, nanti kamu juga tahu kok," ucap Arvin sambil menyetir.
Freya merasa sedikit penasaran, namun ia tidak ingin menekan Arvin lagi. Gadis itu takut mood Arvin akan memburuk dan malah merusak momen yang seharusnya romantis. Ia hanya ingin menikmati malam ini dan melihat apa yang akan terjadi nanti.
Sepanjang perjalanan suasana tampak hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Arvin yang tampak fokus menyetir dan Freya yang sedang bergelut dengan pikirannya menebak nebak apa yang akan terjadi nanti. Ia yakin mulai besok statusnya akan bertambah, manajer sekaligus kekasih dari seorang aktor papan atas.
Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan, namun Freya mengernyitkan alisnya bingung karena tempat ini gelap dan sepi. Ia jadi curiga kepada Arvin. "Vin, ka-kamu gak salah tempat kan?" ucap Freya sedikit takut.
"Tidak kok, kita memang sudah sampe. Kamu gak usah takut, ada aku kok," ucap Arvin sambil tersenyum dan mengambil sesuatu di laci dashboard yang terdapat di mobil miliknya. Freya pun penasaran dengan apa yang dicari cowok disampingnya.
'Njir, kenapa tiba-tiba serem gini sih. Dia gak mungkin kan punya niat jahat sama gue,' batin Freya sambil menelan salivanya kasar.
"Aku mau kamu tutup mata dulu pake ini sebelum kita turun," ucap Arvin sambil memperlihatkan kain berwarna hitam didepannya.
"Kok harus tu-tutup ma-mata sih?" tanya Freya mulai was-was.
"Udah, kamu gak usah banyak," ucap Arvin lembut sambil menutup mata Freya menggunakan kain yang ia pegang tadi. Freya yang mendapat perlakuan itu semakin takut dan gugup. 'Sebenarnya dia mau bawa gue kemana. Kenapa mata gue di tutup coba. Mana tempatnya serem njir, bulu gue merinding lagi,' batin Freya.
Setelah menutup mata Freya, Arvin turun dan membuka pintu mobil sampingnya yang terdapat Freya. Pelan-pelan cowok itu menuntun Freya turun dan jalan. Freya yang takut jatuh memegang kuat tangan Arvin. "Tenang aja, kamu gak akan jatuh kok," ucap Arvin tertawa.
"Nah, sudah sampai. Aku tinggal bentar ya, jangan kemana-mana dan jangan buka penutup matanya sebelum aku kembali," ucap Arvin sambil melangkah pergi tanpa mendengar jawaban Freya.
Freya yang mendengar itu seketika panik. "Eh kamu mau kemana, jangan tinggalin donk. Masa gak boleh tutup mata," ucap Freya sambil tangannya maju dan mencoba meraba sesuatu.
"Vin? kamu dimana? Kamu beneran ninggalin aku disini, mana tempatnya gelap lagi hiks...hiks," ucap Freya sambil menangis. Gadis itu sangat ketakutan. Yang di pikirannya saat ini dia sendirian di tempat yang sunyi dan gelap gulita. Gadis itu berniat membuka tali pengikat yang menutup matanya. Namun suara Arvin menghentikan aksinya.
"Keras kepala banget sih, kan aku udah bilang jangan buka dulu. Aku gak lama kok," ucap Arvin sedikit kesal. Freya tidak menjawab perkataan cowok itu, ia meraba-raba tubuh Arvin dan memeluk cowok itu sambil mengeluarkan air mata.
"Hei, kamu kenapa?" tanya Arvin sambil menjauhkan badan Freya dari tubuhnya. Cowok itupun mulai melepas tali penutup Freya. "Kamu jangan lansung buka mata ya, kamu buka mata setelah hitungan ketiga," ucap Arvin.
"Satu, dua, tiga," ucap Arvin. Freya dengan pelan-pelan membuka matanya. Gadis itu mengerjap kan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Hal pertama yang ia lihat, tempat ini luar biasa. Jauh dari bayangannya tadi. Tempat ini cukup terang, dan indah. Terdapat berbagai lampu berwarna-warni yang berkedip-kedip mengelilingi beberapa pohon dan tanaman hias. Tempat ini seperti taman, namun sepi.
Arvin menuntun gadis itu untuk duduk di sebuah ayunan kayu yang ada ditempat itu.
"Wow, ini sangat indah," kata Freya takjub sambil matanya mengelilingi tempat ini.
"Aku senang kamu menyukainya," kata Arvin dengan senyum yang hangat. Tak lama kemudian petasan kembang api berbunyi. Freya menengadah ke atas dan melihat beberapa petasan itu yang berbunyi berkali-kali dengan pandangan kagum. Namun gadis itu heran kenapa hanya ada dirinya dan Arvin disini. Bukannya ini taman, dan biasanya kalo jam segini taman ramai.
"Vin, kok cuma kita berdua disini. Biasanya tempat seperti ini rame," tanya Freya penasaran.
"Aku sengaja membuat tempat ini sepi khusus untuk kita berdua. Aku mau menghabiskan waktu bersamamu ditempat umum tanpa gangguan fans atau wartawan," ucap Arvin lembut. Sedangkan Freya, wajah gadis itu memerah mendengar ucapan Arvin.
Arvin kemudian menyuruh Freya menutup matanya lagi dan Freya merasa sedikit gugup akan hal itu, namun tetap melakukan apa yang diperintahkan idolanya itu.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Freya sambil menutup matanya.
Freya tidak tahu apa yang akan terjadi, mengapa Arvin menyuruhnya menutup mata lagi. Namun ia merasa sedikit penasaran, Ketika Arvin memasangkan sesuatu di lehernya.
"Apa ini?" tanya Freya dalam hati sambil membuka matanya. Ia melihat kalung perak dengan desain simple tapi sangat elegan terpasang di leher jenjangnya.
"Wow, ini cantik banget. Terima kasih Arvin," ucap Freya sambil tersenyum.
"Aku senang kamu menyukainya," kata Arvin dengan senyum yang hangat. "Kalung itu terlihat cantik karena dipakai oleh orang yang sangat cantik," ucap Arvin sambil memandang Freya dalam. 'Ya Allah, kuatkan lah jantung hambamu dalam menghadapi sikap manisnya Arvin,' batin Freya.
Mereka berdua diam sambil menikmati indahnya malam ini. Namun Freya merasa sedikit kecewa karena Arvin belum juga menembaknya.
'Kok belum ditembak sih, udah dua jam kita disini' gerutu Freya dalam hati dengan wajah sedikit kesal. Namun ia segera merubah ekspresi wajahnya sebelum Arvin melihatnya. Ia tidak ingin merusak momen ini. Ia ingin menikmati malam ini dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah Arvin akan menembaknya nanti atau malah justru pulang. Sepertinya gadis itu tidak mau berharap lagi.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Arvin sambil menatap Freya. Ia menangkap wajah gelisah milik gadis itu.
"Tidak papa kok, aku cuma pikir malam semakin larut. Dan angin malam juga gak terlalu baik buat kesehatan," ucap Freya.
"Yasudah, kalo gitu ayo kita pulang," ucap Arvin dan berdiri meninggalkan dirinya. Freya melongo melihat itu. "Dia kenapa? apa dia tersinggung dengan ucapan gue? Apa dia sebenarnya masih mau disini. Gue cuma bermaksud kasih dia kode supaya nembak gue secepatnya sebelum terlalu larut. Kenapa jadi gini sih," ucap Freya pada dirinya sendiri melihat punggung belakang Arvin yang semakin jauh. Gadis itupun menyusul Arvin.
Dari kejauhan seseorang sedang memantau mereka dengan perasaan kesal. 'Harusnya gue diposisi itu. Harusnya kalung itu milik gue' batin orang itu sambil mengepalkan kedua tangannya
kamu harus hati-hati Freya, karena banyak yang tidak suka !
hati -hati Freya !!
sekarang malah mau jadi manager artis idolanya
Betul -betul sambil menyelam minum air tuh anak....pede abis