NovelToon NovelToon
CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

Status: tamat
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pembantu / Pernikahan rahasia / Tamat
Popularitas:341.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: uutami

Sean, seorang Casanova yang mencintai kebebasan. Sean memiliki standar tinggi untuk setiap wanita yang ditidurinya. Namun, ia harus terikat pernikahan untuk sebuah warisan dari orang tuanya. Nanda Ayunda seorang gadis yatim piatu, berkulit hitam manis, dan menutup tubuhnya dengan jilbab, terpaksa menyanggupi tuntutan Sean karena ulah licik dari sang Casanova.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17

"Apa ini, Mal?"

Hening. Tak ada jawaban. Nanda diam saja, tak merasa lelaki yang baru saja datang itu tengah bicara padanya.

"Malika!"

Nanda masih bergeming, membelakangi lelaki itu. Sean berdecak kesal, lalu berjalan mendekati gadis berkulit sawo matang yang masih mengaduk sayur lodeh. Ia mencolek bahu Nanda.

"Lima puluh ribu."

"Apa?" Sean kaget.

Nanda menoleh, menatap Sean yang terlihat terkejut sekaligus bingung.

"Jangan pegang-pegang! Tubuhku berharga, tidak seperti pacar-pacarmu itu."

Sean terkekeh.

Nanda menunjuk bahunya. "Lima puluh ribu."

Lalu menunjuk kepalanya. "Seratus."

Kemudian menunjuk telapak tangannya. "Dua puluh lima."

Sean semakin tertawa.

"Mana lima puluh ribu!" Nanda tetap cuek dengan tawa mengejek Sean, menengadahkan tangannya. "Kalau tidak memberiku lima puluh ribu, dua kali jatah makanmu hilang!"

"Kau lupa kalau kau tinggal di rumahku? Aku bisa saja menarik uang sewa!" geram Sean, mengetuk-ngetuk dahi Nanda dengan telunjuknya.

"Dua ratus lima puluh!" Nanda menghindar. "Mengenai tempat tinggal, kita sudah membahasnya di surat perjanjian itu. Mana!? Dua ratus lima puluh ribu!"

Mata mereka saling menantang.

"Mau makan tidak?"

Sean berdecak. "Dasar wanita mata duitan!"

Namun, tetap saja ia merogoh dompetnya dan mengeluarkan uang.

"Ini!" ucapnya, meletakkan dengan kasar di tangan Nanda.

"Tambah dua puluh lima!"

"Apa?"

"Kau tadi menyentuh telapak tanganku!"

"Pemerasan!"

Nanda tersenyum senang menerima uang dari Sean, meskipun wajah kesal lelaki itu jelas terlihat. Ia kembali berbalik dan meneruskan mengaduk sayur lodehnya.

"Apa ini yang di meja?"

"Yang bulat itu onde-onde, yang agak lonjong mocil, kalau yang hijau atasnya putih itu putu ayu," jawab Nanda tanpa menoleh dari kompor.

"Emang kamu tahu yang aku tanyain?" Sean mencibir sambil duduk di kursi.

"Cemilan yang di meja, kan?"

"Bukan!" sahut Sean, mengambil satu onde-onde mini dan memasukkannya ke mulut.

Nanda mengernyit. Merasa tak ada yang lain di meja, ia akhirnya menoleh.

"Jadi?"

Sean menunjuk satu piring berisi beberapa daging yang dibungkus daun lotus.

"Oohh, itu." Nanda sendiri bingung menyebutnya apa. Ia hanya asal mengolah makanan itu begitu terlintas di kepala.

"Icip aja," ujarnya santai.

Sean menggeser piring jajanan pasar dan menarik piring berisi daging bungkus selada air yang diikat dengan semacam daun tipis dan panjang lainnya.

"Bagaimana cara makannya?"

"Ya tinggal makan aja," sahut Nanda, mematikan kompor dan memindahkan sayur lodehnya ke dalam mangkuk. Ia lalu dengan hati-hati menghidangkannya di meja.

"Nah, sudah matang."

"Masak lodeh?"

Nanda mengangguk. "Mau makan sekarang?"

"Aku belum mandi."

Ia mengambil daging yang dibungkus, tetapi tangannya langsung kena timpuk sendok sayur.

"Aww!" Sean mengusap punggung tangannya dan menatap Nanda dengan protes.

"Mandi dulu!"

Walau hatinya kesal, Sean tetap beranjak dari duduknya.

"Bukannya aku menurut, ini karena badanku sudah lengket!" serunya sebelum berlalu.

"Makanya habis pulang kerja itu mandi! Bukannya malah mampir dulu ke dapur!" omel Nanda.

"Masih ngajar renang?"

Suara Sean tiba-tiba menyapa saat Nanda tengah menonton TV di ruang santai dekat kolam renang.

"Masih," jawabnya tanpa mengalihkan pandangan.

"Geser!" perintah Sean, mengibaskan bantal sofa ke lengan Nanda. Ia tidak mau kehilangan lima puluh ribu lagi hanya karena tak sengaja menyentuh gadis itu.

Nanda bergeser, memberi ruang. Sean menjadikan bantal sofa sebagai penyekat di antara mereka.

"Hari ini ngajar?"

"Enggak, hari ini libur."

"Jadi, kenapa pulang sama orang itu?"

Nanda menoleh.

"Kamu tidak membawanya ke rumah ini, kan?" Sean menyipit curiga.

"Aku membawanya ke panti. Aku masih ingat kok soal perjanjian kita."

"Kamu bawa dia ke panti?"

Nanda mengangguk. "Kalau lagi nggak ada jadwal renang, aku bantu-bantu Bu Zara bikin jajanan pasar buat dijual."

Sean mengangguk dan kembali melihat TV. Hening.

Rasa tidak nyaman menyelimuti Nanda. Duduk berdampingan dengan seorang casanova? Siapa yang bisa tenang?

"Mal!"

Nanda tetap diam.

"Malika!"

Sean menoleh pada wanita berjilbab bergo hitam di sampingnya. Ia hendak menjitak kepala Nanda, tapi teringat uang yang bisa melayang hanya karena menyentuhnya. Akhirnya, ia menggunakan bantal sofa sebagai alat pemukul.

"Malika!"

"Aaaw!" Nanda menatapnya dengan kesal.

"Apa sih, Kak?"

"Di panggil juga bukannya nyautin!"

"Emang Kakak ada manggil?"

"Ada!"

"Kapan?"

Sean nyengir. "Ma-li-ka!"

"Hiiih, emang itu namaku!?"

"Iya, itu namamu sekarang. Ma-li-ka! Kedelai hitam..." Sean terkekeh-kekeh.

Nanda memutar mata malas, lalu menarik satu bantal sofa dan memukulkan ke pria menyebalkan itu.

"Balasan yang tadi," ujarnya puas.

"Nggak bertenaga! Cuma bikin geli," ejek Sean.

Nanda kembali memukulnya. Sean justru makin terkekeh.

Tiba-tiba, Sean menangkap kedua tangan Nanda hingga mereka duduk berhadapan.

"Lima puluh ribu," ujarnya dengan senyum jahil.

Nanda tersentak dan melotot.

"Kak!"

"Coba lepaskan diri dari cengkramanku! Nanti aku tambah dua ratus kalau bisa," tantang Sean.

Nanda mencoba meloloskan diri. Sean tetap kokoh.

"Apa? Kamu pikir lirikan matamu bisa merobohkanku?" ejeknya.

Nanda mencondongkan tubuh ke depan. Dengan gerakan cepat, ia menggigit lengan Sean.

"Aaaaa!"

Sean berteriak kesakitan. Tangan Nanda lepas satu, lalu ia menampar kepala Sean.

"Aaaw!"

"Kamu!" Sean menatapnya sengit.

"Dua ratus lima puluh!" Nanda nyengir menang.

Tanpa diduga, Sean menerjangnya hingga tubuh Nanda terjatuh di atas sofa.

"Kakak curang!"

"Enak saja kau gigit aku! Kamu pikir nggak sakit apa?"

"Kakak yang mulai!"

"Kamu yang mukul duluan."

"Lepas, Kak!"

"Enak saja! Gigit balas gigit!"

"Apa!?" pekik Nanda ketakutan.

Wajah Sean semakin condong ke arahnya.

"Iya, iya!"

"Iya apa?"

"Iya Kak Sean yang ganteng."

"Apa?"

"Kak Sean yang ganteng dan baik."

"Enggak dengar!"

"Kak Sean yang ganteng dan baik!"

Merasa menang, Sean melepaskan Nanda sambil tertawa puas.

Nanda yang masih kesal mengangkat tangannya hendak memukul, tetapi tak jadi karena Sean sudah menoleh.

"Apa?" Sean mendelik.

Nanda mencebik, menahan dongkol di hati.

"Kamu masih menerima murid les renang?"

"Kenapa?" ketus Nanda.

"Ada satu yang mau les private."

"Siapa?"

Sean menarik sudut bibirnya. "Aku!"

Mata Nanda langsung membola.

1
Sri Rahayu
ya harus tahan Sean....emang kamu mau kl Nanda pendarahan lg 🤪🤪🤪
Sri Rahayu
berarti bener Nanda hamidun karena tingkahnya yg aneh hobi membaui badan suaminya 🤩🤩🤩
Asyatun 1
keren thoor
Sri Rahayu
jangan2 Nanda hamidun kok tanda2nya seperti org lg hamil....itu ibu2 yg mengawasi Nanda mungkinkah mama kandung Nanda 😇😇😇....
Sri Rahayu
yaudah lah nurut ma suami mu kenapa sih Nanda ....Sean uda sayang ma kamu, skrg ga macam2 lg kamu ngikuti aja apa yg Sean mau 😍😍😍
Nurul Khomariyah
ya padal baru aja bahagia Thor up lg dung,tetep semangat thor
Yessi Kalila
yaahh..... selesai deh ..padahal masih suka banget sama romantis dan bucinnya pak Sean...
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
Yessi Kalila
Alhamdulillah...
Uthie
Yaaa... padahal masih pengen tetep baca keseruan para laki2 kocak itu setelah kehadiran anak2 Sean sekaligus cucu-cucu para Opa-opa keren 👍🤩🤩🤗
azalea_lea
lanjuut Thor ... 🙏🙏🤭
Arin
/Heart/
Dartihuti
Gak pk bonchap Thour...ya ya😊🥰
Uthie
Wahhh.. triplets mo lahir 👍🤗
Nur Adam
lnjut
nhadian
serius nangis thor baca part nya Rendra Resda
😭😭😭
kalea rizuky
efek gonta ganti pasangan akhirnya kena batunya si Rendra lo g gt ttep aja takabur dia
kalea rizuky
sakit apa sih
kalea rizuky
kpokk kau rendra
Sutrisni Sumi
Ma-li-ka
kedelai hitam 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!